Anda di halaman 1dari 13

UJI TOKSISITAS AKUT BAHAN KIMIA TERHADAP IKAN

KOI, IKAN MUJAIR, MENCIT, DAN DAPHNIA MAGNA

Acute Toxicity Test Of Chemicals Against Koi Fish, Mujair Fish,


Mice, And Daphnia Magna
Mohammad Hamdun1, Teuku Devan Assiddiqi2, Theo K. J. Soedira3

1,2,3)
Departemen Teknik Sipil Dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Dramaga
Kampus IPB Dramaga, Bogor, 16680.
Email: theosoedira@gmail.com

Abtrak: Permasalahan terkait lingkungan menjadi isu yang sangat diperhatikan pada
perkembangan zaman seperti sekarang ini. Bahaya akibat pemaparan suatu zat pada manusia dapat
diketahui dengan mempelajari efek kumulatif, dosis yang dapat menimbulkan efek toksik pada
manusia, efek karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik. Uji toksisitas adalah uji untuk mendeteksi
efek toksik suatu zat pada sistem biologi. Lethal Concentration (LC50) merupakan konsentrasi yang
menyebabkan kematian sebanyak 50% dari organisme uji. Logam berat ialah unsur logam dengan
berat molekul tinggi. Merkuri (Hg) adalah satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruang
tertentu. Amonia (NH3) merupakan salah satu nitrogen anorganik yang larut dalam air. Uji
toksisitas bahan kimia terhadap hewan memiliki hasil yang beragam. Data yang diperoleh dari
ketiga pengujian bahan kimia terhadap tiga hewan uji berbeda menunjukkan seluruh bahan kimia
dapat mengakibatkan kematian terhadap hewan uji dalam kadarnya masing-masing. Bahan kimia
yang paling berpengaruh terhadap hewan uji pada penelitian ini adalah merkuri dan amonia, di
mana pada konsentrasi 40 mg/kg BB sudah menyebabkan hampir setengah jumlah hewan uji, dan
pada dosis 80 mg/kg BB hewan uji telah mati semua. Praktikum uji toksisitas akut dilaksanakan
pada hari Rabu, 31 Maret 2021 pukul 13.00–16.00 WIB. Praktikum dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu pengaruh logam berat terhadap sistem akuatik air, pengaruh zat pencemaran merkuri dan
amonia terhadap organisme receptor, serta pengaruh limbah industri logam terhadap Daphnia
Magna. Tujuan praktikum ini mengetahui seberapa besar dampak yang diberikan oleh bahan-bahan
kimia terhadap beberapa hewan uji berdasarkan persentase kematian dan konsentrasi zat yang
diberikan.
Kata kunci: bahan kimia, hewan uji, kematian, LC50, toksisitas.

Abstract: Environmental issues become a very concerning issue in today's development. The
dangers of exposure to a substance in humans can be known by studying the cumulative effects,
doses that can cause toxic effects in humans, carcinogenic, teratogenic, and mutagenic effects.
Toxicity test is a test to detect the toxic effects of a substance on biological systems. Lethal
Concentration (LC50) is a concentration that causes the death of as much as 50% of test organisms.
Heavy metals are metal elements of high molecular weight. Mercury (Hg) is the only liquid metal at
a certain room temperature. Ammonia (NH3) is one of the water-soluble inorganic nitrogen.
Chemical toxicity tests on animals have mixed results. Data obtained from all three chemical tests
of three different test animals showed that all chemicals could result in death to test animals in their
respective levels. The most influential chemicals on test animals in this study were mercury and
ammonia, where at a concentration of 40 mg/kg BB already caused almost half the number of test
animals, and at a dose of 80 mg/kg BB the test animals had all died. Practicum acute toxicity test
was conducted on Wednesday, March 31, 2021 at 13.00–16.00 WIB. Practicum is divided into three
parts, namely the influence of heavy metals on aquatic systems of water, the influence of mercury
and ammonia pollution substances on receptor organisms, as well as the influence of metal
industrial waste on Daphnia Magna. The purpose of this practicum is to know how much impact the
chemicals have on some test animals based on the percentage of deaths and concentrations of
substances given.
Keywords: animal tests, chemicals, death, LC50, toxicity.
PENDAHULUAN
Permasalahan terkait lingkungan menjadi isu yang sangat diperhatikan pada
perkembangan zaman seperti sekarang ini. Permasalahan lingkungan yang kerap
menjadi perhatian masyarakat skala internasional adalah terkait pencemaran limbah
berbahaya. Limbah berbahaya dapat dihasilkan dari berbagai macam kegiatan
manusia seperti pabrik industri, kegiatan pertambanga dan pengeboran minyak,
kegiatan pertanian, dan pengolahan bijih besi. Limbah yang tidak diolah dengan
baik dan langsung tercemar pada lingkungan sekitar dapat berdampak negatif bagi
ekosistem lingkungan yang akan berdampak juga secara langsung maupun tidak
langsung terhadap kehidupan makhluk hidup termasuk manusia. Limbah
mengandung sejumlah zat kimia yang memungkinkan menjadi racun bagi makhluk
hidup seperti merkuri atau logam berat. Limbah yang mencemari laut dapat
mencemari ganggang laut atau tumbuhan laut yang menjadi makanan bagi sejumlah
biota laut. Zat kimia dalam limbah tersebut akan terendapkan dalam tubuh
organisme laut sehingga menjadi efek berantai yang pada akhirnya akan berdampak
juga pada puncak rantai makanan termasuk manusia. Efek toksik pada makhluk
hidup dapat terlihat dan dapat juga tidak bila dosis yang diserap relatif kecil
kerusakannya dapat terbatas pada sel saja (Eriadi et al. 2016).
Bahaya akibat pemaparan suatu zat pada manusia dapat diketahui dengan
mempelajari efek kumulatif, dosis yang dapat menimbulkan efek toksik pada
manusia, efek karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik. Pada umumnya informasi
tersebut dapat diperoleh dari percobaan menggunakan hewan uji sebagai model
yang dirancang pada serangkaian uji toksisitas nonklinik secara in vivo. Uji
toksisitas adalah uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat pada sistem biologi, dan
untuk memperoleh data dosis-respon yang khas dari sediaan uji. Data yang
diperoleh dapat digunakan untuk memberi informasi mengenai derajat bahaya
sediaan uji tersebut bila terjadi pemaparan pada manusia, sehingga dapat ditentukan
dosis penggunaannya demi keamanan manusia. Tolok ukur kuantitatif yang sering
digunakan untuk menyatakan kisaran dosis letal pada uji toksisitas akut adalah
LD50 (Jumain et al. 2018). Uji toksisitas penting untuk dilakukan karena dapat
memberikan informasi serta dapat mendeteksi toksik zat kimia tertentu sehingga
praktikum ini bertujuan mengamati dampak pencemaran merkuri (Hg) terhadap
ikan sebagai biota air serta bahaya merkuri tersebut bagi makhluk hidup lainnya
yang terpapar dari rantai makanan, menguji toksisitas dari senyawa merkuri dan
amonia terhadap makhluk hidup dengan menggunakan mencit (Mus musculus)
sebagai preferensi, serta menguji toksisitas dari limbah industri logam terhadap
makhluk hidup dengan menggunakan Daphnia magna.

TINJAUAN PUSTAKA
Uji Toksisitas Akut
Uji toksisitas adalah uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat pada sistem
biologi, dan untuk memperoleh data dosis-respon yang khas dari sediaan uji. Data
yang diperoleh dapat digunakan untuk memberi informasi mengenai derajat bahaya
sediaan uji tersebut. Uji toksisitas dibedakan menjadi uji toksisitas akut, subkronik,
dan kronik. Uji toksisitas akut dirancang untuk menentukkan Lethal dose atau
disingkat LD50 suatu zat. Uji toksisitas akut dilakukan dengan memberikan zat
kimia yang sedang diuji sebanyak satu kali, atau beberapa kali dalam jangka waktu
24 jam. Uji toksisitas akut merupakan uji pra klinik yang bertujuan mengukur
derajat efek toksik suatu senyawa dalam waktu tertentu setelah pemberian dosis
tunggal. Tolak ukur kuantitatif yang sering digunakan untuk menyatakan kisaran
dosis letal pada uji toksisitas akut adalah LD50. (Jumain et al. 2018).
Uji toksisitas akut merupakan suatu pengujian untuk mendeteksi gejala
ketoksikan yang mungkin muncul pada manusia dalam waktu singkat setelah
pemberian sediaan uji secara oral dalam dosis tunggal atau dosis berulang yang
diberikan dalam waktu 24 jam. Prinsip uji toksisitas akut secara oral yaitu sediaan
uji pada beberapa tingkatan dosis tertentu diberikan kepada beberapa kelompok
hewan uji dengan satu dosis per kelompok dan selanjutnya dilakukan pengamatan
gejala ketoksikan atau adanya kematian. Kemudian, hasil uji toksisitas
menggunakan hewan uji hanya dapat dijadikan sebagai petunjuk adanya toksisitas
relatif bila terjadi pemaparan pada manusia (BPOM RI 2014).

Nilai LD50
Nilai LD50 merupakan dosis yang menimbulkan efek mematikan pada 50%
hewan uji, dengan kesimpulan bahwa semakin besar LD50 suatu obat maka
semakin aman obat tersebut. Selain itu, nilai LD50 dapat mengklasifikasikan
potensi suatu zat berdasarkan toksisitas relatifnya, memberikan informasi tentang
mekanisme ketoksikan yang terjadi, mengevaluasi efek keracunan yang tidak
disengaja pada hewan uji, faktor-faktor yang mempengaruhi ketoksikan, serta
perubahan fisik yang mempengaruhi bioavailabilitas. Adapun nilai LD50
digunakan sebagai tolak ukur kuantitatif dalam uji toksisitas akut (Hodgson 2010).

Nilai LC50
Lethal Concentration (LC50) merupakan konsentrasi yang menyebabkan
kematian sebanyak 50% dari organisme uji yang dapat diestimasi dengan grafik dan
perhitungan, pada suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya LC50 48 jam, LC50
96 jam sampai waktu hidup hewan uji (Rosiana 2006). Untuk mengetahui efek zat
pencemar terhadap biota dalam suatu perairan, perlu dilakukan suatu uji toksisitas
zat pencemar terhadap biota yang ada yaitu dalam bentuk Lethal Concentration
(LC50). Jadi, uji toksisitas digunakan untuk mengevaluasi besarnya konsentrasi
toksikan dan durasi pemaparan yang dapat menimbulkan efek toksik pada jaringan
biologis.

Logam berat
Logam berat ialah unsur logam dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar
rendah logam berat pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan,
termasuk manusia. Termasuk logam berat yang sering mencemari habitat ialah Hg,
Cr, Cd, As, dan Pb. Logam berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam non
esensial dan pada tingkat tertentu menjadi logam beracun bagi makhluk hidup.
Merkuri salah satu logam berat dalam tabel periodic terdapat pada golongan XII D,
periode VI, memiliki nomer atom 80 dan berat atom 200,59 g/mol (Sarjono 2009).
Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat didegradasi
maupun dihancurkan. Logam berat menjadi berbahaya disebabkan sistem
bioakumulasi, yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia didalam tubuh mahluk
hidup
Merkuri
Merkuri (Hg) adalah satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruang
tertentu. Merkuribaik logam maupun metil merkuri (CH3Hg+ ), biasanya masuk
tubuh manusia lewat pencernaan. Namun bila dalam bentuk logam, biasanya
sebagian besar bisa dieksresikan. Sisanya akan menumpuk di ginjal dan sistem
saraf, yang suatu saat akan mengganggu bila akumulasinya makin banyak
(Erdanang 2012). Merkuri (Hg) adalah logam berat yang sangat berbahaya. Melalui
proses akumulasi secara biologi (bioakumulasi), proses perpindahan secara biologi
(biotransfer), dan pembesaran secara biologi (biomagnifikasi) yang terjadi secara
alamiah, organisme laut mengakumulasi MeHg dalam konsentrasi tinggi dan
selanjutnya terjadi keracunan pada manusia yang mengkonsumsinya penyakit yang
ditimbulkan oleh senyawa merkuri diantaranya adalah kerusakan rambut dan gigi,
hilang daya ingat dan terganggunya sistem syaraf (Setiabudi 2005).

Amonia
Amonia (NH3) merupakan salah satunitrogen anorganik yang larut dalam air
(Connel dan Miller 1995). Amonia dapat bersifat racun pada manusia jika jumlah
yang masuk tubuh melebihi jumlah yang dapat didetoksifikasi oleh tubuh. Pada
manusia, resiko terbesar adalah dari penghirupan uap amonia yang berakibat
beberapa efek diantaranya iritasi pada kulit, mata dan saluran pernafasan. Pada
tingkat yang sangat tinggi, penghirupan uap amonia sangat bersifat fatal. Jika
terlarut di perairan akan meningkatkan konsentrasi amonia yang menyebabkan
keracunan bagi hampir semua organisme perairan (Murti et al. 2014).

METODOLOGI
Praktikum uji toksisitas akut dilaksanakan pada hari Rabu, 31 Maret 2021 pukul
13.00–16.00 WIB. Praktikum dilaksanakan di rumah masing-masing praktikan
melalui aplikasi Zoom Meeting dan terbagi dalam tiga bagian. Bagian pertama
topik praktikum yaitu pengaruh logam berat terhadap sistem akuatik air. Alat dan
bahan yang dibutuhkan berupa akuarium/reaktor, gelas ukur, stopwatch, penggaris,
laptop, dua jenis ikan, aquades, larutan merkuri, data sekunder, dan Microsoft
Excel. Langkah-langkah praktikum dapat dilihat pada diagram alir berikut.

Mulai

Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

Gambar 1 Langkah-langkah penentuan nilai LC50 dengan metode persamaan garis


A

Dimasukkan 1 liter air ke dalam setiap akuarium

Diukur panjang serta berat keseluruhan ikan

Ikan Mujair dan Ikan Koi sebanyak 6 ekor dimasukkan ke dalam setiap
akuarium

Larutan merkuri dengan konsentrasi 5, 10, 50, dan 100 ppm dituang ke
dalam setiap akuarium

Ikan dibiarkan selama 24 jam, lalu dicatat jumlah ikan yang mati dari setiap
akuarium

Ditentukan nilai LC50 dari senyawa merkuri terhadap kedua jenis ikan tersebut dengan metode
persamaan garis serta dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Selesai

Gambar 1 Langkah-langkah penentuan nilai LC50 dengan metode persamaan garis


(lanjutan)

Praktikum uji toksisitas akut bagian kedua yaitu pengaruh zat pencemaran
merkuri dan amonia terhadap organisme receptor. Metode dilakukan degan
memasukkan secara langsung larutan merkuri dan amonia ke dalam hewan uji
melalui mulut dan pernapasan. Alat dan bahan yang dibutuhkan di antaranya pipet
volumetrik, gelas ukur, laptop, 50 ekor mencit, larutan merkuri dan amonia, data
sekunder, dan Microsoft Excel. Langkah-langkah praktikum dijelaskan pada
diagram alir berikut.
Mulai

Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

Setiap hewan uji ditimbang dengan neraca analitik dan dipisahkan dalam
kelompok berjumlah 5 ekor/kelompok

Larutan merkuri diberikan kepada hewan uji dengan dosis setiap kelompok
sebanyak 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, 40 mg/kgBB, dan 80 mg/kgBB

Ditentukan log dosis yang telah diberikan pada setiap kelompok

Hewan uji dimasukkan ke dalam reaktor serta diberi makan minum, lalu
reaktor ditutup dengan kawat dan diamati selama 7 hari

Dicatat jumlah kematian dan persentasenya pada setiap kelompok hewan uji

Ditentukan nilai LD50 dengan metode C.S. Weil dan Farmakope Indonesia

Selesai

Gambar 2 Langkah-langkah penentuan nilai LD50 dengan metode C.S. Weil dan
Farmakope Indonesia

Praktikum uji toksisitas akut bagian terakhir yaitu pengaruh limbah industri
logam terhadap Daphnia Magna. Metode yang digunakan adalah WET (Whole
Effluent Toxicity), static non renewal, yaitu statis tanpa penggantian air. Larutan
yang telah diencerkan dengan konsentrasi tertentu dimasukkan ke dalam gelas uji
berukuran 100 ml. Larutan tersebut tidak diganti selama waktu pengujian. Metode
ini dilakukan dengan memasukkan hewan uji ke dalam gelas berisi larutan. Hewan
uji dibiarkan terpapar sampel dengan berbagai konsentrasi. Alat dan bahan yang
dibutuhkan di antaranya pipet, gelas uji, laptop, 30 ekor Daphnia Magna, larutan
limbah industri, data sekunder, dan Microsoft Excel. Langkah-langkah praktikum
dapat dilihat pada diagram alir berikut.

Mulai

Diisi gelas uji dengan konsentrasi limbah industri 0% (kontrol), 6,25%,


12,5%, 25%, 50%, dan 100%

Hewan uji yang berumur kurang dari 24 jam dimasukkan ke dalam gelas uji
masing-masing sebanyak 5 ekor

Dihitung jumlah hewan uji yang mati setelah 48 jam

Ditentukan nilai LC50 dengan metode Aritmatik Reed dan Muench

Selesai

Gambar 3 Langkah-langkah penentuan nilai LC50 dengan metode Aritmatik Reed


dan Muench

PEMBAHASAN
Pengaruh Logam Berat Terhadap Sistem Akuatik Air
Merkuri dapat berdampak terhadap sistem akuatik air. Dampak pencemaran
merkuri (Hg) terhadap sistem akuatik air dapat dilihat dari pengujian terhadap salah
satu sampel, yaitu ikan. Ikan yang digunakan adalah Ikan Mujair dan Ikan Koi.
Sampel yang digunakan sebanyak 5 ikan per-akuarium dengan total 4 (empat)
kelompok. Konsentrasi yang digunakan dalam larutan adalah 5, 10, 50, dan 100
ppm pada setiap kondisi dan jenis ikan. Rekapitulasi data hasil pengujian dapat
dilihat di Tabel 1. Hasil perhitungan nilai LC50 dengan metode C.S. persamaan garis
dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 1 Rekapitulasi data hasil pengujian pencemaran merkuri (Hg)


Dosis Merkuri Ikan Koi Ikan Mujair
Kelompok
(ppm) Hidup Mati Hidup Mati
1 5 5 1 6 0
2 10 5 1 5 1
3 50 4 2 4 2
4 100 2 4 1 5
Tabel 2 Hasil pengamatan pengujian pada Ikan Mujair
Kelompok Dosis Merkuri (ppm) Log Dosis Hidup Mati Total % Kematian
1 5 0,698970004 6 0 6 0
2 10 1 5 1 6 16,66666667
3 50 1,698970004 4 2 6 33,33333333
4 100 2 1 5 6 83,33333333

Tabel 3 Hasil pengamatan pengujian pada Ikan Koi


%
Kelompok Dosis Merkuri (ppm) Log Dosis Hidup Mati Total
Kematian
1 5 0,698970004 5 1 6 16,66666667
2 10 1 5 1 6 16,66666667
3 50 1,698970004 4 2 6 33,33333333
4 100 2 2 4 6 66,66666667

Setelah diperoleh nilai log dosis dan persentase kematian sampel, dapat dibuat
suatu grafik untuk memperoleh persamaan garis. Persamaan linier diperoleh dari
hasil korelasi antara probit persentase mortalitas (y) dengan logaritma konsentrasi
Cu (x). Grafik hubungan antara kedua nilai ini dapat dilihat di Gambar 1 untuk Ikan
Mujair dan Gambar 2 untuk Ikan Koi.

Gambar 4 Grafik persamaan linier Ikan Mujair

Gambar 5 Grafik persamaan linear Ikan Koi


Berdasarkan grafik persamaan linear di atas, diperoleh suatu persamaan garis
untuk memperoleh nilai LC50. Persamaan garis untuk Ikan Mujair adalah
y=55,046x – 40,951. Persamaan garis untuk Ikan Koi adalah y=35,164x – 14,12.
Setelah didapat nilai x, dapat dihitung nilai LD50. Nilai LD50 untuk Ikan Mujair dan
Ikan Koi masing-masing diperoleh sebesar 44,90 mg/kg dan 66,59 mg/kg. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai LD50 untuk Ikan Mujair dan Ikan Koi berturut-turut amat
sangat toksik dan sangat toksik. Perhitungan nilai LD50 dapat dilihat pada Tabel 4
dan Tabel 5.

Tabel 4 Hasil Perhitungan LD50 Ikan Mujair


Variabel Rumus Satuan
y a + bx
LD50
50 a + bx
bx 90,951
x 1,652272645
LD50 antilog 1,652272645
LD50 44,90271952 mg/kg

Tabel 5 Hasil Perhitungan LD50 Ikan Koi


Variabel Rumus Satuan
y a + bx
LD50
50 a + bx
bx 64,12
x 1,823455807
LD50 antilog 1,823455807
LD50 66,59717499 mg/kg

Pengaruh Zat Pencemaran Merkuri dan Amonia terhadap Organisme


Reseptor
Toksisitas dari senyawa merkuri dan amonia terhadap makhluk hidup diuji
dengan menggunakan mencit. Hal ini dilakukan untuk melihat pengaruhnya
terhadap organisme receptor, Mencit yang digunakan sebanyak 5 sampel per
kelompok. Diberikan larutan merkuri (Hg) kepada setiap mencit secara oral dengan
dosis pada setiap kelompok masing-masing sebesar 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, 40
mg/kgBB, dan 80 mg/kgBB. Rekapitulasi data hasil pengamatan dan hasil
perhitungan dapat dilihat di Tabel 6, Tabel 7, serta Tabel 8. Perhitungan nilai LD50
dihitung dengan menggunakan metode C.S. Weil dan metode Farmakope
Indonesia.

Tabel 6 Hasil pengamatan pengujian merkuri dan amonia terhadap Mencit


Kel. Dosis (mg/kg BB) Log dosis Hidup Mati Total % Kematian Pi pi
1 10 1 5 0 5 0 0
2 20 1,301029996 4 1 5 20 0,2
1,6
3 40 1,602059991 3 2 5 40 0,4
4 80 1,903089987 0 5 5 100 1
Tabel 7 Hasil perhitungan dengan Metode C.S. Weil
Variabel Rumus Satuan
m log D + d (f + 1)
Log50 log 10 + log 2 (0,7 + 1)
1,511750993

m antilog 1,511750993
32,49009585 mg/kgBB

LD50 32,49009585 mg/kgBB

Tabel 8 Hasil perhitungan dengan Metode Farmakope Indonesia


Variabel Rumus Satuan
m a - b (Spi - 0,5) m

Log LD50 1,571956992

LD50 antilog 1,571956992


37,32131968 mg/kgBB

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai LD50 untuk metode C.S. Weil dan
metode Farmakope Indonesia berturut-turut senilai 32,49 mg/kgBB dan 37,32
mg/kgBB. Dapat dilihat bahwa dari dosis dengan konsentrasi rendah sekalipun,
yaitu 20 mg/kgBB sudah terjadi kematian pada sampel. Hal ini menunjukkan bahwa
merkuri sebagai zat pencemar sangat berbahaya, dapat dilihat dari nilai LD50 nya
yang berada pada rentang 1-50, yaitu amat sangat toksik. Merkuri dapat masuk ke
dalam jaringan tubuh makhluk hidup diantaranya yaitu melalui saluran pernapasan,
pencernaan dan penetrasi melalui kulit. Merkuri yang masuk dalam tubuh
organisme tidak dapat dicerna, serta dapat larut dalam lemak sehingga akhirnya ion-
ion logam merkuri akan menumpuk (terakumulasi) di dalam sel dan organ-organ
lain (Dani 2017). Perhitungan dengan metode C.S. Weil menunjukkan senyawa
merkuri lebih toksik daripada pada metode Farmakope Indonesia.

Pengaruh Limbah Industri Logam Terhadap Daphnia Magna


Pengujian ini dilakukan untuk menguji kadar toksisitas limbah industri berupa
logam terhadap makhluk hidup dengan menggunakan Daphnia magna.
Berdasarkan USEPA, persentase larutan pada uji yang digunakan yaitu 6,25%,
12,5%, 25%, 50%, 100%, dan kontrol 0% dengan air pengencer berupa air mineral.
Rekapitulasi hasil pengujian dapat dilihat di Tabel 9.

Tabel 9 Rekapitulasi hasil pengujian limbah industri logam


Kumulatif
Kel. Dosis (%) Hidup Mati Rasio kematian % Kematian
Hidup Mati Total
1 0 5 0 20 0 20 0/20 0
2 6,25 4 1 15 1 16 1/16 6,25
3 12,5 4 1 11 2 13 2/13 15,38461538
4 25 4 1 7 3 10 3/10 30
Tabel 9 Rekapitulasi hasil pengujian limbah industri logam (lanjutan)
Kumulatif
Kel. Dosis (%) Hidup Mati Rasio kematian % Kematian
Hidup Mati Total
5 50 3 2 3 5 8 5/8 62,5
6 100 0 5 0 10 10 10/10 100

Tabel 10 Hasil perhitungan LD50 dengan Metode Aritmatik Reed dan Muench
Variabel Rumus Satuan
h (50% - a) / (b - a)
0,615384615

i log k / s
0,301029996

g hxi
0,185249228

y antilog (g + log s)
38,29915892

LD50 38,29915892 mg/kgBB

Berdasarkan tabel di atas terdapat dua atau lebih konsentrasi yang menyebabkan
kematian hewan uji, sehingga nilai LC50 ditentukan menggunakan metode Reed and
Muench. Data jumlah kematian Daphnia magna berdasarkan Tabel 8, menunjukkan
bahwa pada konsentrasi 0% (kontrol) tidak terdapat kematian. Hal ini menunjukkan
hasil percobaan yang dilakukan telah memenuhi ketentuan dan dapat diterima.
Syarat keberhasilan pengujian adalah jika di akhir pengamatan konsentrasi kontrol
masih terdapat ≥ 90% hewan uji (Edwin et al. 2017). Data pada Tabel 8
menunjukkan bahwa semakin rendah konsentrasi pencemar, semakin kecil jumlah
kematian pada hewan uji. Sebaliknya, semakin tinggi konsentrasi pencemar, maka
semakin banyak jumlah kematian pada hewan uji. Hal ini menunjukkan bahwa
senyawa-senyawa toksik pada larutan uji memengaruhi kematian hewan uji. Nilai
LC50 yang didapat yaitu sebesasr 38,29 mg/kgBB dan dapat dikategorikan amat
sangat toksik.

SIMPULAN
Uji toksisitas bahan kimia terhadap hewan memiliki hasil yang beragam. Data
yang diperoleh dari ketiga pengujian bahan kimia berbeda terhadap tiga hewan uji
berbeda menunjukkan bahwa seluruh bahan kimia dapat mengakibatkan kematian
terhadap hewan uji dalam kadarnya masing-masing. Bahan kimia yang paling
berpengaruh terhadap hewan uji pada penelitian ini adalah merkuri dan amonia, di
mana pada konsentrasi 40 mg/kg BB sudah menyebabkan hampir setengah jumlah
hewan uji, dan pada dosis 80 mg/kg BB hewan uji telah mati semua.
Saran
Sebaiknya data praktikum yang diberikan tidak hanya dalam satu kondisi,
sehingga dapat dilakukan perbandingan berdasarkan hasil pengolahan data,
kemudian mencocokkannya terhadap standar nasional yang berlaku, serta diberikan
panduan cara pengolahan data secara lebih lanjut. Selain itu, diberikan metode yang
lebih renggang mengingat situasi terkini di lingkungan.

Daftar Pustaka
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2014 tentang Persyaratan mutu obat tradisional. Jakarta: Badan Pengawas
Obat dan Makanan.
Connel DW, Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Jakarta: UI
Press.
Dani RR. 2017. Uji toksisitas akut (LC50-96jam) logam berat merkuri (Hg) pada
salinitas yang berbeda terhadap mortalitas Udang Vaname (Litopanaeus
vannamei) PL-25 [skripsi]. Malang: Universitas Brawijaya.
Edwin T, Ihsan T, Pratiwi W. 2017. Uji toksisitas akut logam timbal (Pb), krom
(Cr), dan kobalt (Co) terhadap Daphnia Magna. J Tek Lingkung UNAND.
14(1):33–40.
Erdanang E. 2012. Hubungan kadar merkuri (Hg) dalam tubuh terhadap penurunan
fungsi kognitif pada pekerja Tambang Emas Desa Wambubangka Kec.
Rawowatu Utara Kab. Bombana Tahun 2016 [skripsi]. Kendari: Universtias
Halu Oleo.
Eriadi A, Arifin H, Rizal Z, Barmitoni. 2015. Pengaruh ekstrak etanol daun
Binahong (Anredera cordifolia) terhadap pertumbuhan luka sayat pada tikus
putih jantan. Jurnal Farmasi. 7(2):162–172
Hodgson E. 2010. A textbook of modern toxicology 4th edition. New Jersey (NJ):
John Wiley & Sons, inc.
Jumain, Syahruni, Farid F. 2018. Uji toksisitas dan LD50 ekstrak etanol daun
krinyuh (Euphatorium odoratum Linn) pada mencit (Mus musculus). Media
Farmasi. 14(1):65–72.
Murti RS, Maria HP. 2014. Optimasi waktu reaksi pembentukan kompleks
indofenol biru stabil pada uji n-amonia air limbah industri penyamakan kulit
dengan metode fenat. Majalah Kulit, Karet, dan Plastik. Jurnal Rekayasa
Industri. 30(1):29–34.
Rosiana N. 2006. Uji toksisitas limbah cair tahu sumedang terhadap reproduksi
Daphnia Carinata King. Jurnal Biologi. UNPAD.
Sarjono S. 2009. Ekotoksikologi dan Keteknikan. Surabaya: ITS.
Setiabudi BT. 2005. Penyebaran Merkuri Akibat Usaha Pembangunan Emas di
Daerah Sangon, Kabupaten Kulon Progo, D. I. Yogyakarta. Yogyakarta:
UGM Press.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai