SKRIPSI
Oleh:
SRI WAHYUNI
1622080458
SKRIPSI
Oleh:
SRI WAHYUNI
1622080458
i
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
NIM 1622080458
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir dengan judul “Studi
Tenggara” adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Yang Menyatakan,
SRI WAHYUNI
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang senang tiasa memberikan
Ucapan terima kasih penulis hanturkan kepada seluruh elemen yang ikut
menempa ilmu, sampai saat ini memasuki tahapan akhir dari pendidikan di PPNP.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua ayah
Yohanis Lele Padang dan ibu Sania yang senantiasa mendoakan dan pihak - pihak
yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir. Ucapan terima kasih kepada
Penangkapan Ikan
3. Sitti Muslimah Bachrun, S.Pi., M.Si selaku Ketua Program Studi Pengelolaan
Pelabuhan Perikanan
v
4. Mukhlisa A. Ghaffar, S.Pi.,M.Si dan DR.Muhammad Sulaiman,S.Pi.,M.Si
Penangkapan Ikan .
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian......................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pelabuhan Perikanan .................................................................. 5
2.2. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan ................................................. 7
2.3. Fasilitas Pelabuhan Perikanan ........................................................... 10
2.4. Pengelolaan Pelabuhan Perikanan .....................................................12
2.5. Penelitian yang Relevan ....................................................................19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat ............................................................................22
3.2. Metode Penelitian ..............................................................................22
vii
3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 22
3.4 Analisis Data .................................................................................... 23
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI
4.1. Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari ............................... 25
4.2. Sejarah Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.............................. 26
4.3. Struktur Organisasi Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari ..........27
4.4. Visi dan Misi Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari ....................28
4.5.Kedudukan dan Tugas Pokok Pelabuhan Perikanan Samudera
Kendari ............................................................................................... 28
4.6. Fungsi Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari ............................... 29
4.7 Fasilitas Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari ........................... 30
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Sumber-sumber Limbah Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari 36
5.2. Penanganan Limbah Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari .........43
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ........................................................................................49
6.2. Saran ..................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51
LAMPIRAN .......................................................................................................... 52
viii
DAFTAR TABEL
Hal.
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal.
x
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
xi
ABSTRAK
xii
BAB I
PENDAHULUAN
nasional yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya sarana dan prasarana
di bidang perikanan.
1
dampak positif juga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya.
dihasilkan tersebut berupa limbah padat dan limbah cair yang dapat menyebabkan
masalah kebersihan, estetika dan penurunan kualitas air. Masalah tersebut muncul
perikanan.
Sementara (TPS). Namun demikian berdasarkan data dan fakta Menteri Kelautan
dan Perikanan Republik Indonesia tahun 2018 yang ada, pelabuhan perikanan di
2
yang sudah lama berdiri dan berkembang. Dalam operasionalnya perkembangan
pengolahan ikan yang terdapat baik di luar maupun di dalam PPS Kendari hal ini
yang membuat perlu di perhatikanya kondisi pengolahan dalam PPS Kendari guna
melindungi daerah pesisir sekita PPS dari limbah hasil aktivitas PPS Kendari.
3
1.2 Rumusan Masalah
Kendari?
Kendari?
(PPS) Kendari.
(PPS) Kendari.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal
perikanan bersandar, berlabuh dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi
perikanan.
nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan
S,2005:20).
5
Selain itu pelabuhan perikanan juga mempunyai peranan penting dengan segala
diperhatikan dan diteliti tentang potensi yang ada terutama para nelayan yang
menangkap ikan dan yang akan melelang ikan. Jika tujuan diadakannya pelabuhan
perikanan tercapai akan sangat bermanfaat sekali, hal ini sesuai dengan fungsi dari
pelabuhan perikanan itu sendiri. Adapun fungsi dari pelabuhan perikanan adalah
sebagai berikut :
6
1. Tempat penampungan produksi tersebut dan pusat penjualan.
memperlancar pemasaran
bagi masyarakat.
nasional.
yaitu :
lepas;
sekurangkurangnya 60 GT;
7
3. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 3 m;
7. Terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-rata
sekurangkurangnya 30 GT;
sekurang-kurangnya minus 3 m;
6. Terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-rata
8
c. Pelabuhan Perikanan Pantai (Type C).
perairan Indonesia;
sekurangkurangnya 10 GT;
sekurang-kurangnya minus 2 m;
6. Terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-rata
perairan Indonesia;
sekurangkurangnya 5 GT;
sekurang-kurangnya minus 1 m;
9
4. Mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 15 unit atau
6. Terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-rata
untuk kepentingan aspek keselamatan pelayanan, selain itu termasuk juga tempat
berlabuh dan bertambat serta bongkar muat kapal. Fasilitas pokok pelabuhan
2) Dermaga;
3) Jetty;
4) Kolam pelabuhan;
5) Alur pelayaran;
7) Lahan.
10
b. Fasilitas Fungsional Pelabuhan Perikanan
diusahakan oleh perorangan atau badan hukum. Fasilitas fungsional terdiri dari
fasilitas yang dapat diusahakan dan fasilitas yang tidak dapat diusahakan, masing-
Adapun hal-hal yang masuk dalam kategori fasilitas fungsional yang dapat
Nomor Per.08/Men/2012):
3) Air bersih, instalasi bahan bakar minyak (BBM), es, dan instalasi listrik;
5) Tempat penanganan dan pengolahan hasil perikanan seperti transit sheed dan
dan perbankan;
11
c. Fasilitas Tambahan Pelabuhan Perikanan
2) Mess operator;
3) Wisma nelayan;
4) Fasilitas sosial dan umum seperti tempat peribadatan dan mandi cuci kakus
(MCK);
5) Pertokoan;
6) Pos jaga.
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini
No. 82 Tahun 2001 ). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif
a. Limbah Cair : Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan
12
b. Limbah Padat :Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik.
c. Limbah gas dan partikel : Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh
beberapa partikel zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga),
sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat
dan konsentrasinya baik langsung maupun tidak langsung dapat merusak atau
berwawasan Iingkungan (Sari, 2003). Hal yang dapat dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut, maka upaya dan langkah-langkah yang bisa ditempuh, yaitu:
pelabuhan perikanan.
13
e. Menyelaraskan pengelolaan pelabuhan perikanan dengan program pantai
biasa timbul pada sistem pengelolaan yang biasa terjadi selama ini. Permasalahan-
petugas.
b. Sumber daya manusia pelabuhan perikanan saat ini kualitas dan kuantitasnya
pelabuhan perikanan.
d. Belum adanya koordinasi yang efektif dan persepsi yang sama dalam
14
f. Tata kerja pengelolaan pelabuhan perikanan pada umumnya baru
dilaksanakan pada tahap sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada tapi
masing kegiatan, misalnya SOP bongkar, SOP muat, SOP tambat labuh dan
SOP pelelangan.
terpadu wilayah pesisir dan lautan, salah satu kegiatannya adalah kegiatan
perairan pelabuhan.
15
b. Meningkatnya kenyamanan dan keamanan pelabuhan termasuk
berwawasan lingkungan.
fasilitas pokok lainnya diyatakan juga bahwa fasilitas pokok pelabuhan termasuk
berbahaya dan beracun (B3) atau dikenal dengan istilah reception facilities.
system pengolah limbah rumah tangga atau limbah cair domestik termasuk limbah
dari dapur, air bekas, air kotor, limbah maupun kotoran. Limbah yang
16
dalam limbah domestik. Tujuan dari system pengolahan limbah cair domestik
adalah agar limbah tidak mengandung zat pencemar lingkungan, sehingga layak
digunakan dalam pengolahan limbah kotoran manusia di atas kapal agar limbah
a. Screen Chamber adalah Suatu Bak yang dilengkapi dengan screen ( Tipe
padatan kasar seperti kertas tissue, plastik, pembalut, dll. yang ada dalam air
(homogenisasi) aliran air dan kualitas air limbah. Di dalam bak ini juga di
suplai udara dari "air blower", yang berfungsi sebagai pengaduk yang
17
Equalizing pump yang bekerja secara automatic berdasarkan flow
switch(pelampung).
c. Aeration Tank adalah komponen utama dalam sistem ini,dimana pada bagian
organisme "aerob" yang ada akan menguraikan zat organic dalam air limbah.
Energi yang diperoleh dari hasil penguraian tadi akan di pergunakan oleh
akan tumbuh dan berkembang dalam jumlah besar, yang akan menguraikan
senyawa polutan yang ada dalam air limbah. Penambahan udara dalam air
sehingga tercipta kondisi aerobik. Selain itu, bak aerasi in dilengkapi dengan
kedalam bak aerasi dan sebagian lagi akan di buang kedalam bak penampung
lumpur(sludge tank). Airlift System yang dipasang pada tanki ini bertujuan
18
kembali Lumpur aktif dan buih harus kontinyu(terus menerus) agar proses
sedangkan air limbah yang sudah diolah (lebih jernih) mengalir secara
gravitasi melalui gutter masuk ke dalam chlorin tank dan sebagian masuk
e. Chlorination Tank adalah Air olahan yang berasal dari proses pengendapan,
effluent.(Effluent Tank).
f. Effluent Tank adalah Bak proses akhir dengan bantuan pompa submersible,
Bak ini apabila sudah hampir penuh, harus dibuang dengan menggunakan
mobil tinja.
h. Blower Room adalah merupakan ruang kontrol sistem STP, dimana blower
control panel dan pompa dossing serta tanki kimia berada di sini. Setiap
harinya operator STP harus masuk ke dalam ruangan ini untuk pengecekan
19
Penanganan Limbah Minyak di Kawasan Pelabuhan: Tinjauan dari Segi
limbah minyak mengalami penurunan dari tahun ke tahun yaitu dapat dilihat pada
jumlah limbah minyak harian dalam setiap tahunnya. Perencanaan rute perjalanan
dipilih dalam proses optimasi pemilihan rute yang optimum (jarak terpendek)
dengan jarak total terdekat yaitu 897 mil laut. Rute tersebut digunakan tongkang
yang perlu segera dilakukan yaitu penanganan air limbah dan limbah padat,
berwawasan lingkungan.
pencemaran air laut berasal dari air hasil pencucian kapal di industri galangan
20
kapal yang dibuang kelaut, limbah replating dan dari PLTU Tambak Lorok
menghasilkan limbah air panas. Kendala yang dihadapi KSOP Kelas 1 Tanjung
untuk mengolah kembali limbah hasil produksi di setiap perusahaan. Upaya yang
jadwal rapat rutin guna membahas kegiatan pengolahan dan pembuangan limbah,
sanksi hukum kepada pihak industri yang melanggar, pemasangan spanduk atau
21
22