PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Permasalahan aspek dan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pestisida
kimiawidipandang sebagai suatu hal yang perlu diuraikan dalam karya tulis ini. Berdasarkan
studidari beberapa literatur atau bahan bacaan, penulis akan merumuskan beberapa
solusi yangtepat untuk menanggulangi dampak lingkungan akibat penggunaan
pestisida, setidaknyamampu memberikan altenatif untuk dipikirkan dan dilakukan
oleh pelaku industri pertaniansaat ini. Kesadaran terhadap tingginya potensi bahaya
yang ditimbulkannya diharapkan dapatmembantu penanggulangan tindakan-tindakan
berlebihan dalam penggunaan zat kimia beracun ini.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk
mengatur pertumbuhan atau mengeringkan tanaman.
Menurut Depkes (2004) dalam Rustia (2009), pestisida kesehatan masyarakat
adalah pestisida yang digunakan untuk pemberantasan vektor penyakit menular
(serangga, tikus) atau untuk pengendalian hama di rumah-rumah, pekarangan, tempat
kerja, tempat umum lain, termasuk sarana nagkutan dan tempat
penyimpanan/pergudangan. Pestisida terbatas adalah pestisida yang karena sifatnya
(fisik dan kimia) dan atau karena daya racunnya, dinilai sangat berbahaya bagi
kehidupan manusia dan lingkungan, oleh karenanya hanya diizinkan untuk
diedarkan, disimpan dan digunakan secara terbatas.
4
3. Golongan Pestisida berdasarkan cara masuknya
Contoh golongan pestisida :
a. Pestisida lambung pencernaan
b. Pestisida kontak kontak kulit/tubuh
c. Pestisida sistemik translokasi bagian tanaman
d. Fumigant (Respiratory Poison) pernafasan
4. Golongan Pestisida Berdasarkan derajat toksisitas
Contoh golongan pestisida :
a. Highly toxic
1) LD50 = 1-50 mg/kg brt bdn
2) Pemakaian di luar rumah, pertanian
3) Parathion: 6,8, TEPP (Tertra Ethyl Pyro Phosphate), Thimet
Phosdrine, Endrin
b. Moderately toxic
1) LD50 = 50 – 1000 mg/kg BB
2) Diazinon: 455, Dieldrin, DDVP (Dimethyl Dichlor Vynil Phosphate),
Aldrine, Heptachlor, Nicotine Sulfate, Diazinon, Chlordane, Lindane
c. Slightly toxic
1) LD50 = 1000 – 6000 mg/kg BB
2) malathion: 4445, chlorobenzilate, diphterex, lead arsenate, parisgreen,
dichlori diphenil trichloretan, ronnel, malathion, dilan
5
fenolik dan zat – zat kimia sekunder lainnya. Senyawa bioaktif tersebut
dapat mempengaruhi serangga, seperti penolak (repellent), penarik
(attractant), penghambat makan (anti feedant), penghambat
perkembangan serangga (insect growth regulator), menurunkan
kepiridian, mencegah peletakan telur (oviposition deterrent) dan
berpengaruh langsung sebagai racun. Penggunaan pestisida kimia yang
tidak bijaksana menyebabkan resistensi terhadap hama, membunuh
musuh alami dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Selain itu, harga
pestisida kimia sangat mahal sehingga pestisida organik mulai dilirik
petani.
Pestisida Organik Memiliki Keunggulan antara lain :
o Mudah dibuat dan murah
o Lebih aman terhadap lingkungan
o Tidak menimbulkan residu yang bertahan lama pada
tanaman
o Tidak mudah menimbulkan resistensi hama
o Menghasilkan produk pertanian yang sehat
Disamping Keunggulan yang dimiliki, Pestisida Organik juga mempunyai
kelemahan, yaitu:
o Reaksinya agak lambat
o Tidak tahan sinar matahari
o Kurang praktis dan tidak tahan disimpan lama
o Perlu penyemprotan yang berulang-ulang
2) Organik Sintetis
a) Chlorinated Hydrocarbon Insecticide (CHI)
Sifat-sifat CHI :
Berspektrum luas
6
Larut dalam lemak, tidak larut dlm air
Susunan kimia stabil (lambat terurai) s/d beberapa bulan
Residu persisten
Menimbulkan akumulasi di rantai makanan
Kurang selektif terhadap serangga yang berguna
Menimbulkan resistensi pd serangga
Menyerang sistem saraf
DiHasilkan atau diproduksi oleh pabrik
Derajat keracunan sama untuk semua macam racun
CHI dapat diserap melalui inhalasi, oral, kulit
Bahaya keracunan terbesar akibat absorpsi melalui kulit
sehingg menimbULKAN Akumulasi dl tubuh
Dikenal dengan Organiklorin
b) Organophosporus Insecticide (OPI)
Sifat-sifat OPI :
• Racun anti cholinesterase
• Degradasi lebh cepat dari pada CHI
• Derajat keracunan berbeda-beda
• Gejala keracunan cepat terlihat (<6jam)
• Dpt diserap melalui oral, inhalasi maupun kulit sehat
c) Carbamat
Carbamat Merupakan Insecticide yang paling banyak digunakan
selain OPI, Efektif dan terdegradasi cepat .
Contoh:
– Pyrolan, isolan, propoxur, sevin, demethilan,
phenothiazine
– Karbaryl Baygon, Merusol, Zectran (plg efektif untk
larva, nympha, serangga dewasa)
– Phenotiazine
d) Thyocyanate
Thyocyanate Merupakan racun kontak dengan efek knock
down tehadap serangga , Tyocyanate Sering dikombinasikan dg
minyak bumi, malathion ,Biasa disemprotkan dari pesawat udara
dengan aerosol, fogging & mist. Tyocyanate menghasilkan bau
yang tidak sedap, tidak cocok untuk penyemprotan di rumah.
Contoh tyocyanate adalah Loro, Thanite, lethane
e) Minyak Bumi
Minyak bumi menghasilakan efek knock down, Sangat efektif
untuk membunuh tungau di stadium telur , Menghambat
pertukaran gas yang berlangsung dalam tubuh serangga . Aplikasi
minyak bumi dalam bentuk emulsi (untuk mencegah kerusakan
tanaman), minyak bumi digunakan sebagai bahan pelarut untuk
CHI dan OPI. Keuntungan penggunaan minyak bumi sebagai
7
pestisida adalah daya racun rendah terhadap manusia dan
Serangga tidak resisten
Contoh: kerosine, solar, bensin, paraffin, tir, oli.
Keracunan pestisida terjadi bila ada bahan pestisida yang mengenai dan/atau
masuk ke dalamtubuh dalam jumlah tertentu. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keracunan pestisida antara lain:
8
b) Toksisitas senyawa pestisida, kesanggupan pestisida untuk membunuh
sasarannya.
Mencegah pasti lebih baik daripada mengobati, akan tetapi masih sering juga
pengguna pestisida mengalami keracunan sehingga perlu diketahui petunjuk-
petunjuk pertolongan pertama pada keracuna pestisida tersebut. Dalam hal ini
penanganan kasus keracunan memerlukan ketenangan, kerapihan, dan ketelitian
dalam melakukan bantuan pertolongan pertama agar jangan sampai ikut keracunan.
Perlu penilaian yang seksama atas situasi yang sebenarnya pada saat pemberian
pertolongan pertama. Jadi hal-hal yang perlu diketahui dan dilakukan adalah :
Jika gejala keracunan mulai terasa dan timbul walaupun masih dalam gejala
yang dianggap ringan maka diharapkan berhenti bekerja menggunakan
pestisida dan periksakan diri ke dokter untuk mendapat pertolongan lebih
lanjut. Pemeriksaan ke dokter harus dilakukan sebelum terjadinya keadaan
yang berkembang menjadi gawat. Supaya bantuan dokter dapat dilakukan
dengan cepat maka beritahu nama pestisida yang menyebabkan keracunan,
frekuensi penggunaan, lamanya kontak dan bawalah label pestisida yang
digunakan. Pada label pestisida tercantum informasi bahan aktif produk yang
digunakan dan informasi tentang bantuan medis yang dapat diberikan
sehingga pertolongan dapat diberikan lebih cepat oleh dokter.
9
Jika kulit, rambut, dan pakaian terkena pestisida maka segera cuci dengan
sabun dan gunakan air yang banyak.
Jika pestisida mengenai mata maka segeralah cuci dengan air bersih yang
banyak selama minimal 15 menit secara terus menerus kemudian mata
ditutup dengan kapas bersih dan lengketkan dengan kain pembalut. Selama
pencucian mata, jangan sampai air pencuci masuk ke mulut sipenderita dan
terkontaminasi dengan mata yang sebelahnya serta jangan menggosok-gosok
mata.
Jika debu, bubuk, uap, gas atau butir-butir semprotan terhisap melalui
pernafasan maka bawalah penderita ke tempat terbuka berudara segar,
pakaian dilonggarkan dan baringkan dengan dagu agak terangkat ke atas agar
dapat bernafas dengan bebas dan lancar. Jaga sipenderita dalam keadaan
tenang dan tidak kedinginan(jika perlu diselimuti tetapi tidak sampai terlalu
kepanasan) sebelum bantuan medis datang.
Jika pestisida tertelan dan sipenderita masih dalam keadaan sadar, maka
diusahakan muntah dengan cara mencolek bagian belakang tenggorokan
dengan jari tangan atau dengan memberi minum larutan garam dapur
sebanyak satu sendok makan dalam segelas air hangat, atau memberi 3
sendok penuh arang aktif dalam setengah gelas air untuk diminumkan kepada
sipenderita. Diusahakan muntah sampai mengeluarkan cairan yang jernih.
Pada saat penderita mulai muntah, diusahakan mukanya menghadap ke
bawah, kepalanya agak direndahkan agar muntahnya tidak masuk ke paru-
paru dan dijaga agar muntahnya tidak menghalangi pernafasannya. Namum
perlakuan pemuntahan kepada sipenderita keracunan tidak boleh dilakukan
apabila :
1. Penderita dalam keadaan kejang atau tidak sadar.
2. Penderita telah menelan bahan yang mengandung minyak bumi.
3. Penderita telah menelan bahan alkalis atau asam kuat yang korosif
(secara kimia merusak jaringan hidup) dengan gejala rasa terbakar
atau nyeri sekali pada mulut dan kerongkongan.
Jika bahan korosif tertelan dan penderita dalam keadaan sadar, maka diberi
minum susu atau putih telur dalam air, tetapi jika susu dan putih telur tidak
ada maka diberikan hanya air minum saja. Susu atau minyak tidak boleh
diberikan kepada sipenderita keracunan pestisida golongan organokhlor.
Jika kejang maka diusahakan supaya kejangannya tidak mengakibatkan
cedera. Pakaian dilonggarkan terutama di sekitar leher, gigi palsu dilepas jika
ada, taruh bantal di bawah kepala, dan berikan ganjal diantara gigi mencegah
penderita menggigit bibir dan lidahnya sendiri. Diusahakan penderita diam
dan tenang dan yakinkan dia telah mendapat pertolongan yang benar.
Penjelasan yang meyakinkan dan dipercaya penderita akan membantu dan
meningkatkan keberhasilan pertolongan.
Jika sipenderita tidak sadar maka diusahakan saluran pernafasannya tidak
tersumbat. Bersihkan hidungnya dari lendir atau muntahan, bersihkan mulut
10
dari air liur, lendir, sisa makanan dan gigi palsu dilepas jika ada. Jangan
memberikan sesuatu melalui mulut kepada penderita yang tidak sadar.
Periksa penderita apakah mengalami gangguan pernafasan. Jika pernafasan
terhenti maka pastikan bahwa aliran udara sudah terbuka dengan menarik
dagunya ke depan. Kemudian berikan bantuan pernafasan dengan urutan
sebagai berikut :
1. Penderita dibaringkan dan dagunya ditarik ke depan.
2. Mulutnya dibersihkan dari sisa muntahan atau pestisida dengan
menggunakan kain bersih yang digulungkan pada jari tangan.
3. Hidungnya ditekan dan bernafaslah seperti biasa ke dalam mulutnya
kemudian tutup mulutnya dan tiup ke dalam hidungnya, lakukan
secara bergantian. Dadanya diperiksa apakah sudah mulai bergerak
dan teruskan bantuan pernafasan hingga sipenderita bernafas secara
normal. Setelah memberi bantuan pernafasan, sipemberi bantuan
pernafasan mencuci mulutnya dengan air bersih untuk menghindari
sisa racun dari sipenderita keracunan.
Jika sipenderita keracunan berkeringat banyak dan badannya sangat panas
maka badannya didinginkan dengan menggunakan kompres dan jika
kedinginan maka badan sipenderita diselimuti.
Jangan memaksa untuk menghentikan batuk-batuk atau kejang-kejang
sipenderita. Selipkan ganjalan diantara giginya untuk menghindari menggigit
lidahnya sendiri dan pastikan ganjalan tidak sampai mengganggu pernafasan
sipenderita. Sipenderita dijaga agar tidak melukai diri sendiri dan sipenderita
tidak memasukkan jarinya kemulutnya.
Jangan dibiarkan sipenderita merokok, minum alkohol atau susu pada saat
memberikan pertolongan pertama karena dapat mempercepat penyerapan
beberapa pestisida oleh usus.
Jangan merangsang penderita yang pingsan agar muntah dan jangan
masukkan benda apapun melalui mulut sipenderita yang pingsan.Setelah
diberikan pertolongan pertama maka sipenderita harus diperiksa secara medis
untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut oleh ahli medis atau dokter,
walaupun penderita terlihat sembuh atau merasa sembuh.Bila kecelakaan
keracunan telah berlalu, evaluasilah secara teliti penyebabnya dan tentukan
langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencegah terulangnya kejadian
yang sama.
Pencegahan Pestisida
Cara pencegahan keracunan pestisida adalah dengan :
1. Pada saat melakukan penyemprotan menggunakan alat pelindung diri dan
menyemprot searah mata angin
2. Mencuci sayur-sayuran dan buah-buahan dengan air mengalir dan bahan pencuci
yang bisa melunturkan pestisida
3. Tidak menggunakan pestisida yang telah dilarang
11
4. Tempat penyimpanan jauh dari jangkauan anak-anak, diberi peringatan dan
memiliki ventilasi yang baik
5. Periksa bila ada kerusakan pada sprayer dan perbaiki.
6. Kembalikan pestisida yang tidak digunakan dan sprayer ke tempat yang
aman dan terkunci.
7. Hancurkan bekas wadah pestisida yang kosong dan dikubur.
8. Tanggalkan seluruh pakaian yang digunakan untuk menyemprot, dan
mandilah sampai bersih dengan memberikan perhatian khusus pada
bagian-bagian yang mungkin terkena pestisida, seperti tangan /lengan
dan wajah.
9. Pakaian yang digunakan untuk aplikasi dicuci dengan sabun atau
detergen, terpisah dengan pakaian sehari-hari.
12
dll atau dari jenis Tisanoptera yaitu sebangsa kutu dengan tipe penghisap
berujung tajam.Cara pembuatan pestisida nabati dari biji mimba:
a. 200-300 gram biji mimba sebanyak 200 – 300 gr ditumbuk halus
b. hasil tumbukan biji mimba di direndam dalam 10 liter air dan
didiamkan cukup 1 malam.
c. Larutan diaduk sampai sudah campur semua lalu saring dengan kain
halus.
d. Larutan kemudian disemprotkan ke tanaman yang terserang hama dan
penyakit.
Cara pembuatan pestisida nabati dari daun mimba:
a. 1 kilogram daun mimba kering ditumbuk sampai halus
b. Kemudian direndam selama semalam dalam 10 liter air
c. Larutan diaduk pelan-pelan sampai rata lalu di saring dengan kain
halus.
d. kemudian disemprotkan ke tanaman yang terserang hama dan
penyakit tanaman.
3. Pestisida Nabati Srikaya dan Nona Seberang
Tanaman srikaya yang manis rasanya tersebut bisa digunakan sebagai
pestisida nabati loh. Yang dimanfaatkan dari srikaya adalah bijinya. Biji
srikaya mempunyai kandungan senyawa kimia annonain dan resin. Pestisida
nabati srikaya ini dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan hama jenis
pengisap dan ulat. Untuk membuat pestisida nabati dari srikaya dapat
dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut:
a. 15-25 gram biji srikaya ditumbuk sampai halus, dapat juga diblender
dengan blender tepung.
b. Tepung atau serbuk biji srikaya direndam dengan 1 liter air dan 1 gram
detergen
c. Aduk semua campuran sampai homogen
d. Larutan kemudian disaring dengan menggunakan kain halus
e. Hasilnya disemprotkan pada tanaman
13
5. Pestisida Nabati Biji Jarak
Biji jarak yang biasanya diolah menjadi minyak jarak ini dapat digunakan
sebagai pestisida nabati. Dalam bentuk larutan dapat digunakan untuk
mengendalikan hama ulat dan hama pengisap. Dalam bentuk serbuk atau
tepung pestisida biji jarak dapat digunakan untuk mengendalikan
nematode.Untuk membuat pestisida biji jarak dapat dilakukan cara berikut ini:
a. 0,75 gram biji jarak ditumbuk sampai halus
b. Dimasukkan dalam 2 liter air kemudian dipanaskan selama 10 menit
c. Larutan disaring dengan kain halus, bisa menggunakan kain sifon.
d. Ditambah dengan 10 liter air , kemudian diaduk
e. Larutan disemprotkan ke tanaman.
6. Pestisida Nabati Daun Sirsak
Tanaman sirsak ini juga merupakan tanaman buah yang sangat digemari.
Buahnya terasa manis dan masam. Buah sirsak ini paling nikmat bila dibuat
jus sirsak. Tetapi dalam hal ini daun sirsak dapat digunakan sebagai pestisida
nabati. Daun sirsak mengandung senyawa kimia golongan annanoin dan resin.
Senyawa kimia ini dapat mengendalikan hama trips. Cara pembuatannya
bagaimana ya ? begini caranya :
a. 50-100 lembar daun sirsak ditumbuk sampai halus.
b. Hasil tumbukan daun direndam dalam 5 liter air dan 15 gr detergen
(sabun colek atau lainnya).
c. Diamkan rendaman selama 12 jam (semalam)
d. Saring dengan kain halus
e. Tiap 1 liter larutan diencerkan dengan 10-15 liter air atau 1 tangki sprayer
diberi 1 liter larutan.
f. Disemprotkan pada tanaman
7. Pestisida Nabati Daun Sirsak dan Jeringau
Pestisida kali ini merupakan kombinasi antara daun sirsak dan jeringau
(deringu). Keduanya apabila digabungkan memiliki kandungan senyawa
kimia yang banyak, diantaranya : arosone, kalomenol, kolomen, kalameone,
metil eugenol, eugenol. Kombinasi 2 jenis pestisida nabati ini dapat
digunakan untuk mengendalikan hama wereng coklat pada padi. Berikut ini
cara pembuatan pestisida nabati daun sirsak dan jeringau:
a. 1 genggam daun sirsak dan 1m genggam rimpang jeringau dan 20
siung bawang putih ditumbuk halus.
b. Hasil tumbukan bahan tersebut direndam dengan 20 liter air dan 20
gram detergen.
c. Semua larutan direndam selama 2 hari
d. Saring semuanya dengan kain halus
e. Untuk aplikasi penyemprotan 1 tangki sprayer diberi 1 liter larutan
f. Semprotkan ke tanaman yang diserang hama wereng.
14
8. Pestisida Nabati Daun Sirsak dan Tembakau
Pestisida nabati berikut ini juga kombinasi antara 2 bahan yaitu daun sirsak
dan tembakau. Ya tembakau yang biasa di buat untuk rokok ini juga bisa
digunakan untuk mengendalikan hama loh. Hama yang dapat dikendalikan
dengan pestisida ini adalah belalang dan ulat.Cara pengendaliannya dapat
dilaksanakan cara berikut ini:
a. 50 lembar daun sirsak dan segenggam daun tembakau ditumbuk
sampai halus.
b. Bahan dimasukkan dalam 20 liter air dan 20 gr detergent (bisa sabun
colek).
c. Aduk rata dan diamkan selama semalam
d. Saring dengan kain halus.
e. larutan pekat ini dapat digunakan 4 kali penyemprotan (4 kali
knapsack sprayer).
f. Larutan disemprotkan ke tanaman.
9. Pestisida Nabati Mindi
Ternyata daun mindi juga dapat digunakan sebagai pertisida nabati. Pestisida
daun mindi ini dapat digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman.
Dalam bentuk rendaman daun mindi dapat digunakan untuk mengusir
belalang, sedangkan biji mindi segar dapat digunakan untuk mengendalikan
hama ulat plutella xylostella. Cara membuat pestisida nabati mindi sama
seperti cara pembuatan pestisida yang lain. Caranya yaitu:
a. 150 gram daun mindi pucuk segar direndam dalam 1 liter air selama
24 jam.
b. Hasil rendaman disaring dengan kain halus
c. 1 liter larutan diencerkan menjadi 20 liter.
d. Kemudian disemprotkan ke tanaman
15
pengganggu, dan dengan demikian melindungi produksi tanaman.
Malah sebagian besar petani, terutama yang mengusahakan tanaman
pangan dan sayuran, menganggap pestisida sebagai “dewa
penyelamat” bagi usahatani mereka karena menghindarkan kerugian
akibat serangan jasad pengganggu. Keyakinan petani tersebut
mengakibatkan kecenderungan meningkatnya penggunaan pestisida
dari waktu ke waktu.
16
2. Resurgensi, penggunaan pestisida berspektrum lebar dapat juga
meningkatkan populasi serangga sasaran akibat matinya musuh
alami, resistensi atau meningkatnya keperidian serangga sehingga
terjadi ledakan populasi hama tersebut.
3. Perubahan status hama, menurunnya populasi hama utama yang
dikendalikan oleh pestisida dapat meningkatkan daya kompetisi
hama sekunder sehingga lambat laun terjadi pergeseran status
hama, dari hama sekunder menjadi hama utama.
4. Matinya serangga musuh alami akibat aplikasi pestisida yang
berlebihan.
Dampak pestisida yang merugikan tersebut dapat diminimalisir dengan
menggunakan pestisida secara bijaksana dan tepat dengan menerapkan
manajemen pestisida. Manajemen pestisida berfokus pada
memaksimalkan bahan kimia sambil meminimalkan dampak yang
merugikan. Manajemen pestisida merupakan suatu komponen
dari Good Agricultural Practices (GAP) pada produksi sayuran dan
buah-buahan. Implementasi GAP dalam manajemen pestisida adalah
sebagai berikut : 1) gunakan pestisida yang teregister, 2) baca dan ikuti
instruksi label dan 3) praktekkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
17
vaskuler ke bagian-bagian tanaman yang berbeda.
18
terkontaminasi. Setelah penyemprotan pestisida, jangan merokok dan
makan jika tangan tidak dicuci bersih dengan sabun dan air. Bersihkan
peralatan penyemprotan dengan cara membilas larutan pestisida yang
masih ada dengan deterjen dan air bersih.Ganti pakaian segera setelah
penyemprotan dan jangan gunakan lagi pada hari berikutnya bila
belum dicuci dengan air dan deterjen, mencuci baju kerja tersebut
harus terpisah dengan baju lainnya. Menyimpan pestisida harus dalam
ruang terkunci, jangan tempatkan pestisida dekat dengan wadah
makanan, harus jauh dari api atau barang yang mudah terbakar. Jangan
daur ulang botol yang telah digunakan sebagai wadah untuk minyak,
cuka, kecap & untuk bahan makan lainnya.Wadah bekas pestisida
harus dibuang ke lubang khusus pembuangan pestisida yang jauh dari
jangkauan manusia & hewan serta jauh dari sumber air, serta jangan
pernah membakar wadah bekas pestisida. Lubang pembuangan wadah
pestisida sebaiknya diberi lapisan abu dan serbuk gergaji di bagian
bawah maupun di bagian atas wadah bekas pestisida, setelah itu baru
ditutup dengan tanah.
19
11. Mencuci sayur-sayuran dan buah-buahan dengan air mengalir dan bahan pencuci
yang bisa melunturkan pestisida
12. Tidak menggunakan pestisida yang telah dilarang
13. Tempat penyimpanan jauh dari jangkauan anak-anak, diberi peringatan dan
memiliki ventilasi yang baik
14. Periksa bila ada kerusakan pada sprayer dan perbaiki.
15. Kembalikan pestisida yang tidak digunakan dan sprayer ke tempat yang
aman dan terkunci.
16. Hancurkan bekas wadah pestisida yang kosong dan dikubur.
17. Tanggalkan seluruh pakaian yang digunakan untuk menyemprot, dan
mandilah sampai bersih dengan memberikan perhatian khusus pada
bagian-bagian yang mungkin terkena pestisida, seperti tangan /lengan
dan wajah.
18. Pakaian yang digunakan untuk aplikasi dicuci dengan sabun atau
detergen, terpisah dengan pakaian sehari-hari.
20
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
21
Daftar Pustaka
id.wikipedia.org/wiki/Pestisida
id.scribd.com/doc/79656765/Toksikologi-Pestisida
kesmas-unsoed.com/2011/05/makalah-pengertian-dan-penggolongan-pestisida.html
22