Oleh :
A. WIKA FEBRIYANTI
NIT : 21.3.05.109
Oleh:
A. WIKA FEBRIYANTI
NIT : 21.3.05.109
Judul : Teknik Pemijahan Secara Alami Ikan Koi (Cyprinus rubrofuscus) di UPT
Balai Benih Ikan (BBI) Rappoa, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Nama : A. Wika Febriyanti
NIT : 21.3.05.109
Prodi : Teknik Budidaya Perikanan (A)
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui oleh
Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang
telah memberikan limpahan nikmat dan berkat rahmat-Nya lah sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan PKL I yang bertempat di UPT Balai Benih Ikan (BBI)
Rappoa yang dapat diselesaikan dengan target waktu dan peyelesaian yang telah
direncanakan. Proses persiapan, pelaksanaa, dan penyusunan laporan ini telah
melibatkan kontribusi pemikiran dan saran konstruksif banyak pihak. Atas dedikasi
tersebut, pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa hormat dan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone Ibu Dra. Ani Leilani, M.Si
atas izin pelaksanaan PKL I di UPT Balai Benih Ikan (BBI) Rappoa, Kabupaten
Bantaeng, Sulawesi Selatan.
2. Ibu Yunarti, S, Pi, M, Si. Selaku ketua Program Studi Teknik Budidaya
Perikanan.
3. Ibu Budiyati, A.Pi., M,Si selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan
serta kritik dalam proses penyusunan Laporan PKL I.
4. Ibu Diana Putri Renitasari, S.Pi.M.P selaku pembimbing II yang telah
memberikan koreksi dan saran pada penyusunan Laporan PKL I.
5. Ibu Marwah, SP selaku kepala UPT BBI Rappoa, Kec. Pajukukang,
Kab.Bantaeng, Sulawesi Selatan.
6. Pak Edyatma, S.Pi selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan
bimbingan selama magang di UPT Balai Benih Ikan (BBI) Rappoa, Kecamatan
Pa’jujukang, Kecamatan Bantaeng, Sulawesi Selatan.
7. Terima kasih untuk bapak/ibu teknisi lapangan atas ilmu terapan yang
diberikan kepada kami selama melaksanakan praktek.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kemajuan di sektor
Kelautan dan Perikanan.
A. Wika Febriyanti
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sarana, Prasarana Alat yang digunakan pada proses pemijahan ............... 3
2. Sarana, Prasarana Bahan yang digunakan pada proses pemijahan ........... 3
3. Fasilitas yang dimilki BBI Rappoa ............................................................... 7
4. Pembagian tugas UPT Balai Benih Ikan Rappoa ....................................... 9
5. Ciri-ciri induk koi matang gonad .................................................................. 16
6. Perbedaan jantan dan betina ........................................................................ 17
7. Hasil Kisaran pengukuran kualitas air wadah pemeliharaan larva ............... 20
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Prosedur kerja pemijahan ikan koi ............................................................... 4
2. Sketsa peta BBI Rappoa .............................................................................. 6
3. Lokasi PKL .................................................................................................. 7
4. Struktur organisasi ....................................................................................... 8
5. Ikan Koi (Cyprinus rubrofuscus) ................................................................... 11
5. Ikan koi kohaku ........................................................................................... 12
6. Ikan koi taisho sanshoku ............................................................................. 12
7. Ikan koi benigoi ............................................................................................ 13
8. (a) Induk betina, (b) Induk Jantan ................................................................ 16
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Perhitungan parameter yang diamati dalam kegiatan pemijahan ikan koi .. 24
2. Alat dan Bahan .......................................................................................... 25
3. Kegiatan Teknis ......................................................................................... 26
4. Jurnal Kegiatan .......................................................................................... 28
vi
I. PENDAHULUAN
1
menstimulasi ikan Koi menggunakan hormon-hormon tertentu untuk memicu
proses pemijahan (Setiawan, 2021).
Berdasarkan pertimbangan tersebut, penulis telah melaksanakan kegiatan
dan membuat laporan mengenai Teknik pemijahan ikan koi di Balai Benih Ikan
(BBI) Rappoa. Lokasi ini dipilih karena memiliki fasilitas lengkap yang menambah
pengetahuan dan wawasan sehingga nantinya dapat dikembangkan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapang I yaitu yang
dilakukan di UPT BBI RAPPOA sebagai berikut:
1. Melaksanakan tahapan pemijahan ikan koi di UPT Balai Benih Ikan (BBI)
Rappoa Perikanan Budidaya Air Tawar Kabupaten Bantaeng Sulawesi
Selatan.
2. Mengidentifikasi permasalahan dalam tahapan pada pemijahan ikan koi.
2
II. METODE PRAKTIK
Seleksi induk
Pemberian pakan
4
2.3.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui perantara atau secara tidak
langsung berupa buku, jurnal, serta arsip – arsip. Data sekunder diperoleh dengan
metode studi pustaka atau literatur yaitu membandingkan data yang diperoleh
dengan literatur. Data sekunder yang akan diambil pada kegiatan pemijahan ikan
koi meliputi: Data umum lokasi (Sejarah tempat PKL, struktur organisasi, letak
Lokasi PKL, sarana dan prasarana), data sebelumnya dan data – data lain yang
mendukung PKL ini.
5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
8
Tabel 4. Pembagian tugas (UPT) Balai Benih Ikan Rappoa
NO. NAMA JABATAN KETERANGAN
1. Marwah S.P Pegawai tetap Kepala UPT Balai Benih Ikan
(BBI)
2. Syamsinar,A.MdPi Pegawai tetap Kasubag Tata Usaha
3. M. Bakri Pegawai Tetap Penanggung Jawab Pembenihan
4. Edyatma, S.Pi Tenaga Kontrak Petugas Teknis Produksi dan
Distribusi Benih
5. Indiarti, S. Pi Tenaga Kontrak Petugas Teknis Manajemen
Pakan
6. Eliyana Tenaga Kontrak Petugas Teknis Pemijahan
Nurhasana, S, Pi
7. Nur Fahmi Ashari Tenaga Kontrak Petugas Teknis perawatan larva/
benih
8. Halija, S.Pi Tenaga Kontrak Petugas Teknis Persiapan Kolam
dan Seleksi Induk
9. Suphandi, S.Sos Tenaga Kontrak Petugas Teknisi Produksi dan
Distribusi benih
10. Muhajir Tenaga Kerja Petugas Teknisi Manajemen
Kualitas Air
11. Abd. Haris Tenaga Kontrak Petugas Penjaga Malam
12. Amiruddin Tenaga Kontrak Petugas Kebersihan
13. Mahdi Tenaga Kontrak Petugas Penjaga Pintu Air Masuk
dari Sungai
9
Ikan koi (Cyprinus rubrofuscus) menjadi salah satu komoditas unggulan dan
ekonomis penting karena harganya cukup tinggi dan menguntungkan dalam bisnis
akuakultur baik untuk pasar domestik maupun pasar internasional. Menurut data
Kementerian Kelautan dan Perikanan (2019), menunjukkan bahwa nilai ekspor
Ikan Koi tahun 2014 mencapai 392.372,340 juta, nilai ekspor Ikan Koi lebih besar
di bandingkan dengan nilai ekspor Ikan komet sebesar 82,112.290 juta. Kemudian
untuk total rumah Budidaya Ikan Hias Indonesia Ikan Koi menempati posisi
terbanyak dengan 26,29 % dibandingkan Ikan Guppy 2,14 %. Ikan Koi (Cyprinus
rubrofuscus) merupakan salah satu komoditas Ikan hias air tawar yang memiliki
nilai ekonomi dan peminat yang sangat tinggi. Hal ini menjadi dorongan para
pembudidaya untuk meningkatkan usaha budidaya Ikan Koi (Susanto, 2002).
13
Menurit (Bachtiar,2002). Frekuensi pemberian pakan untuk ikan koi adalah
tiga kali sehari dengan interval waktu pagi,siang dan sore. Jenis makanan ikan
dapat dibedakan menjadi tiga macam golongan, yaitu herbivora, karnivora dan
omnivora. Jenis omnivora pada ikan ada yang bersifat omnivora cenderung
karnivora dan omnivora cenderung herbivora. Ikan koi termasuk jenis omnivora
yang cenderung herbivora karena memiliki pencernaan yang lebih mirip dengan
herbivora sehingga ikan koi lebih dapat menyerap pakan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Keuntungan sebagai ikan omnivore adalah muda menerima
pakan tambahan atau pakan buatan sewaktu masih benih atau setelah dewasa.
Makanan memegang peranan yang cukup penting bagi pertumbuhan benih
ikan koi. Makanan yang baik adalah makanan yang mengandung unsur-unsur
yang dibutuhkan oleh benih ikan mas koi. Makanan ikan koi biasanya mengandung
unsur stimulasi pertumbuhan dan stimulasi pencerah warna (color enhancer).
Karena wadah ikan koi biasanya memerlukan kejernihan air, dan hindari memberi
makanan yang berlebihan sehingga membuat keruh air pada wadah/kolam ikan
koi.
Ikan koi memiliki peranan penting dalam pemeliharaan dan budidaya ikan.
Ikan koi adalah ikan omnivora yang memakan berbagai jenis makanan nabati dan
hewani. Selama kegiatan reproduksi, makanan dengan kandungan nutrisi tinggi
dapat membantu mendukung proses pemijahan dan reproduksi yang sukses.
Selama dikakaban, pemberian makanan harus dikurangi atau dihentikan untuk
menghindari masalah kesehatan pada ikan. Dengan memahami kebutuhan
makanan dan kebiasaan makan ikan koi, pemeliharaan ikan koi dapat dilakukan
dengan baik dan memastikan kesehatan serta keberhasilan reproduksi ikan koi.
15
lepas, ekor gripis, dan luka bercak hitam (Pricila et al. 2017). Pengendalian yang
dilakukan untuk menangani parasit yaitu dengan melepaskan parasit dari inang
dengan menggunakan pinset (Nur, 2019). Setelah itu, dilakukan penanganan
secara oral (dicampur dengan pakan) menggunakan “Kutu Killer” sebanyak 1 ml
untuk 1 kg pakan yang dicampur dengan air sebanyak 250 ml. Kutu Killer dapat
berfungsi untuk mengatasi kutu jangkar maupun kutu bulat.
c. Seleksi Induk
Kegiatan sampling seleksi induk matang gonad dapat dilakukan dengan
observasi secara langsung salah satunya melalui lubang urogenital induk jantan
(Gambar 10. a) dan lubang urogenital induk betina (Gmabr 11. a). Adapun ciri-ciri
induk matang gonad (Papilon dan Efendi, 2017) lainnya dapat dilihat pada tabel 5.
(a) (b)
Gambar 10. Seleksi induk matang gonad : (a) Induk betina, (b) Induk Jantan
3.3.2 Pemijahan
a. Persiapan Wadah Pemijahan
Kolam pemijahan yang terdapat di BBI Rappoa berupa kolam beton sebanyak
empat unit. Sebelum dilakukan proses pemijahan diperlukan persiapan wadah
pemijahan. Pencucian wadah pemijahan yang berukuran 4 x 2 m dilakukan
langsung setelah pemindahan larva kekolam pemeliharaan tahap lanjut. Proses ini
dimulai dengan penyurutan air kolam sebanyak 70%, lalu menggosok sisa lumut
yang terdapat di dinding kolam menggunakan waring dan di dasar kolam
menggunakan serokan air. Setelah itu, kolam pemijahan yang sudah dibersihkan
akan dikeringkan selama 1 - 2 hari.
Media substrat yang digunakan sebagai tempat untuk menempelkan telur
ikan berupa kakaban yang telah dicuci dan dijemur. Jumlah kakaban yang
17
digunakan sebanyak 5 kakaban setiap kolam dan memiliki panjang 120-130 cm,
lebar 17-18 cm setiap sisi. Penebaran substrat dilakukan secara merata pada
permukaan kolam pemijahan dan diberi pemberat agar susbtrat tidak melayang.
Sanitasi wadah harus dilakukan dengan baik agar tidak terdapat hama yang dapat
membahayakan larva yang baru menetas.
18
digunakan. Kriteria larva yang baik untuk ditebar adalah tidak cacat dan dapat
berenang dengan baik. Benih yang akan ditebar ke kolam pemeliharaan larva
diawali proses aklimatisasi terlebih dahulu selama 3 - 5 menit agar larva tidak
terkejut dan tidak mengalami stres akibat dari perbedaan suhu yang fluktuatif
(Faisyal et al., 2016). Ukuran larva ikan koi yang berumur 0-3 hari saat ditebar
rata-rata berukuran 0,5 cm. Masalah yang biasanya terjadi pada penebaran larva
adalah proses aklimatisasi belum berlangsung secara baik sehingga larva
mengalami kematian karena tidak mampu beradaptasi.
b. Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan air yang dilakukan pada wadah pemeliharaan larva di yaitu
menggunakan sistem air mengalir (flow through). Sistem air mengalir merupakan
sistem pengelolaan air dengan cara selalu adanya air masuk dan air keluar
sepanjang waktu dengan debit air yang sedikit. Sistem air mengalir yang konstan
sepanjang waktu dapat meningkatkan kandungan oksigen di dalam kolam.
Pengukuran kualitas air dilakukan setiap satu kali dalam seminggu. Parameter
yang digunakan adalah pH dan suhu.
Hasil pengukuran pH berkisar antara 7,5 hingga 9,1. Baku mutu yang telah
ditetapkan untuk pH berada dalam rentang 6,5 hingga 9. Berdasarkan data
tersebut, kisaran pengukuran pH pada wadah pemeliharaan larva berada dalam
rentang baku mutu yang ditetapkan. Oleh karena itu, dari segi pH, kualitas air
dapat dianggap baik karena memenuhi standar baku mutu. Sedangkan hasil
pengukuran suhu berkisar antara 25 hingga 31 derajat Celsius. Baku mutu untuk
suhu berada dalam rentang 23 hingga 30 derajat Celsius. Berdasarkan data
tersebut, kisaran pengukuran suhu pada wadah pemeliharaan larva juga berada
dalam rentang baku mutu yang ditetapkan. Dengan demikian, dari segi suhu,
kualitas air juga dapat dianggap baik karena memenuhi standar baku mutu.
Kualitas air pada wadah pemeliharaan larva dianggap baik karena kedua
parameter, yaitu pH dan suhu, berada dalam rentang baku mutu yang telah
ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan pemeliharaan larva telah dijaga
dengan baik, sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan kesehatan larva ikan
dengan optimal. Tetap memantau kualitas air secara teratur dan mematuhi standar
baku mutu yang ditetapkan akan menjadi langkah penting dalam menjaga kualitas
lingkungan pemeliharaan yang baik dan sukses dalam usaha pemeliharaan larva
ikan (lush dan Hinton, 2017). Hasil kisaran pengukuran kualitas air pada wadah
pemeliharaan larva dapat dilihat pada Tabel 7.
19
Tabel 7. Data hasil kisaran pengukuran kualitas air wadah pemeliharaan larva
Parameter Hasil Pengukuran
pH 7,5-9,1
Suhu (°C) 25-31
20
IV. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil praktik kerja lapang (PKL) I yang telah dilaksanakan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam tahapan kegiatan pemijahan ikan koi (Cyprinus rubrofuscus)
meliputi persiapan pemelihraan induk, seleksi induk, penetasan telur dan
perawatan larva.
2. Pelaksanaan tahapan pemijahan ikan koi, seringkali terdapat beberapa
permasalahan yang timbul. Beberapa permasalahan yang umum dihadapi
meliputi kesulitan dalam mencapai kondisi air yang optimal, masalah
dengan kualitas pakan yang diberikan, serta kesulitan dalam
mengendalikan lingkungan agar sesuai dengan kebutuhan ikan koi
selama pemijahan.
4.2 Saran
Setelah melakukan kegiatan PKL I, penulis memberikan saran yang dapat
diberikan selama melakukan praktik kerja lapang di UPT Balai Benih Ikan Rappoa
(BBI) Rappoa. Kabupaten Bantaen adalah dalam teknik pemijahan ikan koi
(Cyprinus rubrofuscus) perlu adanya kelengkapan, seperti peralatan laboratorium
dan diharapkan untuk BBI Rappoa ini tetap menjalin antar silaturahim maupun
kerja sama dengan instalasi kedepannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Al Ishaqi, A. M., & Sari, P. D. W. 2019. Pemijahan Ikan Koi (Cyprinus Rurofuscus)
dengan Metode Semi Buatan: Pengamatan Nilai Fekunditas, Derajat
Pembuahan Telur dan Daya Tetas Telur (The Spawning of Koi (Cyprinus
Rurofuscus) using Semi-Artificial Method: The Observation of Fecundity,
Fertilization Rate and Hatching Rate). Jurnal Perikanan dan Kelautan p–
ISSN, 2089, 3469.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1999. Produksi Benih Ikan Mas Cyprinus
carpio Strain Sinyonya Kelas Benih Sebar. SNI No. 6137-2011. Jakarta :
BSN.
Ismail, Khumaidi A. 2016. Teknik pembenihan Ikan Mas Cyprinus carpio L. di Balai
Benih Ikan (BBI) Tenggarang Bondowoso. Jurnal Ilmu Perikanan. 7(1):27-
37.
22
Pratama NA, Mukti AT. 2018. Pembesaran larva ikan gurami Osphronemus
gourami secara intensif di Sheva Fish Boyolali, Jawa Tengah. Journal of
Aquaculture and Fish Health. 7(3):102-110.
Ramadhan R, Sari LA. 2018. Teknik pembenihan ikan mas Cyprinus carpio secara
alami di Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Budidaya Air Tawar (UPT
PBAT) Umbulan, Pasuruan. Jurnal Perikanan dan Kesehatan Ikan. 7(3):
125-132.
Rizky TDA, Ezraneti R, Adhar S. 2015. Pengaruh media filter pada sistem
resirkulasi air untuk pemeliharaan ikan koi Cyprinus carpio L.. Acta
Aquatica. 2(2):97-100.
Rosiana L. Analisa kualitas air ikan koi Cyprinus carpio yang terindikasi KHV Koi
Herpes Virus pada kolam pemeliharaan di desa kemloko, kecamatan
nglegok, kabupaten Blitar, Jawa Timur [skripsi]. Malang : Universitas
Brawijaya.
23
LAMPIRAN
24
B. Alat dan Bahan
Timbangan Kababan
Styrofoam Waring
Kolam Sikat
Baskom Pellet
25
Pengisian Air Ikan Koi
Karung
C. Kegiatan Teknis
26
Pembersihan hapa Proses packing benih ikan
27
D. Jurnal Kegiatan
28
29
30
31
32