Anda di halaman 1dari 73

STUDI TENTANG PENGELOLAAN AIR BERSIH DI

PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) KENDARI


SULAWESI TENGGARA

SKRIPSI

OLEH:

CITRAWATI ILYAS
1622080632

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PELABUHAN PERIKANAN


JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2020
ii
iii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, 12 Juni 2020


Yang Menyatakan

Citrawati Ilyas

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Selawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang

mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang

ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat

guna mencapai gelar Sarjana Terapan di Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua, ayahanda Ilyas Arfah dan ibunda Hasnawati yang telah

memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-

hentinya kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir.Darmawan, M.P, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Pangkep.

3. Bapak Syamsul Marlin Amir, ST., M.Si, selaku Ketua Jurusan Teknologi

Penangkapan Ikan.

4. Ibu Sitti Muslimh Bachrum, S.Pi., MP, selaku Ketua Program Studi

Pengelolaan Pelabuhan Perikanan.

5. Bapak Ir. Syamsul Hadi, M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Ibu Mukhlisa

A. Ghaffar S.Pi., M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia

v
membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun skripsi dan

berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan

atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Ir. Mansur, MM, selaku Pimpinan Pelabuhan Perikanan Samudera

Kendari yang telah bersedia menerima penulis dengan baik.

7. Bapak Recky Pangemanan, S.St.Pi.,M.Si. selaku Pembimbing Lapangan yang

telah bersedia membimbing dan mengarahkan serta memberikan tambahan

ilmu kepada penulis selama berada di Pelabuhan Perikanan Samudera

Kendari.

8. Bapak Isra, SE dan keluarga yang telah banyak memmbantu dan

mengarahkan penulis dalam mengumpulkan data-data terkait penelitian serta

banyak memberikan dukungan kepada penulis.

9. Ibu Debi Hartati. S.Pd yang telah banyak mendukung dan membantu penulis

dalam pengumpulan data-data terkait penelitian serta membimbing dan

membagikan ilmunya kepada penulis selama berada di lokasi.

10. Segenap keluarga dan teman yang telah menyemangati dan membantu

penyelesaian skripsi ini.

vi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak.

Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

dan semua pihak khususnya dalam bidang pelabuhan perikanan.

Pangkep, 02 Juni 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI........................................................ iii

PERNYATAAN............................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI.........................................................................................................viii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiii

ABSTRAK............................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 2

1.4 Manfaat Bagi Peneliti ........................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Pelabuhan Perikanan .............................................. 4

2.2 Klasifikasi Pelabuhan Perikanan ........................................... 4

2.3 Fungsi dan Peranan Pelabuhan Perikanan ............................ 7

2.4 Pengertian Air bersih ............................................................ 7

2.5 Sumber Air bersih ................................................................. 8

2.6 Distribusi Air bersih.....................................................................10


viii
2.7 Standar Air bersih........................................................................12
2.8 Standar Air Minum.....................................................................15

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 18

3.2 Metode Analisa Data ............................................................. 18

3.3 Prosedur Penelitian Dan Rancangan Penelitian ..................... 20

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Lokasi PPS Kendari ............................................................... 21

4.2 Sarana dan Prasarana ............................................................ 22

4.3 Struktur Organisasi ............................................................... 23

4.4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Pelabuhan ................. 23

4.5 Fasilitas Pelabuhan ................................................................ 26

4.5.1 Fasilitas Pokok .................................................................... 26

4.5.2 Fasilitas Fungsional ............................................................. 27

4.5.3 Fasilitas Penunjang .............................................................. 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengadaan dan Distribusi Air bersih .................................... 29

5.2 Faktor Pendukung dan penghambat pelayanan Air bersih .... 29

5.3 Mekanisme pengelolaan Air bersih ....................................... 32

5.4 Prosedur Pelayanan Air bersih .............................................. 35

5.5 Waktu Penyelesaian Pelayanan Kebutuhan Air bersih ......... 36

5.6 Biaya Pelayanan Kebutuhan Air bersih ................................ 36

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan .......................................................................... 39

6.2 Saran ..................................................................................... 39

ix
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41

LAMPIRAN...........................................................................................................42

RIWAYAT HIDUP................................................................................................53

x
DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 2.1 Penggunaan dan Fungsi Air bersih........................................................24

Tabel 2.2 Patokan Kebutuhan Air bersih...............................................................25

Tabel 4.1 Fasilitas Pokok PPS Kendari.................................................................26

Tabel 4.2 Fasilitas Fungsional PPS Kendari.........................................................27

Tabel 4.3 Fasilitas Penunjang PPS Kendari...........................................................28

xi
DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 4.1 Lay Out PPS Kendari.........................................................................20

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PPS Kendari.......................................................22

Gambar 5.1 Grafik Nilai Rupiah PNBP Air bersih................................................22

Gambar 5.2 Grafik Volume PNBP Air bersih.......................................................34

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. Sarana dan Prasarana PPS Kendari....................................................44

Lampiran 2. Data PNBP Air Bersih PPS Kendari Tahun 2019

xiii
ABSTRAK

Citrawati Ilyas. 1622080632. Studi Tentang Pengelolaan Air bersih Di Pelabuhan


Perikanan Samudera Kendari Sulawesi Tenggara. Dibimbing oleh Syamsul Hadi
dan Mukhlisa A. Ghaffar.

Untuk mendukung berbagai kegiatan di PPS Kendari, pihak pengelola


pelabuhan bersama pemerintah perlu menyediakan fasilitas air bersih dan instalasi
penyediaanya. Penyediaan fasiltas air bersih juga dimaksudkan untuk
melaksanakan fungsi pelayanan umum secara berkesinambungan kepada pemakai
fasilitas tersebut, yaitu perusahaan/industry penangkapan, industri olahan kapal
nelayan masyarakat serta unit usaha lainya pengguna fasilitas jasa air bersih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pengelolaan
penyediaan dan pendistribusian air bersih di PPS Kendari dan mengetahui tingkat
kebutuhan air bersih di PPS Kendari. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20
Januari sampai dengan 20 Maret 2020 di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.
Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Pengambilan Data
dilakukan dengan survei . Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu
dengan cara observasi , dokumentasi, dan wawancara yang di peroleh sehingga di
dapat kebutuhan air bersih
Hasil penelitian ini adalah proses pengolahan air bersih melalui dua tahap
yaitu air tanah dipompa terlebih dahulu dan ditampung pada bak penampung yang
bertujuan untuk melakukan pengendapan lumpur, pembersihan dan kotoran
kotoran, selanjutnya air diolah menggunakan bahan kimia untuk kemudian
didistribusikan yang diberikan oleh PPS Kendari. Rata – rata jumlah Perbulan
selama 1 tahun kebutuhan air bersih di PPS Kendari untuk perusahaan kapal dan
masyarakat 14,075.5 m3, kantin dan koperasi 396 m3, dan Perumahan 27,0833 m3.

Kata kunci : Pengelolaan Air bersih, Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari

xiv
ABSTRACT

Citrawati Ilyas. 1622080632 . A study of Clean Water Management in the


Kendari Ocean Fishing Port. Southeast Sulawesi . Supervised by Syamsul Hadi
and Mukhlisa A. Ghaffar.

To support various activities at Kendnri Ocean Fishing Port (Kendari


OFP), the port manager together with the government needs to provide clean
water facilities and the installation. The provision of clean water facilities is also
intended to carry out public service functions on an ongoing basis for the users of
these facilities, which they are fishing companies/ industries, processing industries
of fisherman community boat and other business unit of users of clean water
service facilities.
This study aims to know the mechanism for the supply management and
distribution of clean water at Kendari OFP and to determine the level of clean
water demand at Kendari OFP. This research was conducted on January 20th to
March 20th, 2020 at the Kendari Ocean Fishing Port. The types of data used were
primary data and secondary data. Data were collected by survey . The method
used was descriptive method, which are observation, documentation, and
interviews to obtain t.he d,1ta of the clean water need .
The result of the research revealed that the clean water treatment process
through two stages, namely groundwater was pumped first and stored in a
reservoir which aimed to carry out sludge deposition, cleaning and di,t, then the
water was treated using chemicals for distribution provided by Kendari OFP. The
monthly average for I year of the need for clean water at Kendari OFP for boat
companies and the community was 14.075.5 m3 , canteens and cooperatives 396
m3 , and housing 27 .0833 m3 .

Keywords: Clean Water Management, Kendari Ocean Fishing Por

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari (PPS) merupakan pusat

industri perikanan terpadu di kawasan timur Indonesia dan khususnya di

Sulawesi Tenggara yang terletak di Kelurahan Puday, Kecamatan Abeli, Kota

Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan posisi geografis 03º 58´ 48´´ LS

dan 122º 34´ 17´´ BT yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan

Perikanan No. KEP. 64/MEN/2010 Tentang Wilayah Kerja dan Pengoperasian

Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari. Wilayah Kerja dan Wilayah

Pengoperasian Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari, meliputi: (a). wilayah

kerja daratan seluas 40,53 Ha; dan wilayah kerja perairan seluas 33,20 Ha; (b).

wilayah pengoperasian, yang terdiri dari wilayah pengoperasian daratan seluas

59,34 Ha; dan wilayah pengoperasian perairan seluas 8,72 Ha. PPS Kendari

sebagai basis utama perikanan Laut pada umumnya di kawasan Indonesia

Timur khususnya Sulawesi Tenggara dengan daerah penangkapan (fishing

ground) meliputi WPP 714 dan WPP 715 yang kaya akan sumber daya ikan

baik pelagis maupun demersal yang telah menjadi salah satu komoditas ekspor

hasil perikanan andalan Sulawesi Tenggara. (Direktorat Jenderal Perikanan

Tangkap, 2017).
2

Pelabuhan perikanan Dalam kegiatan operasionalnya adalah pusat

pengembangan masyarakat nelayan; tempat berlabuh kapal perikanan tempat

pendaratan hasil tangkapan, tempat untuk memperlancar kegiatan kapal – kapal

perikanan; pusat industri pengolahan hasil perikanan ; pusat pemasaran hasil

tangkapan, dan pusat pelaksanaan penyuluhan serta pengumpulan data

perikanan semua kegiatan tersebut Dalam melakukan kegiatannya

operasionalnya sangat membutuhkan peran air bersih untuk kelancaran

aktifitas.

Untuk mendukung berbagai kegiatan di PPS Kendari, maka pihak

pengelola pelabuhan bersama pemerintah perlu menyediakan fasilitas air bersih

dan instalasi penyediaanya. Penyediaan fasilitas air bersih juga dimaksudkan

untuk melaksanakan fungsi pelayanan. Umum secara berkesinambungan

kepada pemakai fasilitas tersebut, yaitu perusahaan/industri penangkapan

,industri olahan , kapal nelayan masyarakat serta unit usaha lainya pengguna

fasilitas jasa air bersih sesuai dengan PP No.75 Tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi

perumusan masalah adalah :

1. Bagaimana Pengelolaan air bersih di pelabuhan perikanan samudera

kendari ?

2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat pelayanan

kebutuhan air bersih di PPS Kendari.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :


3

1. Mengetahui Pengelolaan (mekanisme penyediaan dan pendistribusian air

bersih di PPS Kendari.

2. Mengetahui tingkat kebutuhan air bersih di PPS Kendari.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut


:

1. Menambah wawasan bagi instansi terkait khususnya Prodi Pengelolaan

Pelabuhan Perikanan.

2. Bagi pihak pelabuhan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

bahan masukan dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan

kebutuhan dan pengelolaan air bersih.

3. Bagi nelayan atau stakeholders dapat memberikan informasi mengenai

kondisi atau keadaan air bersih di PPS Kendari .


4
.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan perikanan digolongkan sebagai pelabuhan khusus, yang

mengandung pengertian bahwa suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan

dan lautan yang dipergunakan sebagai pangkalan kegiatan penangkapan ikan

dilengkapi dengan fasilitas, sejak ia didaratkan sampai ikan didistribusikan.

Pelabuhan perikanan dilihat dari aspek aktivitas perikanan tangkap disebutkan

bahwa pelabuhan perikanan adalah suatu pengembangan ekonomi perikanan

ditinjau dari aspek produksi, pengolahan, dan pemasaran baik lokal, nasional

maupun internasional (Lubis, 2006).

Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2006, Pelabuhan

perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya

dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan

sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan

bersandar, berlabuh dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan perikanan.

2.2 Klasifikasi Pelabuhan

Menurut Triatmodjo (1992), Pelabuhan dapat dibedakan menjadi

beberapa macam segi tinjauan, yaitu segi penyelenggaraannya, segi

pengusahaannya, fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional, segi

kegunaan dan letak geografisnya.


5
.

1. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) dikenal sebagai pelabuhan

perikanan tipe A yang juga disebut sebagai pelabuhan perikanan kelas I. PPS

mempunyai kemampuan beroperasi di samudera dan lepas pantai yang sifatnya

nasional dan internasional. Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor: Permen KP 08/MEN/2012 tentang Pelabuhan Perikanan, Pelabuhan

Perikanan Samudera(PPS) memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut

Teritorial, Zona Ekonomi Eklusif Indonesia, dan Laut Lepas;

b. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurang-kurangnya 60 GT.

c. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam

sekurang-kurangnya 3 m;

d. Mampu menampung sekurang-kurangnya 100 kapal perikanan ataau

jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT kapal perikanan

sekaligus;

e. Ikan yang didaratkan sebagian untuk diekspor;

f. Terdapat industri perikanan.

1. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) dikenal sebagai pelabuhan

perikanan tipe B yang juga disebut sebagai pelabuhan perikanan kelas II.

Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: Permen KP

08/MEN/2012 tentang Pelabuhan Perikanan, Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN) memiliki kriteria sebagai berikut :


6
.

a. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut

Teritorial dan Zona Ekonomi Eklusif Indonesia;

b. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurang-kurangnya 30 GT;

c. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman kolam

sekurang-kurangnya 3 m;

d. Mampu menampung sekurang-kurangnya75 kapal perikanan ataau jumlah

keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT kapal perikanan sekaligus

e. Ikan yang didaratkan sebagian untuk diekspor;

2. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) dikenal sebagai pelabuhan perikanan

Pelabuhan Perikanan tipe C. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:

Permen KP 08/MEN/2012 tentang pelabuhan perikanan, Pelabuhan Perikanan

Pantai (PPP) memiliki kriteria sebagai berikut : Melayani kapal perikanan

yangmelakukan kegiatan perikanan di perairan pedalaman, perairan kepulauan,

dan laut teritorial :

a. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-

kurangnya 10 GT

b. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman kolam

sekurang-kurangnya 2 m

c. Mampu menampung sekurang-kurangnya 30 kapal perikanan ataau jumlah

keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT kapal perikanan sekaligus

3. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)


7
.

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dikenal sebagai pelabuhan perikanan


tipe

D. Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: Permen KP

08/MEN/2012 tentang Pelabuhan Perikanan, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI).

2.3 Fungsi dan Peranan Pelabuhan Perikanan

Fungsi pelabuhan perikanan ditinjau dari segi aktivitasnya merupakan

kegiatan ekonomi perikanan baik ditinjau dari aspek pendaratan dan

pembongkaran ikan, pengolahan, pemasaran dan pembinaan terhadap masyarakat

nelayan. Tingkat keberhasilan pengelolaan pelabuhan perikanan diindikasikan

dengan terealisasi atau tidaknya fungsi pelabuhan perikanan secara optimal.

Fasilitas Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan merupakan tempat yang

memiliki berbagai fasilitas yang berguna didalam pelaksanaan fungsi dan

peranannya sebagai pelabuhan (Lubis, 2006).

2.4 Pengertian air bersih

Air bersih secara umum diartikan sebagai air yang layak untuk dijadikan

air baku bagi air minum. Dengan kelayakan ini terkandung pula pengertian

layak untuk mandi, cuci dan kakus. Sebagai air yang layak untuk diminum,

tidak diartikan bahwa air bersih itu dapat diminum langsung, artinya masih

perlu dimasak atau direbus hingga mendidih. Secara terperinci Kementrian

Kesehatan mempunyai definsi tentang air bersih. Air bersih adalah air yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah

dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang

memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan

yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas

fisik, kimia, biologi dan


8
.

radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping

(Ketentuan Umum Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990).

2.5. Sumber Air Bersih

Menurut Soemarto (1987), air yang dapat kita manfaatkan bagian dari

daur hidrologi (Hydrology Cycle) dibagi menjadi 3 golongan sebagai berikut

ini.

1) Air permukaan, seperti air danau, air rawa, air sungai dan sebagainya,

2) Air tanah, seperti mata air, air tanah dalam atau air tanah dangkal,

3) Air atmosfer, seperti hujan, es atau salju

Anonim (2011), Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk

penyediaan air bersih dikelompokkan sebagai berikut:

1) Air Hujan

Air hujan disebut dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air

hujan adalah sebagai berikut:

a. Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat

mineral dan air hujan pada umumnya bersifat lebih bersih

b. Dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara

seperti NH3, CO2, ataupun SO2.

2) Air Permukaan

Linsley dan Franzini (1991), Air permukaan adalah air yang mengalir di

permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan akan mengalami

pengotoran selama pengalirannya, pengotoran tersebut disebabkan oleh

lumpur, batangbatang kayu, daun-daun, limbah industri, kotoran penduduk

dan sebagainya.
9
.

Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber atau

bahan baku air bersih adalah:

a. Air waduk (berasal dari air hujan)

b. Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)

c. Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air)

2 Air tanah

Linsley dan Franzini (1991), Air tanah adalah air yang terdapat

dalam lapisan tanah, yang dibedakan menjadi:

a. Air tanah dangkal

Air ini terdapat pada kedalaman sekitar 15 m dari permukaan tanah

dangkal sebagai sumber air bersih, dari segi kualitas agak baik namun

dari segi kuantitas sangat tergantung pada musim.

b. Air tanah dalam

Air ini memiliki kualitas ya yang agak baik dibandingkan dengan air

tanah dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebeas dari

bakteri, sedangkan kuantitasnya tidak dipengaruhi oleh musim.

3 Mata air

Dari segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai sebagai air baku.

Karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat

tekanan, sehingga belum terkontaminasi oleh zat-zat pencemar. Biasanya

lokasi mata air merupakan daerah terbuka, sehingga mudah terkontaminasi

oleh lingkungan sekitar. Contohnya banyak ditemui bakteri E.–coli pada air

tanah.
10
.

Dilihat dari segi kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air sangat

terbatas sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk

tertentu.

2.6. Distribusi Air Bersih

a. Sistem Distribusi Air Bersih

Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan

konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah

memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan.Sistem ini ini terdiri dari reservoir

dan pipa distribusi. Dua hal penting yang harus diperhatikan pada siste distribusi

adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi

(kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari

instalasi pengolahan.

Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih

kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor

kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang

didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. b. Sistem

Jaringan Perpipaan Air Bersih.

Sistem jaringan perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu

tempat ke tempat yang lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan

di kedua tempat, yang bisa terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di

kedua tempat, yang bisa terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air atau

karena digunakan pompa (Triatmodjo, 1993)

1) Pengaliran Dalam Pipa


11
.

Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas

dan tekanan yang cukup memerlukan sistem jaringan perpipaan yang baik,

reservoir, pompa dan dan peralatan yang lain. Metode dari pendistribusian air

tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen

berada. Sistem pengaliran air dapat dilakukan dengan cara :

a. Cara Gravitasi.

Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai

perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang

diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya

memanfaatkan beda ketinggian lokasi. b. Cara Pemompaan.

Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang

diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen.

Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau instalasi pengolahan dan

daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang cukup.

2) Komponen sistem jaringan perpipaan

a. Sistem Sumber

Terdiri dari system pengambilan air bersih.Dalam system ini ada beberapa

macam sumber penyediaan air bersih diantaranya air hujan, air permukaan dan

air tanah.

b. Sistem Transmisi

Suatu system perpipaan yang mengalirkan air dari bangunan penyadap air baku

ke bangunan pengolahan air sampai reservoir distribusi.


12
.

c. Sistem Distribusi

Sistem distribusi yaitu system perpipaan yang mengalirkan air dari reservoir

sampai ke konsumen.

2.7.Air Bagi Industri Di Pelabuhan Perikanan

Penggunaan air bersih di kawasan pelabuhan perikanan selain

untuk kegiatan industri (pengolahan ikan, pabrik es, dan kapal perikanan)

juga untuk kepentingan umum antara lain perkantoran, rumah tinggal,

mess, dan masyarakat disekitar lokasi pelabuhan perikanan Selanjutnya

menyatakan bahwa, air sangat penting bagi suatu pelabuhan perikanan.

Penentuan air pada suatu pelabuhan perikanan dilakukan melalui survei

air pada studi kelayakan pelabuhan perikanan. Di Indonesia sampai saat

ini pada kelayakan pelabuhan perikanan, kurang begitu diperhatikan,

lebih banyak disambilkan dan menggunakan data sekunder dan data

sepintas di lapangan, seharusnya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh,

akibatnya banyak PP yang mengalami permasalahan air bersih dan PP

kesulitan dalam mengembangkan industri, terutama industri pengolahan

ikan.

Berdasarkan hal di atas seharusnya sebelum membangun

pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan maka dalam studi

fisibility dan kelayakan untuk penentuan lokasi pelabuhan perikanan atau

pangkalan pendaratan ikan perlu dilakukan kajian tentang sumberdaya air

bersih yang berhubungan dengan debit air dan standar air bersih yang

berlaku sesuai dalam Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 1990

tentang pengendalian pencemaran lingkungan di tetapkan penggolangan

ait atau kriteria kualitas air sebagai berikut:


13
.

1. Golongan A;

Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan

terlebih dahulu.

2. Golongan B;

Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.

3. Golongan C;

Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

4. Golongan D;

Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan

untuk usaha perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

air bersih yang digunakan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan

dan air yang tidak memenuhi standar akan; 1) menimbulkan penyakit; dan 2)

merusak kesehatan, keracunan, kelebihan bahan tertentu dan lain. Selanjutnya

dinyatakan pula bahwa, fungsi air di pelabuhan perikanan atau pangkalan

pendaratan ikan yaitu; 1) untuk air minum dan memasak bahan makanan; 2) untuk

pencuci/pembersih sarana atau bahan-bahan; 3) untuk kebutuhan bahan baku

pabrik es; dan 4) untuk kebutuhan bahan tambahan bagi industri olahan di

pelabuhan perikanan. Selanjutnya dinyatakan bahwa penggunaan air di pelabuhan

perikanan/pangkalan pendaratan ikan adalah; 1) nelayan (ABK) kapal ikan; 2)

industri olahan; 3) pabrik es; 4) perkantoran (karyawan) kantor; 5) perumahan

atau anggota rumah; 6) instalasi (fasilitas).

Pane (2011) menyatakan bahwa macam air bersih yaitu; 1) air

bersih yang belum memenuhi standar air minum; 2) air bersih telah
14
.

memenuhi standar air minum, dimasak lebih dahulu sebelum dikonsumsi;

3) air bersih telah memenuhi standar air minum dan telah mengalami

pengolahan sehingga layak langsung diminum; 4) air industri (air untuk

kebutuhan industri dengan persyaratan tertentu, misalnya tidak

mengandung kontaminan yang bisa menyebabkan kerak dan sumbatan,

korosi, dan sebagainya; dan 5) air farmasi/bioteknologi (air sangat murni

bahkan ultra murni dan tanpa kontaminan apapu; stansarisasinya

berkembang terus, misalnya untuk membuat obat-obatan). Penggunaan

dan fungsi air (tawar/bersih) di pelabuhan perikanan atau pengkalan

pendaratan ikan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2.1 Penggunaan dan fungsi air (tawar/bersih) di PP/PPI

No Pengguna Fungsi Air


1 Nelayan/ABK/Kapal Ikan Air Minum
Memasak Bahan Makanan
Mandi, WC
Mencuci Pakaian, Peralatan
Pembersihan Hasil Tangkapan
2 Industri Pengolahan
di Pelabuhan
Bahan Tambahan

Air Minum Karyawan


Mandi, WC, Pencucian Peralatan
3 Pabrik Es di Pelabuhan Pembuatan Es
Air Minum Karyawan
Mandi, WC, Pencucian
4 Perkantoran/Karyawan
Kantor di Pelabuhan Air Minum Karyawan

Perumahan/Anggota Mandi, WC
5
Rumah di Pelabuhan
Air Minum

Memasak Bahan Makanan


Mandi, WC
6 Instalasi/Fasilitas di Mencuci Pakaian
Pelabuhan
Pembersihan Dermaga

Pembersihan Lantai TPI


15
.

2.8. Standar Air Minum

Standar air minum berbeda menurut negara (kondisi masing-

masing negara dan perkembangan IPTEK, organisasi dunia: standar

WHO). SK Menkes No. 173/MenKes/Per/VIII/1997 dalam hal pengkelas

air sebagai berikut:

(1) Kelas A

Air untuk air baku, yang dapat diolah untuk air minum (koagulasi,

sedimentasi, dan disenfeksi).

(2) Kelas B

Air untuk pemandian dan pertanian

(3) Kelas C

Untuk perikanan darat, olah raga (kecuali renang, ski dan selancar

air) Menurut Pane (2011), beberapa jenis industri olahan dalam

penggunaan air bersih (standar air minum) juga menggunakan standar

tambahan tertentu misalnya industri pengalengan (termasuk pengalengan

ikan);

(1) Rasa: tidak ada (sama dengan standar di atas)

(2) Bau: tidak ada

(3) Kesadahan : 0,0 0D

(4) Kalsium: 80 mg/l

(5) Besi: 0,1 mg/l (S, kategori yang dianjurkan)

(6) Phenol: tidak ada


16
.

(7) H2S: tidak ada

Pane (2011) menyatakan bahwa kebutuhan air (air tawar atau air

bersih) bagi industri pengolahan dan lingkungan terkaitnya di pelabuhan

perikanan terdiri dari:

(1) Kebutuhan Air Industri Pengolahan di PP

A. Jenis-jenis pabrik pengolahan di pelabuhan perikanan;

a) Pabrik pengalengan ikan

b) Pabrik pengolahan beku filet ikan, udang beku, dll

c) Pabrik olahan makanan jadi berbahan baku ikan: bakso ikan.

d) Pengolahan ikan kering

e) Pabrik pengolahan tradisional basah: pindang, terasi, dll

B. Penggunaan air tawar atau bersih pada pabrik pengolahan untuk aktifitas:

a) Pencucian ikan, peralatan

b) Pemasakan/ “bahan baku tambahan“

c) Pembersihan lantai

d) Kebersihan pekerja

e) Air pendingin mesin

f) Air minum karyawan kantor

g) Mandi, WC
17
.

C. Patokan kebutuhan air tawar/bersih industri di pelabuhan

perikanan di sajikan dalam Tabel 2.2.

Tabel 1. 2 Patokan kebutuhan air tawar/bersih industri pengolahan di PP

Faktor konversi kebutuhan air industri


NO Jenis Pabrik /Industri
Olahan

1 Pabrik pengalengan ikan 1 kg bhn baku ikan ≈ 1,5 lter air

2 Pabrik pengolahan beku 1 kg bhn baku ikan ≈ 1,15 ltr air

Pabrik olahan makanan jadi berbahan


3
baku ikan 1 kg bhn baku ikan ≈ 1,5 ltr air

4 Pengolahan ikan kering 1 kg bhn baku ikan ≈ 0,5 ltr air

5 Pabrik pengolahan tradisional basah 1 kg bhn baku ikan ≈ 1,3 -1,5 ltr air

n
18
.

```

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Januari sampai dengan 20 Maret

2020 di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari di Jalan Samudera No. 1 Puday

Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara yang difokuskan pada tempat

instalasi pengolahan air bersih di PPS Kendari

3.2. Metode Analisa Data

3.2.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden

atau ada hubungannya dengan objek melalui tanya jawab atau wawancara secara

langsung dengan menggunakan pedoman wawancara sesuai dengan penelitian

yang di teliti.

Metode pertama yang digunakan untuk mendapatkan data primer

dilakukan dengan cara wawancara, partisipasi langsung dan dokumentasi. Data

primer yang dibutuhkan meliputi:

1. Proses Pengelolaan Air bersih di Pelabuhan Perikanan Samudra Kendari

2. Penggunaan Pelayanan Jasa Air bersih

3. Kondisi tempat Instalasi pengolahan Air bersih

4. Penereapan prosedur pengolahan air bersih yang diamati secara langsung

5. Penggunaan tarif harga air bersir

3.2.2. Data Sekunder


19
.

Data sekunder adalah data yang pengumpulannya bukan diusahakan secara

langsung oleh pelaksana oleh peneliti tetapi diambil dari biro statistik, majalah,

keterangan-keterangan serta media publikasi.

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak

lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang

telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan. Data tersebut meliputi:

1. Layout pelabuhan

2. Data PNBP Air Bersih

3.2.3 Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam

proses ini hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan

mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut adalah pewawancara,

responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan dan situasi

wawancara (Masri dan Effendi,1989).

Peneliti menyiapkan daftar pertanyaan sebelum melakukan penelitian,

daftar pertanyaan yang dibuat sesuai dengan tujuan peneliti dan klasifikasi

responden atau narasumber, pada saat wawancara berlangsung peneliti membawa

daftar pertanyaan tersebut agar wawancara sesuai dengan tujuan penelitian dan

data yang didapatkan tidak ada yang terlewatkan. Responden yang diambil dalam

penelitian ini yaitu:

1. Pegawai pada instansi PPS Kendari

2. Pengelola bagian Pelayanan Air bersih


20
.

3.2.4.Observasi

Pengumpulan data dengan observasi adalah pengambilan dan pencatatan

data secara sistematis terhadap gejala yang diselidiki tanpa alat bantu dan aktif

melibatkan diri secara langsung dalam penelitian (Natzir,1983). Dalam penelitian

ini observasi dilaksanakan dengan melaksanakan pengamatan secara langsung

ditempat Instalasi pengelolah Pelayanan air bersih untuk mengidentifikasi proses

Pengolahan air bersih ada di Pelabuhan . Selain itu observasi langsung dilakukan

ketika kegiatan Proses pengolahan air bersih di PPS Kendari.

3.3. Prosedur Penelitian Dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap. Mulai dari tahap

observasi lapang, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis.

1. Observasi lapang bertujuan untuk mengetahui kondisi sistem pengelolaan air

bersih .

2. Tahap Pengolahan data dilakukan setelah semua data telah didapatkan

3. Kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui informasi dari hasil data-data

tersebut.
21

BAB IV

KEADAAN UMUM LOKASI

4.1 Sejarah Pelabuhan Perikanan Perikanan Samudra (PPS) Kendari

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari dibangun pada tahun 1984,

diawali dengan studi kelayakan oleh tim Asian Development Bank dan Direktorat

Jenderal Perikanan. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari secara resmi

operasional pada tahun 1990 setelah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia

Bapak H.M. Soeharto pada tanggal 10 September 1990. Sebelum ditetapkan

sebagai pelabuhan perikanan samudera, status kelembagaan nya adalah Project

Manajemen Unit (PMU).

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari dalam kegiatan ekonomi,

telah memberikan manfaat yang cukup tinggi bagi masyarakat seperti fasilitas

produksi, pemasaran hasil perikanan, pengawasan pemanfaatan, dan pelestarian

sumber daya ikan, pelayanan kesyahbandaran, mendukung kegiatan yang

berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan

lingkungannya, serta penyerapan tenaga kerja.

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari sebagai bisnis utama

perikanan laut pada umumnya di kawasan Indonesia Timur khususnya Sulawesi

Tenggara dengan daerah penangkapan (fishing ground) meliputi Wilayah

Pengelolaan Perikanan (WPP) 714 dan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)

7`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````

`````````````````````````````````````````````````````````````15 yang kaya akan sumber daya

ikan, baik ikan pelagis maupun ikan demersal yang telah menjadi salah satu

komoditas ekspor hasil perikanan andalan Sulawesi Tenggara.


22

4.2 Lokasi Pelabuhan Perikanan Perikanan Samudra (PPS) Kendari

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari merupakan pusat industri

perikanan terpadu di kawasan timur Indonesia dan khususnya di Sulawesi

Tenggara yang terletak di Kelurahan Puday, Kecamatan Abeli, Kota Kendari,

Provinsi Sulawesi Tenggara dengan posisi geografis 03º58`48`` LS dan

122º34`17`` BT yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.64/MEN/2010 Tentang Wilayah Kerja

dan Wilayah Pengoperasian Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari.

Wilayah kerja dan wilayah pengoperasian Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)

Kendari meliputi wilayah kerja daratan dengan luas 40,53 ha dan wilayah kerja

perairan dengan luas 33,20 ha, serta wilayah pengoperasian yang terdiri dari

wilayah pengoperasian daratan dengan luas 59,34 ha dan wilayah pengoperasian

perairan dengan luas 8,72 ha.

Gambar 4.1. Lay Out PPS Kendari,


Sumber : PPS Kendari, 2020
23

4.3. Sarana dan Prasarana

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :

08/MEN/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan dinyatakan bahwa pelabuhan

harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas sesuai dengan kelas/type pelabuhan.

Pelabuhan Perikanan Kendari sebagai pelabuhan kelas Samudera telah dilengkapi

dengan fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang.

Luas lahan PPS Kendari adalah 40,53 Ha, berbagai fasilitas telah dibangun

oleh Pemerintah dan swasta di PPS Kendari yang meliputi fasilitas pokok, fasilitas

fungsional dan fasilitas penunjang.Total investasi di PPS Kendari sampai tahun

2017 telah mencapai Rp. 654,24 Milyard, jumlah investasi tersebut merupakan

investasi pemerintah sebesar Rp. 85,56 Milyarddan investasi swasta sebesar

Rp.568,68 Milyard, untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 1 :

4.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PPS Kendari dipimpin oleh Kepala Pelabuhan yang

dibawahi Kepala Bagian Tata Usaha yang menjadi Kepala Sub Bagian Keuangan

dan Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Bidang Tata Kelola dan Pelayanan Usaha

terdiri dari Kepala Seksi Tata Kelola Sarana dan Prasarana dan Kepala Seksi

Pelayanan Usaha, Kepala Bidang Operasional Pelabuhan dan Kesyahbandaran

yang tediri dari Kepla Seksi Kesyahbandaran dan Kepala Seksi Operasional

Pelabuhan serta kelompok Jabatan Fungsional. Adapun struktur organisasi PPS

kendari, Sebagai berikut.


24

Kepala PPS Kendari


Ir. Mansur, MM

Kepala Bagian Tata usaha


Dra. Radiah Yustiari

Kepala Sub Bagian Keuangan


Ashar, Se

Kepala Sub Bagian Umum


Sitti Demiati, B.Sw

Kepala Bidang Tata Kelola Plt. Kepala Bidang Operasional


& Pelayanan Usaha Pelabuhan & kesyahbandaran
Kartono, A.Pi., M.P Kartono, A.Pi.,M.P

Kepala Seksi Tata Kelola Sapras


Ernawati Seowarno, S.P Kepala Seksi Kesyahbandaran
Yulian Toni, S.St.Pi

Kepala Seksi Pelayanan Usaha


Rustam, SP. M.Si Kepala Seksi Operasional
Recky Pangemanan, S.St.Pi, M.Si

Kelompok Jabatan Fungsional

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PPS Kendari, Sulawesi Tenggara tahun 2020.
Sumber : PPS Kendari, 2020
25

4.4 Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi Pelabuhan

a. Kedudukan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.

PER.20/PERMEN-KP/2014 tanggal 16 Mei 2014 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Unit Pelaksana Tekhnis Pelabuhan Perikanan, menetapkan bahwa

Pelabuhan Perikanan adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang pelabuhan perikanan

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan

Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

b. Tugas Pokok

Pelabuhan perikanan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan

pelayanan pemanfaatan sumberdaya ikan, serta keselamatan operasional kapal

perikanan.

c. Fungsi

Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Pelabuhan perikanan

menyelenggarakan fungsi :

 Penyusunan rencana program anggaran, pemantauan, dan evaluasi pelabuhan

perikanan ;

 Pelaksanaan pengaturan keberangkatan, kedatangan, dan keberadaan kapal

perikanan di pelabuhan perikanan;

 Pelaksanaan pelayanan penerbitan surat tanda bukti lapor kedatangan dan

keberangkatan kapal perikanan;

 Pelaksanaan pemeriksaan loog book;

 Pelaksanaan pelayanan penerbitan surat persetujuan berlayar;

 Pelaksanaan penerbitan sertifikat hasil tangkapan ikan;


26

 Pelaksanaan pengawasan pengisian bahan bakar ;

 Pelaksanaan pembangunan , pengembangan, pemeliharaan, pendayagunaan

dan pengawasan,

 serta pengendalian sarana dan prasarana;

 Pelaksaan fasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumberdaya

ikan, perkarantinaan ikan, publikasi hasil penelitian, pemantauan wilayah

pesisir, wisata bahari, pembinaan mutu, serta pengolahan, pemasaran dan

distribusi hasil perikanan;

 Pelayanan jasa, pemanfaatan dan fasilitas usaha;

 Pelaksanaan pengumpulan data, informasi dan publikasi ;

 Pelaksanaan bimbingan tekhnis dan penerbitan Sertifikat Cara Pennganan

Ikan yang Baik (CPIB) ;

 Pelaksanaan inspeksi pembongkaran ikan ;

 Pelaksanaan pengendalian lingkungan di pelabuhan perikanan ;

 Dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

4.5 Fasilitas Pelabuhan

4.5.1. Fasilitas Pokok, Fungsional dan Penunjang

Fasilitas pokok pelabuhan merupakan fasilitas dasar yang diperlukan oleh

suatu pelabuhan yang berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan alam.

Fasilitas pokok yang ada di PPS Kendari adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3.Fasilitas Pokok Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari Tahun 2020


No Jenis Ukuran Keterangan
1 Lahan : 40,53 Ha Baik/Berfungsi
Kolam Pelabuhan 41,92 Ha Baik/Berfungsi
Dermaga
- (- 6,0 m) 130 x 10 m Baik/Berfungsi
2 - (- 2,5 m) 130 x 5 m Baik/Berfungsi
27

3 Jalan dan Drainase :


4 - Jalan kompleks 29.945 m2 Baik/Berfungsi
5 - Drainase 7,059 m2 Baik/Berfungsi
6 Talud 2.765 m2 Baik/Berfungsi

Sumber : Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari 2020

4.5.2. Fasilitas Fungsional

Fasilitas Fungsional adalah fasilitas ynag berfungsi ,meninggikan nilai

guna dari fasilitas pokok yang diperlukan. Fasilitas fungsional yang ada di PPS

Kendari adalah sebagai berikut:

Tabel 1.4 Fasilitas Fungsional Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari Tahun


2020 No Jenis Ukuran Keterangan
1 Kantor Administrasi
Pelabuhan 2
1.326 m Baik/Berfugsi
TPI Higienis 1.030 m2 Baik/Berfugsi
2

3 Rambu Navigasi 3 unit Baik/Berfugsi


4 Instalasi Pengolahan
air Bersih.
700 KL Baik/Berfugsi
5
Instalasi BBM 2 x 500 KL Baik/Berfugsi
Sumbur Dalam
(Deep 6 Unit Baik/Berfugsi
6
Weel)
Baik/Berfugsi
Instalasi IPAL 400 K5L
Baik/Berfugsi
SWRO 500 kl
7 Baik/Berfugsi
Instalasi Listrik :
Baik/Berfugsi
- Genset 2 x 250 KVA
Baik/Berfugsi
- PLN 1.110 KVA
10 Baik/Berfugsi
Telekomunikasi :
Baik/Berfugsi
- Telepon 1 line
Baik/Berfugsi
- Interkom 12 Line
Baik/Berfugsi
- Internet 1 Unit
14 Sarana bongkar muat :

- Truck crane 4 unit Baik/Berfugsi


- Forklift Kapasitas 2 ton
3 unit Baik/Berfugsi
28

- Forklift Kapasitas 5 ton 1 unit Baik/Berfugsi

Sumber : Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari 2020

4.5.3. Fasilitas Penunjang

Fasilitas penunjang merupakan fasilitas yang secara tidak langsung

meninggikan peranan pelabuhan perikanan dan tidak dapat masukan ke dalam

kelompok kedua golongan Fasilitas di atas. Fasilitas penunjang yang ada di PPS

Kendari adalah sebagai berikut:

Tabel 1.5 Fasilitas Penunjang Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari Tahun


2020 No Jenis Ukuran Keterangan
Pompa Penyemprot Air
1 Panas. 2 Unit Baik/berfugsi
2 Ampibius 1 Unit Baik/berfugsi

3 Alat Kebersihan 1 Unit Baik/berfugsi

4 Dump Truck 3 Unit Baik/berfugsi

5 Truck Tangki 1 Unit Baik/berfugsi

Sumber : Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari 2020


29

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengadaan dan Distribusi Air bersih

Air bersih merupakan salah satu factor yang memiliki peran penting

terhadap keberlanjutan dan kelancaran semua aktivitas di pelabuhan . Hal ini

disebabkan oleh sebagian besar aktivitas di pelabuhan menggunakan air bersih.

Penggunaan air bersih untuk kegiatan di laut meliputi kegiatan

penangkapan pencucian ikan hasil tamgkapan.pencucian palkah sedangkan

kegiatan di darat meliputi kebutuhan air untuk pengelolaan ikan, keperluan

masyarakat setempat, mess, perkantoran , suplai es serta pencucian TPI dan

dermaga

Gambar 5.1 Proses Pengolahan Air Bersih

5.2 Faktor Pendukung dan penghambat pelayanan Air bersih

Pengelolaan air bersih oleh PPS Kendari terdiri atas tiga bagian penting

yaitu, pengadaan , pengolahan dan distribusi. Pengadaan air bersih melalui sumur

bor yang kemudian air diolah dan ditampung di water treatment yang nantinya

didistribusikan dengan menggunakan pipa distribusi ke masing – masing unit

kegiatan di pelabuhanePengelolaan air bersih oleh PPS Kendari terdiri atas tiga
30

bagian penting yaitu pengadaan, pengolahan dan ditampung di water treatment

yang nantinya didistribusikan dengan menggunakan pipa distribusi ke masing-

masing unit kegiatan di pelabuhan (PPS Kendari 2020). Bagan Pengadaan dan

pendistribusian air bersih

1. Sumur bor

Peninjauan kembali terhadap instalasi air bersih perlu diperhatikan baik

dari segi umur teknis maupun kemampuan produksi fasilitas. Perbaikan pompa

depp weel merupakan salah satu permasalahan penting yang membutuhkan

perhatian . Banyaknya timbunan karat dan penyepitan pada pipa pompa deep weel

menyebabkan sering terjadinya kerusakan pada mesin pompa disamping

terjadinya penurunan debit air seiring bertambahnya umur teknis mesin pompa

akibat pengendapan kapur yang cukup tinggi. Kerusakan salah satu mesin

pompa air mampu mempengaruhi jumlah air yang diproduksi pada setiap harinya.

Penambahan satu titik sumur bor merupakan salah satu alternatif jika terjadi

peningkatan kegiatan industri / perusahaan perikanan di Dalam kawasan PPS

Kendari ,namun belum begitu penting mengingat kemampuan produksi empat titik

sumur bormasih mampu memenuhi kebutuhan air bersih 33 perusahaan dan

masyarakt sekitar saat ini.

2. Water treatment

Penambahan satu unit water treatment merupakan salah satu kebutuhan

sangat mendesak saat ini. Daya tamping water treatment yang sangat terbatas

yaitu 700 kltr/hari tidak mampu menampung kebutuhan air yang begitu besar dan

terus meningkat.
31

Penyediaan air yang dilakukan adalah dengan memompa dan mengolah air

sesuai dengan kapasitas water treatment , yang kemudian di suplai ke unit

kegiatan

.untuk memenuhi permintaan air bersih yang melebihi kapasitas water treatment

dilakukan dengan cara memompa air secara terus menerus dengan tetap mensuplai

air ke unit kegiatan yang membutuhkan .

Kemampuan memproduksi air bersih oleh empat titik sumur bor

seharusnya di dukung oleh kemampuan kapasitas water treatment sehingga pihak

pelabuhan mampu menyediakan cadangan air bersih untuk kegiatan-kegiatan yang

ada di pelabuhan . baik kegiatan yang terencana oleh pihak pelabuhan.

Tingginya kandungan zat kapur air di PPS Kendari sampai saat ini

merupakan permasalahan klasik yang terus terjadi setiap tahun. Perlu dilakukan

penelitian tentang komposisi kandungan zat kimiayang tepat untuk mendapatkan

air tawar yang bersih terutama dengan endapan zat kapur yang rendah .saat ini

walaupun telah dilakukan proses kimia dan fisika serta proses pengendapan ,

kandungan zat kapur air di PPS Kendari masih tetap tinggi. Hal ini di buktikan

dengan penyempitan pipa distribusi yang mencapai 50 % penggunanya.

3. Pipa distribusi

Penyempitan pada pipa distribusi karena kandungan zat kapur yang tinggi

menimbulkan berbagai dampak aktivitas di pelabuhan antara lain:

Penyempitan pipa distribusi ke konsumen menyebabkan debit air yang

sampai ke konsumen lebih kecil dibandingkan debit air sebelumnya, sehingga

pengisian air bersih membutuhkan waktu yang cukup lama.

1.

n
32

pi

ta

pi

kr

et

er

ju

e
33

te

rj

di

ca

ta

ta

at

ti
34

ur

at

er

as

al

in

se

ri

di

el

h
35

ol

as

ar

at
36

nelayan dimana volume (m3) air yang dijual berdasarkan catatan yang

dilakukan oleh mesin distribusi berbeda dengan volume sesungguhnya.

Perbaikan pipa distribusi yang dilakukukan pada tahun 2000 hanya

sepanjang 825m akibat keterbatasan dana sehingga perbaikan tidak sampai ke

dermaga . proyek perbaikan pipa distribusi ini harus dilanjutkan kembali karena

bagian terpenting adalah pendistribusian air ke unit – unit kegiatan terutama

kepada pengisian perbekalan dan suplai ke perusahaan –perusahaan .

Terjadi antrian cukup panjang dan memerlukan waktu yang cukup lama

pada saat pengisian perbekalan jika hal ini terus dibiarkan . perlu dilakukan

penambahan pipa penyaluran air ke kapal di dermaga. Mengingat jumlah kapal

yang ada terus meningkat disamping terjadinya penyempitan pipa distribusi dan

pengoptimalan waktu Dalam pendistribusianya

5.3 Mekanisme Pengelolaan Air Bersih di PPS Kendari .

Mekanisme Pengelolaan air bersih di PPS Kendari dapat dilihat dengan

melalui beberapa alur tahapan :

Gambar : Mekanisme pengelolaan air bersih di PPS Kendari ( Informasi


PPS Kendari, 2020)

Jika dikelompokan, sistem penyediaan air bersih yang di PPS Kendari

terbagi menjadi tiga tahapan yaitu tahapan pengadaan dan tahapan pengolahan,

Pendistribusian .
37

a. Pengadaan

Fasilitas instalasi di PPS Kendari pada tahapan pengadaan terdiri atas

intake, bak sedimentasi dan pipa transmisi .Urutan mekanisme penyediaan air

bersih adalah : volume air yang diperoleh melalui air tanah dari 6 titik sumur bor

yang ditarik melalui mesin pompa air dan ditampung pada intake.

Kemudian air dialirkan menuju bak pengendapan untuk mengendapkan

partikel – partikel yang terbawah bersama aliran air yang telah mengalami proses

sedimentasi dialirkan secara gravitasi dengan bantuan mesin pompa penyalur air

melalui pipa transmisi air baku menuju bak pengolahan.

b. Pengolahan

Aliran air baku yang sampai pada bak pengolahan di PPS Kendari masih

bermasalah dalam hal kualitas , seperti kesadahan dan sebagainya . Aliran air ini

harus melalui proses filtrasi di dalam bak pengolahan.

Pada proses filtrasi, aliran air akan “ terhadang “oleh media saringan (

pasir) yang memiliki ukuran sangat kecil dengan ukuran pori –pori pasir. Seiring

dengan lambatnya aliran air dalam media penyaringan dan panjangnya waktu

kontak antara air dan media penyaring serta aliran yang berkelok – kelok melalui

pori – pori.

Saringan memberikan kesempatan partikel halus untuk saling berinteraksi

membentuk gugusan yang lebih besar atau seperti lapisan biologis yang kemudian

tertahan oleh pori pori saringan ( akumulasi kotoran tersebut akan menempel pada

media)

Dengan adanya lapisan itu, disamping proses penyaringan secara fisika ,

terjadi pula penghilangan kotoran secara bio- kimia.sehingga zat besi , mangaan,

dan zat lain yang menimbulkan bau dan kesadahan akan hilang dihasilkannya

filtrat
38

dari proses ini yaitu air yang terbebas dari partikel – partikel yang tidak

diharapkan ada dalam air bersih .kondisi air yang memiliki kandungan kapur yang

sangat tinggi, mengharuskan pengolahan air bersih di PPS Kendari menggunakan

bahan kimia antara lain:PAC, Natrium Clorat, Natrium Hidroksida dan karbon

aktif.

Proses pengolahan air bersih secara singkat dapat dijelaskan melalui dua

tahap yaitu

1. air tanah di pompa terlebih dan ditampung pada bak penampung yang

bertujuan untuk melakukan pengendapan lumpur, pembersihan dan kotoran –

kotoran

2. air diolah menggunakan bahan kimia untuk kemudian didistribusikan .

c. Pendistribusian air bersih ke unit- unit kegiatan bergantung pada permintaan

akan air bersih tersebut. Permintaan air bersih di PPS Kendari setiap bulanya

cukup fluktuatif, bergantung pada musim penangkapan/ musim melaut pada

saat musim penangkapan, permintaan air bersih untuk bekal melaut

meningkat, begitu juga permintaan es yang bahan baku air bersihnya dari

pelabuhan turut meningkat. Sedangkan aktivitas – aktivitas lain di pelabuhan

tidak signifikan mempengaruhi fluktuasi . pada saat musim puncak

penangkapan permintaan air bersih naik secara drastis sehingga pihak

pelabuhan kesulitan menyediakan air bersih bahkan mengalami kekurangan

dalam suplai air. Namin sebaliknya ketika tidak musim ikan, air bersih yang

tersedia cukup banyak bahkan melimpah tidak terkendali . kondisi

ketersediaan air bersih di PPS Kendari sangat bergantung pada kondisi

ketersediaan air tanah pada 6. Titik sumur bor yang tersebar di sekitar

kawasan PPS Kendari.

Mekanisme pendistribusian penangkapan kebutuhan air bersih tidak

terlepas dari mekanisme pemesanan dan pembelian air bersih oleh konsumen .
39

Mekanisme
40

pembayaran jumlah pemakaian air bersih oleh pengguna adalah

1. pembayaran air untuk perkantoran dan perumahan serta kegiatan industri

seperti pabrik es dan processing dihitung berdasarkan pemakaian selama satu

bulan

2. untuk kegiatan melaut jumlah air yang digunakan langsung dibayar sebelum

melakukan penangkapan atau saat kapal mengisi perbekalan. kebijakan

pelabuhan menetapkan harga yang berbeda untuk masing- masing unit

kegiatan misalnya seperti perkantoran dan perumahan masyarakat.

5.4 Prosedur Pelayanan Air Bersih

Prosedur permohonan / permintaan air bersih dilakukan dengan cara:

a. pemilik kapal atau nelayan melapor ke bagian pelayanan air bersih PPS

Kendari .

b. pemilik kapal akan diminta untuk mengisi “ form data kapal “ yang berisi

tujuan penangkapan , jumlah ABK, lama trip penangkapan dan jumlah air

yang diperlukan. Pada umumnya pembayaran dilakukan di depan ( awal )

dalam antrian pembayaran dilakukan di kantor pelayanan sebelum dilakukan

pengisian air bersih

c. setelah pemilik kapal membayar untuk sejumlah air yang diperlukan,

pengelolaakan memberikan tanda bukti pembayaran

d. tanda bukti pembayaran ini akan akan diperlihatkan pada petugas pengisian

perbekalan air bersih di dermaga.

e. kemudian air bersih didistribusikan ke palkah – palkah air bersih kapal sesuai

jumlah air yang tertera pada bukti pembayaran.


41

5.5 Waktu Penyelesaian Pelayanan Kebutuhan Air bersih

Berdasarkan pengamatan dan wawancara dilapangan, pelayanan

Kebutuhan air bersih yang diberikan oleh petugas bagian pelayanan air bersih di

Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari berjalan dengan baik dan petugas

mampu menjalankan dan menyelesaikan tugasnya sesuai dengan standar waktu

yang ada. Karena keberhasilan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

dapat juga dilihat dari petugas yang memberikan pelayanan, dimana dalam

memberikan pelayanan kepada pengguna jasa petugas berupaya untuk selalu

memberikan pelayanan yang cepat kepada masyarakat dan setiap masyarakat

yang dilayani dengan baik yang diberikan oleh petugas pada bagian pelayanan air

bersih di pelabuhan PPS Kendari.

5.6 Biaya Pelayanan Kebutuhan Air bersih

Tabel 5.1 . Daftar harga jual air bersih di PPS Kendari tahun 2020.

No. Jenis Pemakaiaan Air Harga Air (Rp/M3)

1. Perusahaan Rp. 15. 500

2. Kapal Rp. 15. 500

3. Masyarakat Rp. 15. 500

4. Perumahan Rp. 15. 500

5. Perkantoran Rp. 15. 500

Sumber : PP no.75 .2015 PPS Kendari


42

GRAFIK NILAI RUPIAH PNBP AIR BERSIH


400.000.000 PERUSAHAAN
350.000.000 KAPAL DAN MASYARAKAT JUMLAH (RP)
300.000.000
RUPIAH

250.000.000
KANTIN DAN
200.000.000KOPERASI
JUMLAH (RP)
150.000.000
100.000.000
50.000.000 SUMUR BOR
JUMLAH (RP)
0

PERUMAHAN
JUMLAH (RP)

Gambar 5.2. :Grafik Nilai Rupiah PNBP Air Bersih PPS Kendari ( 2020)

Berdasarkan grafik nilai rupiah PNBP Air bersih Data perbulan selama 1

Tahun kebutuhan air bersih di PPS Kendari tahun 2020 pada perusahaan kapal dan

masyarakat data keseluruhan selama 1 tahun sebesar Rp.2,618,752,250, kantin dan

koperasi dengan jumlah sebesar Rp. 6,238,000, sumur bor dengan jumlah sebesar

Rp. 147,498,000, perumahan dengan jumlah sebesar Rp.5,037,500, jumlah PNBP

Air bersih dalam 1. Tahun jadi nilai jumlah PNBP Air bersih berdasarkan grafik di

atas pada bulan januari mengalami peningkatan kebutuhan air bersih dengan

jumlahRp. 400,000,000 pengguna kebutuhan air bersih dan pada bulan juni

mengalami penurunan kebutuhan air bersih dengan jumlah Rp. 200,000,000. di

PPS Kendari tahun 2020


43

GRAFIK VOLUME PNBP AIR BERSIH


30.000 PERUSAHAAN KAPAL DAN
25.000 MASYARAKAT VOLUME (M3)
SARUAN TON

20.000
KANTIN DAN KOPERASI
15.000VOLUME (M3)
10.000

5.000 SUMUR BOR VOLUME


(M3)
0

PERUMAHAN VOLUME
(M3)

Gambar 5.3. :Grafik Volume PNBP Air Bersih Di PPS Kendari (2020)

Berdasarkan data grafik volume PNBP Air bersih data perbulan selama 1.

Tahun kebutuhan air bersih untuk pada perusahaan kapal dan masyarakat volume

168,906m3, dengan rata-rata 14,075.5 m3/bln, kantin dan koperasi volume 396m3

dengan rata-rata 33 m3/bln., dan Perumahan volume 325 m 3 dengan rata-rata

27,0833 m3/bln.,berdasarkan grafik di atas volume PNBP Air bersih pada bulan

januari mengalami peningkatan volume air bersih yaitu 25,000m3. Dan mengalami

penurunan volume air bersih pada bulan juni 5,000m3.

.
44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1. Proses pengolahan air bersih melalui dua tahap yaitu air tanah di pompa

terlebih dahulu dan ditampung pada bak penampung yang bertujuan untuk

melakukan pengendapan lumpur, pembersihan dan kotoran kotoran,

selanjutnya air diolah menggunakan bahan kimia untuk kemudian

didistribusikan.

2. Rata – rata jumlah kebutuhan air bersih di PPS Kendari untuk Perusahaan

kapal dan masyarakat 14,075.5 m3, kantin dan koperasi 396m3 , dan

Perumahan 27,0833 m3

6.2 Saran

Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.) Perlu dilakukan perbaikan sarana dan prasarana pengadaan dan

pendistribusian air bersih. Penambahan titik sumur bor belum perlu

dilakukan hanya mengacu pada penambahan satu unit water treatment dan

pembentukan lembaga / badan khusus yang bertugas menangani distribusi

air bersih di pelabuhan .

2.) Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang tingkat kebutuhan air bersih

yang baik dengan akan beroperasinya 33. Perusahaan yang sedang

melakukan pembangunan di PPS Kendari


45

3.) Sistem pendataan air bersih di lapangan belum terorganisir dengan baik ,

sehingga menyulitkan pihak pelabuhan dan instansi terkait Dalam

merencanakan pengembangan dan pembangunan ke depan .


46

DAFTAR PUSTAKA

Amirul Karman, Staf pengajar di Program Studi Pemanafaatn Sumberdaya


Perikanan, FPIK – Universitas Khairun Ternate

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. 2017. Sejarah Pelabuhan Perikanan


Samudera Kendari. https://kkp.go.id/djpt/ppskendari/page/1011-sejarah-
pelabuhan-perikanan-samudera-kendari. Diakses pada tanggal 21
Desember 2019.

Lubis E. 2000. Pengantar Pelabuhan Perikanan (Buku I). Laboratorium


Pelabuhan Perikanan. Jurusan PSP. FPIK. IPB. Bogor. 71 hlm.

Lubis E. 2002. Perencanaan Pembangunan Pelabuhan Perikanan.


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Lubis E. 2011. Bahan Kuliah Teknologi Industri Pelabuhan Perikanan.


Mayor Teknologi Penangkapan Ikan. Program Pascasarjana IPB.
Bogor (Tidak Dipublikasikan).

Pane AB. 2000. Sumberdaya Air Pesisir Pantai Bagi Pelabuhan


Perikanan. Bahan Kuliah Teknik Perencanaan Pelabuhan
Perikanan (tidak dipublikasikan). Jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
IPB. Bogor.

Pane AB. 2011. Bahan Kuliah Teknologi Industri Pelabuhan Perikanan.


Mayor Teknologi Penangkapan Ikan. Program Pascasarjana IPB.
Bogor (Tidak Dipublikasikan).

PP No. 75 Tahun 2015 Tentang Jenis dan Tarif atas jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak
.
Undang-Undang RI No. 31 Tahun 2004 jo, Undang-Undang RI No.45 Tahun 2009
Tentang Perikanan ;

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118). Jakarta. 56
hlm.
47

LAMPIRAN
48

Lampiran 1. Sarana dan Prasarana PPS Kendari

Dermaga

Jalan Kompleks Menuju Perumahan

Kavling Industri
49

Bengkel

TPI Higienis

Kantor Utama PPS Kendari


50

Kantor Pelayana Terpadu

Suar Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)

Telepone/Faximile
51

Forklift

Komputer Kantor Pelayanan Terpadu


52

Balai Pertemuan Nelayan

Instalasi Pengolah Air Limbah

Poliklinik PPS Kendari


53

Gambar : Pipa Air


54
55
56

Lampiran 2. Data PNBP Air Bersih PPS Kendari Tahun 2019.

NO BULAN PERUSAHAAN KANTIN DAN


KAPAL DAN VOLUME KOPERASI
MASYARAKAT M3 JUMLAH(RP)
JUMLAH (RP)
1 JANUARI 371,716,350 23,982 511,500
2 FEBRUARI 331,038,150 21,367 511,500
3 MARET 319,881,250 20,638 511,500
4 APRIL 260,128,750 16,783 511,500
5 MEI 173,607,750 11,201 511,500
6 JUNI 96,208,500 6,207 511,500
7 JULI 150,292,750 9,667 511,500
8 AGUSTUS 166,492,500 10,713 511,500
9 SEPTEMBER 174,049,500 11,229 511,500
10 OKTOBER 169,903,250 10,962 511,500
11 NOVEMBER 196,163,350 12,656 511,500
12 DESEMBER 209,270,150 13,501 511,500

JUMLAH 2,618,752,250 168,906 6,138,000


JUMLAH
PNBP(Rp)=2,778,045,750
VOLUME PNBP (M3) = 179,267
AIR LAUT (SWRO) = 124 m3
AIR PERUSAHAAAN = 179.267
m3

VOLUME SUMUR BOR VOLUME PERUMAHAN VOLUME


M3 JUMLAH(RP) M3 JUMLAH (RP) M3

33 12,291,500 793 449,500 29


33 12,291,500 793 449,500 29
33 12,291,500 793 434,000 28
33 12,291,500 793 403,000 26
33 12,291,500 793 403,000 26
33 12,291,500 793 403,000 26
33 12,291,500 793 403,000 26
33 12,291,500 793 418,500 27
33 12,291,500 793 418,500 27
33 12,291,500 793 418,500 27
33 12,291,500 793 418,500 27
33 12,291,500 793 418,500 27

396 147,498,000 9,516 5,037,500 325


57

SWRO(RP) VOLUME M3 TOTAL RP TOTAL


VOLUME M3

384,968,850 24,044
344,290,650 21,429
333,118,250 20,699
273,334,750 16,842
186,813,750 11,260
109,414,500 6,266
220,000 44 163,718,750 9,770
210,000 42 179,924,000 10,815
190,000 38 187,461,000 11,327
183,124,750 11,022
209,384,850 12,716
222,491,650 13,561

620,000 124 2,778,045,750 179,267


Sumber PP no.75 .2015 PPS Kendari
58

RIWAYAT HIDUP

NAMA : Citrawati Ilyas

NIM 1622080632

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Pangkep, 05 Agustus 1995

JURUSAN : Teknologi Penangkapan Ikan

PROGRAM STUDI : Pengelolaan Pelabuhan Perikanan

PELATIHAN/SEMINAR : 1. Pelatihan BST, SAT, dan AFF di PIP

Makassar, 2018

ALAMAT : Leppangeng, Desa Sapanang, Kecamatan

Bungoro Kabupate Pangkep

TELEPON 082296612491

E-MAIL : citrawatimoveon@gmail.com

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum

Pangkep, 21 September 2020

Citrawati Ilyas

Anda mungkin juga menyukai