Anda di halaman 1dari 38

SISTEM IMUN DALAM TUBUH

MANUSIA

Aulia Arrum Sari


Dyah Dewi Retnoningsih
Laila Fitri
Melisa Alfiani Sari
DEFINISI SISTEM IMUN

 Sistem imun (immune system) atau sistem


kekebalan tubuh adalah kemampuan tubuh
untuk melawan infeksi, meniadakan kerja toksik
dan faktor virulen lainnya yang bersifat
antigenik dan imunogenik. (Siswanto,dkk. 2013)

 Sistem imun merupakan suatu mekanisme


dalam suatu makhluk hidup yang melindunginya
terhadap infeksi dan penyakit lainnya dengan
mengidentifikasi dan membunuh substansi
pathogen. (Prof. Janti Sudiono, 2014)
 Fungsi:
 Melindungi tubuh dari invasi penyebab
penyakit; menghancurkan &
menghilangkan mikroorganisme (bakteri,
parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang
masuk ke dalam tubuh
 Menghilangkan jaringan atau sel yg mati
atau rusak (debris sel) untuk perbaikan
jaringan.
 Mengenali dan menghilangkan sel yang
abnormal

 Sasaran utama: bakteri patogen & virus


SISTEM IMUN

• Kekebalan tubuh
yang sudah dibentuk
AKTIF karena infeksi
sebelumnya atau
karena suatu antigen.

• Memasukan antibodi
siap pakai pada
PASIF sumber luar.
SISTEM IMUN DIPEROLEH SECARA...

AKTIF PASIF Alami: antibodi Ibu


Alami: saat cacar ke janin atau
(terpapar pada pemberian antibodi
agen) melalui suntikan
intravenous

Buatan: serum
Buatan: vaksinasi (antibodi dari
sumber lain)
INNATE (NON-SPESIFIK)

* Respon imun innate ( respon imun alami)


sudah ada sejak lahir dan respon ini meliputi
pertahanan fisik (mekanik), pertahanan biokimia,
pertahanan humoral, dan pertahanan seluler.
(Prof. Janti Sudiono, 2014)
* Respon innate merupakan pertahanan terdepan
dalam menghadapi serangan mikroba dan dapat
memberikan respon langsung, siap mencegah
mikroba masuk tubuh dan dengan cepat
menyingkirkannya. Jumlah antibodi dapat
ditingkatkan oleh infeksi, misal sel leukosit
meningkat selama fase akut penyakit.
ADAPTIF (SPESIFIK)
 Adaptif spesifik, sel limfosit ( sel T dan sel B)
merupakan komponen dasar yang berperan
penting mengindikasikan adanya respon imun
yang spesifik dan membuat sistem imun mampu
merespon lebih cepat dan efektif ketika tepapar
kembali dengan bahan pathogen tersebut.
PEMBAGIAN IMUNITAS SEJAK LAHIR HINGGA
LANSIA

•Publikasi British Medical Journal


menyatakan bahwa minggu pertama
kehidupan bayi berpengaruh kuat pada
pertumbuhan otak dan kesehatannya di
usia selanjutnya.

ASI * ASI mengandung lemak yang sangat


vital,yaitu lemak tidak jenuh ganda; DHA
dan AA . Selain itu asi juga membantu
sistem imunitas yang kuat segingga
membantu menghindarkan bayi dari
infeksi.
LANJUTAN ASI

* Laktoferin yang terdapat dalam colostrum,


yaitu asi yang pertama keluar setelah bayi
lahir, sangat bermanfaat karena menyuplai zat
yang mendorong zat imunitas yang kuat dan
bermanfaat bagi sistem percernaan bayi.
KEUNTUNGAN MEMBERI ASI
• Menghindarkan anak dari kelebihan berat badan
• ASI lebih mudah diberikan kepada bayi daripada
dengan susu botol.

• ASI menyediakan gizi yang dibutuhkan oleh bayi


selama 6 bulan pertama kehidupannya.

• ASI lebih mudah dicerna.


• Berdasarkan penelitian, ASI mempunyai sifat
alergi yang sangat rendah .

• Jika diberi ASI sampai 2 tahun mempunyai


kemungkinan lebih rendah untuk terkena
penyakit diabetes, asma, obesitas, dan beberapa
penyakit kronis lain saat dewasa
PEMBAGIAN IMUNITAS SEJAK LAHIR HINGGA
LANSIA

Masa • sistem imun mereka sangat


rentan dan lebih mudah
balita terinfeksi dengan penyakit.
• Sistem imun : Kolostrum
dan anak- pada ASI meningkatkan
anak sistem imun

• Dipengaruhi oleh hormon


Masa saat pubertas.
• Perempuan (9-13th)
remaja dan hormon estrogen
• Laki-laki (10-14th) hormon
pubertas testosteron.
• System imun pada masa
Masa dewasa ini sudah dalam rentan
yang cukup baik.
• mudah masuknya virus atau
dewasa bakteri ke dalam tubuh

• Fungsi sistem imunitas tubuh


menurun sesuai umur.

Saat (termasuk kecepatan respons


imun dengan peningkatan usia)

Lansia
• resiko kesakitan meningkat
seperti penyakit infeksi,
kanker, kelainan autoimun,
atau penyakit kronik.
-CD4 (T-Helper)
-CD8 (T-sitotoksik )
STRUKTUR IMONOGLOBULIN
Pengertian Imunoglobulin
 Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok
glikoprotein yang terdapat dalam serum atau
cairan tubuh pada hampir dimiliki semua
mamalia. Imunoglobulin termasuk dalam famili
glikoprotein yang mempunyai struktur dasar
sama, terdiri dari 82-96% polipeptida dan 4-18%
karbohidrat. Komponen polipeptida membawa
sifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul
antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat
antigen secara spesifik dan memulai reaksi
fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari
sel mast.
FUNGSI IMUNOGLOBULIN
 Menyebabkan sitotoksisitas
 Memungkinkan imunisasi pasif

 Meningkatkan opsonisasi (pengendapan


komplemen pd suatu antigen shg kontak lekat dg
sel fagositik mjd lbh stabil)
 Mengaktifkan komplemen

 Dapat menyebabkan anafilaksis


RESPON IMUN HUMORAL
Bersifat tdk lgs dan dilaksanakan oleh imunoglobulin
pesifik (antibodi) yang dihasilkan sel B aktif (sel
plasma)

 IgG (gama) plg banyak di tubuh, mampu


menembus plasenta melindungi tbh dr bakteri.
Masa hidup IgG antara beberapa minggu hingga
beberapa tahun, beredar pada darah, getah
bening, dan usus>
 IgM merupakan antibodi pertama yang
dihasilkan tubuh untuk melawan musuh,
terdapat pada darah, getah bening, pada
permukaan sel B.

 IgA tdpt dlm sekresi tubuh; kolostrum, air


mata, air liur, sekresi sal nafas, GIT, sal
kemih. Fungsi utama mempertahankan
permukaan mukosa terhadap virus dan
bakteri .
 IgE melekat ke sel mast dan basofil, terlibat
dalam reaksi hipersensitifitas. Hersentifitas
menyebabkan tubuh bereaksi terhadap zat
asing seperti serbuk sari, spora jamur, dan
bulu binatang. Kadar antibodi IgE seringkali
tinggi pada penderita alergi

 IgD terdapat dalam jumlah kecil di serum,


tidak mampu beryindak sendiri-sendiri yang
menempel pada permukaan sel T untuk
menangkap antigen.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM IMUN

1. Faktor genetik dan fisiologis

 Faktor resiko fisiologis melibatkan fungsi fisik dari


tubuh. Kondisi fisik tertentu, seperti kehamilan atau
berat badan berlebih akan meningkatkan stres pada
sistem fisiologis.

 Faktor keturunan, atau presdiposisi genetik terhadap


penyakit tertentu merupakan faktor resiko fisik yang
penting.
2. Usia
 Usia meningkatkan atau menurunkan kerentanan
terhadap penyakit tertentu. Resiko penyakit jantung
meningkat seiring usia untuk wanita dan pria. Pada
usia 45 tahun atau lebih, terdapat resiko yang lebih
besar untuk timbulnya kanker.

3. Lingkungan
 Tempat dan kondisi lingkungan kita ( udara, air, dan
tanah) akan menentukan cara hidup, makanan, agen
genetik, keadaan kesehatan, dan kemampuan kita
untuk beradaptasi ( murray dan zentner, 2001).
Lingkungan fisik tempat seseorang bekerja atau
berdiam dapat meningkatkan kecendrungan
terjadinya suatu penyakit.
4. Gaya hidup
 Praktik gaya hidup dan tingkah laku dapat memiliki
efek positif atau pun efek negatif terhadap kesehatan.
Praktik dengan efek yang negatif merupakan faktor
resiko. Beberapa kebiasaan merupakan faktor resiko
bagi penyakit tertentu.
5. Jender
 Kemampuan hormon-hormon seks untuk memodulasi
imunitas telah diketahui dengan baik. Ada bukti yang
menunjukkan bahwa estrogen memodulasi aktivitas
limfosit T sementara androgen berfungsi untuk
mempertahankan produksi interleukin-2 dan
aktivitas sel supresor. Efek hormon seks pada sel-sel B
tidak begitu menonjol.
 Estrogen akan mengaktifkan populasi sel B yang
berkaitan dengan autoimun yang mengekspresikan
marker CD5 (marker antigenik pada sel B). Estrogen
cenderung menggalakkan imunitas sementara
androgen bersifat imunosupresif. Umumnya penyakit
autoimun lebih sering dijumpai pada wanita
ketimbang pada laki-laki.
6. Gizi
 Kelebihan atau kekurangan unsur-unsur renik atau
trace element (yaitu, tembaga, besi, mangaan,
selenium atau zink) dalam makanan umumnya akan
mensupresi fungsi imun. Asam-asam lemak
merupakan unsur pembangun (building blocks) yang
membentuk komponen struktural membran sel. Lipid
merupakan prekursor vitamin A, D, E dan K di
samping prekursor kolesterol.
7. Obat-obatan
 Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan perubahan
yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki
pada fungsi sistem imun. Ada empat klasifikasi obat
utama yang memiliki potensi untuk menyebabkan
imunosupresi: antibiotik, kosteroid, obat-obat anti-
inflasi non steroid (NSAID: nonsteroidal
antiinflammatory drugs) dan preparatsitotoksit.

 Penggunaan preparat ini bagi keperluan terapeutik


memerlukan upaya untuk mencari keseimbangan yang
sangat tipis antara manfaat terapi dan supresi sistem
pertahanan tubuh resipien yang berbahaya.
8. Radiasi
o Imunosupresi adalah melemahnya sistem kekebalan
tubuh yang menyebabkan penurunan kemampuan
untuk melawan infeksi dan penyakit.

o Terapi radiasi dapat digunakan dalam pengobatan


penyakit kanker atau pencegahan rejeksi alograft.
Radiasi akan menghancurkan limfosik dan
menurunkan populasi sel yang diturunkan untuk
menggantikannya. Ukuran atau luas daerah yang
akan disinari menentukan taraf imunosupresi. Radiasi
seluruh tubuh dapat mengakibatkan imonusupresi
total pada orang yang menerimanya.
9. Metabolik
 Hormon tertentu nyata dapat mempengaruhi
respons imun tubuh. Misalnya: hipoadrenalis dan
hipotiroidisme akan mengakibatkan menurunnya
daya tahan terhadap inteksi.

 Orang dengan pengobatan steroid mudah


mendapatkan infeksi bakteri maupun virus. Steroid
tersebut mempunyai khasiat menghambat
fagositasis, produksi antibodi dan menghambat
proses radang. Golongan hormon steroid yaitu
hormon kelamin seperti androgen, estrogen dan
progesteron.
RESPON IMUN SELULER

 Respon imun yang dilaksanakan oleh limfosit T


 Peran sel T ;

 Fungsi pengendali; sel T penolong /CD4


(cluster of deferentiation 4)
 Fungsi pelaksana; sel T sitotoksik (pemusnah)
/ CD8 => mampu mematikan sel terinfeksi
virus, sel tumor
FUNGSI IMUNITAS SELULER
 Sel CD8 mematikan scr langsung sel sasaran

 Sel T menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe


lambat

 Sel T memiliki kemampuan menghasilkan sel


pengingat

 Sel T sbg pengendali CD4 dan CD8 memfasilitasi


dan menekan respon imun seluler dan humoral
FUNGSI SEL CD4

 Pengendali ; mengaitkan sist monosit-makrofag ke sist


limfoid

 Berinteraksi dg sel penyaji antigen untuk


mengendalikan Imunoglobulin

 Menghasilkan sitokin yang memungkin tumbuhnya sel


CD4 dan CD8

 Berkembang menjadi sel pengingat


TAHAPAN AKTIVITAS SEL PERTAHANAN TUBUH
DLM MENGHADAPI ZAT ASING

1. PENGENALAN ANTIGEN
 Sel-sel darah putih akan mengenali antigen / zat
asing
 kemudian menandai bentukmolekul protein dan
molekul lain
 pada permukaan sel dapat dibedakan antara

 sel diri sendiri dan bukan diri sendiri (sel asing)


2. KOMUNIKASI ANTAR SEL

 Leukosit yang sudah mengenali molekul asing


(misalnya berupa bakteri maupun
mikroorganisme lain)
 selanjutnya menginformasikan kepada sel-sel
pertahanan tubuh lain bahwa antigen telah
datang
 Komunikasi antar sel tersebut diperantarai oleh
sitokin (suatu protein yang disekresi oleh sel
bernukleus)
3. MENGALAHKAN PENYERANG.

 Sel penyerang / antigen akan dilemahkan dengan


protein spesifik yang diproduksi oleh sel
pertahanan tubuh yang disebut antibodi
 Antibodi akan mengikat antigen sehingga mudah
dihancurkan oleh leukosit

Anda mungkin juga menyukai