Oleh:
2021
PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK EM-4 (Effective Mikroorganisme-4)
DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
IKAN BANDENG (Chanos chanos) DI POKDAKAN CAHAYA MENTARI,
KELURAHAN PEGAMBIRAN, KOTA CIREBON
Oleh:
NRP. 55196212841
JAKARTA
2021
PROPOSAL PRAKTIK AKHIR
NRP : 55196212841
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
…………………………… ……………………………
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
……………………………… ………………………………
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Praktik
Akhir untuk Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) yang berjudul “Pengaruh Penambahan
Probiotik EM-4 (Effective Microorganisme-4) Terhadap Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos) Di Pokdakan Cahaya
Mentari, Kelurahan Pegambiran, Kota Cirebon”. Proposal ini disusun dan diajukan
sebagai salah satu syarat untuk melakukan praktik akhir pada Program Studi
Penyuluhan Perikanan, Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Proposal Praktik Akhir ini menjadi acuan penulis dalam melakukan praktik akhir.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna
perbaikan proposal ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... II
DAFTAR ISI................................................................................................................................ III
DAFTAR TABEL......................................................................................................................... IV
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................... V
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................. VI
BAB I........................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Pendekatan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Kerangka Pikir............................................................................................................... 2
1.4 Tujuan........................................................................................................................... 4
1.5 Manfaat......................................................................................................................... 5
BAB II.......................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................. 6
2.1 Ikan Bandeng (Chanos chanos)....................................................................................6
2.1.1 Klasifikasi Ikan Bandeng........................................................................................6
2.1.2 Morfologi Ikan Bandeng..........................................................................................7
2.2 Pakan Ikan.................................................................................................................... 8
2.2.1 Jenis-jenis Pakan Ikan............................................................................................8
2.2.2 Fungsi Pakan......................................................................................................... 9
2.3 Probiotik...................................................................................................................... 11
2.2.1 Probiotik EM-4......................................................................................................11
2.2.2 Fungsi Probiotik EM-4..........................................................................................12
BAB III....................................................................................................................................... 13
METODE................................................................................................................................... 13
3.1 Lokasi dan Waktu........................................................................................................13
3.1.1 Lokasi Penelitian..................................................................................................13
3.1.2 Waktu Penelitian..................................................................................................13
3.2 Desain percobaan.......................................................................................................13
3.3 Prosedur Penelitian.....................................................................................................14
3.4 Parameter yang Dihitung dan Cara Pengukuran.........................................................14
3.5 Pengolahan dan Analisis Data.....................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ XVII
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Ikan Bandeng (Chanos chanos) adalah salah satu komoditas ikan konsumsi
yang diminati oleh masyarakat Indonesia. Selain rasanya yang enak ikan bandeng
juga memiliki kandungan gizi yang penting bagi tubuh manusia, seperti vitamin A,
lemak dan kalsium. Ikan bandeng yang di kenal sebagai ikan yang hidup di
perairan payau ini biasa dijadikan sebagai komoditas budidaya unggulan di
beberapa daerah seperti di Brebes dan Cirebon. Budidaya ikan bandeng saat ini
sudah mengalami banyak kemajuan, dari mulai budidaya secara tradisional hingga
budidaya secara intensif. Ikan bandeng merupakan komoditas perikanan yang
relatif mudah dibudidayakan dan teknologinya telah mapan di masyarakat, memiliki
nilai pilihan konsumen yang tinggi, serta tahan terhadap perubahan lingkungan
yang ekstra (Sudradjat et al., 2011) dalam Andriyanto, 2013).Ikan bandeng dapat
digolongkan menjadi ikan pemakan segala (omnivora), di habitat aslinya ikan
bandeng memiliki kebiasaan mengambil makanan dari lapisan atas dasar laut,
berupa tumbuhan mikroskopis, yang strukturnya sama dengan klekap yang ada di
tambak (Rahayu, 2016).
Dalam budidaya ikan pakan merupakan salah satu unsur penting yang
menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan budidaya dan yang
menghabiskan sekitar 60-70% dari total biaya produksi yang dikeluarkan (Sahwan,
2004).Pembudidaya ikan seringkali mengeluh akan tingginya harga pakan yang
mereka gunakan, sehingga secara perhitungan ekonomi selisih antara biaya
operasional dengan harga jual ikan sudah tidak memadai lagi, mengakibatkan
keuntungan yang diterima sangat tipis. Fenomena lainnya yang terjadi juga
pertumbuhan ikan yang terbilang lambat, padahal secara teknis pemberian pakan
sudah di sesuaikan dengan kebutuhan ikan.
Agar pakan ikan bekerja secara maksimal dan menghasilkan laju pertumbuhan
ikan yang tinggi perlu suatu asupan yang tercampur dalam pakan. Salah satu
alternatif yang dapat dilakukan adalah penambahan probiotik dalam pakan. Hal
tersebut dimaksudkan untuk meningkatan daya cerna ikan terhadap pakan dengan
meningkatkan enzim pencernaan yang dapat meng-hidrolisis protein menjadi
senyawa lebih sederhana sehingga mudah diserap dan digunakan sebagai deposit
untuk pertumbuhan (Lumbanbatu, 2018)
Probiotik adalah suatu produk yang mengandung mikroorganisme hidup dan
non patogen, yang diberikan pada organisme untuk memperbaiki pertumbuhan,
efisiensi/konversi pakan dan kesehatan organisme. Probiotik yang digunakan
adalah EM4 (Effective Microorganisme) berupa cairan berwarna kecokelatan dan
berbau manis asam (segar) (Lumbanbatu, 2018). Pemberian probiotik dalam pakan
dimaksudkan untuk meningkatkan daya cerna ikan terhadap pakan dengan
meningkatkan enzim pencernaan yang dapat menghidrolisis protein menjadi
senyawa lebih sederhana sehingga mudah diserap dan digunakan sebagai deposit
untuk pertumbuhan. Irianto & Austin, (2003), menyatakan bahwa probiotik dapat
mengatur lingkungan mikroba pada usus, menghalangi mikroorganisme patogen
dalam usus dengan melepas enzim-enzim yang membantu proses pencernaan
makanan.
Macey & Coyne, (2005) menyatakan bahwa bakteri yang terkandung pada
probiotik dapat mengubah mikroekologi usus sedemikian rupa sehingga mikroba
yang menguntungkan dapat berkembang dengan baik. Selanjutnya enzim yang
dihasilkan oleh mikroba yang terdapat dalam probiotik yaitu enzim amilase,
protease, selulose serta lipase. Enzim tersebut menghidrolisis molekul kompleks
seperti karbohidrat, protein dan lemak menjadi molekul yang lebih sederhana
sehingga mempermudah proses pencernaan dan penyerapan nutrien dalam
saluran pencernaan ikan yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ikan
(Putra, 2010). Sebagai contoh, penambahan probiotik dengan dosis 8 ml dalam
pakan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan baung (Fajri et al., 2015).
Selanjutnya pemberian probiotik EM-4 yang mengandung lactobacillus sp pada
ikan gurami sebanyak 15 ml/kg pakan memberikan laju pertumbuhan harian
tertinggi sebesar 3,26% dan nilai rasio konversi pakan terbaik sebesar 1,33 bila
dibandingkan dengan perlakuan lainnya: 5 ml/kg, 10 ml/kg, dan 20 ml/kg.
(Abdullah, 2007)
Pemberian Pakan
Jamur
Bakteri
fermentasi
yang terdapat
mengubah dalam
senyawa
probiotik
kompleks
mampu
pakan
mempercepat
menjadi senyawa
proses yang
pencernaan
lebih sederhana
dan penyerapan nutrisi serta menghambat pertumbuhan bakte
Pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat dan pengunaan pakan menjadi lebih efektif.
1.4 Tujuan
A. Manfaat teoritis
B. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang banyak dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia, dikarenakan mempunyai rasa daging yang enak
dan harga yang terjangkau. Oleh karena itu, ikan bandeng mempunyai andil
yang cukup besar bagi peningkatan gizi masyarakat. Ikan bandeng merupakan
komoditas perikanan yang relatif mudah dibudidayakan dan teknologinya telah
mapan di masyarakat, memiliki nilai pilihan konsumen yang tinggi, serta tahan
terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim (Sudradjat et al., 2011).
Ikan Bandeng merupakan salah satu jenis ikan budidaya air payau
sehingga dapat ditemukan hidup di laut maupun perairan tawar. Memiliki
nama ilmiah Chanos chanos dan terdapat dalam famili chanidae dan
dikenal juga dengan nama milikfish. Klasifikasi dari ikan bandeng
menurutKurniawan, (2017)seperti dibawah ini:
Kingdom : Animali
Pilum : Chordata
Subpilum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Gonorynchiformes
Famili : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies : Chanos chanos
Ikan bandeng jantan dan betina sulit dibedakan baik secara morfologi,
ukuran, warna sisik, bentuk kepala dan lain–lainnya.Namun pada bagian
anal (lubang pelepasan) pada induk bandeng yang matang kelamin
menunjukkan bentuk anatomi yang berbeda (Purnomowati et al., 2007).
Untuk ikan bandeng jantan mempunyai 2 tonjolan kecil (papila) yang
terbuka di bagian luarnya yaitu selaput dubur luar dan lubang pelepasan
yang membuka pada bagian ujungnya. Di dalam alat genital jantan (vasa
deferentia), mulai dari testes menyatu dalam 2 – 10 mm dari lubang
pelepasan. Lubang kencing (urinari pore) melebar kearah saluran besar dari
sisi atas. Selain itu 2 tonjolan urogenital yang membuka kearah ventral anus
(Rusmiyati, 2012). Sedangkan untuk betina mempunyai 3 tonjolan kecil
(papila) yang terbuka di bagian anal. Satu lubang adalah lubang anus yang
sejajar dengan lubang genital pore sedangkan lubang satunya lagi yaitu
lubang posterior dari genital pore berada pada ujung urogenital apila. Dari
dua oviduct menyatu kearah saluran yang lebar yang merupakan saluran
telur dan saluran tersebut berakhir di genital pore (Rusmiyati, 2012).
Pakan adalah faktor tumbuh terpenting karena merupakan sumber energi yang
menjaga pertumbuhan serta perkembangbiakan (Wulandari, 2015). Nutrisi yang
terkandung dalam pakan harus benar-benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan
ikan tersebut. Kualitas dari pakan ini ditentukan oleh kandungan nutrisi yang
lengkap mencakup protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Pakan yang
diberikan untuk pakan ikan diharapkan mampu menghasilkan pertambahan bobot
rata-rata yang tinggi (gram), kadar protein tubuh tinggi, dan efisiensi pakan yang
tinggi (Rabegnatar & Tahapari, 2017). Berdasarkan tingkat kebutuhannya, pakan
buatan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) pakan tambahan, (2) pakan
suplemen, dan (3) pakan utama (Kurniati, 2013)
1. Pakan Utama
2. Pakan Tambahan
3. Pakan Alami
Pakan alami adalah pakan yang berasal dari alam dan mengandung
banyak protein dan vitamin sehinga sangat baik untuk pertumbuhan
ikan. Jenis pakan alami yang diberikan, seperti cacing sutra, keong,
plankton, kutu air atau mikroorganisme lainnya.
4. Pakan Buatan
Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dan diolah sesuai dengan
kebutuhan serta formulasi tertentu, baik secara nabati maupun hewani
tergantung pembuatnya. Pakan buatan bisanya dibuat oleh pabrik yang
dijual secara komersil maupun bisa membuat sendiri. Biasanya
pembuatan pakan buatan menggunakan bahan-bahan nabati, yaitu
dedak halus, tepug daun, tepung jagung, dan tepung kedelai.
Sedangkan bahan hewan menggunakan bahan-bahan, yaitu minyak
hati, minyak ikan, tepung darah, tepung ikan dan sebagainya.
Fungsi utama pakan pada ikan adalah untuk menghasilkan energi yang
digunakan untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan ikan. Pakan
tersebut bisa diperoleh dari pakan alami maupun pakan buatan. Secara
umum, ikan memanfaatkan protein sebagai sumber energi utama, oleh
karena itu, komponen utama yang harus tersedia saat membuat pakan
buatan adalah protein. Namun demikian, pakan tidak hanya berfungsi
sebagai penghasil energi, sehingga ketersediaan komponen lain dalam
pembuatan pakan ikan juga sangat penting. Beberapa fungsi penting pakan
untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan ikan. Menurut Supriatna,
(2016) ada empat fungsi pakan bagi ikan, yaitu:
Salah satu fungsi pakan bagi ikan adalah sebagai pembentuk warna
tubuh atau pigmen. Biasanya fungsi pakan tersebut terkandung dalam
pakan buatan dan dimanfaatkan dalam kegiatan budidaya ikan hias.
Pakan buatan yang digunakan untuk membentuk warna tubuh pada
ikan jika dilihat dari komponen bahan penyusunnya tidak beda jauh
dengan pakan buatan lainnya, hanya pada pakan buatan ditambahkan
pigmen atau penghasil warna.
Secara fisik pakan buatan yang diperkaya dengan pigmen mudah
dibedakan dengan pakan buatan biasa, karena pakan buatan yang
diperkaya dengan pigmen biasanya memiliki warna yang khas, merah
atau hijau. Selain itu, keterangan yang menyebutkan adanya tambahan
pigmen biasanya juga tertera pada kemasan. Ikan yang diberi pakan
dengan kandungan pigmen yang proporsional akan memiliki warna
tubuh yang lebih cemerlang dan tajam.
2.3 Probiotik
Istilah probiotik pertama kali diperkenalkan oleh Lilley dan Stillwell pada tahun
1965 yang mendefinisikan probiotik sebagai mikroba yang menstimulasi
pertumbuhan mikroba lainnya. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO)
dan World Health Organization (WHO) probiotik adalah mikroorganisme yang hidup
dalam tubuh host dengan jumlah yang memadai yang akan memberikan manfaat
kesehatan pada host (Hill et al., 2014). Mekanisme probiotik misalnya, memiliki
dampak pada mikrobiota usus atau meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
Probiotik yang efektif harus memenuhi beberapa kriteria seperti, memberikan efek
yang menguntungkan pada host, tidak patogenik dan tidak toksik, mengandung
sejumlah besar sel hidup, mampu bertahan dan melakukan kegiatan metabolisme
dalam usus, tetap hidup selama dalam penyimpanan dan waktu digunakan,
mempunyai sifat sensori yang baik, dan diisolasi dari host. Bakteri-bakteri probiotik
(Lactobacillus dan Bifidobacterium) bekerja secara anaerob menghasilkan asam
laktat mengakibatkan turunnya pH saluran pencernaan yang menghalangi
perkembangan dan pertumbuhan bakteri-bakteri patogen.(Hill et al., 2014)
2.2.1 Probiotik EM-4
Aman dan ramah lingkungan, serta tidak memberikan efek negatif pada
ikan dan udang.
BAB III
METODE
Xij=μ+σi +εij
Keterangan :
μ = Rata-rata umum
σi = Pengaruh perlakuan ke-i
εij = Pengaruh faktor random pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Prosedur Penelitian terdiri dari persiapan wadah, penyiapan ikan sampel yang
akan di uji, pakan pellet, probiotik EM-4 dan pelaksanaan penelitian.
1. Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa akuarium yang
berjumlah 9 buah dengan ukuran 100 x 50 x 50 cm. akuarium tersebut di
cuci terlebih dahulu menggunakan sabun dan air yang mengalir, lalu di
keringkan dibawah sinar matahari. Setelah kering, masing-masing akuarium
diisi air dengan ketinggian 30 cm. air tersebut di diamkan terlebih dahulu
selama satu hari sebelum memasukkan ikan kedalamnya.
3. Pelaksanaan Penelitian
1. Perhitungan Pertumbuhan
Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian (Hariati, 1989)
Wt −Wo
SGR= ×100 %
t
Keterangan :
SGR : laju pertumbuhan harian ikan uji (%)
Wt : bobot rata-rata ikan uji pada akhir penelitian (g)
Wo : bobot rata-rata ikan uji pada awal penelitian (g)
t : Lama pemeliharaan ( hari )
W =Wt−Wo
Keterangan :
W : Pertumbuhan Berat Mutlak
Wt : Berat akhir ikan (g)
Wo : Berat awal ikan
F
FCR=
Wt−Wo
Keterangan :
FCR : Konversi Pakan
F : Jumlah total pakan yang diberikan (g)
Wt : Bobot akhir biomassa ikan (g)
W0 : Bobot awal biomassa ikan (g)
( Wt+ D )−Wo
EP=
F x 100 %
Keterangan :
EP : Efisiensi pakan (%)
Wt : Bobot ikan pada waktu akhir (g)
Wo : Bobot ikan pada waktu awal (g)
D : jumlah ikan yang mati selama penelitian (g)
F : bobot pakan yang diberikan (g)
4. Kelangsungan Hidup
Survival Rate (SR) diukur dengan menggunakan rumus menurut (Effendie,
1997) sebagai berikut:
Nt
SR= X 100 %
No
Keterangan :
SR : Kelangsungan Hidup
No : Jumlah ikan pada awal pengamatan
Nt : Jumlah ikan pada akhir pengamatan