Disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah (PBPAL)
Disusun oleh:
Nadia Khoirunnisa
082001500039
Dosen:
Dr. Ir. Hj. Ratnaningsih, M.T
Dr. Rositayanti Hadisoebroto. ST., M.T.
Tazkiaturrizki, S.T, M.T
Riana Ayu Kusumadewi, S.T, M.T
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Teknis mata kuliah Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
(PBPAL) dengan judul ”Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah (PBPAL) di
Kota Trisakti Jeju”.
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk merencanakan pengolahan air
limbah baik domestik maupun nondomestik dengan teknologi yang tepat serta dapat
mengetahui detail bangunan IPAL. Dengan terselesainya laporan ini, tidak lupa
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan ini, khususnya kepada :
1. Dr. Ir. Hj. Ratnaningsih, M.T, Dr. Rositayanti Hadisoebroto. ST., M.T.,
Tazkiaturrizki, S.T, M.T selaku dosen pengampu mata kuliah PBPAL yang
telah memberi wawasan kepada penulis mengenai materi-materi mata kuliah
PBPAL.
2. Fajra Ramadhan selaku asisten dosen yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian perhitungan.
3. Teman-teman 2015 yang telah bersama-sama diskusi dan bekerja bersama
dalam perhitungan hingga penyelesaian laporan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun oleh pembaca agar laporan
ini dapat menjadi lebih baik dan memberikan informasi yang baik bagi para
pembaca.
Nadia Khoirunnisa
082001500039
i
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan...............................................................................2
1.3 Ruang Lingkup......................................................................................2
BAB II KOMPILASI DATA.....................................................................................4
2.1 Data Kuantitas dan Kualitas Air Limbah Domestik...............................4
2.2 Data Kuantitas dan Kualitas Air Limbah Industri..................................4
2.3 Data Fluktuasi Debit, BOD, TSS..........................................................5
2.4..Baku Mutu.............................................................................................6
BAB III ANALISIS KARAKTERISTIK DAN ALTERNATIF INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH................................................................................8
3.1 Analisis Karakteristik Air Limbah Domestik dan Industri....................8
3.1.1 Perhitungan BOD................................................................................9
3.1.2 Perhitungan TSS................................................................................10
3.1.3 Perhitungan COD..............................................................................10
3.2 Pengolahan Limbah..............................................................................11
3.2.1 Pengolahan Pendahuluan..................................................................12
3.2.2 Pengolahan berdasarkan sifatnya......................................................22
BAB IV PENGOLAHAN FISIK............................................................................28
4.1Saluran Pembawa..................................................................................28
4.2 Bar Screen............................................................................................32
4.3 Grit Chamber (Parshall Flume)...........................................................35
4.4 Tangki Ekualisasi.................................................................................42
4.5 Prasedimentasi.....................................................................................56
ii
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
iii
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
DAFTAR TABEL
iv
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
v
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
DAFTAR GAMBAR
vi
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
BAB I
PENDAHULUAN
1
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
2
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
3
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
BAB II
KOMPILASI DATA
4
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
merupakan hasil dari proses produksi yang sudah tidak dapat dipakai kembali,
sehingga limbah yang dihasilkan harus memenuhi baku mutu sebelum dibuang ke
badan penerima sesuai jenis industri tersebut. Dalam memenuhi baku mutu sesuai
peruntukkannya, harus adanya teknologi pengolahan air limbah. Salah satu industri
di Kota Trisakti Jejuyang direncenakan pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah
adalah Industri Gula yang dalam hal ini adalah limbah cair. Debit limbah cair
industri gula sebesar 44,7 L/detik. Tabel 2.2 menunjukkan karakteristik limbah cair
gula
Tabel 2.2Karakteristik Limbah Industri Gula
No Parameter Nilai Satuan
1. pH 6,85 -
2. BOD 82 mg/L
3. COD 160 mg/L
4. TSS 150 mg/L
5. Nitrat 27 mg/L
6. Pospat 14 mg/L
Sumber: Hasil Analisis Hefinka, Muhimatul, dkk, 2018
5
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
2.4..Baku Mutu
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai
aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap
pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu
adalah standar yang ditetapkan untuk suatu zat, senyawa maupun benda yang
diperbolehkan masuk ke dalam lingkungan agar konsentrasinya tidak
melebihistandar yang telah ditetapkan di lingkungan. Terdapat beberapa peraturan
yang didalamnya terdapat baku mutu baik di provinsi, kota maupun daerah dan
6
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
terdapat dua jenis baku mutu air limbah, yaitu effluent standard dan stream standard,
yaitu:
1. Stream Standard, yaitu Standar kualitas/ambang batas yang diberlakukan
sebagai syarat kualitas akhir dari badan air penerima. Pada standar ini, apapun
jenis air buangan yang masuk dan bagaimanapun kualitasnya, yang menjadi
ukuran adalah kualitas akhir badan air penerima setelah tercampur air buangan.
Faktor yang terlibat :
1) air buangan yang masuk ke badan air penerima
2) sungai, badan air penerima
Baku mutu yang dipakai untuk merencanakan PBPM Kota Trisakti Jeju
adalahPeraturan Menteri Lingkungan Hidupdan Kehitanan No. 68 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik. Tabel 2.4 menunjukkan baku mutu
tersebut.
Tabel 4.4 Baku Mutu Air Limbah Domestik
7
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
BAB III
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN ALTERNATIF INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
a) Karakteristik Fisik
Tabel 3.1 Karakteristik Fisik Air Buangan
Sifat-sifat Sumber
Suhu Limbah industri dan domestik
Limbah domestik, limbah industri, erosi
Benda Padat
tanah, inflow/infiltrasi
Bau Dekomposisi air limbah, limbah industri
Limbah domestik dan limbah industri,
Warna
penguraian material organik
Sumber: Tchobanoglous dan Burton, 1991.
b) Karakteristik Kimia
Klasifikasi karakteristik kimia meliput zat organik seperti protein, karbohidrat,
lemak, surfaktan dan pestisida dan zat Anorganik meliputi pH, fosfor, nitrogen,
belerang, logam berat, klorida.
c) Karakteristik Biologi
Aspek biologi ini mencakup mikroorganisme yang ditemukan pada air
limbah. Organisme ini digunakan sebagai indicator polusi dan untuk mengetahui
metode pengolahan yang tepat. Setiap manusia mengeluarkan 100-400 milyar
coliform/hari. Coliform digunakan sebagai indicator mikroorganisme pathogen.
Beberapa macam mikroorganisme yang banyak terdapat dalam air limbah
domestic adalah jamur, aganggang, organisme patogen, bakteri coli.
8
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Untuk menentukan unit pengolahan yang akan dibangun, hal pertama yang
harus diketahui adalah parameter-parameter yang akan dihilangkan. Oleh karena
itu diperlukan analisis terhadap konsentrasi campuran dengan membandingkan
dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Karakteristik air buangan domestik dan
industri pada Kota Trisakti Jeju tedapat ada Tabel 3.1 di bawah ini.
Keterangan:
Qdom = Debit air limbah domestik
Cdom = Konsentrasi air limbah domestik
Qind = Debit air limbah industry
Cind = Konsentrasi air limbah industri
9
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
C BOD campuran =
(( 4,47
dtk
x 188
L )(
+ 44,67
dtk
x 82
L ))
( 4,47 dtkL +44,67 dtkL )
= 92 mg/ L
3.1.2 Perhitungan TSS
Konsentrasi TSS domestik = 110 mg/L
Konsentrasi TSS industri = 150 mg/L
( ( QdomestikxCdomestik ) + ( QindustrixCindustri ) )
C campuran =
( Qdomestik +Qindustri )
L mg l mg
C TSS campuran
(= dtk L
( 4,47 x 110 ) + ( 44,67
dtk
x 150
L ))
C COD campuran =
(( 4,47
dtk
x 419
L )(
+ 44,67
dtk
x 160
L ))
( 4,47 dtkL +44,67 dtkL )
= 184 mg/ L
10
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Nilai C
Paramet Satua Baku Selisi %
campur Keterangan
er n Mutu h Removal
an
BOD mg/L 92 30 62 67 Tidak memenuhi
COD mg/L 184 100 84 46 Tidak memenuhi
TSS mg/L 146 30 116 80 Tidak memenuhi
11
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
12
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
13
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
c. Grit chamber
Grit Chamber adalah tempat yang berfungsi menghilangkan partikel
anorganik yang terbawa oleh air buangan secara gravitasi, seperti pasir,
kerikil, sisa arang, tulang, dan lain-lain. Hal itu bertujuan untuk mencegah
kerusakan pada pompa dan mencegah efek penyemenan di dasar digester
sludge. Berikut kegunaan lain dari grit chamber:
1. Mencegah terjadinya clogging dalam pipa.
2. Mengurangi frekuensi pembersihan lumpur sebab ada sebagian
Lumpur yang terakumulasi di dalam pasir.
3. Mengurangi kandungan deposit logam berat di dalam saluran.
4. Melindungi peralatan yang beroperasi secara mekanis dan abrasi.
Ada tiga jenis grit chamber yang umum digunakan, antara lain
horizontal flow, aerated, dan vortex type. Jenis grit chamber yang
direncanakan adalah jenis horizontal flow velocity controled. Jenis ini
didesain untuk kecepatan sekitar 0,3 m/det untuk menyediakan waktu
untuk partikel mengendap ke dasar saluran. Kecepatan aliran diukur oleh
proportional weir yang terdapat di efluen chamber.
Untuk mempertahankan kecepatan baik saat Qminimum maupun
Qmaksimum, terdapat velocity control dan flow control yang secara teknik
dilakukan oleh alat Parshall Flume dan Proportional Weirs. Pasir yang
diangkat sebelumnya dicuci terlebih dahulu, agar tidak berbau dan tidak
ada partikel organik padat yang mengendap.
d. Flow Equalitation (Bak Ekualisasi)
Bak ekualisasi berfungsi untuk menyeragamkan alir limbah cair yang
masuk pada tahapan selanjutnya, selain itu dapat dimanfaatkan untuk
menyeragamkan jumlah beban yang masuk pada pengolahan sehingga
didapat debit air buangan yang masuk ke dalam instalasi pengolahan tidak
berfluktuasi atau konstan, sehingga tidak terjadi shock loading pada proses
14
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
e. Koagulasi
Mekanisme pengolahan secara koagulasi untuk penghilangan warna
menyangkut partikel-partikel koloid yang telah dinetralkan muatan listriknya
olehbahan kimia (alumunium sulfat) mengalami penggumpalan
membentukflok. Selanjutnya terjadi proses penyeretan partikel-partikel yang
belumterkoagulasi yaitu flok-flok menyelubungi partikel-pertikel koloid.
f. Flokulasi dan pra-aerasi
Flokulasi adalah proses pengikatan zat padat koloid dengankoagulan
dengan bantuan pengadukan sehingga terbentuk flok-flok yang dapat
diendapkan. Dengan demikian kekuatan air limbah dapat dikurangi sebelum
pengolahan selanjutnya. Flokulasi ini merupakan satu kesatuan proses
pengolahan air buangan dengan proses pengolahan lainnya,sehingga tidak
dapat berdiri sendiri.
g. Flotasi
Flotasi umumnya diterapkan pada pengolahan air buangan industri,
terutama yang kandungan SS dan minyak tinggi. Pemisahan zat padat atau
partikel zat cair dari cairan diperolah dengan menyemprotkan gas (udara)
berupa gelembung-gelembung kecil ke dalam cairan. Gelembung ini
kemudian menempel pada bahan-bahan padat dan oleh sebab gaya apung dari
campuran partikel dan gelembung udara cukup besar mengangkatnya ke
permukaan. Keuntungan sistem flotasi dari sedimentasi adalah bahwa partikel
yang sangat halus dan mengendap dapat dihilangkan lebih sempurna dan
dalam waktu yang relatif singkat. Partikel-partikel yang mengapung ke atas
dapat dikumpulkan dan diciduk keluar.
f. Sedimentation
Sedimentasi adalah pemisahan partikel-partikel tersuspensi dari air dengan
pengendapan gravitasi. Sedimentasi digunakan untuk menyisihkan partikel
diskrit yang masih berukuran kecil.
15
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
16
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Trickling Filter merupakan salah satu aplikasi pengolahan air limbah dengan
memanfaatkan teknologi Biofilm. Trickling Filter terdiri dari suatu bak dengan
media fermiabel untuk pertumbuhan organisme yang tersusun oleh materi
lapisan yang kasar, keras, tajam, dan kedap air. Kegunaannya adalah untuk
mengolah air limbah dengan mekanisme melalui lapisan batu untuk kemudian
tersaring.
Dibagian bawah bak terdapat sistem underdrain yang berfungsi
untukmengumpulkan air yang menetes yang mengandung benda-benda biologis
yang terlepas dari media. Sirkulasi udara melalui pori-pori menghasilkan aliran
udarayang disebabkan perbedaan suhu.Tetesan air dan benda biologis yang
lepastersebut mengendap pada dasar bak pengendap.Sebagian aliran
dikembalikanuntuk memberikan beban hidrolis yang seragam dan mencairkan
effluent. Gambar 3.2 merupakan detail unit Trickling Filter.
17
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
\
Gambar 3.3Rotating Biological Contractor (RBC)
d. Aerated Lagoon
Kolam aerasi adalah sistem kolam yang dioksigenasi melalui penggunaan unit
aerasi mekanis atau difusi udara. Terdapat dua jenis dasar dari kolam aerasi,
yaitu kolam aerobik dan kolam fakultatif.Untukkeperluan aerasi dan kebutuhan
oksigen umumnya digunakan aerator mekanis.Waktu penahanan berkisar antara
2 – 6 hari memungkinkan pembentukkan nitratyang diperlukan. Temperatur
yang tinggi dan pemberian organik yang lebihsedikit dapat mendorong
terjadinya proses nitrifikasi ini. Disain untuk kolam iniserupa dengan activated
sludge, hanya pada kolam ini tidak ada prosepengembalian lumpur. Karena tidak
adanya bak pengendapan, maka konsentrasizat padat tersuspensi pada effluen
cukup tinggi. Walaupun aerated lagoon inididisain sebagai reaktor pencampur
sempurna, tetapi masih dapat tersisa sejumlahendapan di beberapa bagian
terpisah di kolam itu. Untuk mendapatkan effluent dengan mutu standar
pengolahan sekunder maka pada kolam aerasi ini harusditambahkan kolam
pengendapan. Gambar 3.4 merupakan contoh unit aerated lagoon.
18
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
19
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
denganlumpur keluar. Bila mana lumpur keluar lebih sedikit dari lumpur masuk,
makalumpur menjadi terlalu berat dan sukar dipompa dan bisa timbul
keadaananaerobik, karena timbulnya selimut lumpur.Keadaan demikian bisa
diatasi bilalumpur kelebihan yang ada ke dalam bak langsung dipompa menuju
kepembuangan lumpur.
Di dalam bak ini terjadi pengendapan air buangan yang berasal dari bak
aerasi.Air yang sudah jernih (supernatant) dialirkan sebagai effluent dari
bangunanpengolahan.Lumpur, sebagian dialirkan kembali ke bak aerasi, dan
sisanya dibuang.Bentuk bak ini bisa persegi maupun lingkaran.Bentuk yang
sekarangumum dipakai adalah lingkaran.
4) Pengolahan Tersier
Pengolahan ini dilakukan apabila pengolahan pertama dan kedua masih
banyak terdapat zat-zat berbahaya bagi masyarakat. Terdapat beberapa jenis
pengolahan yang sering dilakukan yaitu : Saringan pasir, Saringan multi media,
Precoal filter, Mikrostaini, Vakum filter, Penyerapan/ Adsorbtion Pengurangan
Fe dan Mn. Proses penanganan tersier seringkali dilakukan untuk
menghilangkan komponen-komponen organik dan anorganik terlarut dan salah
satu cara untuk menghilangkan komponen terlarut tersebut adalah dengan proses
adsorpsi (penyerapan). Arang aktif sering digunakan sebagai bahan penyerap
dan dalam hal ini arang aktif digunakan untuk mengurangi kadar dari benda-
benda organik terlarut (Fardiaz, 2008)
Penanganan proses tersier yang kurang baik dapat membawa dampak negatif,
yaitu antara lain terjadinya perubahan rasa dan bau, mencemari dan kemungkinan
dapat membunuh kehidupan yang terdapat dalam badan air bila komponen yang
terlarut mengandung racun.
5) Pengolahan Lumpur
Pengolahan lumpur adalah proses pengolahan yang digunakan untuk
memproses lumpur yang dihasilkan pada pengolahan kedua. Pengolahan ini
20
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
diperlukan karena lumpur tidak dapat langsung dibuang begitu saja. Proses
pengolahan terhadap lumpur antara lain :
a. Pengentalan Lumpur (Sludge Thickening)
Pengentalan lumpur digunakan untuk meningkatkan konsentrasi padatan-
padatan dan mengurangi volume lumpur.
b. Pencernaan Lumpur (Sludge Digestion)
Pencernaan lumpur dilakukan untuk menstabilkan lumpur dengan proses
anaerobic, tujuannya adalah untuk mengubah partikel-partikel lumpur
besar, berbau, dan mentah menjadi material yang relatif lembab, sehingga
lumpur cepat untuk dikeringkan.
c. Alas Pengering Lumpur (Sludge Drying Bed)
Alas pengering lumpur berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang
berasal dari unit stabilisasi lumpur.
d. Conditioning
Conditioningmerupakan proses untuk mempertinggi penghilangan air dari
lumpur dan juga berguna untuk menghilangkan bau, mengubah sifat
lumpur.
e. Incineration dan Wet Oxidation
Unit ini digunakan untuk mengurangi kandungan organik dan mengurangi
volume lumpur, cara ini mampu mengurangi lumpur sehingga menjadi sangat
sedikit dan mudah membuangnya.
f. Final Sludge dan Ash Disposal
Proses ini adalah hasil akhir dari pengolahan lumpur dapat berupa lumpur
kering, tanah atau bau. Hasil tersebut diharapkan sudah aman untuk dibuang
dan dimanfaatkan.
6) Advance Treatment
Kadangkala konsentrasi effluen yang dihasilkan dari proses secondary
treatment masih belum dapat memenuhi yang diharapkan. Hal ini sering terjadi
bila effluen yang dibuang debitnya lebih besar dari badan air penerima, oleh
21
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
karena itu dilakukan perlakuan tambahan untuk menghilangkan kadar zat tertentu
seperti nitrogen dan fosfor serta senyawa lainnya.
22
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
juga diolah melalui tertiary treatment. Metode yang digunakan dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
23
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
24
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Tabel 3.4 Nilai Efisiensi Penyisihan Unit Pengolahan dari Berbagai Unit
Operasi dan Proses
25
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Alternatif Pengolahan
Tahap I II III
Treatment
Sludge Treatment Sludge Drying Bed Sludge Drying Bed Sludge Drying Bed
(Hasil Analisa Penulis, 2018)
Dari tiap-tiap alternatif tersebut dilakukan analisis dengan menghitung persen
penyisihan yang dapat dicapai apabila menerapkan alternatif tersebut.
26
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
g. RBC, unit untuk mengolah air dari proses sebelumnya secara biologis. Melihat
effluen yang dihasilkan industri gula cukup besar maka dipilih RBC.
h. Secondary Sedimentation (Clarifier), unit untuk mengendapkan lumpur yang
keluar dari pengolahan biologis.
i. Sludge Gravity Thickening, untuk meningkatkan kandungan solid dan
mengurangi volume lumpur.
j. Sludge Drying Bed, untuk mengeringkan lumpur.
k. Land Disposal, tempat untuk penimbunan lumpur yang sudah diolah.
Khususnya untuk pengolahan biologi, dipilih RBC karena dapat menyisihkan
BOD dan COD lebih dari 50%. Selain itu, RBC juga memiliki beberapa keunggulan
seperti yang telah disebutkan pada Bab 3.2,yaitu :
Pengoperasian alat serta perawatannya mudah.
Untuk kapasitas kecil / paket, dibandingkan dengan proses lumpur aktif
konsumsi energi lebih rendah.
Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga tahan terhadap
fluktuasi beban pengoalahan.
Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisiensi penghilangan
ammonium lebih besar.
Tidak terjadi bulking ataupun buih (foam) seperti pada proses lumpur aktif.
Berdasarkan Tabel 3.4dapat dibuat neraca massa terhadap paraemeter yang ingin
disihkan, dimana:
1. Grit Chamber: BOD (5%), COD (5%), TSS (5%)
2. Sedimentasi I : BOD (40%), COD (40%), TSS (60%)
3. RBC : BOD (85%), COD (85%), TSS (85%)
4. Sedimentasi II : BOD (60%), COD (60%), TSS (60%)
5. Sludge ThickenerI : BOD (15%), COD (15%), TSS (15%)
27
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Gambar 3.7 Diagram Alir Alternatif Terpilih PBPAL Kota Trisakti Jeju
27
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
BAB IV
PENGOLAHAN FISIK
Pengolahan fisik atau unit operasi fisik adalah metode dalam perencanaan
bangunan pengolahan air buangan yang dilakukan dengan cara penggunaan gaya
fisika atau mekanisme fisis.Pengolahan fisik yang digunakan dalam perencanaan
bangunan pengolahan air buangan Kota Trisakti Jeju adalah saluran pembawa,
arscreen, bak penangkap pasir (Grit Chammber) dengan parshal flume, bak
ekualisasi, dan sedimentasi I.
d saluran
pembawa
d saluran 28
pembawa
d saluran
pembawa
H
Total Bak
rata-rata
Total Bak
d muka
air
rata-rata
Lebar Bak
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Lebar Bak
Diketahui:
Qdomestik = 44,67 L/detik
Qindustri = 4,47 L/detik
Qcampuran (Qtotal) = 44,67 L/det+ 4,47 L/detik
= 49,14 L/detik
= 0,04914 m3/detik
Qmd =Q total x Fmd
= 0,04914 m3/detik x 1,2
= 0,05896 m3/detik
Qph = Qmd x Fph
= 0,05896 m3/detik x 1,6
= 0.0943 m3/detik
Perhitungan Saluran Pembawa
a. Q full
d/D = 0,8
Q peak/Q full = 0,98
V peak/V full = 1,14
(Sumber: Kurva “Design of Main Sewers”)
Qpeak
= 0,98
Qfull
Qpeak
Q full =
0,98
0.0943 m3 /detik
=
0,98
29
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
= 0,0962m3/detik
b. Dimensi Saluran
Q full
Afull =
V full
0,0962m 3 /detik
=
1 m/detik
= 0,0962 m²
Afull = ¼ πd²
0,0962m² =¼ πd²
0,0962m3 =d
√ 0,25 x π
0,35 m =d
350 mm =d
c. Cek V full
A full =1/4 π d²
=1/4 π x (0,4 m)²
=0,1256 m²
Q full
Cek V full =
A full
0,0962m 3 /detik
=
0,1256 m 3
= 0,766 m/detik (memenuhi)
d. V peak
V peak
V peak = V full x
V full
= 0,766 m/detik x 1,14
= 0,87 m/detik OK (Memenuhi)
e. Kedalaman aliran disaluran pembawa
d/D = 0.8
d
Dfull = xd
D
=0,8 x 0,4
Dfull = 0,32
30
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
f. Keliling Basah
Keliling basah =R
0,32
=
4
= 0,8
g. Kemiringan dasar saluran
2 1
1
v = R3 S 2
n
2
v xn
S =
( )
R3
2
2
0,776 m/detik x 0,012
S =
( 0,8
2
3 )
= 1,138 x 10-4m/m
31
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
aliran di saluran pipa air limbah yaitu 0,32 m. Dalam Tabel 4.3 dapat dilihat kriteria
desain terpilih untuk bar screen metode pencucian manual.
32
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Perhitungan
a. Jumlah bar diperlukan (n)
L = (n x W) + {(n+1) x B}
0,8 m = (n x 0,005 m ) + {(n+1) x 0,06 m}
0,8 m = 0,005n + 0,06n + 0,06
0,8 m = 0,065n + 0,06
0,98 m = 0,085
n = 11,38 12 bar
b. Lebar efektif (L’)
(L’) = (n+1). B
= (12+1) x 0,06 m
= 0,78 m
c. Panjang batang terendam (T)
Y
T =
sin 60
0,5 m
=
0,866
= 0,577 m
33
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
34
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
minimum. Parshall flume mengendalikan tinggi muka air yang disesuaikan di grit
chamber. Pada Tabel 4.7 dapat dilihat kriteria desain terpilih grit chamber.
Perhitungan
1m = 39,37 inch
1 m³/detik = 35,32 ft³/detik
1 L/detik = 0,023 MGD
Qcampuran (Qrata-rata) = Qdom + Qnon dom
= 0.04467 m3/detik + 0.00447 m3/detik
= 0.04914 m3/detik
Q md =Q campuran x Fmd
= 0,04914 m3/detik x 1,2
= 0,05896 m3/detik
35
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
36
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
37
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
38
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
A Surface
P =
b
5,896 m²
P =
1m
P = 5,896 m≈ 6 m
39
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
= 6.78 m3/hari
Asumsi tinggi penyimpanan = 0,3 m
Volume penyimpanan
=Panjangchamber x lebar chamber x tinggi penyimpanan
= 6 mx 1 m x 0,3 m
= 1,8m³
Intensitas Pembersihan ruang pasir
Volume penyimpanan ruang pasir
¿
timbulan pasir rata−rata per hari
1,8 m³
¿
6,78 m³ / hari
= 0,265 hari ≈ 1 hari
40
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
1
= x π x (0,35 m)2
4
= 0.0962 m2
Q peak
VAktual =
A
0,139 m3 /detik
=
0.0962m2
= 0,98 m/detik
41
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
42
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Kriteria Desain
BentukBak = Luasterpancung
KedalamanTangki (H) =3m
MetodeBak = Inline-equalization
JumlahBak = 1 bak
Luas alas (A1) = 20% luas bawah (A2)
Perhitungan
1. Volume Tangki Ekualisasi
Q rata-rata air limbah = 0,04914 m3/detik
86400 detik
= 0,04914 m3/detik x
1 hari
= 4.245,437 m3/hari
43
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Contoh:
Jam 00-01 = 4245,437 m3/hari x 2,26% = 96,076 m3/hari
Qkeluar (m3/jam) = Total Qmasuk (24 jam) x %fluktuasi selama 24 jam
Contoh:
Jam 00-01 = 4245,437 m3/jam x 4,17% = 176,893 m3/jam
Volume Kumulatif = akumulasi debit setiap jam
Contoh:
Volume kumulatif Qmasuk:
Jam 00-01 = 96,076m3/hari
Jam 01-02 = 96,076m3/hari + 96,076m3/hari = 192,151 m3/hari
Volume kumulatif Qkeluar
Jam 00-01 = 176,893m3/jam
Jam 01-02 = 176,893 m3/jam + 176,893m3/jam = 252,786 m3/jam
Perhitungan volume tangki ekualisasi ditabulasikan dalam Tabel 4.12
Tabel 4.12 Debit Inlet dan Outlet
44
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Volume tangki ekualisasi dapat dihitung dari selisih nilai tertinggi dan
terendah pada volume kumulatif rata-rata per jam. Tabel 4.12 menunjukkan selisih
terbesar terdapat pada pukul 18-19 dengan nilai volume 224,29m3/jam dan selisih
45
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
terkecil terdapat pada pukul 04-05 dengan nilai (-362,37 m3/jam). Dengan demikian
volume tangki ekualisasi dapat dihitung sebagai berikut:
Volume Bak Ekualisasi = Nilai selisih terbesar – Nilai selisih terbesar
= 224,29m3– (-362,37 m3)
= 586,664 m3
4000.000
3500.000
3000.000
2500.000
2000.000
1500.000
1000.000
500.000
0.000
0 1 2Volume
3 4 5Komulatif
6 7 8Oulet Volume
9 10 11 12 13 14 15 Komulatif Inlet
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
46
Object 158 PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Q inlet Q Outlet
47
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
46
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
47
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Keterangan :
= Nilai Mass Loading Tertinggi
= Nilai Mass Loading Terendah
48
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
20.000
Mass loading (Kg/jam)
15.000
10.000
5.000
0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Waktu (jam)
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Waktu (jam)
48
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
1. Volume Bak
V = 1/3H x (A1 + A2 + (√ A 1 x A 2))
V = 1/3H x (A1 + A2 + (√ A 1 x A 2))
586,664 m3 = 1/3 x 3 m x (A1+ 0,2 A1 + (√ A 1 x 0,2 A 1))
586,664 m3 = (1,2 A1 + 0,45 A1)
586,664 m3 = 1,65 x A1
A1 = 355,55 m2
A2 = 71,11 m2
49
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
50
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
2. PipaInlet= Outlet
v = 0,5 m/dtk
Q outlet = 0,04914m3/detik
Qrata−rata
A outlet =
v
0.04914 m 3 /detik
=
0.5 m/detik
= .0.09862 m2
A outlet = ¼ x π x d2
0.09862 = ¼ x π x d2
d = 0.354 m ≈ 0.4 m
Cek v:
Q outlet
v =
A outlet
0.04914 m 3 /detik
= 2
0.25 x π x (0.4 m)
=0,468 m/dtkOK
= 0,41 m/dtk OK
51
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
52
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Pompa yang digunakan untuk mentransmisikan air limbah dari tangki ekualisasi
menuju unit primary sedimentation (sedimentasi 1) yang berada di elevasi lebih
tinggi direncanakan menggunakan pompa submersible non-clogging. Debit
penggunaan pompa mengacu pada debit ekualisasi yaitu 0,0491 m3/detik = 2,946
m3/menit.
Saat beban debit ekualisasi akan dialirkan dalam modus operasi normal, maka
pompa yang beroperasi sebanyak 2 (dua) pompa dengan kapasitas 1,473 m3/menit
per pompa. Pompa cadangan sebanyak 1 buah dengan kapasitas yang sama. Pompa
yang digunakan adalah EBARA submersible sewage pump model 150DLFU67.5 (10
HP) dengan diameter pipa discharge 10 inch per pompa dan head pompa 20 m.
Operasi pompa secara otomatis pada panel pompa.
Direncanakan
53
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
= 0,2 m
10,66Q1,85
Hf =
C1,85 D4,85
(0,00246 m¿¿ 3/detik )1,85
= 10,66 ¿ x 30 m
(100)x (0,2 m) 4,85
54
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
= 0,165 m
Hf 2 pompa = 2 x Hf
= 2 x 0,165 m
= 0,33 m
B. Minor Loses
Belokan (Elbow 90o)
Jumlah = 2 belokan
K belokan = 0,5
V asumsi = 1 m/detik
V2
Hm =K×
2g
m 2
(1 )
= 0,3 × detik
2 ×9,81
= 0,015 m
Jadi Hf belokan = 2 × 0,015 m = 0,03 m
Gate Valve
Jumlah =2
K valve = 0,1
V asumsi = 1 m/detik
V2
Hgate valve =K×
2g
m 2
(1 )
= 0,1× detik
2× 9,81 m/detik 2
= 0,005 m
Hgate total = Jumlah x Hgate valve
= 2 x 0,005 m
= 0,01
Check valve
55
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Jumlah =2
K =1
V asumsi = 1 m/detik
V2
Hcheck valve =K×
2g
m 2
(1 )
= 1× detik
2× 9,81 m/detik 2
= 0,05 m
Hcheck total = Jumlah x Hgate valve
= 2 x 0,05 m
= 0,1
56
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
4.5 Prasedimentasi
Unit Prasedimentasi atau sedimentasi I berfungsi untuk menurunkan kadar
partikel diskrit yang terdapat dalam air buangan dengan cara mengendapkannya,
yang berlangsung secara gravitasi.Efisiensi penyisihan (Qosim, 1985):
SS : (50 – 70) %
57
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
58
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Diketahui
Qoutlet = 176,89 m3/jam
m3 1 jam
= 176,89 X
jam 3600 detik
= 0,0491 m3/detik
Over flowrate = 40 m3/m2 jam
Direncanakan 2 unit bak sedimentasi
1. Luas Permukaan Tangki
Q outlet = 0,0491 m3/detik
m3
0,0491
Qbak = dtk
2
= 0,0246 m3/detik
Q bak
Luas permukaan tangki = × 86400 detik /hari
Qover flowrate
0,0246 m3 /dtk
¿ x 86400 detik /hari
40 m3 /m 2 hari
= 53,1 m2
59
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
2. Dimensi bak
P:L =6:1
p = 6L
A =6PxL
53,1 m2 = 6 L x L
53,1 m2 = 6 L2
8.85 = L2
L = 2,97 m = 3 m
P = 6 x L = 6 x 3 = 18 m
Luas bak sebenarnya:
A =PxL
A = 3 m x 18 m
A = 54 m2
Kedalaman bak
P:H =5:1
1
H = xP
5
1
= x 18 m
5
= 3,6 m
Freeboard = 0,5 m
H total = H + Freeboard
= 3,6 m + 0,5 m
= 4,1 m
Volume tangki =PxLxH
= 18 m x 3 m x 4,1 m
= 194 m3
3. Cek overflow rate
Qbak
Over Flow Rate =
PxL
60
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
m3 dtk
0,0246 x 86400
= dtk hari
18 m x 4,1 m
¿ 39,31m3/m2hari (Memenuhi)
4. Cek waktu detensi (td)
Volume
Waktu tinggal =
Q bak
194 m3
=
0,0246 m3 /detik
= 7913detik
= 132 menit (Memenuhi)
a. Struktur Influen
Direncanakan
Jumlah orifice = 10 buah
V influen channel= 0,3 m/dt
Dimensi 1 buah orifice = 0,1 m x 0,1 m
V pipa asumsi = 1 m/detik
Perhitungan
Qbak
A pipa inlet =
V pipa
0,0246 m3 /detik
=
1 m/detik
= 0,0246 m2
1
A = x π x d2
4
1
0,0246 = x π x d2
4
4x A
d =
√ 3,14
2
= 4 x 0,0246 m
√ 3,14
= 0,177 m
≈ 0,2 m
61
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Q.
A cross =
V inf
0,0246 m2
=
0,3 m/dtk
=0 , 0824 m2
H asumsi =1 m
A cross
L influen =
H
0,0824 m3
= detik
1m
= 0,0824 m
P influen = L bak = 3 m
Q bak
Check Vinf =
Across
0,0246/detik
=
0,082 m2
= 0,31 m/dtk (OK)
b. Orifice
Diameter orifice = 0,1 m
Jumlah orifice rencana = 10 buah
1
Aoriffiece = x π x d2
4
1
= x 3,14 x (0,1 m)2
4
= 0,00785 m2
Qbak
Qoriffice =
n
0,0246 m3 /detik
=
10
= 0,00246 m3/detik
¿
Jarak oriffice = L bak – ( n x ϕ oriffice) ¿ Jumlah orfice+ 1
62
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
3 m−(10 x 0,3m)
=
10+1
= 0,18 m
Q oriffice2
HL =
Cd x Aoriffice x √ 2 x g
= ¿¿
= 0,0434 m
c. Struktur Effluen
Data :
Weir loading berbentuk V-notch
Weir loading = 124 m3/m.hari
Qbak = 0,0246 m3/detik
= 2.122,72 m3/hari
Perhitungan :
Q bak
Panjang weir =
weir loading
2.122,72m 3 /hari
=
124 m3 /m/hari
= 17,1m
Total panjang weir= [2(P+L)] + [2 (P+L)-1] – 1
17,1 m = [2 (P + 3)] + [ 2 (P + 3) - 1)] - 1
17,1 m = [2 (P + 3)] + (2P + 6 – 1) -1
17,1 m = 2P + 6 +2P +4
17,1 m = 4P + 10
4P = 7,1 m
P = 1,8 m
Total panjang weir aktual= [2(P+L)] + [2(P+L)-1] – 1
= [2 (1,8 + 3 m)] + [2 (1,8 + 3) – 1] – 1
63
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
= [2 x 4,8 m] + [ (2 x 4,8 m) – 1] – 1
= 9,6 m + 7,8
= 17,12 m(<panjang bak)
Qb ak
Cek aktual weir loading =
p weir loading
2.122,75 m3 /hari
=
17,12 m
= 124,1 m3/m.hari(OK)
Total panjang weir aktual
Jumlah weir =
Total panjang weir loading
17,12m
=
1,8 m
= 9,6 buah = 10
V-notch
n V-notch = 5 V-notch / 1 m
Total jumlah V-notch = (n V-notch x total Pweir aktual) – ( n – 1)
= (5 x 17,12 m) – (5 – 1)
= 85,6 – 4
= 81,6 buah = 82 buah
Qbak
Qrata-rata V- notch =
n total
0,0246 m3 /detik
=
82
= 2,99 x 10-4 m3/detik
Tiap launder memiliki 2 sisi
n
Jumlah V-notch tiap sisi =
2
82
=
2
= 41 buah
Keliling panjang weir terdapat 4 sisi
n tiap sisi
Jumlah v-notch tiap weir =
4
64
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
41
=
4
= 10,25 buah = 10 buah
Asumsi kedalaman (H) V-notch = 5 cm = 0,05 m
Freeboard = 50% x H
= 50% x 5 cm
= 2,5 cm ≈ 0,025 m
Lebar V-notch = 2 (HV-notch + freeboard) tg 450
= 2 (0,05 m + 0,025 m) tg 450
= 0,15 m
Lebar muka air V-notch = 2 x HV-notch x tg 450
= 2 x 0,05 m x 1
= 0,1 m
Panjang weir = (∑v-notch tiap weir x Lv-notch) + (∑v-notch tiap sisi x Jarakv-notch)
17,12 m = (10 x 0,15) + ( 41 x Jarakv-notch)
17,12 m = 1,5 + 41 Jarakv-notch
41 Jarakv-notch = 15,62
15,62m
Jarakv-notch =
41 m
= 0,38 m 0,4 m
1
Jarak v-notch ke tepi = x jarak tiap v-notch
2
1
= x 0,4 m
2
= 0,2 m
d. Kuantitas Lumpur
Diketahui:
Spesifik gravity lumpur = 1,03
Solid content 3 % - 6 % = 4 %
BOD campuran = 92 mg/L = 92 g/m3
TSS campuran = 146 mg/L = 146 g/m3
65
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
66
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Kg 1000 g
192,16 x
hari Kg
¿
10 c m3
6
Kg mnt
1,03 3
x 0,04 x 3
x 1440
cm m hari
= 0,0032 m3/menit per bak
3. Kapasitas pompa
Volume lumpur per menitx 18 menit/ putaran
¿
1,5 menit/ putaran
m3
0,0032 x 18 menit / putaran
mewnit
¿
1,5 menit/ putaran
= 0,0389 m3/mnt per bak
Kapasitas pompa untuk 2 bak = 0,0389 m3/mnt per bak x 2 bak = 0,0778 m3/mnt
67
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
g m3
146 x 2.122,72 x (1−0,60)
= m3 hari
1000 g / Kg
= 128,11 kg/hari
2) Jumlah endapan yang terbentuk
Asumsi solid = 4 %
TSS
=
spesifik gravity x % solids
kg g
128,11 x 1000
hari kg
=
kg cm3
1,03 3 x 0,04 x 106 3
cm m
= 3,11 m3/hari
≈ 3,6 x 10-5 m3/detik
3) Debit di effluent primer = Qoutlet – jumlah endapan
= 0,0246 m3/detik – 3,6 x 10-5 m3/detik
= 0,0245 m3/detik
≈ 2.120,086 m3/hari
g 1 hari
BOD 5 effluent x 1000 x
4) Konsentrasi BOD5 di effluent = kg 86400 detik
Debit effluent
kg g 1 hari
83,54 x 1000 x
hari kg 86400 detik
=
m3
0,0245
detik
= 39,35 g/m3
≈ 39,35 mg/L
g 1 hari
SS effluent x 1000 x
5) Konsentrasi SS di effluent = kg 86400 detik
Debit effluent
kg g 1hari
128,11 x 1000 x
hari kg 86400 detik
=
m3
0,0245
detik
= 60,35 g/m3 ≈ 60,35 mg/L
68
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
f. Kuantitas scum
8 kg
Kuantitas scum =
1000 m3
Specific gravity = 1,05
1) Kuantitas rata – rata scum = kuantitas scum x Debit effluent
8 kg 3
= 3 x 2.120,1 m /hari
1000 m
= 16,96 kg/hari
Kuantitas rata−rata scum
2) Kuantitas scum =
spesivic gravity
kg g
16,96 x 1000
hari kg
=
g 1 kg m3
1,05 3 x x 10 6 3
cm 1000 g cm
= 16,15 m3/hari
g. Dimensi ruang lumpur
P = 18 m
L =3m
H =3m
Asumsi perbandingan kedua sisi =1:2
Tinggi ruang lumpur (T) = 50 cm ≈ 0,5 m
Volume lumpur = Volume/menit/bak x 1440 menit/hari
m3 1440 menit
= 0,0032 x
menit hari
= 4,66 m3/hari
1) Pengurasan bak dilakukan 1 x sehari
Volume lumpur
Volume bak lumpur =
Jumlah pengurasan
4,66 m 3 / hari
=
1
= 4,66 m3
Volume bak lumpur
Luas ruang lumpur =
L
69
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
4,66 m3
=
3m
= 1,55 m2
≈ 2 m2
2) Bentuk zona pengendapan (ruang lumpur) berbentuk trapesium
Asumsi ketinggian ruang lumpur = 0,5 m
Σ sisi sejajar × t
Luas (A) =
2
Σ sisi sejajar × 0,5 m
2 m2 =
2
2× 2m
Σ sisi sejajar =
0,5 m
=8
Sisi 1 : sisi 2 = 1 : 2
x + 2x = 8
3x = 8
x = 2,67 m
Sisi 1 =3m
Sisi 2 =2x3m=6m
Slope = 2% dari panjang bak
= 2% x 11 m = 2,2 m
70
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
V bak lumpur
Lama pengurasan =
Q pipa
4,66 m3
= = 5,26 detik
0,886 m 3 /detik
71
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
72
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
BAB V
PENGOLAHAN KIMIAWI DAN BIOLOGIS
Kriteria terpilih:
BOD influen (So)-> dari prasedimentasi
So = 39 mg/L, karena konsentrasi yang kecil, maka ditambahkan 100 mg/L
lumpur aktif agar limbah dapat terolah menggunakan RBC, sehingga:
73
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Perhitungan:
A. Single stage
a) Luas basah (As):
m3 L detik
Q = 0,0491 x 1000 3 x 86400
detik m hari
= 4.245.436,8 L/hari
Q ( ks+ Se ) ( So−Se )
As =
PxSe
4.245 .436,8 L /hari ( 100+30¿mg /L ) ( 139−30 )
=
50000 x 30 mg/ L
2
= 40.105,27 m
b) Kontrol Desain:
Q
Hydraulic Loading =
As
L m3
4.245 .436,8 x 1000
= hari L
2
40.105,27 m
= 0,11 m3/m2.hari(memenuhi)
Q ( So−Se )
Organic loading =
As
l
4.245 .436,8 ( 139−30 ) mg/l
= hari
40.105,27 m2 x 1000.000 mg/ kg
= 0,012 m3/m2.hari (memenuhi)
74
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Diameter Outlet
V asumsi = 1 m/detik
Q
A =
v
m3
0.0491
A detik
¿
1 m/detik
= 0,0491 m3/detik
A = ¼ x π x d2
0,0491 m3/dtk = ¼ x 3,14 x d2
d = 0,25 m = 0,25 m = 250 mm
Perencanaan dilpilih menggunakan single stage.
A. Spesifikasi RBC
Direncanakan RBC yang akan digunakan memiliki spesifikasi teknis sebagai
berikut:
Diameter cakram (d) = 12 ft
= 12 ft x 0,3048 m/ft
= 3.657 m = 3.7 m
Panjang shift (batang) = 27 ft
= 27 ft x 0,3048 m/ft= 8,23 m
Jarak antar cakram (b) = 2 cm
Tebal cakram (a) = 1 cm
Cakram terendam = 40%
Luas basah cakram (yang terendam):
75
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
( )
−1
ro
Asc = π r 2 cos −r u √ r o2−r u2
o
π
ru
( )
−1
1,85
4,299 m ¿ 3,14 x (1 , 85 m)2 cos
2
− r u √(1,85 m)2−r u2
3,14
ru = 0,8 m
Jumlah cakram dalam tiap reaktor
L = (n x a) +((n + 1) b)
L−b
n =
b+a
(8,23−0,02)m
=
( 0,02+ 0,01)m
= 274 cakram
Cakram yang dibutuhkan
As
N =
2 π (r ¿¿ o¿¿ 2−r u2 )¿ ¿
40.105,27 m2
=
2 x 3,14(1,85 ¿ ¿ 2−0,82) ¿
= 2.295cakram
Jumlah Reaktor
N 1222 cakram
R= = =8,3=9reaktor
n 274 cakram
76
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
77
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
78
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
( 139−30 ) mg L kg
x 4.245 .436,8 x 0,5 BOD 5
L hari kg
Massa solid yang dibuang= 6
10 mg/kg
= 231,38 kg/hari
Efisiensi Removal RBC
So−Se
Efisiensi= x 100 %
So
(139−30 )
¿ x 100 %
139
= 78%
79
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
E. Diameter Outlet
V asumsi = 1 m/detik
Q
A =
v
0,0491m3 /detik
¿
A m
1
detik
= 0,04914 m3/detik
A = ¼ x π x d2
0,0491 m3/detik = ¼ x 3,14 x d2
d = 0,25 m =250 mm
80
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
81
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
X = MLSS (kg/m3)
SF = solid flux rate (Kg/m2.jam)
m3
88,45 x 2,66 Kg/m3
A = jam
3 Kg/m2 jam
= 78,31 m2
82
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
83
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
0,6
= 0,06
1+( x 20 hari)
hari
= 0,27
84
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
= 0,78 m = 1 m
Freeboard = 0,5 m
Kedalaman zona bening = 3 m
Kedalaman pengendap total = Kedalaman BP ruang lumpur + Kedalaman
zona bening + Freeboard
= 1 m + 3 m + 0,5 m
= 4,5 m OK (memenuhi)
h) Volume bak pengendap
V = ¼ ×π× d2 x h
= ¼ x 3,14 x (10 m)2 m x 4,5 m
= 353,25 m3
i) Waktu detensi pada saat rata-rata termasuk sirkulasi
V
Td =
Q
353,25 m3
=
88,44 m 3 / jam
= 4 jam
B. Struktur Influen
Struktur influen merupakan tipe center feed well. Pipa berdiameter 250 mm,
terdapat di bagian tengah clarifier dan influen akan terdistribusi melalui inlet
well.
C. Struktur Efluent
Struktur efluen terdiri dari weir dengan V-notch, saluran efluen, box efluen
dan pipa outlet
Direncanakan lebar saluran efluen adalah 0,5 m, maka panjang weir:
P weir = π x (D + 1)
= 3,14 x (10 m+ 1)
= 34,54m
Digunakan V-notch 90odengan jarak dari pusat adalah 50 cm.
Maka total jumlah V-notch yang diperlukan
Panjang weir
Jumlah v notch =
jarak v notchdari pusat
85
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
50 cm
a) Debit rata-rata setiap notch:
Q
Q =
total jumlah v notch
0,0246 m3 /detik
=
173 buah
= 0,000284 m3/detik
Saluran efluen
Lebar lauder (b) 0,5 m yang membawa aliran ke box efluen. Box efluen
memiliki ketinggian muka air = 0,5 m.
Saluran efluen diletakkan 0,3 m di atas efluen box maka tinggi muka air pada
saluran efluen di titik keluar saluran (y2) = 0,5 m – 0,3 m = 0,2 m.
Panjang launder = π (9,89 – ketinggian air di effluen box)
= 3,14 (8,98 – 0,5 m)
= 28,5
c) Kedalaman saluran efluem:
86
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
y 1=√ y 22 +2 x ¿ ¿ ¿
m3
0,0246
Q detik
q'= = =0,00086 m 3 /detik . m
Panjang weir 19,15 m
y1 =√ ¿ ¿
= 0,0123 m
Direncanakan penambahan ketinggian 17 cm untuk menjaga terjadi free fall dan
penambahan kedalaman 16% akibat friction losses. Maka:
Kedalaman total saluran efluen = (y2x 1,16) + y1
= (0,2 m x 1,16) + 0,0123 m
= 0,24 m
Dimensi box efluen direncanakan 2m x 2m dengan pipa outlet berdiameter 410
mm (16 inchi) menuju bak klorinasi.
Terdapat juga pipa resirkulasi lumpur berdiameter 250 mm (10 inchi) menuju
bak pengumpul lumpur 1.
87
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
lumpur masuk ke dalam bak thickener akan mengendap dan melekat serta
membentuk zona pengendapan dan zona pemekat atau pengental (thickening).
Supernatan hasil pengolahan ini dikembalikan ke reaktor untuk diproses kembali.
Tabel 5.5 merupakan kriteria desain dari sludge gravity thickener.
Data Perencanaan:
Pada perencanaan ini, direncanakan gravity thickener dibangun sebanyak 2 (dua) unit
untuk dapat dipergunakan hingga akhir masa perencanaan. Berikut ini adalah data
perencanaan gravity thickener:
Qflow rata-rata = 0,0491 m3/detik
= 4.245,43 m3/hari
4.245,43 m3 /hari
Q Tiap bak =
2
= 2.122,72 m3/hari
= 88,45 m3/jam
Solid yang masuk dari bak pengendap I = 192,16 Kg/hari
Solid yang masuk dari bak biologis = 231,38 Kg/hari
Solid yang masuk dari bak pengendap II = 264,496 Kg/hari
Total Solid yang masuk untuk satu bak = 688,034 Kg/hari
688,034 m 3 /hari
Solid tiap bak =
2
= 344,02 Kg/hari
Solid loading = 50 kg/m2.hari
88
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
A. Dimensi Thickener:
89
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Debit lumpur
Hidraulic Loading =
As
m3
33,73
= hari
7,065 m2
= 4, 77 m 3 /m2 . hariOK (memenuhi)
Cek beban organik:
jumlah lumpur
Solid Loading =
As
kg
344,02
= hari
7,065 m2
kg
=48,69 . hariOK (memenuhi)
m2
B. Kedalaman thickener:
Kedalaman thickener terdiri dari 3 zona yaitu zona air bersih, zona
pengendapan dan zona pengentalan
Direncanakan :
kedalaman zona air bersih =1m
kedalaman zona pengendapan = 1,5 m
Waktu detensi lumpur dizona pengentalan direncanakan 1 hari dengan asumsi
specific gravity lumpur campuran antara primer dan sekunder 1020Kg/m3.
Maka solid content dibagian atas zona pengentalan:
Jumlah solid
Ci =
Sg x Qlumpur
kg
344,02
hari
= =1 %OK (memenuhi)
kg m3
1020 3 x 33,73
m hari
Dengan harga ci = 1% dan ce = 5% sebagai konsentrasi solid dibagian bawah
1
thickener, maka konsentrasi solid di zona pengentalan = x ( 1 %+5 % )=3 %
2
90
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
91
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
3m
= 15% x
2
= 0.225 m
Pada bagian tengah thickener terdapat ruang lumpur dengan kedalaman
direncanakan 0,65 m. Maka
kedalaman thickener dibagian tengah = Kedalaman total thickener + kedalaman
direncanakan + kedalaman tangki bagian tengah
= 3,8 m+ 0,65 m + 0.225
= 4,575 m
C. Struktur influen:
Struktur influen terdiri daricenter feed well. Lumpur dari bak pengendap I dan
bak pengendap II masuk ke thickener dengan pipa berdiameter 100 mm ( 4 inchi)
dan dari tangki stabilisasi dengan pipa berdiameter 200 mm ( 8 inchi) melalui inlet
well.
92
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Debit = Debit lumpur dari thickener – debit yang dihasilkan dari thickener
m3
= (33,02 – 30,35)
hari
m3
= 3,37
hari
TSS = 10% x Jumlah solid
= 0,1 x 344,02kg/hari
= 34,402 kg/hari
BOD5 = 40% x TSS
= 0,4 x 34,402kg/hari
= 13,76 kg/hari
Konsentrasi TSS supernatant
TSS supernatant
TSS =
Debit
34,402kg /hari
= m3
3,37
hari
kg
= 10,2
m3
g
= 10200
m3
Konsentrasi BOD5 supenatan dengan rasio BOD5/TSS berdasarkan pada hasil
perhitungan kesetimbangan massa :
BO D 5 supernatant
BOD =
Debit
13,76 kg/hari
= m3
3,37
hari
kg
= 4,08
m3
= 4080 g /m3
F. Struktur effluent:
93
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Struktur effluent terdiri dari weir dengan V-notch, saluran efluen, box efluen
dan pipa outlet.
Direncanakan lebar saluran effluent adalah 0,4 m, maka :
Panjang weir = π (D-0,4) m
= 3,14 x (3 - 0,4) m
= 8,16 m
V-notch memiliki sudut 90̊ dengan jarak antar pusat notch 20 cm.
panjang weir
Maka jumlah v-notch yang diperlukan =
jarak v notchantar pusat
8,16 m x 100 cm/m
=
20 cm
= 40,82
= 41 buah
Debit supermatan
Weir loading =
panjang weir
m3
3,37
= hari
8,16 m
m3
= 0,42 hari
m
Debit rata-rata setiap notch :
Debit
Q =
Jumlah v notch
m3
3,37
hari
=
det
41 notch x 86400
hari
m3
= 2,025 x 10−6
detik
Head pada notch:
Dengan menggunakan persamaan :
8 θ
Q = x Cd x √ 2 g x tan x H 5 /2
15 2
94
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
m3 8
x 0,6 x √ 2 x 9,81 x tan
90
x H5/2
2,205 x10−6 =
detik 15 2
H = 0,064 m
Saluran effluent memiliki lebar 0,4 m yang membawa aliran ke box efluen.
Box efluen memiliki ketinggian muka air = 0,5 m. saluran effluent diletakkan
0,3 m diatas efluen box maka tinggi muka air pada saluran efluen di titik keluar
saluran (y2) = 0,5 m -0,3 m = 0,2 m
Kedalaman saluran efluen:
y 1=√ y 2 2+ 2 x ¿ ¿¿
3
m
2,205 x 10−6
Q detik
q'= = =1,22 x 10−7 m3 /detik . m
Panjang weir 8,16 m
y 1= √ ¿ ¿
Direncanakan penambahan ketinggian 15 cm untuk menjaga terjadi free fall dan
penambahan kedalaman 25% akibat friction losses. Maka kedalaman total
saluran efluen = (0,2m x 1,25 ) + 0,15m= 0,4 m
Dimensi box efluen direncanakan 1m x 1m dengan pipa outlet berdiameter 100
mm (4 inchi) menuju bak distribusi supernatan.
Pada dasar thickener terdapat pipa pembuangan lumpur berdiameter 100 mm (4
inchi) menuju sludge drying bed.
95
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
96
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Data Perencanaan:
Periode pengeringan (td) = 10 hari
Solid content cake = 30%
Solid capture = 90%
Spesific gravity = 1020 Kg/m3
m3
Debit = 30,35
hari
Jumlah lumpur = 309,62 kg/hari
A. Dimensi SDB
Pipa Inlet:
Asumsi v = 0,6 m/detik
Q
A =
V
m3 1 hari
30,35 x
= hari 86.400 detik
0,6 m/detik
= 2,28 X 10-8m2
A = ¼ x π x d2
2,28 X 10-8m2 = ¼ x 3,14 x d2
d = 0,0002m
97
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
karena debit lumpur yang masuk terlalu kecil, sehingga diamterpun kecil, oleh
karena itu asumsi diameter pipa inlet 50 mm.
Volume bed yang dibutuhkan dengan waktu detensi (td) = 10 hari:
V = Q x Td
= 30,35m3/hari x 10 hari = 303,5 m3
Luas bed yang dibutuhkan dengan kedalaman bed = 0,35 m :
Q
A =
H bed
303,5 m3
=
0,35 m
= 867,28 m2
Dimensi SDB direncanakan memiliki panjang = 15 m dan lebar = 10 m maka
luas setiap bed = 150 m2
Jumlah unit SDB yang diperlukan saat Q rata-rata:
Luas Bed
Jumlah unit bed =
Luas Tip Bed
867,28 m2
=
150 m2
= 5,8 unit bed = 5 unit
Bed terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan pasir sebagai penyaring dan lapisan
gravel sebagai penyangga. Berikut karakteristik masing-masing lapisan :
Lapisan pasir dengan ketebalan 225 mm :
Fine sand
= 150 mm
Coarse sand
= 75 mm
Lapisan gravel dengan ketebalan 250 mm :
Fine gravel = 75
mm
Medium gravel = 75
mm
98
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
231,4 kg /hari m3
=0,91
Volume lumpur/hari = kg hari
1020 3 x 0,3
m
D. Karakteristik Filtrat
Debit filtrat:
Q = Q lumpur – volume/hari
= 30,35 m3/hari – 0,91m3/hari
=29,44 m3/hari
Jumlah solid pada filtrat:
TSS = 10% x Jumlah solid
= 0,1 x 309,62 kg/hari
= 30,96 Kg/hari
99
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
100
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
BAB VI
PERHITUNGAN PROFIL HIDROLIS
Profil hidrolis adalah faktor yang penting dalam terjadinya proses pengaliran air.
Profil ini tergantung dari energi tekan/head tekan (dalam tinggi kolom air) yang
tersedia bagi pengaliran. Head ini dapat disediakan oleh beda elevasi (tinggi ke
rendah) sehingga air pun akan mengalir secara gravitasi. Jika tidak terdapat beda
elevasi yang memadai, maka perlu diberikan head tambahan dari luar, yaitu dengan
menggunakan pompa.
101
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
6.5 Sedimentasi I
Tinggi muka air sedimentasi I = +69,18m
HL orifice pada sedimentasi I = 0,0434m
Tinggi muka air RBC = +69,18m – 0,0434m = +69,14m
102
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
Q
V =
A
0,0941m 3 /detik
=
39,16 m 2
= 0,0024 m/detik
V = 1/n x R2/3 x S1/2
0,0024m/detik = 1/0,013 x (4 m)2/3 x S1/2
S = 1,53 x 10-10
HL =Sxd
= 1,53 x 10-10x 10 m
= 1,53 x 10-9 m
Tinggi muka air di saluran effluen
= +68,64m –1,53 x 10-9m = +68,64m
Tabel 6.1 Rekapitulasi Tinggi Muka Air dan Headloss Unit Pengolahan
103
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 68 Tahun 2016 tentang
Baku Mutu Air Limbah Domestik.
Seelye, E.E. Third Design, John Wiley and Soons Inc. New York
104
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
LAMPIRAN 1
BAR SCREEN DAN GRIT CHAMBER
105
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
LAMPIRAN 2
SEDIMENTASI II
106
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
LAMPIRAN 3
TANGKI EKUALISASI
107
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
LAMPIRAN 4
ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR
(RBC)
108
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
LAMPIRAN 5
SEDIMENTASI II
109
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
LAMPIRAN 6
SLUDGE GRAVITY THICKENER
110
PBPAL/Nadia Khoirunnisa/082001500039
LAMPIRAN 7
SLUDGE DRYING BED
https://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.3402/ijch.v64i5.18031
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1111/j.1539-
6924.1996.tb01472.x#accessDenialLayout
111