Anda di halaman 1dari 52

DASAR

KESEHATAN LINGKUNGAN

PESTISIDA DAN PENCEMAR ORGANIK LAIN


Disusun Oleh :
Kelompok 1

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Anggota Kelompok :

1. Raden Roro Kirani Annisa Anjani (2010713001)


2. Dhanifa Aldeana Maheswari (2010713003)
3. Putri Regita Miolda (2010713007)
4. Syafira Ratu Fauzi (2010713008)
5. Adella Delisa Putri (2010713013)
6. Claudia Shabrina Baskoro (2010713038)
Sub Pokok

1. Kemungkinan Paparan Bahaya Zat Kimia


Check
point

2. 20 Zat Kimia Berbahaya yang Terdaftar dalam ATSDR 275


3. Penjelasan Tentang Pestisida CONTENTS E
컨텐츠에 대한

4. Penjelasan Tentang Dioxins 내용을 적어요

5. Penjelasan Tentang Polyclorinated Biphenyls


6. Penjelasan Tentang Organic Solvents
7. Bahan Kimia yang digunakan dalam Pabrik Plastik
Kemungkinan Paparan Bahaya Zat Kimia
(Harjanto, Suliyanto and Sukesi, Endang, 2011)

1. Kebakaran
Terjadi bila bahan kimia yang mudah terbakar (pelarut organik dan gas) berkontak
dengan sumber panas. Sumber panas dapat berupa api terbuka, logam panas, bara api atau
loncatan listrik. Kebakaran dapat pula menimbulkan ledakan lain yang lebih dahsyat atau
dapat juga menghasilkan bahan lain yang bersifat racun.

2. Ledakan
Merupakan suatu reaksi yang amat cepat dan menghasilkan gas dalam jumlah yang
besar. Ledakan dapat terjadi oleh reaksi yang amat cepat dari bahan peledak, atau gas
yang mudah terbakar atau reaksi dari berbagai peroksida organik. Dapat juga terjadi
karena adanya gas cair pada tekanan tinggi yang tidak terkendali.
3. Keracunan
Yaitu masuknya bahan kimia kedalam tubuh yang dapat berakibat keracunan akut atau
keracunan kronik. Keracunan akut sebagai akibat penyerapan B3 dalam jumlah yang besar dan
dalam waktu yang singkat dan dapat pula berakibat fatal seperti keracunan gas CO, dan HCN.
Keracunan kronik adalah penyerapan B3 dalam jumlah sedikit tetapi berlangsung dalam waktu
yang lama, sehingga akibatnya baru dirasakan setelah beberapa bulan atau beberapa tahun sampai
puluhan tahun. Kemudian bahan kimia tersebut seperi uap Pb, benzena dapat mengakibatkan
leukimia. Pada umumnya zat-zat toksik tersebut masuk lewat pernafasan dan kemudian beredar
keseluruh tubuh atau menuju ke organ-organ tubuh tertentu sehingga dapat langsung mengganggu
fungsinya seperti hati, ginjal, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut
terakumulasi dalam organ-organ tubuh tersebut, sehingga menimbulkan kerusakan untuk jangka
waktu yang panjang.

4. Iritasi
Merupakan kerusakan atau peradangan permukaan tubuh seperti kulit, mata dan saluran
pernafasan oleh bahan kimia korosif, atau iritan seperti asam klorida dan lain - lain.
20 zat kimia berbahaya yang terdaftar dalam ATSDR
275
(ATSDR, 2017)
CAS RN

Pengertian
Angka pengenal unik untuk setiap bahan kimia, yang ditetapkan
oleh Chemical Abstracts Service.
CAS RN terdiri dari angka dengan jumlah maksimal 10 angka,
yang dipisahkan menjadi tiga bagian dengan – (hyphen).
CAS RN diberikan kepada setiap bahan kimia yang telah masuk
ke dalam database Chemical Abstracts Service.

Tujuan penggunaan CAS RN adalah untuk memberikan sumber informasi


Tujuan

terkait dengan angka pengenal bahan kimia yang bersifat universal atau
berlaku di seluruh dunia.

Jadi, CAS RN dapat digunakan oleh siapa pun – ilmuan, mahasiswa atau
praktisi industri – dan di negara manapun, di seluruh dunia.
Kenapa Arsenik Merupakan Zat Paling
Berbahaya dalam ATSDR 275 ?
(Sehatq.com)

Arsenik merupakan zat kimia metaloid, yakni memiliki sifat antara


logam dan non-logam. Senyawa ini berwarna abu-abu, perak, atau
putih yang karsinogenik atau berpotensi menyebabkan kanker.

Paparan arsenik kadar sangat tinggi dapat menyebabkan gejala


keracunan arsenik akut yang memerlukan penanganan segera,
sedangkan paparan arsenik dalam kadar sedikit namun dalam
jangka waktu panjang dapat meningkatkan risiko berbagai
penyakit.
PESTISIDA
Pengertian
• Menurut peraturan menteri Pertanian Nomor: 07 /Permentan /SR. 140 /2 /2007, pestisida adalah zat kimia atau
bahan lain dan jasad renik serta virus yang digunakan untuk: (Swacita, 2017)
1. Memberantas atau mencegah hama-hama tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
2. Memberantas rerumputan
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan,
4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagianbagian tanaman, tidak termasuk pupuk
5. Memberantas atau mencegah hamahama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak
6. Memberantas dan mencegah hama-hama air
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-
alat pengangkutan
8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatan
g yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air.
Pengertian

• Menurut US EPA (United States Environmental Protection Agency) Tahun 2018, pestisida merupakan zat
atau campuran yang digunakan untuk mencegah, memusnahkan, menolak, atau memusuhi hama dalam
bentuk hewan, tanaman dan mikro-organisme pengganggu.

• Menurut WHO Tahun 2020, Pestisida merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh hama,
antara lain serangga, tikus, jamur dan tumbuhan yang tidak diinginkan (gulma). Lebih dari 1000 jenis
pestisida berbeda digunakan di seluruh dunia. Pestisida digunakan dalam kesehatan masyarakat untuk
membunuh vektor penyakit, seperti nyamuk, dan di bidang pertanian untuk membunuh hama yang merusak
tanaman
Klasifikasi Pestisida
A. Berdasarkan Sasarannya
1. Insektisida: racun untuk mengendalikan hama dari golongan serangga.
2. Fungisida: racun untuk mengendalikan jamur atau fungi.
3. Akarisida: racun untuk pengendali hama serangga khusus dari golongan tungau (akarina atau mite). Disebut
juga mitisida.
4. Bakterisida: untuk mengendalikan bakteri yang merugikan tanaman.
5. Herbisida: racun untuk mengendalikan tanaman pengganggu atau gulma
6. Moluskisida: racun untuk mengendalikan hama golongan siput
7. Nematisida: racun untuk mengendalikan nematoda atau cacing parasit dalam tanah.
8. Rodentisida: racun untuk mengendalikan tikus dan binatang pengerat lain.
9. Plant Activator: yaitu senyawa kimia untuk mengaktifkan system kekebalan pada tanaman, dan sebenarnya
tidak termasuk dalam golongan pestisida, tetapi lebih ditujukan untuk mengendalikan serangan hama dan
penyakit melalui pertahanan alamiah tanaman.
10.Desinfektan : bahan kimia untuk sterilisasi lahan dan perangkat dari mikroorganisme yang menginvestasi lahan
pertanian.
Klasifikasi Pestisida
B. Berdasarkan Asal dan Cara Pembuatan Bahan Aktifnya
1. Pestisida alami (natural)
2. Pestisida sintetis

C. Berdasarkan Bentuk Formulasinya


1. Emulsifiable Concentrates (EC)
2. Wettable Powder (WP)
3. Water Soluble Concentrate (WCS)
4. Aquaeous Solution (AS)
5. Granular (Butiran)
6. Dust (Debu)
Toksisitas Pestisida
(Dadang,2006)

Toksisitas pestisida atau daya racun pestisida terhadap organisme tertentu biasanya dinyataan dalam nilai LD 50
(Lethal Dose). LD 50 menunjukkan banyaknya racun persatuan berat organisme yang dapat membunuh 50% dari
populasi jenis binatang yang digunakan untuk pengujian, biasanya dinyatakan sebagai berat bahan racun dalam
milligram, perkilogram berat satu ekor binatang uji.

Kategori Toksisitas:
1. Kategori I → Kata–kata kuncinya ialah “Berbahaya Racun” dengan simbol tengkorak dengan gambar tulang
bersilang dimuat pada label bagi semua jenis pestisida yang sangat beracun
2. Kategori II → Kata-kata kuncinya adalah “Awas Beracun” digunakan untuk senyawa pestisida yang
mempunyai kelas toksisitas pertengahan
3. Kategori III → Kata-kata kuncinya adalah “Hati-Hati” yang termasuk dalam kategori ini ialah semua pestisida
yang daya racunnya rendah
Keracunan Pestisida
(Dadang,2006)

A. Kulit
Kurangnya alat kelengkapan perlindungan diri merupakan penyebab keracunan melalui
kulit. Seringkali dilihat bahwa seseorang yang sedang mengaplikasikan pestisida di
lapangan hanya mengenakan kaos singlet dan celana pendek. Hal ini sangat berbahaya
karena hingga saat ini belum ada teknik yang aman agar pestisida tidak mengenai
tubuh pengguna.
B. Pernapasan
Tidak digunakannya masker akan sangat memungkinkan terjadinya keracunan melalui
pernapasan.
Keracunan Pestisida
(Dadang,2006)

C. Mulut
Keracunan melalui mulut sangat jarang terjadi kecuali dalam kondisi tertentu.
Kelalaian seseorang dapat memicu terjadinya keracunan melalui mulut. Misalnya
ketika sedang bekerja dibarengi dengan aktivitas lain seperti makan.
D. Mata
Penggunaan kaca mata sangat dianjurkan karena bahaya akibat perubahan arah angin
mungkin terjadi tiba-tiba di lapangan.
Dampak Pestisida
(Zulfikar, 2017)

A. Bagi Keselamatan Pengguna


Risiko bagi keselamatan pengguna merupakan kontaminasi pesisida secara langsung, yang dapat menyebabkan kerac
unan. Keracunan sendiri dapat dibedakan menjadi 3 yaitu keracunan akut ringan, keracunan akut berat dan keracuna
n kronis.
B. Bagi Lingkungan
• Bagi Lingkungan Umum,
 Terbunuhnya organisme non-target akibat terpapar oleh pestisida secara langsung.
 Terbunuhnya organisme non-target dikarenakan pestisida merasuki rantai makanan.
 Terjadinya pencemaran lingkungan seperti air, udara dan tanah.
Dampak Pestisida
(Zulfikar, 2017)

• Bagi Lingkungan Pertanian


 Menurunnya kepekaan hama, penyebab penyakit, dan gulma terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada
kekebalan (resistensi) hama, penyakit dan gulma terhadap pestisida
 Dapat terjadinya resurjensi hama, yaitu fenomena meningkatnya serangan hama tertentu sesudah diberikan
perlakuan insektisida.
 Timbulnya hama yang biasanya tidak penting atau timbulnya ledakan hama sekunder.
 Perubahan flora, misalnya penggunaan herbisida secara terus menerus untuk mengendalikan gulma daun
lebar akan merangsang perkembangan gulma daun sempit.
 Dapat meracuni tanaman apabila salah menggunakannya.
DIOXINS
Pengertian dan Karakteristik Dioxins
Merupakan zat berbahaya yang berasal dari proses sintesis kimia pada proses pembakaran zat organic yang
bercampur dengan unsur halogen pada temperature tinggi. Dioxins bisa berasal dari suatu proses industry
sebagai produk sampingan dan juga dari proses alami, seperti letusan gunung berapi dan kebakaran hutan. 
Tempat pembakaran limbah yang tidak terkontrol menjadi penyebab terburuk pelepasan dioksin ke lingkungan.
Hal ini terjadi karena pembakaran yang tidak tuntas.
Dioxin merupakan bagian dari senyawa kimia berbahaya POPs (Persistent Organic Pollutans) yang tidak mudah
terurai. POP’s ini biasanya berakumulasi pada jaringan lemak dan dapat bertahan hingga bulan dan bahkan tahu
n. Dioxin biasanya digunakan untuk senyawa yang saling berterkaitan satu sama lain dalam hal structural dan
kimiawinya. Contoh contoh dioxin adalah:
1. chlorodibenzo-p-dioxin (CDD) – the most common
2. Tetrachlorodibenzo  para diozin (TCCD) – The most toxic and can cause cancer
Dampak Terhadap Kesehatan
Dioksin sebagian besar masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan sisanya baru lewat pernapasan dan kulit.
Untuk jangka pendek, paparan dioksin pada manusia bisa menyebabkan lesi kulit dan perubahan fungsi hati.
Sedangkan, efek yang didapat jika terpapar dioxin dalam waktu yang lama adalah:
1. Dapat merusak sistem imun
2. Dapat menyebabpak penyakit kulit jika terpapar terlalu banyak
3. Menyebabkan kerusakan organ tubuh
4. Menyebabkan kanker (butuh jangka sekitaran 20 tahun hingga muncul)
5. Menyebabkan kerusakan reproduksi jika terkena plasenta
POLYCLORINATED BIPHENYLS
Pengertian Polychlorinated Biphenyl
(Nur Afdila, 2019)

Polychlorinated Biphenyls (PCBs) merupakan suatu senyawa org


anoklorine. Senyawa ini mempunyai sifat racun yang sama dengan pestisida, ju
ga mempunyai sifat yang persisten di alam. PCBs memiliki 209 konfigurasi str
uktur organochloride (hidrokarbon terklorinasi) dengan 2 sampai 10 chlorine at
om menempel pada biphenyl (Molekul terbentuk dari 2 benzene ring).
Pengertian Polychlorinated Biphenyl
(Ahmad Mantiq, 2017)

Poliklorin Bifenil (PCB) merupakan salah satu bahan kimia yang dig
encarkan untuk dipantau pemakaiannya. Poliklorin Bifenil (PCB), senyawa ini
berasal dari pemanfaatan bahan- bahan pelumas dan plastik. PCB sering dik
aitkan dengan pencemaran air.
Struktur Polychlorinated Biphenyl
(Nur Afdila, 2019)

Polychlorinated Biphenyls (PCBs) mempunyai struktur yang umum


berupa dua cincin benzen dengan atom klor yang menggantikan posisi
atom hidrogen dalam struktur benzen tersebut.
Sifat Fisika dan Kimia Polychlorinated Biphenyl
(Nur Afdila, 2019)

• Tidak berbau, tidak berasa, berwarna kekuningan, berfase cair, semakin banyak gugus
klorida maka cairan semakin kental dan semakin kekuningan.

• Tidak terlarut dalam air tetapi mudah larut dalam lemak, minyak dan pelarut organik.

• Tidak mudah menguap pada suhu kamar.

• Mempunyai konduktivitas termal yang tinggi yaitu sekitar (170 – 380oC).

• Berat jenisnya bervariasi antara 1,182 s/d 1,566 kg/L.


Jalur Paparan Polychlorinated Biphenyl
(Nur Afdila, 2019)

• Udara
Umumnya, paparan PCBs di udara lebih tinggi dalam ruangan dibanding
dengan di luar ruangan. Hal ini dikarenakan kebanyakan orang – orang di
wilayah barat menghabiskan waktu lebih lama di dalam ruangan. Di Jerman
tingkat PCBs dalam ruangan telah ditemukan mencapai 7500 ng/m3.

• Air Minum
PCBs ditemukan dalam air minum dengan kadar antara 0,1 dan 0,5 ng/liter.
Dimana seseorang yang minum 2 liter air perhari mengandung 0,5 ng/liter
akan terpapar dosis dalam sehari 0,01 – 0,02 ng/kg (berat badan 100 – 50 k
g).
Jalur Paparan Polychlorinated Biphenyl
(Nur Afdila, 2019)

• Makanan
Makanan dianggap sebagai jalur paparan utama PCBs. Dikarenakan PCBs
bersifat lipofilik dan dapat terakumulasi dalam rantai makanan. Pada umum
nya tumbuhan mengandung PCBs yang lebih rendah.

• Air Susu
Dalam air susu ibu PCBs ditemukan konsentrasi yang tinggi, selanjutnya
paparan ini ditemukan lebih tinggi pada bayi dan balita. Hal ini dipengaruhi
oleh gaya hidup dan tingkap paparan dari industri.
Efek Polychlorinated Biphenyl Terhadap Kesehatan
(Ahmad Mantiq, 2017)

• Mutagenic (menyebabkan kanker) dengan mengganggu kerja


hormone.

Misalnya gangguan hormone estrogen yang menyebabkan kanker payudara,


cervic dan uterus. Menggangu proses pertumbuhan dan gangguan fungsi
saraf pusat. Strukturnya yang memiliki kemiripan dengan Thyroid hormone
terbukti menyebabkan gangguan pertumbuhan dendrite pada sel purkinje di
otak kecil.
Efek Polychlorinated Biphenyl Terhadap Kesehatan
(Ahmad Mantiq, 2017)

• Expose dan kontaminasi PCB melalui udara.

Makanan dan minuman yang terkontaminasi, kontak kulit dengan alat


listrik tua yang mengandung PCB. Dan PCB dapat ditransfer oleh ibu pada
anaknya melalui ASI. Tingginya kadar dopamine ini akan menyebabkan
sifat hyperaktif. 
Penggunaan Polychlorinated Biphenyl Secara Komersil/Industri
(LIPI, 2017)

Polychlorinated biphenyls (PCBs) telah digunakan sebagai pendingin dan


pelumas pada transformer, kapasitor dan peralatan listrik lainnya karena tida
k mudah terbakar dan merupakan insulator yang baik. Antara lain, produk ya
ng mungkin mengandung PCB termasuk perlengkapan lampu neon tua dan p
erangkat listrik dengan kapasitor PCB.
Peraturan-Peraturan Penggunaan Polychlorinated Biphenyl
(Nur Afdila, 2019)

Sampai saat ini, di Indonesia regulasi mengenai pembatasan PCBs masih masuk
dalam kategori regulasi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3). Belum ada
peraturan spesifik untuk pembatasan penggunaan PCBs di Indonesia. Peraturan-
peraturan penggunaan PCBs di Indonesia diatur dalam beberapa peraturan beriku
t, yaitu :

• Undang – undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup.
• PP nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
• PP nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
ORGANIC SLOVENTS
Definisi

• Pelarut adalah zat berupa cairan yang digunakan sebagai media untuk
melarutkan zat lain sehingga menghasilkan sebuah larutan.
• Pelarut yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari ada
lah air.
• Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah pelarut organik yaitu p
elarut yang umumnya mengandung atom karbon dalam molekulnya.
Definisi

Sudarmadji (1989)
• Pelarut organik berdasakan konstanta elektrikum dapat dibedakan men
jadi dua yaitu pelarut polar dan pelarut non polar.
• Konstanta dielektrikum dinyatakan sebagai gaya tolak menolak antara
dua pertikel yang bermuatan listrik dalam suatu molekul.
• Semakin tinggi konstanta dielektrikumnya maka pelarut bersifat sema
kin polar.
Urutan Tingkat Kepolaran
Kelompok Pelarut Organik
Berdasarkan Gugus Fungsionalnya

1.Hidrokarbon alifatik contoh: n-heksana 6. ldehid contoh : formaldehid

2.Hidrokarbon alisiklik contoh: sikloheksana 7. Keton contoh: aseton

8. Ester contoh: etil asetat


3.Hidrokarbon aromatik contoh: benzena
9. Eter contoh: dietil eter
4.Hidrokarbon yang mengandung halogen contoh:
10. Amina contoh: aniline
metil klorida
11. Dan yang tidak termasuk kedalam golongan
5.Alkohol contoh: etil alkohol senyawaan misalnya karbon disulfida.
Penggunaan Umum
Ferdianto (2019)

• Terdapat dalam thinner cat (misalnya toluena, terpentin), sebagai penghila


ng cat kuku dan pelarut lem (aseton, etil asetat), pada penghilang noda
(misalnya heksana, petroleum eter), dalam deterjen (terpena lemon) serta
dalam parfum (etanol).

• Banyak yang tidak mengetahui, ternyata etanol merupakan pelarut yang


serbaguna. Etanol dapat menyatu dengan air dengan sebagian besar bahan
organik yang bersifat cair termasuk zat cair non polar seperti hidrokarbon
alifatik. Selain itu, etanol juga digunakan sebagai pelarut dalam obat-obat
an.
Rute Masuknya Organic Solvents
• Inhalasi (terhirup) contohnya xylena (BTX) yang mudah menguap.
Seringkali uap BTX terhirup oleh pekerja yang tidak mengunakan alat
pelindung diri
• Ingesti (tertelan)
• Kontak langsung melalui kulit contohnya pajanan benzena. Gangguan
kesehatan akut pada pekerja yang terpajan benzena secara berlebihan
(overexposed workers) berupa sakit kepala, vertigo, mual, muntah.
Studi epidemiologi terhadap para pekerja yang terpajan benzena dalam
periode waktu yang lama menunjukkan bertambahnya pekerja yang
menderita kanker, seperti kanker darah.
Dampak Organic Solvents

• Iritasi hidung, tenggorokan, dan saluran napas


• Iritasi dan inflamasi pada paru
• Gangguan susunan saraf pusat
• Gangguan susunan saraf tepi
• Gangguan neurologis: gangguan pendengaran contohnya toluena
• Gangguan sistem reproduksi
• Beberapa bersifat karsinogenik contohnya benzena
• Gangguan organ seperti ginjal, hati, dll
• Iritasi mata
• Iritasi kulit
BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN OLEH
PABRIK PLASTIK
( Setyojati, Randhat. 2019 )
BAHAN PEMBUATAN PLASTIK

Plastik Termoseting

Bahan yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jenis bahan ini sulit untuk meleleh,
susunanya bersifat permanen sama seperti saat pertama kali di cetak. Bila sudah menjadi
bahan jadi jika rusak/pecah sulit untuk disambung atau diperbaiki lagi.

Sifat bahan
 Tidak fleksibel ( Keras/kaku ).
 Apabila dipanaskan akan mengeras.
 Sulit untuk dibentuk kembali.
 Jika dipaskan akan meleleh.
 Susah larut dalam pelarut apapun.
 Tahan terhadap asam basa.
 Mempunyai ikatan silang antar rantai molekul.
BAHAN PEMBUATAN PLASTIK

Plastik Termoplastik

Bahan yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Apabila bahan jenis ini dipanaskan,
maka akan menjadi lunak dan bila didinginkan akan mengeras. Bahan ini dapat dibuat produk
yang berbeda dengan cara meleburkannya lalu dicetak kembali dengan cetakan yang
berbeda.
 
Sifat bahan
 Tidak tahan panas.
 Berat molekul kecil.
 Dipanaskan akan melunak.
 Didinginkan akan mengeras.
 Mudah diregangkan.
 Fleksibel.
 Titik leleh rendah.
 Dapat didaur ulang.
 Mudah larut jika pelarut yang digunakan sesuai.
 Memiliki struktur molekul bercabang.
BAHAN PLASTIK TERMOSETING

1. Phenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus
kimianya adalah C6H6O dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) 
Phenol terbuat dari meraksikan penol dengan formaldehida. Sifatnya keras, kuat, awet, dan dapat dicetak dengan
berbagai kondisi. Bahan jenis ini biasa dipakai untuk bahan pelapis dan laminating pengikat batu gurinda. dan
pengikat logam dapat dicetak menjadi tutup botol, kotak radio, tv,kotak,dan tangkai pisau.

2. Resin amino
Bahan plastik termoset keras yang diperbuat daripada melamin dan formaldehid oleh pempolimeran. Bahan
kimia ini biasa digunakan untuk rumah alat tangga, peralatan listrik, alat pemutus hubungan listrik, dan kancing.
 
 
BAHAN PLASTIK TERMOSETING

3. Silikon
Silikon (dari bahasa Latin: batu api) adalah unsur kimia metaloid, nomor atom 14 dan terletak di golongan 14
dari tabel periodik unsur dengan simbol Si. Silikon adalah unsur paling melimpah kedua di kerak bumi
(25,7 % berat) 2 setelah oksigen.
Bahan silikon mempunyai sifat khas yaitu stabilitas, tahan terhadap suhu tinggi pada waktu yang lama,
kedap air dan karakteristik suhu rendah dan listrik yang baik.
BAHAN PLASTIK TERMOPLASTIK

1. Polistiren
Polistirena adalah sebuah polimer dengan monomer stirena, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara
komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat, dapat
mencair pada suhu yang lebih tinggi.
Biasa digunakan sebagai bahan kotak baterai, piring, roda gigi, bagian dari radio, pola untuk pengecoran,
kotak es dan lain-lain.

2. Polietilen
Polietilen adalah zat kimia, yang merupakan rantai atom karbon, dengan masing-masing melekat pada dua
molekul hidrogen.
Pembuatan polietilena dilakukan melalui proses polimerisasi yang berbeda, baik dengan radikal bebas,
dengan proses anionik, kationik atau dengan koordinasi ion.
Karena sifat fleksibel polietilen terhadap suhu rendah dan tinggi, kedap air, tahan terhadap zat kimia, dapat
dipatri dan dapat diberi warna,maka polietilen digunakan sebagai bahan cetakan es, pencuci film, baki,
botol susu bayi, kain, lembaran pembungkus, selang air dan lain-lain.
BAHAN PLASTIK TERMOPLASTIK

3. Resin Akrilik
Akrilik adalah semacam plastik yang menyerupai kaca, namun memiliki sifat yang membuatnya lebih
unggul daripada kaca, akrilik itu lembaran plastik yang super keras. Warnanya yang tak cepat pudar dan
bobotnya yang ringan menjadi keunggulan akrilik hingga menjadi bahan baku barang kerajinan. 
Mempunyai sifat daya tembus cahaya yang sangat baik, tahan terhadap kelembaban dan mudah dibuat,
resin akrilik digunakan sebagai bahan jendela pesawat terbang, pintu, alat kecantikan, penutup alat ukur,
dan lain-lain.

4. Resin vinil
Mempunyai sifat jernih dan liat, biasanya resin ini dipakai untuk bahan jas hujan tangki dan produk cetak
fleksibel.
 
BAHAN PLASTIK TERMOPLASTIK

 
5. Karet sintetis
Karet sintetis adalah elastomer buatan. Ini terutama polimer yang disintesis dari produk sampingan
minyak bumi. Sekitar 32 juta metrik ton karet diproduksi setiap tahun, dan dari jumlah itu dua
pertiganya adalah sintetis.
Sifatnya yang tahan terhadap minyak, cat, bensin, dan sinar matahari.Karet sintetis digunakan
sebagai bahan membuat selang, hak dan sol sepatu, dan lapisan isolasi.
Referensi
Academia Edu. (n.d.). Pelarut Organik. Diakses 17/04/2021 melalui https://www.academia.edu/29408846/Pelarut
_Organik
Ahmad Mantiq. 2017. Poliklorin Bifenil di Lingkungan. Diakses pada 17 April 2021 melalui:  https://bisakimia.
com/2017/02/04/poliklorin-bifenil-di-lingkungan/
Bagus, G. N. W. G. (n.d.). Dioxin – Dampak Negatifnya dan Cara Menghindarinya. bemfkunud. Diambil 18 April
2021, dari https://bemfkunud.com/2010/02/28/dioxin-dampak-negatifnya-dan-cara-menghindarinya/
Dadang, I. (2006). Pengenalan Pestisida dan Teknik Aplikasi, 5–6.
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/25654/1/workshop_hama_jarak_pagar-6.pdf
Ferdianto. (2019). Bahaya Pelarut Organik pada Pekerja – Prodia OHI. Website Prodia OHI International. Diakses
17/04/2021 melalui https://prodiaohi.co.id/bahaya-pelarut-organik-pada-pekerja-2
Julita Yahya, V. (2016). Karakteristik Dioxin pada Lingkungan.
http://vandajulita.blogspot.com/2016/01/karakteristik-dioxin-pada-lingkungan.html
Kimia.lipi.go.id. 2017. Database Senjata Kimia. Diakses pada 17 April 2021 melalui:
 http://www.kimia.lipi.go.id/senjata-kimia/pops/viewdetil/371
Referensi
Nur Afdila. 2019. Makalah Polychlorinated Biphenyls (PCBs). Universitas Indonesia.
Setyojati, Randhat. 2019. Macam-Macam Bahan Pembuatan Plastik. Diperoleh 8 April 2021, dari
https://mesinpencacahplastik.id/bahan-pembuatan-plastik/
Swacita, N. (2017). Pestisida dan Dampaknya Terhadap Lingkungan.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/85b4ff189dadfdaa360ee6200603c0ad.pdf
US EPA, O. (2018). What is a Pesticide? https://www.epa.gov/minimum-risk-pesticides/what-pesticide
Widodo, M. (n.d.). Pengetahuan pestisida. Diambil 17 April 2021, dari
https://bumikita.id/img/docpub/Pestisida-Knowledge.pdf
World Health Organization. (2000). Dioxins and their effects on human health. In Central European Journal of
Public Health. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dioxins-and-their-effects-on-human-
health
World Health Organization. (2020). Chemical safety: Pesticides. World Health Organization.
https://www.who.int/news-room/q-a-detail/chemical-safety-pesticides
Zulfikar. (2017). Tingkat Penggunaan Pestisida pada Tanaman Bawang Merah di Kecamatan Anggeraja,
Kabupaten Enrekang.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai