Anda di halaman 1dari 61

Ricketsia, Mycoplasma,

Cendawan, Virus, Alga , dan


Protozoa

Chika Vionita P23131114008


Laila Fitri P23131114020
D 1V A
A. Rickettsia
Morfologi Rickettsia
Berdasarkan morfologi
dinding selnya
menunjukkan bahwa
bakteri ini merupakan
bakteri gram negatif
berbentuk basil. Rickettsia
merupakan genus
organisme non-meotile,
tidak memiliki bentuk
spora, termasuk bakteri
pleomorfik yang dapat
berbentuk coccus
(diameter 0,1) maupun
batang (diameter 1,4 ).
Kelangsungan hidup Di masa lalu rickettsia
Rickettsia tergantung ditempatkan di suatu
pada entri, tempat antara virus
pertumbuhan, dan dan bakteri. Organisme
replikasi rickettsia memiliki
dalam sitoplasma dari dinding sel yang mirip
eukariotik sel inang dengan lainnya bakteri
(sel endotel biasanya). gram negatif. Mayoritas
Karena itu, Rickettsia bakteri Rickettsia
tidak biasa hidup dalam rentan terhadap
lingkungan nutrisi antibiotik dari
buatan dan tumbuh kelompok tetrasiklin.
baik dalam jaringan
atau embrio budaya
(biasanya, embrio ayam
yang digunakan).
Metabolisme Rickketsia 2. Pertumbuhan
1. Enzim Meskipun sangat kecil dan
selalu terdapat didalam sel,
Rickettsia mempunyai
Rickettsia bukanlah termasuk
enzim yang penting untuk virus melainkan golongan
metabolisme. Dapat bakteri. Rickettsia mempunyai
mengoksidasi asam sifat-sifat yang sama dengan
piruvat, suksinat dan sifat-sifat bakteri yaitu:
glutamat serta mengubah mengandung asam nukleat
asam menjadi asam apartat. yang terdiri dari RNA dan
Rickettsia juga dapat DNA
tumbuh dalam biakan sel. berkembang biak dengan
Seperti bakteri, pembelahan biner
perbandingan kadar RNA dinding sel mangandung
dan DNA pada Rickettsia mukopeptida
adalah 3,5 : 1. Dinding sel mempunyai ribosom,
serupa dengan dinding sel mempunyai enzim yang aktif
kuman Gram negatif yang pada metabolisme
terdiri dari peptidoglikan dihambat oleh obat-obat anti
yang mengandung asam bakteri
muramat. dan dapat membentuk ATP
sebagai sumber energi.
LANJUTAN PERTUMBUHAN...

Spesies Rickettsia dibawa oleh beberapa


jenis parasit seperti kutu dan dapat
menyebabkan penyakit seperti thypus,
rickettsialpox, Boutonneuse fever dan Rocky
Mountain spotted fever pada tubuh manusia
3. Pemeliharaan Rickettsia dapat tumbuh
Jika disimpan pada suhu subur jika metabolisme
00 C Rickettsia akan sel hospes dalam tingkat
kehilangan aktivitas rendah, misalnya dalam
biologiknya yang serupa telur bertunas pada suhu
aktivitas hemolitik dan 320C. Perkembangan
respirasinya, toksisitas kuman akan sangat
dan infektivitasnya. berkurang jika suhunya
Semua aktivitas tersebut dinaikkan sampai 400C.
dapat dipulihkan jika Rickettsia mudah mati
ditambahkan jika disimpan pada suhu
Nicotinamida adenine kamar tetapi dalam tinja
dicnucleatide (NAD) . serangga yang telah
Aktivitas biologiknya juga mengering dapat tetap
dapat hilang jika disimpan infektif selama berbulan
pada suhu 360C kecuali bulan meskipun dalam
jika ditambahkan suhu kamar. Penyebab
glutamat, piruvat atau fever tahan terhadap
ATP. tindakan pasteurisasi
pada suhu 600C selama
30 menit.
Mycoplasma
Mycoplasma merupakan mikr Morfologi Mycoplasma
organisme prokariot terkecil, Ciri-ciri organisme Mycoplasma
yaitu mikroorganisme yang tidak dapat dipelajari dengan
tidak memiliki membran inti metode bakteriologi biasa
sel. karena ukuran koloninya kecil,
Mycoplasma dapat sifat plastisnya serta kelembutan
menginfeksi seluruh jenis selnya (karena tidak memiliki
hewan. Pada unggas, dinding sel yang kaku/keras), dan
mikrooganisme ini sering ketiadaan warna ketika diberikan
menginfeksi saluran respirasi perlakuan perwarnaan anline.
(pernapasan), terutama
kantung hawa. Morfologinya berbeda-beda
Terdapat dua Mycoplasma sesuai dengan metode pengujian
yang menyerang unggas yaitu (seperti pengujian dengan
Mycoplasma gallisepticum menggunakan mikroskop
(penyebab CRD) dan M. lapangan gelap, immune
gallinarum. Ayam yang sembuh fluorescen, pewarnaan Giemsa
dari serangan Mycoplasma pada media padat atau cair,
akan bersifat carrier fiksasi agar).
Metabolisme Pertumbuhan
Mycoplasma dalam
Mikoplasma bersifat pembenihan cair
pleomorik (dapat menghasilkan
berubah bentuk), tidak berbagai bentuk
mempunyai dinding sel, yaitu, cincin, batang
kebanyakan bersifat dan badan spiral
parasit. filament, dan granula.
Pertumbuhan
pada pembenihan
Struktur-struktur ini padat pada dasarnya
sangat bervariasi terdiri atas massa
ukuran diameternya, dengan protoplasma
yang berkisar antara 50 plastis dengan bentuk
hingga 300 mm. tidak teratur dan
mudah berubah.
B. Cendawan
Fungi atau cendawan adalah mereka juga dapat
organisme heterotrof, mereka merugikan kita bilamana
memerlukan senyawa organik mereka membusukkan
untuk nutrisinya. Bila mereka kayu, tekstil, makanan
hidup dari benda organik mati dan bahan-bahan yang
yang terlarut, mereka disebut lain.
saprofit. Saprofit Cendawan saprofitik juga
menghancurkan sisa penting dalam fermentasi
tumbuhan dan hewan yang industri,
kompleks, menguraikannya misalnya pembuatan bir,
menjadi zat-zat kimia yang minuman anggur dan
lebih sederhana, kemudian produksi antibiotic
dikembalikan kedalam tanah, seperti penisilin, peragian
dan selanjutnya meningkatkan adonan dan pemasakan
kesuburannya. Jadi mereka beberapa keju juga
sangat menguntungkan bagi tergantung kepada
manusia. kegiatan cendawan.
Morfologi Cendawan Fungi merupakan organisme
Cendawan atau biasa eukariotik yang memiliki ciri-
disebut jamur benang ciri sebagai berikut :
merupakan organisme (1) mempunyai spora,
anggota kingdom fungi. (2) memproduksi spora,
Pertumbuhan jamur di
(3) tidak mempunyai klorofil
permukaan bahan makanan
mudah di kenali karena sehingga tidak
sering kali membentuk berfotosintesis,
koloni berserabut seperti (4) dapat berkembangbiak
kapas. seksual dan aseksual,
Tubuh jamur berupa (5) tubuh filamen dan
benang yang disebut hifa, dinding sel mengandung
sekumpulan hifa di sebut kitin, glukosa dan manan
misellium. (Waluyo, 2011).
Miesllium dapat
mengandung pigmen
dengan warna-warna
merah, ungu, kuning, coklat,
abu-abu, dan sebagainya.
1. Kebutuhan makanan 2. Kebutuhan air Cendawan
Cendawan kandungan air di bawah 14-15%
Cendawan secara umum ialah pada biji-bijian atau makanan
makhluk hidup eukariotik, kering dapat mencegah atau
heterotrofik (tidak memiliki memperlambat pertumbuhan
klorofil), memperoleh nutrisi jamur.
melalui absorbsi dan enegi 3. Kebutuhan udara Cendawan
simpanannya berupa glikogen.
Suhu optimum untuk kebanyakan
jamur sekitar 25 - 30C, namun
Cendawan tidak memiliki klorofil beberapa tumbuh baik pada suhu
seperti tumbuhan sehingga tidak 35 - 37C atau lebih, misalnya
dapat melakukan fotosintesis dan pada spesies Aspergillus.
menyimpan karbohidratnya Sejumlah jamur termasuk dalam
dalam bentuk glikogen bukan psikrotrofik, yaitu yang dapat
pati seperti pada tumbuhan. tumbuh baik pada suhu dingin
Cendawan tidak menelan dan dan beberapa masih dapat
mengunyah makanan seperti tumbuh pada suhu dibawah
pada hewan, melainkan pembekuan (-5 s/d 10C).
merombak makanannya di luar Hanya beberapa yang mampu
tubuh secara enzimatik dan tumbuh pada suhu tinggi
diserap melalui hifa. (termofilik).
4. Enzim pada Cendawan Metabolisme
Jamur pada umumnya Cendawan
mampu menggunakan 1. Pertumbuhan
bermacam-macam Penyebaran jamur di
makanan, dari sederhana alam sangat luas. Jamur
sampai yang kompleks. terdapat dalam tanah,
Kebanyakan jamur buah-buahan, dalam air,
memiliki bermacam- bahan organik, bahan
macam enzim hidrolitik, makanan, sebagai
yaitu amilase, pektinase, saprofit atau parasit pada
proteinase dan lipase tanaman, hewan dan
manusia. Spora jamur
beterbangan diudara dan
spora tersebut akan
berkecambah menjadi sel
vegetatif jika jatuh di
tempat yang
memungkinkan untuk
hidupnya.
LANJUTAN PERTUMBUHAN...

Pertumbuhan awal jamur benang adalah lambat


dibandingkan dengan bakteri atau khamir, oleh karena itu
ketika kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi
pertumbuhan seluruh mikroba, jamur biasanya kalah dalam
berkompetensi. Namun demikian setelah pertumbuhan
berlangsung, kemnungkinan jamur akan tumbuh dengan
cepat.
Jamur benang pada umum nya bersifat aerob obligat, pH
pertumbuhan berkisar 2-9 , suhu pertumbuhan berkisar 10-
35oc water activity 0,85 atau di bawah nya ( Handjani et
al., 2006).
2. Pemeliharaan
Salah satu pemeliharaan dari cendawan atau
jamur dalam kehidupan nyata yaitu pada
budidaya jamur merang, dimana hal yang
harus dilakukan antara lain mengatur suhu
dan kelembaban udara dalam shed. Suhu
dipertahankan pada 35-40 derajat C dan
kelembaban pada 80-90%.Ventilasi udara
diatur sebaik-baiknya agar kelembaban
kompos dapat terjada. Membuang jamur-
jamur liar teruma jenis coprinus. Tutup
plastik bedeng harus serapat mungkin, jangan
sampai terjadi kebocoran. Lama
pertumbuhan jamur antara 14-16 hari.
Gambar 01: Hifa dari spesies Gambar 02: Kultur Trichoderma
Pythium sp. yang non-patogenik harzianum pada media potato-
sedang mempenetrasi hifa agar. Kiri: warna kehijauan adalah
Phytophthora sp dari Agrios, spora (konidia) jamur. Kanan:
2005). belum menghasilkan spora (Dari
Harman).
Gambar 03: Kiri: hifa jamur
Trichoderma harzianum (T)
membelit hifa jamur patogen
Rhizoctonia solani (R). Kanan:
nampak hifa R. solani sudah mulai
hancur (6 hari sesudah inokulasi)
sedang hifa T. harzianum nampak
normal (dari Agrios, 2005).
C. VIRUS

Virus adalah parasit intraselular obligat.


Virus mempunyai ukuran dan bentuk yang beraneka ragam,
tetapi pada umumnya jelas dibawah batas penglihatan
mikroskop cahaya.
Ukuran virus dapat ditentukan dengan beberapa teknik, virus
menduduki kisaran 20 hingga 250 nm (satu nanometer adalah
sepermilyar meter).
Tiga teknik dasar yang digunakan untuk menentukan ukuran
virus adalah :
1. Filtrasi melalui membran yang degradasi yang ukuran pori
membrannya diketahui.
2. Sentrifugasi kecepatan tinggi (100.000 kali lebih besar dari
gravitasi.
3. Pengamatan langsung dengan mikroskop electron
Morfologi virus
Virus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Virus bakteri
Bakteriofage (atau sederhananya fage) yaitu virus yang menginfeksi
bakteri dan hanya dapat bereproduksi didalam sel bakteri,
ditemukan secara terpisah oleh Frederick W. T di Inggris pada
tahun 1915 dan oleh Felix dHerelle di institut Pasteur di Paris
pada tahun 1917.`
ciri-ciri struktural virus bakterial :
Semua fage mempunyai inti asam nukleat yang ditutupi oleh
selubung protein atau kapsid.
Kapsid ini tersusun dari sub unit sub unit morfologis (seperti
tampak pada mikroskop elektron) yang disebut kapsomer.
Kapsomer terdiri dari sejumlah sub unit atau molekul protein yang
disebut protomer.
Struktur halus dan anatomis suatu bentuk morfologis umum
bakteriofage yaitu satu kepala dan satu ekor.
Virus bakteri dapat dikelompokkan kedalam enam tipe
morfologis, yaitu :
1. Tipe yang paling rumit mempunyai kepala heksagonal, ekor
yang kaku dengan seludang kontraktil dan serabut ekor.
2. Serupa dengan yang pertama, tipe ini mempunyai kepala
heksagonal tetapi tidak mempunyai seludang kontraktil,
ekornya kaku dan mengenai serabut ekor ada yang
mempunyai dan ada yang tidak.
3. Tipe ini dicirikan oleh sebuah kepala heksagonal dan sebuah
ekor yang lebih pendek daripada kepalanya. Ekornya itu
tidak mempunyai seludang kontraktil dan mengenai serabut
ekor ada yang mempunyai dan ada yang tidak.
4. Tipe ini mempunyai sebuah kepala tanpa ekor dan
kepalanya tersusun dari kapsomer besar.
5. Tipe ini mempunyai sebuah kepala tanpa ekor, dan
kepalanya tersusun dari kapsomer kecil.
6. Tipe ini berbentuk filamen.
b. Virus hewan dan tumbuhan
Seperti halnya bakteriofage, virion hewan dan tumbuhan
tersusun dari suatu inti asam nukleat yang terletak di tengah
dikelilingi oleh suatu kapsid yang terbuat dari kapsomer-
kapsomer.
Virus-virus hewan dan tumbuhan sangat beragam ukuran
serta bentuknya. tetapi tidak mempunyai morfologi berudu
yang khas seperti pada beberapa bakteriofage
Morfologi Virus hewan dan tumbuhan dapat
diklasifikasikan ke dalam empat kelompok, berdasarkan pada
morfologi keseluruhan sebagai berikut :
1. Ikosahedral
Contoh-contohnya ialah poliovirus dan adenovirus
masing-masing merupakan penyebab penyakit polio dan
infeksi saluran pernafasan.
2. Helikal
Virus rabies merupakan salah satu contohnya, banyak virus
tumbuhan yang berbentuk heliks.
3. Bersampul
Nukleokapsid bagian dalam virus ini yang dapat berbentuk ikosahedral
ataupun helikal dikelilingi oleh sampul seperti membrane.
Beberapa sampul mempunyai proyeksi permukaan yang disebut duri
yang terbuat dari glikoprotein (protein dengan gugusan-gugusan
karbohidrat).
Kehadirannya biasanya dihubungkan dengan kemampuan virion
beraglutinasi (menggumpal) dengan eritrosit atau sel-sel darah merah.
Virion bersampul bersifat pleomorfik (terbentuk beragam) karena
sampul itu tidak kaku. Didalam suatu virus bersampul seperti virus
influenza, nukleokapsidnya bergelung didalam sampul.
4. Kompleks
Beberapa virus mempunyai struktur yang rumit sebagai contoh virus
stomatitis vesiculer (patogen pada ternak) berbentuk peluru dan bagian
luar virion mempunyai duri-duri seperti yang dijumpai pada sampul.
Virus cacar (seperti virus vaksinia, virus yang avirulen atau tidak infektif
yang digunakan untuk vaksinasi terhadap penyakit cacar) tidak memiliki
kapsid yang dapat dikenali dengan jelas. Tetapi mempunyai beberapa
selubung yang mengelilingi asam nukleat.
Kebutuhan Makanan Virus
Pada dasarnya, virus tidak membutuhkan makanan, hanya saja
dapat bereproduksi.Virus memerlukan sel hidup untuk dapat
melakukan reproduksi.

C. Kebutuhan Air
Virus membutuhkan air sebagai salah satu media
penyebarannya. Contohnya yaitu virus HIV yang dapat
menular melalui darah, asi, dan sebagainya.

D. Kebutuhan udara
Selain media cair (air), udara juga merupakan media yang
mampu menularkan virus dari inang satu ke calon inang yang
lain.
E. Enzim
Enzim yang dihasilkan oleh virus :
Enzim reverse transcriptase
Enzim nuromidase
Enzim Lisosom
Nama virus dan fungsi enzimnya
Retrovirus memiliki enzim transkriptase, berfungsi utk
mentranskripsikan RNA ke DNA intermedial.
Virus influenza memiliki enzim neuromidase utk memecah
ikatan glikosida dan glikoprotein serta glikolipid yang
terkandung dlm jaringan ikat sel hewan, bekerja pd saat
lisis/pelepasan.
T4 bakteriphage memiliki enzim lisosom untuk melubangi
dinding sel bakteri sehingga DNA virus dapat msk ke dlm sel
yg di infeksinya, dan enzim ini dihasilkan pila pada saat lisis.
Metabolisme Virus
Virus dapat melaksanakan metabolismenya bila berada
didalam jaringan hidup, diluar itu metabolismenya berhenti.
Virus dapat dikatakan makhluk hidup karena memiliki materi
genetik (DNA/RNA) dan mempunyai kemampuan
memperbanyak diri didalam sel-sel hidup maka virus sering
dianggap sebagai parasit obligat intraseluler. Virus di sel
inang bisa bersifat mematikan / menjadikan inaktif ADN inang.
Selanjutnya, virus menggunakan ADN / ARN-nya sendiri untuk
menginstruksi sel-sel inang membuat salinan-salinan baru dari
virus.
Pertumbuhan virus
Kebanyakan penelitian dalam virologi dilakukan dengan
menumbuhkan virus di dalam suatu kultur
Virus yang dapat tumbuh di dalam kultur dapat dipelajari
lebih detail.
Virus ditumbuhkan di dalam kultur bertujuan untuk
mendapatkan stock virus.Virus yang telah diremajakan
disimpan pada suhu -700C dan disebut sebagai master-
stock, sub master stock, dst., tergantung pada jumlah
peremajaannya.
REPLIKASI/ REPRODUKSI VIRUS

Untuk pemeliharaan virus dilakukan dengan cara di kembang


biakkan. Untuk berkembang biak, virus harus menginfeksi sel
inang yang hidup. Contohnya perkembangbiakan bakteriofak
yang yang menginfeksi bakteri Escerrichia coli, yang
dibedakan menjadi daur litik dan lisogenik.
Daur Litik
1. Adsorbsi
Adalah saat partikel virus (virion) menempel pada sel inang. Tempat
pelekatan pada sel virus terjadi pada reseptor (membran khusus
pada membran plasma sel inang yang mengenali sel virus)
2. Penetrasi
Adalah tahap dimana virus atau materi genetik virus masuk ke dalam
sitoplasma sel inang.
3. Eklifase/Sintesis
Adalah tahap terjadinya perbanyakan partikel virus di dalam sel yang
diinfeksi. Sel inang akan dikendalikan oleh materi genetik dari virus
sehingga sel dapat membuat komponen virus, yaitu asam nukleat
dan protein untuk kapsid.
4. Perakitan/Pembentukan Virus baru
Adalah tahap penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi
partikel virus yang utuh.
5. Lisis
Tahap ini adalah partikel virus keluar dari sel inang dengan memecah
sel tersebut.
Daur Lisogenik
Virus bakteri atau bakteriofag sebagian besar adalah virus yang
virulen, yaitu virus yang dapat menyebabkan lisis atau pecahnya
sel inang.
Akan tetapi, ada beberapa bakteriofag yang bersifat nonvirulen
karena masuknya DNA Virus tidak diikuti dengan pembentukan
virus baru.
DNA virus hanya menempel pada DNA bakteri dan menjadi
bagian dari DNA bakteri.
DNA virus yang menempel pada DNA bakteri dikenal dengan
profag.
Pada saat bakteri membelah, profag akan ikut membelah
sehingga bakteri hasil pembelahan mengandung profag.
Fase lisogenik dapat terjadi karena sel bakteri mempunyai daya
tahan atau semacam daya imun yang menyebabkan virus tidak
dapat bersifat virulen.
Tetapi jika keadaan lingkungan berubah dan daya tahan bakteri
berkurang, keadaan lisoenik berubah menjadi fase litik.
D. Alga
Ciri Umum Alga :
Ukuran sangat beragam
Tubuh algae disebut talus
Talus terdiri atas: uniseluler dan multiseluler
Bersifat eukariotik dan inti selnya memiliki membran
Mengandung klorofil untuk fotosintesis
Bersifat autotrof

Reproduksi Alga :
Aseksual: pembelahan sel dan fragmentasi
Seksual: isogami, anisogami, dan oogami
Dasar untuk mengklasifikasikan Alga :
Pigmen : susunan kimianya
Produk makanan cadangan : kimianya
Flagela (jika ada) : jumlah dan morfologinya
Dinding sel : kimia dan sifat-sifat fisiknya
Organisasi sel dimana setiap sel mempunyai perangkat sel yang
bervariasi (misal ada yang dilengkapi stigma, pirenoid, dan lain lain)
Sejarah hidup (rangkaian perubahan yang lengkap pada suatu
organisme) dan reproduksi

Macam-macam Alga :
Alga hijau (Clorophyta)
Alga merah (Rhodophyta)
Alga coklat (Phaeophyta)
Alga pirang (Chrysophyta)
1) Chlorophyta (Algae Hijau)

Ganggang hijau ada yang bersel


tunggal dan ada pula yang bersel
banyak berupa benang, lembaran
atau membentuk koloni spesies
ganggang hijau yang bersel tunggal
ada yang dapat berpindah tempat,
tetapi ada pula yang
menetap.Algae hijau merupakan
kelompok terbesar dari vegetasi
algae.
Algae hijau berbeda dengan devisi
lainnya karena memiliki warna
hijau yang jelas seperti tumbuhan
tingkat tinggi karena mengandung
pigmen klorofil a dan klorofil b
lebih dominan dibandingkan
karoten dan xantofit.
Habitat Chlorophyta
Alga hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada
batu-batuan, tanah lembab dan kulit batang pohon yang lembab.
Beberapa anggotanya hidup di air mengapung atau melayang,
sebagian hidup sebagai plankton.Beberapa jenis ada yang hidup
melekat pada tumbuhan atau hewan.
Beberapa contoh alga hijau yang sering ditemukan dikolam anatara
lain :
1. Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak
Contoh;
a. Chlorella
Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar.
Ukuran tubuh mikroskopis, bentuk bulat, berkembang biak
dengan pembelahan sel. Peranannya bagi kehidupan manusia
antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di
laboratorium.Juga dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan
dimasukkan dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal
dengan Sun Chlorella. Pengembangannya saat ini di kolam-
kolam(contohnya di pasuruan)
b. Chlorococcum
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur,
setiap sel memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk

2. Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak


Contoh; Chlamidomonas => Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel
sebagai alat gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan
kloropas.Pada kloropas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat
stigma (bintik mata) dan pirenoid sebagai tempat pembentukan
zat tepung
3. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
Contoh ; Hydrodictyon => banyak ditemukan didalam air
tawar dan koloninya berbentuk seperti jala.Ukuran cukup
besar sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang.Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan
fragmentasi
4. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak
Contoh ;Volvox => ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola
jumlah antara 500 -5000 buah.Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah
bintik mata.Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual
dengan konjugasi sel-sel gamet.

5. Chlorophyta berbentuk benang


Contoh :
a) Spyrogyra => Gangguan ini didapatkan disekitar kita yaitu
diperairan.Bentuk tubuh seperti benang, dalam tiap sel terdapat
kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti.
b) Oedogonium => Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air
atawar dan melekat di dasar perairan.
6. Chlorophyta berbentuk lembaran
Contoh;
a.)Ulva =>Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan
menempel di dasar, bentuk seperti lembaran
daun.berkembang bial secara vegetatif dengan menghasilkan
spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n)

b) Chara => hidup di air tawar terutama melekat pada batu-


batuan.Bentuk talus seperti tumbuhan tinggi, menyerupai
batang, yang beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran
kecil.Pada ruasnya terdapat nukula dan globula.
2) Alga merah (Rhodophyta)
Alga merah merupakan salah satu
hasil perikanan yang penting di
Indonesia
Alga merah mempunyai nilai
ekonomi tinggi dibandingkan jenis
alga yang lain karena mengandung
karaginan dan agar.
Jenis-jenis alga merah antara lain;
Gracilaria gigas, Gracilaria
salicornia, Gracillaria verrucosa,
Amphiroa rigida, Hypnea asperi,
Eucheuma denticulatum,
Eucheuma edule, Kappaphycus
alvarezii, Eucheuma spinosum,
Laurenciaelata, Gelidium
latifolium, dan lain sebagainya.

Peranan ganggang merah :


Eucheuma spinosum, Gracilaris,
Gelidium merupakan penghasil
agar-agar.
3). Alga coklat (Phaeophyta)

Di antara semua jenis alga, alga cokelat atau Phaeophyta


(berasal dari bahasa Yunani phaios,'kehitaman', 'cokelat')
merupakan jenis alga yang terbesar dan yang paling
kompleks
Seluruh alga ini adalah multiseluler dan sebagian besarnya
hidup di air laut. Kebanyakan eukariota yang disebut
rumput laut adalah alga cokelat itu sendiri.
Ciri-Ciri Phaeophyta:
Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis.
Ada yang berbentuk tegak, bercabang, atau filamen dasar.
Alga ini mempunyai kloroplas tunggal, ada beberapa yang
berbentuk lempengan cakram, dan ada pula yang seperti
benang.
Alga ini memiliki pirenoid (tempat cadangan makanan) yang
terdapat di dalam kloroplas. Cadagan makanan yang terdapat
pada alga ini berupa laminarin.
Bagian dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa,
sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel
ruang intersel ditemukan asam alginat (algin).
Alga cokelat mempunyai jaringan transportasi air dan zat
makanan yang analog dengan jaringan transportasi pada
tumbuhan darat.
Reproduksi Phaeophyta;
Reproduksi pada ganggang cokelat terjadi secara aseksual
dan seksual. Reproduksi aseksual dan sekseual.
Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora
berflagel dan fragmentasi, sedangkan reproduksi terjadi
secara oogami atau isogami.

Contoh Alga Cokelat:


Fucus serratus
Macrocystis pyrifera
Sargassum vulgare
Turbinaria decurrens
Peranan Ganggang Cokelat dalam Hidup
Alga cokelat yang terbesar, kelp, dimanfaatkan dalam
berbagai industri makanan maupun farmasi.
Algin (asam alginat) yang merupakan bagian koloid dan
ganggang cokelat digunakan dalam pembuatan es
krim, pembuatan es krim, pembuatan pil, tablet, salep, obat
pembersih gigi, lotion, dan krem sebahis mencukur.
Selain itu, alga cokelat juga dimanfaatkan untuk makanan
ternak dan sebagai pupuk, karena kandung nitrogen dan
kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan fosfornya
rendah.
4) Alga pirang (Chrysophyta)
Nama Chrysophyta diambil dari bahasa
Yunani, yaitu Chrysos yang berarti emas.
Ganggang ini berwarna keemasan karena
kloroplasnya mengandung pigmen karoten
dan xantofil dalam jumlah banyak
dibandingkan dengan klorofil.
Ganggang ini ditemukan di air tawar, di laut,
dan di tanah yang lembab.
Ciri-ciri Chrysophyta:
a) Pigmen, khlorofil a dan b, xantofil, dan
karoten, klorofil terdapat dalam jumlah
yang banyak sehingga ganggang ini
berwarna hijau rumput.
b) Hasil fotosintesis berupa amilum dan
tersimpan dalam kloroplas
c) Kloroplas berjumlah satu atau lebih;
berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat,
pita, spiral dsb.
d) Sel berinti sejati, satu atau lebih.
e) Sel kembar mempunyai 2 atau 4 flagela
sama panjang, bertipe whiplash.
f) Dinding sel mengandung selulose.
Bentuk talus/struktur vegetative :
a) Uniseluler motil/berflagela: Chlamydomonas sp.
b) Uniseluler nonmotil/kokoid: Chlorella sp.
c) Koloni motil (sel-sel dalam koloni mempunyai flagela)
Volvox sp.
d) Koloni nonmotil (kokoid ): Pediastrum sp., Hydrodictyon sp.
e) Palmeloid: Tetraspora sp.
f) Dendroid: Prasinocladus sp.
g) Berbentuk filamen: bercabang: Cladophora sp
h) Tidak bercabang: Oedogonium sp., Spirogyra sp.
i) Heterotrikh: Coleochaeta sp., Stigeoclonium sp.
j) Berbentuk helaian/lembaran yang distromatik: Ulva sp.
k) Lembaran yang monostromatik: Monostroma sp.
l) Berbentuk silinder yang beruang di tengah: Enteromorpha
m) Berbentuk sifon/spnositik: Caulerpa sp., Codium sp.
Perkembangbiakan Chrysophyta:
Perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan
pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni, dan
pembentukan spora (aplanospora atau zoospora).
Perkembangbiakan generatif (seksual) dengan konjugasi,
isogami, anisogami, dan oogami
Alga ini digolongkan kedalam 3 kelas yaitu:
1) Kelas Xanthophyceae
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen
kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh:
Vaucheria sp.Vaucheria tersusun atas banyak sel yang
berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen
mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic.
2). Kelas Chrysophyceae
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan
klorofil.Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas
dan bentuk koloni contohnya Synura. Ochromonas Sel
tubuhnya berbentuk bola yang dilengkapi dengan 2 flagel
sebagai alat gerak.
3). Kelas Diatom (Bacillariophyceae)
Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal,
sawah, got atau parit. Tanah yang mengandung diatom
berwarna kuning keemasan.Tubuh ada yang uniseluler dan
koloni.
Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca)
dan tutup (epiteca). Reproduksi secara aseksual yaitu dengan
cara membelah diri. Contohnya: Navicula, Ganggang ini
dikenal sebagai diatomae atau ganggang kersik karena dinding
sel tubuhnya mengandung zat kersik.
Peranan Ganggang Keemasan Dalam Kehidupan Sehari-hari.
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi,
penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap
suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.
E. Protozoa
Protozoa adalah mikroorganisme
menyerupai hewan yang merupakan
salah satu filum dari Kingdom Protista.
Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan
oleh sel itu sendiri dengan menggunakan
organel-organel antara lain membran
plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Morfologi Protozoa
Adapun morfologi protozoa secara
umum:
Menurut (Jasin,1984) ciri-ciri umum
yang tergolong pada filum protozoa
adalah sebagai berikut:
Tubuh hewan ini tersususn atas satu sel,
ukuranya beberapa mikron sampai
milimeter
Umumnya hidup secara individual, tetapi
ada yang hidup secara berkoloni
Pada umunya berkembang biak dengan
membelah diri
Makananya berupa bakteri, hewan
bersel satu lainnya
Stuktur tubuh pada protozoa yang hanya bersel satu ini,
bentuknya bermacam-macam, ada yang tidak tetap dan ada
yang tetap. Sedangkan bentuk tetap ini di sebabkan telah
memiliki pciliculas (kulit) dan beberapa mempunyai
cangkang kapur ( Jasin,1984)
Sitoplasma sebagaian pada ptotozoa tidak berwarna, tetapai
beberapa spesies yang kecil, misalanya padsa Stentor
cocreleus bewarna biru, dan Blepharisma laterilia berwarna
merah atau merah muda.
Dua bagian sitoplasma biasanya di bedakan atas bagian
pinggiran yang di sebut Ecloplasma dan bagian sentral yang
lebih padat dan bergranula di sebut Endoplasma
Nukleus protozoa umumnya hanya satu, tetapi ada juga
yang lebih, misalnya Arcella vulgaris
Vakuola yang terdapat dalam protozoa dapat di bedakan
menjadi atas (Jasin,1984):
a) Vakuola kontraktil, yang terdapat pada protozoa air
tawar.Diman vakuola ini tidak terdapat pada sebagian besar
Protozoa yang parasit dan hidup di dala air laut
b) Vakuola makanan, Sama halnya dengan vakuola kontraktil
c) Vakuola stasionari, dimana vakuola ini mengandung cairan
yang berisi kristal-kristal, butiran-bitiran minyak dan materi
lainya, yang terdapat pada tubuh protozoa
Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobiknonfotosintetik, tetapi
beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik
misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan
ruminansia.
Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa
organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara
fagositosis maupun pinositosis.
Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksideng dan air
maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui
membran sel.
Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui
membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan
masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh
kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan dengan
vakuola
Habitat Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang
basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di
lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies
bersifat parasitik, hidup pada organisme inang.
Klasifikasi Protozoa
Protozoa memiliki 4 kelas yang dibedakan berdasarkan
alat geraknya
1. Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan
penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-
tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan
atau manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh
organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus,
Foraminifera, Arcella, Radiolaria.
Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh
organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.

2. Flagellata (Mastigophora)
Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai
alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan. dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu :

a) Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis.


Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox
globator.Zooflagellata

b) Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas).Contohnya :


Trypanosoma gambiens, Leishmania
3. Ciliata (Ciliophora)
Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada
suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan
mencari makanan.
Ukuran silia lebih pendek dari flagel
Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar)
yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara
mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual,
dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat
konjugasi untuk proses reproduksi seksual.
Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di
laut maupun di air tawar.
Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium,
Vorticella, Balantidium coli
4. Apicomplexa (Sporozoa)
Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora
(sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid
memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung
(apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan
jaringan inang.
Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.
Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,
Plasmodium vivax. Gregarina.
Reproduksi Protozoa
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara
aseksual (vegetatif) dengan cara :
1. pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali
dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma,
kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi
pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium
membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih
dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara
membujur /memanjang (longitudinal).
2. Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa
(Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses
sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang
dihasilkan disebut sporozoid.
Seksual (Generatif)
Perkembangbiakan secara seksual pada Protozoa
dengan cara :
1. KonjugasiPeleburan inti sel pada organisme yang belum jelas
alat kelaminnya.
Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan
akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut
singami.
2. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat
menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan
gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk.
Peranan Protozoa
Peran menguntungkan :
Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa
Bakteri sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol
jumlah populasi Bakteri di alam.
Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa
berperan sebagai plankton (zooplankton) dan benthos yang
menjadi makanan hewan air, terutama udang, kepiting, ikan, dll
Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk
sumber minyak, gas, dan mineral.
Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang
membentuk tanah radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan
penggosok.
Peran Merugikan
Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan
ternak. Penyakit-penyakit yang disebabkan Protozoa antara
lain :

Anda mungkin juga menyukai