Anda di halaman 1dari 53

POLUSI TANAH DAN AIR BAWAH TANAH

(SIL 328/2 (2-0)

Karakteristik Kontaminan (I)

Chusnul Arif, Allen Kurniawan,


Satyanto K. Saptomo, Budi Indra Setiawan

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan


Institut Pertanian Bogor
2018
Karakteristik Kontaminan

 Pendahuluan
 Sumber Kontaminan
 Kontaminan Anorganik
 Kontaminan Organik
 Material Radioaktif
 Kontaminan Mikrobiologis
 Analisis Risiko Akibat Kontaminan

Acuan : Notodarmojo, S. (2005), Pencemaran Tanah dan


Air Tanah, Penerbit ITB, Bandung.
Pendahuluan
 Zat Pencemar vs Kontaminan
Zat Pencemar → zat kimia (cair, padat, gas), baik yang
berasal dari alam yang kehadirannya dipicu oleh
manusia (tidak langsung) ataupun kegiatan manusia
(anthropogenic origin) yang telah diidentifikasi dengan
jelas.
Kontaminan → sifat serupa dengan zat pencemar,
namun dampaknya secara nyata terhadap manusia dan
lingkungan belum dapat teridentifikasi dengan jelas.

 Kontaminan masuk ke dalam tubuh manusia sebagian


besar melalui mulut dengan efek yang ditimbulkan
tergantung dari jenis dan konsentrasi kontaminan, dan
intensitas paparan (eksposure).
 Karakteristik Kontaminan

Mikroorganisme
• Bakteri
Material Radioaktif • Jamur
• Penyimpanan • Virus
Senyawa Organik limbah radioaktif • Parasit
• Pestisida yang bocor
Senyawa Anorganik • Minyak bumi • PLTN
• Pelarut • Pelarut alamiah
• Garam-garam
mineral yang
• Senyawa nitrat,
mengandung
dan fosfat
radioaktif
• Trace element,
termasuk logam
dan non-logam
Sumber Kontaminan
Sumber yang berasal dari
tempat atau kegiatan yang • Contoh: tangki septik, sumur injeksi, dan
land application
dirancang untuk membuang
dan mengalirkan (discharge)
zat atau substansi
Sumber Kontaminan

Sumber yang berasal dari • Contoh: landfill, tempat pembuangan limbah


tempat kegiatan yang pertambangan, kolam penampungan, tempat
dirancang untuk mengolah penyimpanan/pembuangan limbah B3 dan
atau membuang (dispose) zat radioaktif.
atau substansi
Sumber Kontaminan
Sumber yang berasal dari
tempat atau kegiatan • Contoh: saluran riol (limbah), jaringan pipa gas dan
transportasi zat atau minyak, dan korosi pada pipa logam.
substansi
Sumber Kontaminan

Sumber yang berasal dari • Contoh: air irigasi yang berlebih dan mengandung
konsekuensi suatu kegiatan pupuk, peternakan.
yang terencana
Sumber Kontaminan
Sumber yang berasal dari
kegiatan yang menyebabkan
adanya jalan masuk bagi air • Contoh: sumur bor untuk produksi atau ekplorasi
terkontaminasi masuk minyak, gas, dan panas bumi; dan ekskavasi tanah.
kedalam akifer
Sumber Kontaminan
Sumber kontaminan yang
bersifat alamiah, tetapi
pengaliran atau • Contoh: hujan asam, pembuangan sampah rumah
tangga yang dilakukan secara individual
penyebarannya disebabkan
aktivitas manusia
Kontaminan Anorganik
Kontaminan dalam Bentuk Garam

 Garam-garam dalam tanah dapat terdisosiasi menjadi


kation dan anion.
 Contoh jenis kontaminan non-logam dan anion:
 Contoh jenis kontaminan logam dan kation:
Beberapa kontaminan dalam bentuk anion yang
terpenting

Sulfur
• Berasal dari mineral tanah, mineral sulfat, dan
mineral lain yang merupakan satu komponen yang
menyatu dengan zat organik tanah.
• Dalam jumlah besar berasal dari penggunaan
pupuk, dan hasil oksidasi sulfida.
• Menjadikan air bersifat asam, menyebabkan sakit
perut (> 250 mg/L), dan menyebabkan larutnya
logam-logam mineral tanah.

Khlorida
• Berasal dari pelarutan mineral atau kristal mineral,
dan secara alami berasal dari jebakan air bergaram
yang terjadi bersamaan dengan pembentukan kulit
bumi dan air laut.
• Adanya klorida berlebih diakibatkan adanya intrusi
air laut atau irigasi dengan air yang mengandung
banyak ion khlorida, terutama pada tanah
pertanian setengah kering.
Beberapa kontaminan dalam bentuk kation yang
terpenting

Magnesium
• Mempunyai sifat exchangeable cation dalam
proses pertukaran ion (pH < 6,5) dan dapat diikat
oleh komponen organik dalam jumlah kecil.
• Jumlah magenesium dalam tanah proporsional
dengan kandungan mineral liat (smectite,
vermiculit, illite).

Sodium (Natrium)
• Dijumpai dalam bentuk garam dapur (NaCl).
• Bila terdapat di dalam larutan tanah ion Na+ akan
menggantikan Ca2+ dan Mg2+ melalui mekanisme
pertukaran ion dan terakumulasi di dalam tanah,
sehingga mempengaruhi kualitas tanah seperti
penurunan permeabilitas tanah.
• Menyebabkan racun bagi tanaman apabila
konsentrasi sodium berlebih.
Kontaminan dalam Bentuk Nitrat dan Fosfat

 Merupakan kontaminan yang berperan sebagai nutrien bagi


tumbuhan.
 Bila konsentrasinya berlebih dapat menjadi sumber pencemar
penyebab terjadinya proses eutrofikasi.

Nitrogen-Nitrat
 Dalam bentuk NO3-, NO2-, NH4+, N2, dan N2O2.
 90% dari nitrogen pada lapisan permukaan tanah berbentuk
organik.
 Keberadaan N dalam tanah selain fiksasi N2 dari udara oleh
mikrorganisme, juga disebabkan penggunaan pupuk, leachate
dari TPA, dan pembuangan limbah domestik.
 Keberadaan nitrogen dapat berkurang karena adanya
pengambilan biomassa tumbuhan, volatilisasi ke udara dan
peresapan yang terbawa pada aliran air, dan aktivitas
mikroorganisme (denitrifikasi).
 Dalam konsentrasi besar (> 45 mg/l NO3-) dapat
menyebabkan blue baby pada balita.
Fosfor
 Terbagi menjadi fosfor organik yang terdapat fraksi organik
tanah, dan fosfor anorganik yang terdapat dalam bentuk
mineral.
 Sumber utama fosfor berasal dari penggunaan pupuk dan
buangan domestik.
 Pengurangan fosfor di dalam tanah disebabkan
pengurangan biomassa tumbuhan, dan melalui aliran
limpasan (run-off) dan perembesan (leaching) akan terbawa
aliran air.
 Bila konsentrasinya berlebih mengakibatkan terjadinya
proses eutrofikasi.
 Proses Eutrofikasi
o Adalah suatu proses
ketika tumbuhan
tumbuh dengan sangat
cepat dibandingkan
pertumbuhan yang
normal.
o Disebut juga blooming.

o Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total fosfor dalam air


berada dalam rentang 35-100 µg/L.

o Hampir 90% terjadinya proses ini akibat aktivitas manusia di


bidang pertanian. Botol-botol pestisida dibuang sembarangan
di sekitar lahan pertanian dan daerah irigasi. Hal inilah yang
mengakibatkan pestisida dapat berada di tempat lain yang
jauh dari area pertanian karena mengikuti aliran air hingga
sampai ke sungai – sungai atau danau di sekitarnya.

o Proses terjadinya proses eutrofikasi ketika limbah organik


terdekomposisi oleh mikroba aerobik atau fakultatif (BAN),
dengan reaksi:
COHNS + BAN → CO2 + H2S + NH3 + CH4 + produk lain + energi
COHNS + BAN + energi → C5H7O2 N (sel mikroorganisme baru)
o Pengaruh dekomposisi limbah organik di badan air
menyebabkan terjadinya penurunan oksigen terlarut
dalam badan air.
o Semakin banyak limbah organik, maka pengambilan
oksigen untuk proses dekomposisi semakin meningkat.

o Dengan demikian, kondisi aerobik menipis, diikuti


dengan meningkatnya kondisi anaerobik dengan
dihasilkan H2S, metan, CO2, dan NH3.

o Senyawa CO2 dan NH3 akan digunakan oleh organisme


perairan berklorofil (fitoplankton) untuk aktivitas
fotosintesis, yang menyebabkan pertumbuhan akan
meningkat pesat. ]H2S, metan, dan amonia bersifat
toksik bagi fauna di perairan.
Kontaminan dalam Bentuk Logam dan Trace Element

Menghantar
listrik

Mempunyai Mempunyai
karakteristik Karakteristik konduktivitas
malleability terhadap
dan Logam panas yang
kelenturan tinggi

Mempunyai
densitas
tinggi

 Logam merupakan sumber polutan berbahaya karena sifat


racun logam dan potensi karsinogenik, mobilitas yang
sangat cepat di dalam tanah, dan mempunyai sifat
konservatif dan kumulatif di dalam tubuh manusia.
 Trace element merupakan elemen yang keberadaannya di
alam sangat sedikit, dan bila dalam konsentrasi yang
cukup memiliki potensi mengganggu dan beracun bagi
makhluk hidup atau tanaman.
 Keberadaan logam dan trace element di dalam tanah dan
larutan tanah secara alamiah berasal dari pelapukan
batuan induk yang mengandung unsur tersebut.
 Contoh efek beberapa trace element pada tumbuhan:
Kontaminan Organik

 Bersifat berbahaya, persisten, dan membutuhkan uji toksisitas yang lama.


 Sifat-sifat molekuler yang penting dari kontaminan organik, adalah:
Struktur Molekul
• Dapat memperkirakan kemudahan bereaksi
dengan senyawa lain, dan kemudahan
mengalami proses degradasi,
• Memberi informasi atau indikasi awal mengenai
stabilitas dan sifat toksin di dalam lingkungan

Kelarutan dalam Air


• Dapat diketahui karakter sorpsi.
• Dapat mengetahui perilaku
perpindahan atau transport
kontaminan di dalam tanah
dan air tanah

Volatilitas
• Mengetahui sifat mudah menguap sehingga
senyawa organik dalam bentuk uap yang mudah
terbakar dan beracun, serta densitas relatif
terhadap udara (kerapatan uap) dapat diperkirakan.
Kontaminan Organik

Densitas
• Senyawa organik yang tidak terlarut atau kurang tercampur dengan densitas lebih ringa
n dari air (LNAPL = light non-aqueous phase liquid) akan mengapung dalam permukaan
air tanah dan mengikuti pergerakan air tanah.
• Senyawa yang berat (DNAPL = dense non-aqueous phase liquid) akan mengalir menuju
dasar dari akuifer dan mengalir mengikuti gradien dari dasar akuifer tersebut.
Minyak Bumi

 Merupakan kelompok kontaminan hidrokarbon atau pencemar organik


yang paling potensial mencemari lingkungan.
 Hidrokarbon mempunyai atom karbon dan nitrogen, mempunyai 4
lokasi untuk berikatan, dapat mengikut unsur (seperti oksigen, nitrogen,
belerang, fosfor, hidrogen, dan gugus fungsional), dan dapat membentuk
ikatan tunggal, ganda, dan triple.

Hidrokarbon
Aromatik

Hidrokarbon
 Ditinjau dari strukturnya: Alifatik

HIDROKARBON
Hidrokarbon Aromatik

 Mempunyai struktur berbentuk ring yang terbentuk dari


enam atom karbon (ring benzen).

 Ikatan yang bergantian antara ikatan tunggal dan ganda


menyebabkan senyawa hidrokarbon aromatik lebih stabil
bila dibandingkan dengan senawa hidrokarbon alifatik.
 Mempunyai aroma, dan mudah sekali terbakar.
 Sulit untuk menerima atau mengakomodasi rekasi
pertambahan atau penggabungan.
 Beberapa konfigurasi ring
benzen dan gugus fungsional

 Bila dua atau lebih ring benzen,


maka akan membentuk
Polycyclic Aromatic
Hydrocarbon (PAH).
 PAH merupakan bagian dari
fraksi berat hasil olahan minyak
bumi.
Hidrokarbon Alifatik
ALKANES
• Low-molecular-weight alkanes
have low boiling points and are
highly volatile
• They are slightly soluble in water
but extremely soluble in fats and
oils
• High-molecular-weight alkanes
are not soluble in water and are
exclusively lipophilic
• Low-molecular-weight alkanes are
used as solvents, degreasers, and
as thinners and diluents of paints,
enamels, varnishes and lacquers.
Hidrokarbon Alifatik
ALKENES

• The alkenes: chains of carbon atoms with attached


hydrogen atoms, but the chains contain carbon-carbon
double bonds
• Alkenes are generally more reactive than alkanes, but
less reactive than aromatics
• They are not found in crude petroleum, but are present
in some refined products, specifically gasoline and
aviation fuels.
Pestisida

 Bersifat relatif persisten, sehingga menyebabkan


terjadinya akumulsi dalam tanah dan bioamplifikasi pada
makhluk hidup melalui rantai makanan.
 Bersifat toksik dan mutagenis bagi makhluk hidup.
 Berdasarkan sifat ionik, pestisida terbagi menjadi:
o Pestisida kationik
Digunakan sebagai herbisida dan biosida akuatik, mempunyai
kelarutan tinggi dalam air, dan terdisosiasi membentuk kation
divalen tetapi tidak volatil.
o Pestisida bersifat basa
Mempunyai senyawa yang terdiri dari nitrogen dan karbon
(triazine), relatif volatil, dan sebagian besar mengalami degradasi
akibat sinar matahari.
o Pestisida bersifat asam
Bersifat asam, mudah terlarut dalam kelompok asam klorinasi
alifatik dengan tingkat kelarutan tinggi, dan cenderung tidak
terionisasi
o Pestisida non-ionik
− Hidrokarbon terkhlorinasi, organophosphate, dan
karbamat-thiokarbamat, adalah jenis pestisida yang sering
digunakan dalam pertanian.
− Insektisida (DDT, toxaphene, lindane, chlordane, aldrin,
dieldrin, endrin) merupakan senyawa hidrokarbon
terkhlorinasi dengan tingkat kelarutan di air rendah,
sehingga relatif tidak mobilitas.
− Insektisida akan memicu penurunan suatu spesies tertentu
dalam puncak piramida makanan, karena mengalami
keracunan atau degenerasi akibat bioamplifikasi senyawa
persisten tersebut.
JENIS-JENIS PESTISIDA
Berdasarkan jasad sasaran:

Insektisida Rodentisida

Pest
Nematisida
Herbisida

Fungisida
CARA PESTISIDA MASUK DALAM TUBUH

Melalui Kulit (dermal)

PESTISIDA Melalui Pernapasan (inhalasi)

Melalui Mulut (oral)


KENALI KODE WARNA LABEL PESTISIDA

Coklat Tua: Sangat Berbahaya Sekali

Merah Tua: Sangat Berbahaya

Kuning Tua: Berbahaya

Biru Muda: Cukup Berbahaya

• SEMUA pestisida adalah TOKSIK. Perbedaan ada pada


derajat atau tingkat toksisitas
• Tanda peringatan menunjukkan potensi resiko pestisida,
BUKAN keampuhan produk pestisida
Pelarut Organik

 Pelarut organik banyak digunakan pada proses pembersihan


mesin dan metal dari kotoran atau lemak seperti pada
industri binatu, industri elektronik, bahan dalam industri
plastik, industri listrik, pelarut cat, dan pewarna pada
percetakan.

• Merupakan destilat dari minyak bumi, hidrokarbon


Pelarut organik alifatik dan aromatik, alkohol, ketone, ester, dan
tanpa halogen eter.
• Bersifat volatil dan mudah terbakar

• Umumnya merupakan pelarut organik yang


mengandung khlor.
• Mempunyai persistensi yang cukup tinggi dan
beracun.
• Mempunyai densitas yang lebih tinggi dan kental
Pelarut
dibandingkan dengan pelarut tanpa halogen.
terhalogenasi
• Mempunyai tingkat kelarutan yang tinggi di dalam
air.
• Contoh: methane terkhlorinasi, trikhloroetane
(TCA), trikhloroethylene (TCE), dan
perkhloroethylene (PCE).
Toksisitas Kontaminan Organik
Material Radioaktif
 Disebut juga radionuklida atau radioisotop.
 Merupakan material yang memancarkan sinar radioaktif berupa
partikel α, partikel ß, dan partikel γ.
 Umumnya berasal dari limbah dan aktivitas pertambangan
radioaktif, limbah tumpahan (spill) atau kebocoran tempat
penyimpanan limbah radioaktif yang biasanya dikubur dalam
tanah.
 Sumber isotop radioaktif:
Material Radioaktif
 Sifat paparan radioaktif yang bersifat
karsinogenik menyebabkan kerusakan pada sel,
kematian, perubahan genetis disertai kerusakan
organ reproduksi, leukimia, tumor kelenjar
ludah, dan kanker
Material Radioaktif
 Partikel α dan partikel ß, akan
membentuk suatu elemen baru dengan
kecepatan rambat dan partikel ß lebih
kuat dibandingkan partikel α.
 Partikel α dapat ditahan hanya dengan
selembar kertas, sedangkan partikel ß
dapat ditahan oleh lapisan tipis logam
seperti lembaran alumunium foil
 Partikel γ menghasilkan pancaran
gelombang elektromagnetik, dengan
daya tembus yang sangat kuat (dapat
menembus tubuh manusia, dan benda
padat lainnya). Partikel ini dapat
ditahan dengan logam seperti timbal
pada ketebalan beberapa cm, atau
beton dengan ketebalan satu meter
atau lebih
Kontaminan Mikrobiologis
 Berupa bakteri, virus,
jamur, protozoa, dan
nematoda.
 Sumber kontaminan
mikroorganisme adalah air
buangan domestik (dalam
bentuk resapan atau
bocoran dari tangki septik,
pipa riol (sewer) mapun
efluen pengolahan limbah
yang tidak sempurna), dan
ekskreta manusia dan
makhluk hidup lainnya.
 Mikroorganisme patogen
yang sering ditemui pada
limbah domestik:

Salmonella typhi Bacillus anthracis


Kontaminan Mikrobiologis

Hepatitis

Entamoeba hystolica Ascaris lumbricoides Reovirus


Kontaminan Mikrobiologis
 Mikroba patogen mempunyai persistensi yang berbeda dalam lingkungan di
luar tubuh manusia.
 Beberapa jenis intestinal parasit dapat hidup dalam lingkungan di luar tubuh
manusia. Mikroorganisme seperti jamur akan membuat spora yang
memungkinkan perkembangbiakan pada kondisi yang memungkinkan.
Sedangkan jenis nematoda dapat membentuk kista yang juga tahan terhadap
lingkungan yang tidak baik, dan kemudian akan berkembang biak bila
lingkungannya memungkinkan.
Analisis Risiko Akibat Kontaminan

Identifikasi Gangguan • Meliputi sumber, identifikasi, konsentrasi, dan


dan Sumber Gangguan karakterisitik kontaminan.
dari Kontaminan • Kontaminan yang ada sangat banyak → dicari
kontaminan yang dominan sebagai kontaminan
pengganti (surrogate contaminant).
Analisis Risiko Akibat Kontaminan

Evaluasi Terhadap • Memperkirakan seberapa besar paparan tersebut,


Paparan Kontaminan frekuensi, lamanya paparan, dan rute paparan.
• Faktor terpenting → memperkirakan jumlah
kontaminan yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Analisis Risiko Akibat Kontaminan

Karakterisasi Risiko • Perhitungan risiko, baik kontaminan karsinogenik


Akibat Paparan maupun non-karsinogenik terhadap penerima yang
mungkin terpapar.
Analisis Risiko Akibat Kontaminan

1. Identifikasi Gangguan dan Sumber Gangguan dari Kontaminan


❖ Kontaminan pengganti → kontaminan yang menyebabkan 99% risiko
paparan pada lokasi yang dimaksud.
❖ Metode yang digunakan → metode penapisan berbasis
Concentration-Toxicity Screening.
❖ Prosedur :
• Pilih dan pisahkan data kontaminan berdasarkan mediumnya (tanah,
lumpur, air tanah, air permukaan, udara)
• Tabulasikan nilai rata-rata dan kisaran konsentrasi kontaminan.
• Tampilkan data dosis referensi (reference dose, RfD) untuk kontaminan
non-karsinogenik dan faktor kemiringan (slope factor, SF) untuk
kontaminan karsinogenik.
RfD : suatu dosis atau jumlah kontaminan yang tertelan/ terhirup, setelah
dikalikan dengan faktor keamanan (perbedaan sensitivitas seseorang, faktor
keamanan transformasi pada percobaan pada binatang dan diaplikasikan pada
manusia) , yang tidak berakibat buruk.
SF : kemiringan kurva respons dalam bentuk excess tumor incidence sebagai
fungsi dosis kontaminan, yang diekstrapolasi dari studi menggunakan hewan
terhadap manusia, setelah dikalikan dengan faktor risiko 10-6.
Analisis Risiko Akibat Kontaminan

1. Identifikasi Gangguan dan Sumber Gangguan dari Kontaminan

• Tentukan skor kimia untuk setiap kontaminan.

Kontaminan Non-Karsinogenik : Rij = Cmax/RfD


Kontaminan Karsinogenik :Rij = SFx Cmax

Rij = skor untuk kontaminan i di dalam medium j


Cmax = konsentrasi maksimum
RfD = dosis acuan, mg/(kg-hari)
SF = faktor kemiringan, (kg-hari)/mg

• Urutkan atau buat peringkat kontaminan berdasarkan nilai kimia


untuk setiap paparan.
• Pilih senyawa/kontaminan yang mencakup 99% dari skor total.
Analisis Risiko Akibat Kontaminan
Nilai RfD (oral) dan SF (oral) Untuk Beberapa Kontaminan Terpilih
Contoh Soal :
Hasil analisa terhadap kontaminan dalam suatu sampel tanah yang mengalami
pencemaran hidrokarbon adalah sbb :

Kontaminan Konsentrasi dalam tanah, mg/kg


Benzene 150
Toluene 10
Etilbenzene 170
Xylene 200
Anthracen 15
Fluorene 320
Pyrene 270

Tentukan kontaminan pengganti !

Jawaban : Kontaminan RfD SF R Peringkat


Benzene - 0,029 4,35 6
Toluene 0,2 - 50 5
Ethylbenzene 0,1 - 1700 3
Xylene 2,0 - 100 4
Anthracene 0,3 - 50 5
Fluorene 0,04 - 8000 2
Pyrene 0,03 - 9000 1

Dari tabel di atas → Pyrene, Fluorene, dan Ethylbenzene adalah


kontaminan pengganti, karena ketiganya mempunyai skor kimia
18700, yang berarti mencakup 99% dari total skor 18904,35.
Analisis Risiko Akibat Kontaminan

2. Evaluasi Terhadap Paparan Kontaminan


❖ Rute paparan kontaminan tanah dan air tanah yang masuk pada
manusia sebagian besar melalui mulut, dan hidung.
❖ Untuk kontaminan yang terlarut dalam air tanah :

❖ Untuk kontaminan yang terhirup dari udara melalui pernafasan :

Keterangan : I = intake atau asupan kontaminan harian (mg/kg-hari)


C = konsentrasi kontaminan dalam air (mg/l)
CA = konsentrasi kontaminan dalam udara (mg/m3)
IRa = jumlah medium yang tertelan per satuan waktu (l/hari)
IRu = laju inhalasi (m3/jam)
FP = frekuensi paparan (hari/tahun)
WP = lama waktu paparan (tahun)
WT = intensitas waktu paparan (jam/hari)
BT = berat tubuh yang terpapar (kg)
WR = waktu rata-rata paparan (hari)
Analisis Risiko Akibat Kontaminan

3. Karakterisasi Risiko Akibat Paparan


❖ Dinyatakan dalam bentuk perhitungan risiko dari kontaminan
karsinogenik maupun non-karsinogenik, yang dihitung dari semua rute
paparan, baik melalui mulut maupun hidung.
❖ Untuk kontaminan non-karsinogenik :
→ Dihitung berdasarkan suatu indeks yang disebut indeks gangguan atau
hazard index (HI)

HI < 1, berarti risiko akibat paparan masih bisa diterima


HI >= 1 penerima paparan akan mempunyai risiko buruk dari paparan tersebut
❖ Untuk kontaminan karsinogenik :
→ Didasarkan pada nilai risiko terkena kanker yang merupakan fungsi dari
asupan harian kronis (CDI) dan faktor kemiringan (SF)

Nilai risiko maksimum yang diperbolehkan adalah 1 x 10 -6


Contoh Soal 1 :
Suatu sumur dalam di dataran tinggi Bandung yang digunakan untuk
sumber air minum mengandung 0,25 mg/l Mangan (Mn). Tentukan
berapa asupan (I) pada seorang manusia dewasa dengan berat tubuh
70 kg, untuk waktu paparan selama 30 tahun, yang meminum rata-rata
2 l/hari air sumur tersebut! Hitung pula indeks gangguan yang ditimbulkan
akibat kontaminan Mn tersebut!
Jawaban :
C = 0,25 mg/l
IRa = 2 l/hari
FP =365 hari/tahun
WP = 30 tahun
BT = 70 kg
WR =365 hari/tahun x 30 tahun = 10950 hari
RfD = 0,005 mg/kg-hari

I = ? dan HI = ?

I = (0,25 mg/l x 2 l/hari x 365 hari/tahun x 30 tahun) / (70 kg x 10950 hari)


= 0,00714 mg/kg-hari

HI = (0,00714 mg/kg-hari)/(0,005 mg/kg-hari) = 1,428


Nilai HI > 1, yang berarti orang meminum air tersebut mempunyai risiko
terhadap kesehatannya
Contoh Soal 2:
Diketahui suatu populasi terpapar oleh kontaminan benzene dalam air
minumnya. Bila diketahui CDI dari populasi tersebut rata-rata per orangnya
5,8 x 10-5 mg/kg-hari, perkirakan risiko populasi tersebut terkena
kanker akibat terpapar kontaminan tersebut

Dari Tabel diketahui SF Benzene 0,029 kg-hari/mg, maka


risikonya:

Risiko = 5,8 x 10-5 x 0,029 = 1,682 x 10-6

Nilai Risiko > 1 x 10-6, artinya mempunyai potensi


menyebabkan kanker dan tidak dapat diizinkan
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai