Disusun Oleh:
Pada tanggal....................2019
............................................... ..........................................
NIP NIP
Ketua Jurusan
............................
PENGESAHAN
Pada tanggal....................2018/2019
Disahkan oleh :
.................................................
NIP NIP.
MOTTO
1.Belajar dari kemarin, hidup untuk hari ini, berharap untuk hari besok. Dan yang
terpenting adalah jangan sampai berhenti bertanya.
2.Terkadang anda tidak dapat melihat diri anda dengan jelas sampai anda melihat diri
anda melalui mata orang lain.
3.Semua impian kita bisa terwujud jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya
4.sukses berjalan dari kegagalan satu menuju kegagalan lain tanpa kehilangan semangat
dan antusiasme
5.Kesempatan dan peluang tidak tercipta begitu saja. Kamu yang menciptakannya
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan lahir maupun batin kepada kita semua, dan atas berkat serta rahmatnya sehingga
penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini yang masih jauh dari sempurna. Laporan ini dapat
selesai dengan baik dengan memperoleh informasi dari berbagai sumber melalui narasumber
dan melalui jaringan Internet, maka dari itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
narasumber-narasumber kami yang telah membantu penyelesaian laporan ini dengan baik.
Dalam penulisan laporan ini penyusun telah dapat mendapatkan banyak bantuan dari
pihak yang terkait, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Industri (prakerin)
dan pembuatan laporan dengan baik. Oleh karenanya penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena berkat rahmat dan karunianya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan lancar
2. Bapak R. A. Iwan Tresnawan, S.Pd, M.Si selaku Kepala SMKN 1 Tanjunganom
3. Bapak Syaiful Anam selaku ketua progam studi Perikanan
4. Ibu Eka Fanani Romadhoniningsih selaku Pembimbing Prakerin Sekolah
5. Eric Tigor Anggada Harahap selaku Wali Kelas XI-TPBP 2
6. Bapak MUCHAMAD ARIF MASYKUR. S.Pi selaku manager
7. Seluruh karyawan di BBIT Muntilan
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna, penulis
juga menyadari bahwa laporan ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu
penulis mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi penyusunan
Laporan yang lebih baik lagi.
Nganjuk, 2018
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................................................................... 1
1.2 Masalah ..................................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ..................................................................................................................................... 1
1.5 Waktu dan tempat ..................................................................................................................... 2
1.6 Sistematika ................................................................................................................................ 2
BAB 2 KEADAAN UMUM LOKASI PRAKERIN..............................................................3
2.4.2 Prasarana....................................................................................................................7
4.1.1 Klasifikasi............................................................................................................12
4.1.2 Morfologi.............................................................................................................12
4.1.4 Reproduksi...........................................................................................................13
4.2Persiapan media…...............................................................................................................14
4.3.1 Penyimponan…....................................................................................................16
4.4 Pemijahan…........................................................................................................................18
4.4.1 Persiapanpemijahan….........................................................................................18
4.4.2 Sortir…................................................................................................................18
4.4.3 Sampling…..........................................................................................................18
4.5.1 Telur….................................................................................................................19
4.5.2 Naupli…...............................................................................................................19
4.7.1 Hama…................................................................................................................20
4.7.2 Penyakit…............................................................................................................21
BAB 5 PENUTUP…...............................................................................................................23
vii
5.1Kesimpulan…......................................................................................................................23
5.2 Saran…................................................................................................................................23
BAB 1
PENDAHULUAN
Ikan tawes termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang cukup digemari masyarakat indonesia
ikan ini memiliki nilai ekonomis yang cukup penting dan sudah dimasukan kedalam daftar ikan
ekonomi penting oleh direktorat jendral perikanan di banyumas produksi ikan tawes mencapai
1.327.781 ekor ditahun 2013.
Usaha budidaya ikan dengan kondisi lingkungan yang terbatas, padat lebar yang tinggi, dan
pemberian paka yang berlebihan, serta pengelolaan kualitas air yang kurang tepat dapat
mengakibatkan keseimbangan lingkungan budidaya.penyakit umumnya menyerang ikan air tawar
adalah penyakit motile airomonas septicemia(mas). Untuk mengatasi permasalahan tersebut
diperlukan penanganan alternative yang tidak menimbulkan dampak yang berbahaya yaitu dengan
pemberian obat digunakan sebagai pencegahan penyakit dengan meningkatkan kekebalan tubuh
terhadap agen atau mikroorganisme tertentu. Imunostimulan merupakan senyawa kimia, obat, atau
bahan lainnya yang mampu meningkatkan mekanisme respons imunitas ikan(Anderson,1992)
Salah satu imunostimulan yang dapat digunakan adalah glucan yang diperoleh dari dinding sel
ragi roti dan jenis sacaromhyces cerevisiae(Cerenius et,al.,1994;Rantetondok,2002)di indonesia
S.cereviseae sebagai khamir telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan pembuatan roti
dan tape singkong serta juga dapat dipakai untuk meningkatkan kesehatan ternak hasil penelitian
dari hastuti (2012) menyatakan b-glucan dari ragi roti (S.cerevisiae)berpengaruh nyata terhadap
aktivitas fagositosis dan sangat nyata terhadap total protein plasma pada darah. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian b-glucan dari ragi(S.cerevisiae)
sebagai imunastimulan yang diaplikasikan lewat pakan pada berbagai dosis terhadap aktivitas
fagositosis, total leukosit, diferensial leukosit, dan aktivitas aglutinasi darah ikan tawes uji
1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian yaitu :
1.apakah penambahan b-glucan dari ragi roti (S.cerevisiae) melalui pakan sebgai imunostimulan
dalam meningkatkan respons imun non spesifik ikan tawes (B. Gonionotus)?
2.berapakah dosis optimal penambahan b-glucon dari ragi roti(S. Cerevisiae) yang dicampur
melalui pakan dalam meningkatkan respons imun non spesifik ikan tawes(B.Gonionotus) ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini adalah untuk mengetahui teknik kerja
pembenihan Ikan Tawes(Puntius javanicus) serta meningkatkan ketrampilan secara langsung
dalam bidang perikanan terutama dalam pembenihan ikan tawes(Barbonymus gonionotus) di Balai
Budidaya Ikan Air Tawar (BBIAT) Muntilan Magelang Jawa Tengah.
1.4 Manfaat
Manfaat dari Praktek Kerja Magang ini adalah untuk mengetahui pengetahuan,pengalaman dan
ketrampilan tentang masalah-masalah yang dihadapi tentang Teknik Kerja Pembenihan Ikan
Tawes(Puntius javanicus) di BBIAT Muntilan Magelang Jawa Tengah.
Kegiatan PRAKERIN ini di laksanakan di Balai Budidaya Ikan Air Tawar (BBIAT) yang
berlokasi di Kecamatan Muntilan,Kabupaten Magelang,provensi Jawa Tengah.Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 1 februari 2017 sampai 31 mei 2017.
1.6 Sistematika
Pada Sistematika pembahasan pertama yaitu keadaan umum lokasi Prakerin membahas letak
DU/DI yaitu Balai Budidaya Ikan Air Tawar (BBIAT) Muntilan Magelang Jawa Tengah, selain itu
ada juga struktur organisasi dan kepengurusan Balai Budidaya Ika Air Tawar (BBIAT) Muntilan
Magelang Jawa Tengah mulai dari ketua atau pemimpin, bagian sarana dan prasarana sampai
keamanan. Dalam sarana dan prasarana di terangkan keadaan seperti Air,kolam,bangunan dan yang
lainnya.
Selanjutnya pada kegiatan dan pelaksanaan prakerin, kegiatan yang dominan dilakukan adalah
bagaimana kita melakukan perawatan pada kolam baik sebelum atau pasca pemijahan maupun
pemanenan juga ,melakukan pemberian pakan yang tepat, pada Bab ini dibuat dalam bentuk tabel
yang diurutkan mulai dari bulan pertama kegiatan sampai bulan terakhir yaitu Mei disertai tanggal
pelaksanaannya. Selain perawatan dan pemberian pakan ada juga seperti pemijahan dan berbagai
kegiatan kontes yang diadakan di Balai Budidaya Ikan Air Tawar (BBIAT) Muntilan Magelang Jawa
Tengah.
Disusul bab yang terakhir yaitu Pembahasan dimana dalam bab ini merupakan penjelasan dan
penjabaran tentang spesies ikan dalam laporan yaitu ikan Tawes, diawali dari biologi ikan tawes
sampai bagaimana kita melakukan penjualan serta pemasaran yang baik. Bab ini semuanya dijelaskan
secara rinci tentang komoditas yang disampaikan sampai cara membudidayakan agar hasil yang
diperoleh maksimal
BAB II
KEADAAN UMUM LOKASI PRAKERIN
Balai Benih Ikan (BBI) pada tahun 1953 mengalami perubahan namamenjadi Balai Pendidikan
Perikanan yang mempunyai fungsi untuk mendidik dan melatih siswa perikanan.Pada tahun 1955 BPP
melatih siswa untuk pertama kali yang berasal dari lulusan SP/HIS yang kemudian menjadi petugas
perikanan tingkat kecamatan.Balai Pendidikan Perikanan (BPP) pada tahun 2002 mengalami
perubahan nama sesuai dengan Perda No.1 Tahun 2002 Tanggal 2 April 2002 menjadi Satuan
Perbenihan Budidaya Ikan Air Tawar Muntilan dibawah binaan Bapak Ir. Subagyo. Pada tahun
2008, melalui PerdaNo. 6 Tahun 2008, tentang Organisasi Kerja Tata Dinas Daerah Provinsi Jawa
Tengah terjadi perubahan nama menjadi Balai Budidaya Ikan Air Tawar (BBIAT) yang berkedudukan
di Muntilan. Berdasarkan pergub no.75 tahun 2016 BPBIAT Muntilan berubah nama menjadi Balai
Budidaya Ikan Air Tawar (BBIAT) Muntilan. Keberadaan Balai Budidaya Ikan Air Tawar (BBIAT)
Muntilan Magelang sebagai salah satu Unit Pelaksanaan Teknis Daerah Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Jawa Tengah yang membawahi: Satker PBIAT Ngrajek Kab. Magelang, Satker
PBIAT Janti Kab. Klaten, Satker PBIAT Ambarawa Kab. Semarang, BBI Singosari, BBI
Randudongkal dan BBI Tambak Sogra Kab.Banyumas.Balai Budidaya IkanAir Tawar (BBIAT)
Muntilan saat ini dipimpin oleh Bapak Ir. Bambang Pramono S,M.Si.
Honorer
1 NANANG S. MANAF Teknis SLTP
2 SRIYATI Kebersihan SLTP
3 ANDI FAHRUR ABIDIN Penjaga Malam SLTA
4 JOKO SULISTYO, A.Md Teknis D3 Perikanan
5 IBNU HARTANTO, S.P Teknis S1 Pertanian
6 WORO FITRI PERTIWI, A.Md Administrasi S1 Ekonomi
7 DEVY RULIANSYAH, S.Pi Teknis S1 Perikanan
2.4 Fasilitas Sarana/ Prasarana
Sarana merupakan fasilitas yang digunakan secara langsung. Dalam teknik pembenihan Ikan
Mas (Cyprius carpio L.) ini yang digunakan secara langsung adalah sistem penyediaan listrik,
penyediaan air serta kolam atau wadah pemeliharaan. Prasarana merupakan fasilitas penunjang
dan pendukung dari sarana. Dalam teknik pembenihan Ikan Mas (Cyprius carpio L.) ini yang
digunakan sebagai penunjang adalah jalan dan transportasi, fasilitas bangunan serta jaringan
komunikasi.
c) Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang lain yang dimiliki BPBIAT Muntilan untuk mendukung keberhasilan budidaya
di antaranya adalah kantor, aula pertemuan, perpustakaan, laboratorium, rumah dinas, mushola,
asrama, gudang pakan, gudang peralatan, rumah jaga dan tempat pemasaran benih. Beberapa fungsi
dari bangunan yang ada di BPBIAT Muntilan yaitu:
a)Kantor untuk pengurusan administrasi dan arsip – arsip BPBIAT Muntilan
b)Aula pertemuan sebagai tempat workshop atau pelatihan dan seminar yang dilakukan di BPBIAT
Muntilan.
c)Perpustakaan untuk menyimpan koleksi buku – buku bacaan maupun buku – buku literatur lainnya
yang dimiliki BPBIAT Muntilan.
d) Gudang peralatan untuk menyimpan semua peralatan yang digunakan untuk budidaya.
BAB III
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
ikan tawes termasuk ke dalam family Cyprinidae seperti ikan mas dan ikan nilem.Bentuk badan agak
panjang dan pipih dengan punggung meninggi, kepala kecil, moncongmeruncing, mulut kecil terletak
pada ujung hidung, sungut sangat kecil atau rudimeter
. Di bawah garis rusuk terdapat sisik 5 ½ buah dan 3-3 ½ buah diantara garis rusuk dan permulaansirip
perut.Ikan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia. Ikan tawes dalam habitat aslinya adalah
ikan yang berkembang biak di sungai, danau dan rawa-rawa dengan lokasi yang disukai adalah
perairan dengan air yang jernih dan terdapat banyak aliran air, mengingat ikanini memiliki sifat
biologis ang membutuhkan banyak oksigen dan hidup di perairan tawar dengan suhu tropis 22-28 C,
serta ph 7 (Didik 2015). Ikan tawes adalah salah satu ikan favorit bagi pemancing air tawar, karena
ikan tawes memiliki daging yang kenyal dan sedikit lemak, bahkan menduduki nomor dua sebagai
ikan konsumsi di negara – negara Asia Tenggara. Kelebihan dalam budidaya ikan tawes yaitu mudah
dipelihara diberbagai jenis media dan tidak membutuhkan lahan yang terlalu istimewa, tidak
memerlukan modal yang banyak, serta mudah dikembangbiakan. Ikan tawes adalah ikan yang
termasuk herbivore atau pemakan tumbuhan, namun ikan tawes yang sudah dikembang biakkan di
kolam dapat diberi makan pelet atau makanan alami berupa daunt talas. Perkembangan ikan di kolam
akan jauh lebih cepat karena pola makan yang cukup dan teratur dan tujuannya adalah sebagai ikan
konsumsi menyebabkan ikan tawes jarang di gunakan sebagai ikan pancingan di kolam – kolam
pancing ( Hanief, 2014)
Pada umumnya ikan tawes jantan mulai dipijahkan pada umur kurang lebih 1 tahun, dan induk tawes
betina pada umur kurang lebih 1,5 tahun. Untuk mengetahui bahwa induk ikan tawes telah matang
kelamin dan siap untuk dipijahkan dengan tanda-tanda sebagai berikut :
Induk betina
Induk jantan
-Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan kehitam-hitaman. induk jantan.
-Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan berwarna keputih-putihan (sperma)
- Tutup insang bila diraba terasa kasar
4.2.2 Persiapan wadah pemijahan
Tahap awal yang harus dilakukan adalah persiapan wadah/ bak pemijahan dan pemeliharaaan.
Sebelum dipakai bak dibersihkan terlebih dahulu dicuci tanpa menggunakan sabun, disiram air dan
dibersihkan menggunakan spons/sikat, kemudian dilakuakn pengerinangan sekitar 1 hari untuk
menghindari adanya pengaruh bahan kimia yang larut dalam air. Selesai pengeringan bak pemijahan
dan pemeliharaan diisi air, selanjutnya pemasangan aerasi di setiap sisi bak pemeliharaan. Bak
pemijahan ikan tawes sekaligus merupakan bak penetasan dan kolam pendederan. Sebelum
dipergunakan untuk pemijahan, kolam dikeringkan. Perbaikan pematang dan dasar bak dibuat saluran
memanjang (caren/kamalir) dari pemasukan air kearah pengeluaran air dengan lebar 40 cm dan
dalamnya 20-30 cm. Induk ikan tawes yang telah terpilih untuk dipijahkan kemudian diberok,
pemberokan dengan penempatan induk jantan dan betina secara terpisah selama 4-5 hari, Setelah
diberok kemudian induk ikan dimasukkan ke kolam pemijahan yang telah dipersiapkan, Pemasukan
induk ke kolam pada saat air mencapai kurang lebih 20 cm, Jumlah induk yang dilepas induk betina 25
ekor dan induk jantan 50 ekor, Pada sore hari kurang lebih pukul 16.00 air yang masuk ke kolam
diperbesar sehingga aliran air lebih deras. Biasanya induk ikan tawes memijah pada pukul 19.00-
22.00, Induk yang akan memijah biasanya pada siang hari sudah mulai berkejarkejaran di sekitar
tempat pemasukan air.
4.2.3 Penetasan Telur
Setelah induk ikan tawes bertelur, air yang masuk ke kolam diperkecil agar telur-telur tidak
terbawa arus, penetasan dilakukan di kolam pemijahan juga, Pagi hari diperiksa bila ada telur-telur
yang rnenumpuk di sekitar kolam atau bagian lahan yang dangkal disebarkan dengan mengayun-ayunkan sapu
lidi di dasar kolam, Telur ikan tawes biasanya menetas semua setelah 2-3 hari, Dari ikan hasil penetasan
dipelihara di kolam tersebut selama kurang lebih 21 hari.
4.2.4 Pendederan
Terlebih dahulu dilakukan pengeringan bak/ kolam selama 2-3 hari, perbaikan pematang,
pembuatan caren/saluran. Dasar kolam diolah dicangkul, kemudian dipupuk dengan Urea & SP 36 1 0 gr/m2
dan pupuk kandang 1 - 1,5 kg/m2 tergantung kesuburannya. Setelah kolam dipupuk kemudian diairi
setinggi 2-3 cm dan dibiarkan 2-3 hari kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai
kedalaman 50 cm, kemudian benih ditebar di kolam pendederan dengan padat tebar 10-20 ekor/m2.
Pemeliharaan dilakukan kurang lebih 3 minggu - 1 bulan. Selanjutnya dapat dipanen dan hasil benih
dapat dijual atau ditebar lagi di kolam pendederan II.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ikn tawes adalah ikan peliharaan dari sungai,tergolong dalam marga Cyprinidae seperti ikan
mas dan ikan nila,dalam pembudidayan ikhan tawes harus selalu memperhatikan benih-benihnya
supaya hasilnya baik
5.2 Saran
Seharusnya para pembudidaya ikan tawes harus mempelajari dan mengerti tentang
pembudidayaan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dan selebihnya kita juga harus selalu melihat
keadaan di lapangan dan menyesuaikannya.