Anda di halaman 1dari 12

UJI TOKSISITAS AKUT BAHAN KIMIATERHADAP

BERBAGAI HEWAN UJI

CHEMICAL ACUTE TOXICITY TEST AGAINST VARIOUS TEST


ANIMALS
Athiya Nabila Trinovia1, Nooreva Viorel Muhammad1
1)
Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor
Email: revaviorel2@gmail.com1

Abstrak: Toksisitas merupakan suatu keadaan yang menandakan adanya efek toksik atau racun yang
terdapat pada suatu bahan. Uji toksisitas dilakukan untuk mengetahui efek pencemar, yaitu untuk
mengetahui kematian biota uji akibat konsentrasi senyawa kimia tertentu yang terkandung dalam
suatu limbah. Pengujian toksisitas akut dilakukan untuk menentukan efek dari pemberian dosis
tunggal suatu senyawa pada hewan. Praktikum “Uji Toksisitas Akut Bahan Kimia Terhadap Hewan
Uji” dilaksanakan pada hari Senin, 22Maret 2021 di rumah masing - masing praktikan.Pada
praktikum ini, dilakukan perhitungan nilai LD50 dan LC50dari tiga pengamatan, yaitu pemberian
merkuri pada ikan koi dan ikan mujair, pemberian merkuri dan ammonia pada mencit, serta
pemberian larutan limbah industry logam pada Pada percobaan pengaruh merkuri terhadap ikan koi
menghasilkan LC50 sebesar 192, 23 mg/kgBB, sedangkan pada ikan mujair sebesar 273,84 mg/kgBB
dengan menggunakan metode Persamaan Garis. Pada percobaan pemberian larutan merkuri dan
ammonia pada mencit, dihasilkan LD50 sebesar 20 mg/kgBB dengan menggunakan metode Weil dan
Farmakope Indonesia. Pada percobaan pemberian larutan limbah industri logam pada Daphnia
magna menghasilkan LD50 sebesar 325,82 mg/kgBB dengan menggunakan metode Persamaan Garis.
Kata kunci: Letal Concentration, Lethal Dose, Toksisitas akut

Abstract: Toxicity is a condition that indicates a toxic or toxic effect contained in a substance. The
toxicity test is carried out to see the effects of pollutants, namely to see the death of the test biota due
to certain chemical compounds contained in a waste. Acute toxicity testing is performed to determine
the effect of a single dose of the compound on animals. The practicum "Acute Toxicity Test of
Chemical Substances Against Test Animals" was held on Monday, March 22, 2021 at each
practitioner's house. In this practicum, the LD50 and LC50 values were calculated from three
observations, namely offering mercury to koi and tilapia fish, giving mercury and ammonia in mice, as
well as providing a metal industrial waste solution in the experiment, the effect of mercury on koi fish
resulted in an LC50 of 192, 23 mg / kgBB, while for tilapia fish it was 273.84 mg / kgBW using the
Line Equation method. In the experiment of giving mercury and ammonia solutions to mice, the
resulting LD50 was 20 mg / kgBW using the Weil method and the Indonesian Pharmacopoeia. In the
experiment giving metal industrial waste solution to Daphnia magna produced an LD50 of 325.82 mg
/ kgBW using the Line Equation meth
Keywords: Acute toxicity, Letal Concentration, Lethal Dose
PENDAHULUAN
Lingkungan perairan umumnya rentan akan adanya bahan pencemar yang berasal
dari limbah. Buangan limbah masuk ke perairan laut melalui aliran run off maupun
aliran sungai. Salah satu limbah industri yang dilepaskan ke perairan laut adalah
logam berat.Merkuri (Hg) atau juga disebut air raksa merupakan salah satu logam
berat yang menjadi bahan pencemar.Merkuri digunakan dalam bermacam-macam
perindustrian, untuk peralatan-peralatan elektris, untuk alat-alat ukur dunia pertanian
dan keperluan yang lainnya. Selain itu, merkuri telah digunakan dalam proses
pengolahan emas selama berabad- abad. Demikian luasnya pemakaian merkuri
mengakibatkan semakin mudah pula organisme mengalami keracunan merkuri (Dani
2017).
Masuknya logam berat dalam jumlah yang tinggi ke dalam lingkungan perairan dapat
menyebabkan efek yang buruk bagi organisme yang hidup pada perairan tersebut
(Selayar et al 2015).Logam berat dapat masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk
hidup diantaranya yaitu melalui saluran pernapasan, pencernaan dan penetrasi melalui
kulit.Logam berat yang masuk dalam tubuh organisme air tidak dapat dicerna, serta
dapat larut dalam lemak. Logam yang larut dalam lemak mampu untuk melakukan
penetrasi pada membran sel, sehingga akhirnya ion-ion logam merkuri akan
menumpuk (terakumulasi) di dalam sel dan organ-organ lain. Akumulasi tertinggi
biasanya dalam organ detoksikasi (hati) dan organ ekskresi (ginjal) (Palar 2004).
Toksisitas merupakan suatu keadaan yang menandakan adanya efek toksik atau racun
yang terdapat pada suatu bahan (Hodgson 2010).Uji toksisitas dilakukan untuk
mengetahui efek pencemar, yaitu untuk mengetahui kematian biota uji akibat
konsentrasi senyawa kimia tertentu yang terkandung dalam suatu limbah, dicatat
sebagai median Letal Concentration (LC50) (Tyas et al. 2016).Pengujian toksisitas
akut dilakukan untuk menentukan efek dari pemberian dosis tunggal suatu senyawa
pada hewan.Umumnya direkomendasikan pengujian ini dilakukan terhadap lebih dari
satu jenis hewan.Produk yang diuji diberikan pada hewan coba dengan dosis yang
berbeda, kemudian dilakukan pengamatan selama 14 hari.Kematian yang terjadi
selama masa pengujian diamati, diuji secara morfologi, biokimia, patologi dan
histopatologi dicatat dan diamati.Pengujian akut menghasilkan nilai Lethal Dose
(LD50).Pada umumnya penentuan lethal dose memerlukan jumlah hewan dalam
jumlah besar, yang merupakan hambatan dalam melakukan uji toksisitas (Sasmito et
al. 2015).
Biota uji yang sering digunakan dalam uji toksisitas yang telah diakui sebagai
bioindikator toksisitas perairan oleh organisasi internasional seperti United States
Environmental Protection Agency (USEPA) adalah ikan, Crustaceae, dan alga.Dalam
penelitian iniDaphnia magnadigunakan sebagai hewan uji sebagai wakil dari
Crustaceae. Penggunaan Daphnia magnasebagai hewan uji karena hewan tersebut
paling sensitif terhadap bahan kimia seperti logam berat, berperan dalam ekologi
sebagai sumber makanan, laju pertumbuhan yang cepat, tingkat reproduksi yang
tinggi, dan siklus hidup yang pendek. Jika keberadaanDaphnia magna terancam oleh
pencemaran logam berat maka akan mengurangi sumber makanan di perairan
danberesiko terhadap akumulasi dari kontaminasi logam berat untuk rantai makanan
selanjutnya (Edwin et al. 2017).
Hewan kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mujair dan ikan
koi.Habitat ikan Mujair di perairan tawar, payau, air sungai dengan pH optimum
7-8 dan suhu 25-30oC. Ikan Mujair ini mempunyai ciri utama berbentuk badan
pipih dan bersisik yang kecil-kecil seperti sisir. Warna tubuhnya ada yang
hitam, coklat tua atau abu-abu tergantung pada lingkungan yang dihuni (Titah
dan Yuliastuti 2005).Selain itu juga ada hewan mencit yang digunakan pada uji coba
toksisitas ini dikarenakan hewan tersebut mudah dikembangbiakan dan mempunyai
populasi yang banyak serta peka terhadap bahan kimia. Dari uraian di atas maka
dilakukanlah penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui dan menguji toksisitas
akut bahan kimia logam berat seperti merkuri dan amonia yang diuji kepada hewan
mencit, ikan koi, ikan mujair, serta Daphnia maga, dan diukur dari kisaran nilai
LD50.

TINJAUAN PUSTAKA
Uji Toksisitas Akut
Uji toksisitas akut adalah suatu pengujian untuk menetapkan potensi toksisitas akut
LD50, menilai gejala toksik, spektrum efek toksik dan mekanisme kematian. Uji
toksisitas akut dapat didefinisikan sebagai uji ketoksikan suatu senyawa yang
diberikan pada hewan uji dengan dosis tunggal dan dilakukan pengamatan selama 24
jam (Chinedu et al. 2013). Pada kasus tertentu pengamatan yang dilakukan bisa
selama 7-14 hari, hal ini dilakukan untuk melihat kemungkinan efek toksik yang
tertunda (reversibilitas).Tujuan dari uji toksisitas akut adalah untuk mendeteksi ada
tidaknya toksisitas suatu zat, menentukan organ sasaran dan kepekaannya,
memperoleh data bahayanya suatu senyawa setelah pemberian dan untuk memperoleh
informasi awal yang dapat digunakan untuk menetapkan tingkat dosis yang
diperlukan untuk uji toksisitas selanjutnya (Shofiana 2019).
Lethal Concentration 50 (LC50)
Lethal Concentration (LC50) merupakan suatu uji toksisitas zat pencemar terhadap
biota yang ada, sehingga dapat diketahui efek zat pencemar terhadap biota dalam
suatu perairan.Jadi, uji toksisitas digunakan untuk mengevaluasi besarnya konsentrasi
toksikan dan durasi pemaparan yang dapat menimbulkan efek toksik pada jaringan
biologis. Menurut Priyanto (2009), LC50 dapat didefinisikan sebagai konsentrasi yang
diberikan sekali (tunggal) atau beberapa kali dalam 24 jam dari Suatu zat yang secara
stastistik diharapkan dapat mematikan 50% hewan uji.
Lethal Dose 50 (LD50)
Penentuan LD50 merupakan tahap awal untuk mengetahui keamanan bahan yang akan
digunakan manusia dengan menentukan besarnya dosis yang menyebabkan kematian
50% pada hewan uji setelah pemberian dosis tunggal. Nilai LD 50 bahan obat mutlak
harus ditentukan karena nilai ini digunakan dalam penilaian rasio manfaat (khasiat)
dan daya racun yang dinyatakan sebagai indeks terapi obat (LD50).Makin besar
indeks terapi, makin aman obat tersebut jika digunakan (Priyanto 2007).
Logam Berat
Logam berat adalah unsur yang mempunyai densitas lebih dari 5 gr/cm3. Logam-
logam berat merupakan salah satu dari bahan pencemar lingkungan, dan beberapa
dari unsur logam tersebut merupakan logam yang paling berbahaya untuk makhluk
hidup, diantara unsur-unsur logam berat pencemar tersebut adalahArsen (As),Timbal
(Pb),Merkuri(Hg) dan Kadmium (Cd). Sifat dari logam-logam ini adalah mempunyai
afinitas yang besar dengan sulfur (belerang). Logam-logam ini menyerang ikatan
sulfida padamolekul - molekul penting sel, misalnya protein (enzim),sehingga enzim
menjadi tidak berfungsi. Ion-ion logam berat bisa terikat pada molekul penting
membran sel yang menyebabkan terganggunya proses transpor melalui membran sel
(Endrinaldi 2009).

METODE PRAKTIKUM
Praktikum “Uji Toksisitas Akut Bahan Kimia Terhadap Hewan Uji” dilaksanakan
pada hari Senin, 22Maret 2021 di rumah masing - masing praktikan.Pada praktikum
ini, dilakukan perhitungan nilai LD50 dan LC50dari tiga pengamatan. Pengamatan
pertama dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh logam berat terhadap sistem
akuatik air.Alat yang digunakan yaitu delapan buah akuarium, gelas ukur, stopwatch,
dan penggaris, bahan yang digunakan yaitu dua jenis ikan (ikan koi dan mujair),
aquades, serta larutan merkuri (Hg).Langkah - langkah pada pengamatan pertama
dapat dilihat pada Gambar 1.

Mulai

Satu liter air dimasukkan ke dalam masing-masing akuarium

Panjang serta berat masing-masing ikan diukur dan dicatat

Masing-masing enam ekor jenis ikan mujair dimasukkan pada empat akuarium

Melakukan hal yang sama pada jenis ikan koi pada waktu yang bersamaan

Gambar 1Langkah - langkah pengamatan pertama


A

Memasukkan larutan merkuri (Hg) dengan konsentrasi 5, 10, 50 dan 100 ppm pada setiapkondisi
dan jenis ikan

Setelah 24 jam, secara berturut-turut dengan konsentrasi, jumlah ikan mujair yangmati adalah 0,
1, 2, 5, dan jumlah ikan koi yang mati adalah 1, 1, 2, 4. Lalu dihitung nilai LC50 pada kedua jenis
ikan tersebut menggunakan metode persamaan garis menggunakan persamaan (1)

Selesai

`Gambar 1 Langkah - langkah pengamatan pertama (lanjutan)

Untuk menghitung nilai LC50 menggunakan metode persamaan garis, yang pertama
harus dilakukan adalah membuat tabel hubungan antara konsentrasi dan jumlah ikan
yang mati.Lalu dari tabel tersebut dibuat grafiknya sehingga diketahui juga
persamaan garisnya, rumus mencari nilai LC50 dari persamaan garis tersebut dapat
menggunakan persamaan (1).
y = a + bx…………………………………………………………………………....(1)
Keterangan:
a : Intersep
b : Slope
y : % kematian (50)
x : Log LD50
Pengamatan kedua dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh zat pencemaran
merkuri dan amonia terhadap organisme reseptor.Alat dan bahan yang digunakan
yaitu 24 ekor mencit, 4 reaktor, pipet volumetrik, gelas ukur, larutan merkuri dan
amonia.Langkah - langkah pengamatan kedua dapat dilihat pada Gambar 2.
Mulai

Hewan uji dipuasakan 4 jam sebelum perlakuan dan diamati perilakunya

Gambar 2Langkah - langkah pengamatan kedua


B

Berat masing-masing mencit ditimbang dengan menggunakan neraca analitik

Mencit dipisahkan ke dalam empat kelompok dengan jumlah hewan uji 6 ekor per kelompok

Diberikan larutan merkuri (Hg) kepada setiap mencit secara oral dengan dosis padasetiap
kelompok masing-masing sebesar 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, 40 mg/kgBB, dan80 mg/kgBB

Memberikan makan dan minum kepada setiap mencit yang telah dimasukkan ke dalamreaktor
dan tutup reaktor dengan kawat

Mengamati kondisi dan perilaku mencit selama 7 hari

Mencatat jumlah kematian dan persentasenya pada setiap kelompok hewan uji serta membuat
rekapitulasi hasilnya dalam bentuk tabel

Menentukan nilai LD50 dengan metode C.S. Weil sesuai persamaan (2) dan Farmakope Indonesia
sesuai persamaan (3)

Selesai

Gambar 2 Langkah - langkah pengamatan kedua (lanjutan)

Untuk menghitung nilai LD50 dengan metode C.S. Weil dapat menggunakan
persamaan (2)
m = log D + d (f+1).……………………………………..…………………………..(2)
Keterangan:
m : Log LD50
D : Dosis terendah
f : Faktor yang diperoleh dari tabel Thompson dan Weil (0.7 untuk N=4)
d : Logaritma kelipatan dosis
Sementara untuk menghitung nilai LD50 menggunakan metode Farmakope
Indonesia dapat menggunakan persamaan (3)
m = a – b (Σpi – 0.5 ).……………………………………..………………………..(3)
Keterangan:
m : Log LD50
a : Logaritma dosis terendah yang masih menyebabkan kematian 100% tiap
kelompok
b : Beda logaritma dosis yang berurutan
Σpi : Jumlah hewan mati yang menerima dosis i dibagi dengan jumlah hewan
seluruhnya yang menerima dosis i
Pengamatan ketiga dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh limbah industri logam
terhadap Daphnia magna.Alat dan bahan yang digunakan yaitu 30 ekor Daphnia
magna,pipet, gelas uji, dan larutan limbah industri.Langkah - langkah pengamatan
ketiga dapat dilihat pada Gambar 3.

Mulai

Gelas uji diisi dengan berbagai konsentrasi limbah industri, yaitu 0% (kontrol), 6,25%,12,5%,
25%, 50%, 100%. Air pengencer yang digunakan adalah air mineral

Daphnia magna yang berumur kurang dari 24 jam dimasukkan ke dalam gelas uji masing -
masing5 ekor

Setelah 48 jam, dihitung berapa banyak Daphnia yang mengalami kematian lalu dicatat dalam
tabel

Menghitung nilai LC50berdasarkan dari data tabel menggunakan metode persamaan garis sesuai
persamaan (4)

Selesai

Gambar 3 Langkah - langkah pengamatan ketiga


Untuk menghitung nilai LC50 dengan metode persamaan garis dapat menggunakan
persamaan (4)

y = a + bx…………………………………………………………………………....(4)
Keterangan:
a : Intersep
b : Slope
y : % kematian (50)
x : Log LD50

Contoh perhitungan dari keempat persamaan di atas dapat dilihat pada Lampiran 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN

KOI
120
100 y = 30,83x - 20,41
% Kematian

80 R² = 0,980
60
40
20
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
Log Dosis

Gambar 4 Kurva persamaan garis antara % kematian dengan log dosis

Berdasarkan Gambar 4 didapatkan persamaan garis yang merupakan hubungan


antara konsentrasi larutan merkuri (Hg) dengan banyaknya jumlah ikan koi yang
mati. Dengan pemberian merkuri dengan konsentrasi 5, 10, 50, dan 100 ppm, jumlah
ikan koi yang mati secara berturut-turut adalah 1, 1, 2, dan 4. Pada kurva Gambar 4
menunjukkan regresi y = 30,83X-20,41 dengan nilai R 2 = 0,980 dan R=0,9899.
Nilai LC50 24 jam antara merkuri terhadap ikan koi yang dihasilkan sebesar
192,23 mg/kgBB. Hal ini berarti jika merkuri masuk ke lingkungan perairan dengan
konsentrasi tersebut akan menyebabkan kematian 50% ikan koi selama 24 jam.
Mujair
120
100 y = 20x + 1,25
R² = 0,962
% Kematian

80
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6
Log Dosis

Gambar 5 Kurva persamaan garis antara % kematian dengan log dosis

Berdasarkan Gambar 5 didapatkan persamaan garis yang merupakan hubungan


antara konsentrasi larutan merkuri (Hg) dengan banyaknya jumlah ikan mujair yang
mati. Dengan pemberian merkuri dengan konsentrasi 5, 10, 50, dan 100 ppm, jumlah
ikan mujair yang mati secara berturut-turut adalah 0, 1, 2, dan 5. Pada kurva Gambar
5 menunjukkan regresi y = 20X+1,25 dengan nilai R 2 = 0,962 dan R=0,981.
Nilai LC50 24 jam antara merkuri terhadap ikan koi yang dihasilkan sebesar
273,84 mg/kgBB. Hal ini berarti jika merkuri masuk ke lingkungan perairan dengan
konsentrasi tersebut akan menyebabkan kematian 50% ikan koi selama 24 jam.

Tabel 1 Rekapitulasi data penentuan LD50


Dosis Kematian
Kelompok Log dosis
(mg/kgBB) (ekor) %
1 10 1 2 33,33%
2 20 1,301029996 3 50,00%
3 40 1,602059991 4 66,67%
4 80 1,903089987 6 100,00%

Tabel 2 Hasil perhitungan LD50 dengan metode Weil


log D d f+1 d (f+1) Log LD50 LD50

1 0,30103 1 0,301029996 1,301029996 20


Pada tabel 1 merupakan hasil perhitungan nilai LD50 dengan metode Weil. Pada
kelompok 1, 2, 3, dan 4 diberikan larutan merkuri dan ammonia dengan dosis 10, 20,
40, dan 80 mg/kgBB. Dengan pemberian merkuri dan ammonia pada dosis tersebut
menyebabkan kematian pada mencit secara berturut-turut adalah 2, 3, 4, dan 6 ekor.
Pada tabel 2 tersebut didapatkan nilai LD50 sebesar 20 mg/kgBB
Tabel 3 Hasil perhitungan LD50 dengan metode Farmakope Indonesia
ke Dosi Jumlah kematian Hidup Pi A b b (Σpi- Log LD
l s hewan (ekor) (ekor) 0.5) LD5 50
(%) seluruh 0
nya
1 10 6 2 4 0,3 1,9 0,3 0,602 1,30 20
33 03 01
2 20 6 3 3 0,5
3 40 6 4 2 0,6
67
4 80 6 6 0 1
ΣPi 2,5
Σpi-0.5 2

Pada tabel 3 merupakan hasil perhitungan nilai LD50 dengan metode Farmakope
Indonesia. Pada kelompok 1, 2, 3, dan 4 diberikan larutan merkuri dan ammonia
dengan dosis 10, 20, 40, dan 80 mg/kgBB. Pada pemberian larutan merkuri dan
ammonia pada dosis tersebut, menyebabkan kematian pada mencit secara berturut-
turut yaitu 2, 3, 4, dan 6 ekor. Pada tabel 3 tersebut didapatkan nilai LD 50 yang sama
dengan metode Weil yaitu sebesar 20 mg/kgBB.

Tabel 4 Rekapitulasi data penentuan LD50


Dosis
Kelompok kematian (ekor)
(%)
1 0 0
2 6,25 1
3 12,5 1
4 25 1
5 50 2
6 100 5

Metode Persamaan Garis


150
% Kematian

y = 21,35x - 3,958
100
R² = 0,941
50

0
0 1 2 3 4 5 6
Log Dosis

Gambar 6 Kurva persamaan garis antara % kematian dengan log dosis


Pada tabel 3 merupakan hasil perhitungan nilai LD50 dengan metode Persamaan
Garis. Pada kelompok 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 diberikan larutan limbah industri logam
dengan dosis 0; 6,25; 12,5; 25; 50; dan 100 %. Pada pemberian larutan limbah
industry logam pada dosis tersebut, menyebabkan kematian pada Daphnia magna
secara berturut-turut yaitu 0, 1, 1, 1, 2, dan 5 ekor.
Pada kurva Gambar 6 menunjukkan regresi y = 21,35X-3,958 dengan nilai R 2 =
0,941 dan R=0,970. Nilai LD50 48 jam antara merkuri terhadap ikan koi yang
dihasilkan sebesar 325,82 mg/kgBB. Hal ini berarti jika larutan limbah industri logam
masuk ke lingkungan perairan dengan konsentrasi tersebut akan menyebabkan
kematian 50% Daphnia magna selama 48 jam.
Adanya perbedaan hasil toksisitas ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya
sensitifitas (kerentanan) jenis ikan uji serta ukuran ikan (Koesumadinata dan Sutrisno
1997). Semakin besar nilai LC50 maka Nilai Batas Aman Biologinya (NBAB) akan
semakin besar, sebaliknya apabila nilai LC50 organisme uji kecil maka nilai standar
biologi cenderung kecil (Romi 2003).

SIMPULAN
Pada percobaan pengaruh merkuri terhadap ikan koi menghasilkan LC 50 sebesar
192, 23 mg/kgBB, sedangkan pada ikan mujair sebesar 273,84 mg/kgBB dengan
menggunakan metode Persamaan Garis. Pada percobaan pemberian larutan merkuri
dan ammonia pada mencit, dihasilkan LD50 sebesar 20 mg/kgBB dengan
menggunakan metode Weil dan Farmakope Indonesia. Pada percobaan pemberian
larutan limbah industri logam pada Daphnia magna menghasilkan LD50 sebesar
325,82 mg/kgBB dengan menggunakan metode Persamaan Garis.

Saran
Saran yang dapat diberikan terhadap praktikum ini yaitu harus teliti ketika
mengolah data, serta sebaiknya digunakan beberapa metode untuk membandingkan
hasil perhitungan.

Daftar Pustaka
Chinedu E, Arome D, Ameh FS. 2013. A new method for determining acute toxicity
in animal models. Toxicology International. 20 (3) : 224 - 226.
Dani RR. 2017. Uji toksisitas akut (LC50-96jam) logam berat merkuri (Hg) pada
salinitas yang berbeda terhadap mortalitas Udang Vaname (Litopanaeus
vannamei) PL-25 [skripsi]. Malang : Universitas Brawijaya.
Edwin T, Ihsan T, Pratiwi W. 2017. Uji toksisitas akut logam timbal (Pb), krom (Cr)
dan kobalt (Co) terhadap Daphnia magna.Jurnal Teknik Lingkungan UNAND. 14
(1) : 33 - 40.
Endrinaldi. 2009. Logam-logamberatpencemarlingkungan danefekterhadapmanusia.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 4 (1) : 42 - 46.
Hodgson E. 2010. A Textbook of Modern Toxicology. New Jersey (NJ) :John Wiley &
Sons, Inc.
Koesumadinata S dan Sutrisno. 1997. Toksisitas Herbisida pada ikan Nila. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia. Jakarta.
Palar H. 2004.Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.Jakarta : Rineka Cipta.
Priyanto. 2007. Toksisitas Obat, Zat Kimia dan Terapi Antidotum. Depok :Lembaga
Studi dan Konsultasi Farmakologi (Leskonfi).
Priyanto. 2009. Toksikologi: Mekanisme, Terapi Antidotum, dan Penilaian Risiko.
Depok :Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi (Leskonfi).
Romi A. 2003. Toksisitas Limbah Cair Industri Kelapa Sawit Terhadap Larva Ikan
Gabus (Channa, sp). [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Riau, Pekanbaru.
Sasmito WA, Wijayanti AD, Fitriana I, Sari PW. 2015. Pengujian toksisitas akut obat
herbal pada mencit berdasarkan Organization for Economic Co-operation and
Development (OECD). Jurnal Sain Veteriner. 33 (2) : 234 - 239.
Selayar NA, Tumembouw S, Mondoringin LLJJ. 2015. Telaah kandungan logam
berat merkuri (Hg) di sekitar Teluk Manado. Jurnal Budidaya Perairan. 3 (1) :
124 - 130.
Shofiana. 2019. Toksisitas akut produk YACONA menggunakan metode OECD
(Organisation for Economic Co-operation and Development) 425 pada tikus
wistar betina [skripsi]. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia.
Titah HS, Yuliastuti R. 2005.Uji toksisitas akut limbah pabrik sarung tenun pada ikan
mujair (Tilapia mossambicus).Jurnal Purifikasi. 6 (2) : 133 - 138.
Tyas NM, Batu DTFL, Affandi R. 2016. Uji toksisitas letal Cr6+ terhadap ikan nila
(Oreochromis niloticus).Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 21 (2) : 128 -132.

Anda mungkin juga menyukai