Intisari
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan ilmiah
Insektisida dapat menimbulkan efek merugikan bagi kehidupan lingkungan
peraira maupun daratan dan dapat mengganggu bahkan mematikan organisme perairan
maupun organisme darat termasuk manusia itu sendiri apabila terakumulasi ke dalam
tubuh lewat rantai makanan, efek merugikan tersebut dapat berupa perubahan struktur
maupun fungsional baik secara akut maupun kronis. Oreochromis nilotica diketahui
memiliki kisaran sensitivitas yang lebar terhadap toksikan, namun, dari pernyataan
tersebut timbul pertanyaan berapakan konsentrasi LC50 insektsida merk fastac terhadap
Oreochromis nilotica?, Apakah faktor-faktor lingkungan perairan seperti suhu air, pH air,
DO, CO2 bebas dan alkalinitas terhadap kematian hewan uji?
C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mepelajari toksisitas insektisida merk fastac terhadap
Oreochromis nilotica dihubungkan dengan parameter fisik, kimiawi dan biologis, dan
mempelajari efek sublethal serta menentukan kadar LC50-96 jam insektsida merk fastac
terhadap Oreochromis nilotic.
D. Hipotesis
Efek mortalitas Oreochromis nilotica sebanyak 50% berbeda-beda di tiap
perlakuan konsentrasi insektisida merk fastac tergantung pada konsentrasi kadar
konsentrasi bahan kimia dan lama perlakuan.
1. Aklimatisasi
Hewan-hewan uji yang akan digunakan dalam praktikurn, terlebih
dulu dipelihara dalam kondisi laboratorik selama minimum 10 hari dan 2 hari
sebelum perlakuan hewan-hewan tersebut dipuasakan.
2. Uji pendahuluan ke-1 (exploratory test 1)
Hewan uji sebanyak 50 ekor dibagi menjadi 5 kelompok. masing-masing
10 ekor tiap kelompok, ditempatkan di dalam bejana uji berisi 10 liter air, dengan
biomassa ikan 0,8 gr/1 (EPA 1980) Kelima kelompok tersebut ditandai dan diberi
bahan pencemar yaitu insektisida merk fastac, dan dalam waktu 0, 24, 48, 72,
dan 96 jam setelah perlakuan, diamati mortalitas hewan uji. dengan
konsentrasi :
a. Kelompok I kontrol
b. Kelompok II konsentrasi 0,01
c. Kelompok III konsentrasi 0,1 %
d. Kelompok IV konsentrasi 1 %
e. Kelompok V konsentrasi '10 %
Sebanyak 5 buah akuarium diisi masing-masing 10 liter air dan 10 ekor ikan
dengan konsentrasi insektisida merk fastac yaitu 0,01 ppm, 0,1 ppm, 1 ppm dan 10 ppm
serta 0 ppm, untuk kontrol. Hal ini dilakukan dengan satu ulangan sehingga digunakan
total 10 buah akuarium. Dalam waktu beberapa jam saja semua ikan yang diberikan
insektisida merk fastac dari 0,01 ppm, 0,1 pp, 1 pp sampai 10 ppm mengalami kematian
kecuali pada 0 ppm(kontrol), begitu pula pada ulangan. Hal ini berarti dengan konsentasi
ppm terlampau besar untuk itu harus kembali dilakukan uji pendahuluan ulang dengan
konsentrasi yang lebih rendah.
3. Uji pendahuluan ke-2 (exploratory test 2)
Untuk uji pendahuluan ke-2, kembali dilakukan perlakuan sebanyak 6 buah
akuarium diisi masing-masing 10 liter air dan 10 ekor ikan dengan konsentrasi insektisida
merk fastac yaitu 0,15 ppb, 0,015 ppb, 0,0015 ppb dan 0,00015 ppb, 0,000015 ppb serta 0
ppb, untuk kontrol. Hal ini dilakukan dengan satu ulangan sehingga digunakan total 12
buah akuarium. Dalam perlakuan tersebut didapatkan mortalitas hewan uji selama 48 jam
yaitu konsentrasi 0,15 dan 0,015 ppb semua ikan Oreochromis nilotica seluruh ikan mati
(100%) dan 0,0015 ppb dan 0,00015 ppb, 0,000015 mati 1 ekor (10%), 0, dan 1
ekor(10%). Sehingga praktikan mengambil perkiraan rentang antara 0,0015 ppb sampai
0,015 ppb, karena dengan konsentrasi tersebut yaitu 0,0015 ppb mati 1 ekor (10%), dan
0,015 ppb mati 10 ekor (100%), sehingga untuk mengetahui LC 50 dal uji sebenarnya, akan
dilakukan perlakuan diantara rentang tersebut.
4. Uji sesunguhnya (full-scale test)
Sebanyak 10 akuarium berisi masing-masing 10 liter air yang telah diaerasi
selama 2 hari dibagi menjadi 5 bagian. Bagian pertama dengan 2 akuarium, digunakan
sebagai control, bagian kedua yaitu 2 buah akuarium diberi fastac hingga konsentrasi
menjadi 0.0015 ppb, bagian ketiga yaitu 2 buah akuarium diberi fastac hingga konsentrasi
menjadi 0.0045 ppb, keempat diberi fastac hingga konsentrasi 0.009 ppb, dan kelima
diberi fastac hingga konsentrasi 0.018 ppb (lampiran 1)
Kemudian masing-masing akuarium dimasukkan 10 ekor Oreochromis nilotica.
Pengamatan mortalitas ikan dilakukan selama 96 jam atau 5 hari, sedangkan parameter
lingkungan yang diukur tiap hari meliputi suhu air, pH air, DO, CO 2 bebas dan alkalinitas
air. Pengukuran mortalitas Oreochromis nilotica dilakukan tiap 24 jam dan mengamati
efek-efek sublethalnya berupa pola pergerakan ikan, struktur chromotophora dan
guanophora pada squama serta mengamati respirasinya. Pengukuran suhu air dilakukan
dengan mencelupkan termometer dalam air akuarium sampai suhu stabil dan dilakukan
pembacaan nilai pada saat termometer masih berada di dalam air. Pengukuran pH
dilakukan dengan menggunakan pH meter dengan cara mencelupkannya di masing-
masing air akuarium percobaan dan dikalibrasi menggunakan aquadest. Untuk
pengukuran DO (Dissolved Oxygen) dengan metode Micro Winkler dan Pengukuran CO2
bebas dan alkalinitas air juga dengan metode Micro Winkler. Untuk pengamatan fisik air
dilakuan dengan mengamati warna, baud n kekeruhan air.
D. Analisa data
Berdasarkan tabel pengamatan, diperoleh data berupa persentasi mortalitas ikan,
nilai suhu air, pH air, kadar DO, kadar CO 2 bebas, kadar alkalinitas dan pergerakan ikan
selama 96 jam pada tiap perlakuan. Parameter lingkungan berupa suhu air, pH air, kadar
DO, kadar CO2 bebas, kadar alkalinitas selama 96 jam pada tiap perlakuan dirata-ratakan
kemudian disajikan dalam bentuk grafik. LC 50 dapat ditentukan dengan probit analysis
atau interpolasi pada kertas grafik. Namun pada praktiku ini LC 50 ditentukan dengan
menginterpolasi persentase kematian dan konsentrasi pencemar yaitu insektisida merk
fastac pada kertas grafik.
Grafik 3. Fluktuasi suhu air dari jam 0 sampai dengan jam ke-96
Grafik Suhu Air
27.5
27
konsentrasi 0 ppb
26.5 konsentrasi 0,0015 ppb
Suhu
Grafik 4. Fluktuasi DO (dissolved oxygen) dari jam 0 sampai dengan jam ke-96
Grafik DO
20
konsentrasi 0 ppb
Kadar DO (ppm)
15
konsentrasi 0,0015 ppb
10 konsentrasi 0,0045 ppb
konsentrai 0,009 ppb
5
konsentrasi 0,018 ppb
0
Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48 Jam ke-72 Jam ke-96
Waktu
Grafik 5. Fluktuasi CO2 bebas dari jam 0 sampai dengan jam ke-96
Grafik Karbondioksida bebas
200
kosentrasi 0 ppb
kadar CO2 bebas
150
konsentrasi 0,0015 ppb
100 konsentrasi 0,0045 ppb
konsentrasi 0,009 ppb
50
konsentrasi 0,018 ppb
0
1 2 3 4 5
Waktu
Grafik pH
7.6
7.5
konsentrasi 0 ppb
7.4
7.3 konsentrasi 0.0015
pH
400
350
Kadar alkalinitas
konsentrasi 0 ppb
300
250 konsentrasi 0,0015 ppb
200 konsentrasi 0,0045 ppb
150 konsentrasi 0,009 ppb
100
konsentrasi 0,018 ppb
50
0
Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48 Jam ke-72 Jam ke-96
Waktu
M
O
R
T
A
L
I
T
A
S
(%)
Stine, K.E., and T.M. Brown. 1996. Principles of Toxicology. CRC Press, Inc. USA.
Pascoe, D., and R.W. Edward. 1989. Single Species Toxicity Tests, pp. 93 -119. In A.
Boudou & F. Ribeyre (ed.), Aquatic Ecotoxicology : Fundamental
Concepts and Methodologies, vol. 2. CRC Press, Inc. Florida.
Furuta, T. 2006. New test method using small marine fish. Central research Institute of
Electric power industry. Tokyo, pp:1-3.
Widada, J., H. Nojiri & T Omori. 2002. Recent Development in Moleular Techniques for
Identificatio and Monitoring of Xenoiotic-degrading Bacteria and Thier Catabolic
Genes in Bioremidiation. Applied Micrbiology and Biotechnology. 60:45-59
Martani, E. 1992. Bioteknologi Lingkungan. PAU Bioteknologi. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Tandjung, S.D. 2003. Ilmu Lingkungan. Program Pascasarjana. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Dart, R.K. & R.J. Stretton. 1997. Microbiological Aspect of Pollution Control. Elsevier
Scientific Pubhlishing Company. New York.
Parsek, R.M., McFall M. S & Chakrabaty M. A. 1997. Microbiology Degradation of
Toxic Chemicals : Evolutionary Insight In: Moo-young M. Anderson A. W &
Chakrabaty M. A. (eds). Environmental Biotechnology: Principles & Applications.
Kluwer Academic Pubhlisers. London.