Anda di halaman 1dari 30

Dosen: Prof.

Ediati, Apt

Editor: Nariswari Cahya Ardani

Tanggal: Jumat, 19 Februari 2021

LO : - Immunodulator
- Sifat umum sitokin
- Peran sitokin dalam mediasi imunitas innate
- Aditif sitokin dalam stimulasi pembentukan sel
hemopoetik
1.Imunomodulator
Immunodulator atau imunoterapi, yaitu senyawa yang dapat
mempengaruhi atau mengatur sistem imun.
• Imunostimulator -> Untuk pengobatan : infeksi
imunodefisiensi (misal AIDS) dan kanker
Catatan : penyakit dengan respon imun tinggi melebihi
dari apa yang manusia butuhkan yaitu penyakit autoimun.
Sehingga memerlukan senyawa untuk mengurangi
peningkatan respon imun yang berlebihan.
Contoh
obat Levamisole : Anti cacing yang juga dapat
memperbaiki fungsi sel B, sel T, monosit, dan makrofag.
Digunakan untuk kanker kolon dengan 5-FU.
Interferon : untuk tumor dan hepatitis B dan C kronis
Interleukin 2 (aldeslukin) : digunakan untuk karsinoma
sel renal dan melanoma.
 Immunostimulator dibagi menjadi dua yaitu :
Spesifik -> Vaksin, Antigen
Non-Spesifik -> Adjuvan, Produk bahan alam
• Adjuvant -> Agen yang memperbesar suatu respon
imun, bersifat non imunogenik dan tidak dapat
menimbulkan respon apabila disuntikkan tanpa
imunogen. Frekuensi yang sering diamati adalah
meningkatnya produksi antibodi spesifik, meskipun
aktivasi makrofag dan sel yang memperantarai
imunitas juga diamati. Adjuvant untuk vaksin, akhir-
akhir ini banyak yang menggunakan sitokin, misalnya
IL-12 dan IL-15
Catatan : Jika adjuvant diberikan kepada orang yang
tidak memiliki kekebalan, maka adjuvant juga tidak
bisa memberi respon kekebalan. Adjuvant akan
bermanfaat ketika orang masih menghasilkan respon
kekebalannya tetapi respon kekebalannya kurang,
jadi adjuvant masih bisa diberikan adjuvant sebagai
tambahan respon imun.
Imunogen : senyawa yang memacu terjadinya respon
imun.
Sitokin (cytokines) -> senyawa glikoprotein kecil, yang diproduksi
oleh beberapa tipe sel, terutama leukosit.
Fungai sitokin -> Mengatur imunitas, inflamasi dan hematopoisis.
Produsen -> Berbagai tipe sel terutama leukosit
Sekresi -> singkat, ‘kejadian khusus’, memiliki reseptor spesifik
(afinitas tinggi) pada sel target. Pengaruh : local dan sistemik
(fungsi autokrin, parakrin, endokrin)
Catatan : kemampuan berikatan dengan reseptor spesifik tinggi.
Autokrin -> sitokin yang diproduksi oleh sel tertentu hasilnya
sitokinnya bisa mempengaruhi sel produsennnya
Parakrin -> sitokin yang di sekresi salah 1 sel. Sitokin yg
dihasilkan akan mempengaruhi sel yang lain yang letaknya dekat,
Endokrin-> sama dengan parakrin bedanya dengan endokrin bisa
mencapai sel target yang letaknya cukup jauh.

Dilihat dari gambarnya endocrine action ini seperti hormon, nah


hormon tersebut di sekresi oleh kelenjar endkorin tertentu yang
bisa mengikuti sel darah sehingga bisa mempengaruhi sel
targetnya.

Pemberian Nama Sitokin


Produsennya :
Limfosit : limfokin
Monosit : monokin
Fungsinya : khemokin, interleukin, interferon
Sifat2 umum sitokin
• Pleiotropik -> Satu macam sitokin dapat mempengaruhi
beberapa tipe sel
Catatan :misal tipe sel T, sel B, makrofag
• Redundan -> Beberapa macam sitokin dapat
mempengaruhi satu tipe sel
Catatan : misal sitokin a, sitokin b hanya mempengaruhi
sel T tapi sel B tidak dipengaruhi
IL-2,IL-4,IL 5 bisa secara bersamaan mengaktifkan sel
B untuk membantu terbentuknya proliferasi sel B, hal ini
untuk meningkatkan jumlah antibodi yang di sekresi oleh
sel

• Sinergis -> Dua macam sitokin dapat mempengaruhi satu


tipe sel
Catatan : contohnya IL-4, IL-5 bisa menginduksi
perubahan reseptor dari sel B menjadi IgE, ini
mempengaruhi pembentukan atau sekresi dari sel B atau
IgE
• Antagonis -> Dua macam sitokin berpengaruh berbeda
terhadap satu tipe sel
Catatan : IL-4 dan antagonis interferon gamma,
mekanismenya IL-4 menginduksi aktivitas sel B, tetapi
interferon menghambat aktivitas sel B

Catatan : ada 2 macam sitokin a dan sitokin b, sitokin a


bisa meningkatkan aktivitas sel makrofag, sitokin b
menghambat sel makrofag
Fungsi Sitokin
• Mediator -> the innate immunity (inflammation,
chemotaxis, macrophage activation, NK cells) and
adaptive immunity (humoral and cellular). 
• Regulator -> lymphocyte activation, proliferation and
differentiation. 
• Stimulator -> the growth of hematopoietic stem cells.
Terjemahan : ada beberapa sitokin yang berfungsi
sebagai stimulator pertumbuhan dari induk sel darah.
Klasifikasi Sitokin
Dapat diklasifikasi menjadi 4 katagori :
1. Interleukin,
2. Interferon,
3. Tumour necrosis factor,
4. Colony-stimulating factors,
Fungsi sitokin terpilih yang berperan dalam respon
pertahanan.
Catatan : pada innate immunity yang bekerja adalah sel
makrofag, dan sel makrofag akan memproduksi TNF, IL-
1, chemokines ini akan mempengaruhi aktivitas sel darah
di antaranya neutrophils, dan neutrophils ini termasuk
salah satu sel penyebab inflamasi, granul-granulnya ini
akan menghasilkan senyawa tertentu yang akan
menyebabkan inflamasi. Kemudian makrofag ini juga
menghasilkan IL-12 akan meningkatkan aktivitas sel
natural killer yang memproduksi interferon gamma yang
juga akan mempengaruhi sel makrofag, dan meningkatkan
aktivasi sel makrofag, kemudian dari sel makrofag jika
aktif akan memproduksi TNF, IL-1, chemokine. Chemokin
adalah senyawa yang bisa memanggil sel-sel yang letaknya
lebih jauh dari tempat terjadinya infeksi.
Pada adaptive immunity, sel makrofag berlaku sebagai
sel APC, kemudian akan mengolah
imunoge/bakteri/mikroba yang terpapar di tubuh kita,
kemudian akan memberi sinyal kepada sel T, sel T akan
menjadi aktif, sehingga akan mengsekresi IL-2, IL-2 bisa
memperbanyak pertumbuhan sel T yang akan
mengsekresi interferon gamma, IL-2, IL-4, dll, (liat
gambar)
IL-1

IL-1 berperan penting dalam imunitas alami dan adaptif.


Merupakan mediator yang penting respon inflamasi . Produsen
utama : makrofag. Menginduksi terjadinya demam setelah
infeksi bakteri dan virus.
IL-1

Terjemahan :
-IL1 menstimulasi sel T dan meningkatkan produksi IL2 &
menstimulasi aktivitas dari lymhokines. Jadi bisa menstimulasi,
memproduksi sitokin dari limfosit
-membantu proliferasi dari sel B
-meningkatkan sekresi dari antibodi
-membantu neutrophil sebagai chemotaxis
-mempromote fagositosis atau meningkatkan respon inflamasi

Catatan : huruf R di gambar itu reseptor kata ibunya.


IL-2
The main function of IL-2 is to promote the development of T
regulatory cells. Based primarily on vitro studies, interleukin
(IL)-2 has been considered a key growth and death factor for
antigen-activated T lymphocytes
Terjemahan : Fungsi utama dari IL-2 adalah meningkatkan
perkembangan sel T regulator, IL-2 juga merupakan kunci
pertumbuhan dan kematian untuk sel T yang di aktifkan oleh
paparan antigen. Jadi jika ada paparan antigen sel T akan aktif.
Catatan : IL-2 diproduksi oleh sel T kemudian bisa juga
mempengaruhi sel B, IL-2 setelah di sekresi akan mempengaruhi
monosit atau makrofag kemudian akan menstimulasi sel B, IL-2
juga mestimulasi sel T dan meningkatkan aktivitas dari sel
natura……??????
IL-3

IL-3 merangsang diferensiasi sel induk hematopoietik multipoten


menjadi sel progenitor myeloid dengan penambahan IL-7, ke
dalam sel progenitor limfoid. Selain itu, IL-3 merangsang
proliferasi semua sel dalam garis keturunan myeloid (granulosit,
monosit, dan sel dendritik), dalam hubungannya dengan sitokin
lain, misalnya, Erythropoietin (EPO), granulosit makrofag colony-
stimulating factor (GM-CSF), dan IL-6. IL-3 disekresi oleh
basofil dan sel T aktif untuk mendukung pertumbuhan dan
diferensiasi sel T dari sumsum tulang dalam respon imun.
Catatan : IL-3 merangsang proliferasi semua sel dalam garis
keturunan myeloid atau sel-sel yang diturunkan melalui jalur
myeloid misalnya sel-sel yang bergranul di antaranya yaitu
monosit, makrofag, sel dendritic, sel mast. EPO juga di sekresi
oleh sel yang diturunkan oleh sel yang diturunkan oleh jalur
myeloid dan akan mempengaruhi pertumbuhan dari sel darah
merah. Produsen IL-3 : basofil & sel T yang aktif yang akan
mempengaruhi pertumbuhan & diferensiasi dari sumsum tulang,
jadi nanti akan di sekresi dalam sumsum tulang dalam keadaan
belum dewasa dan dibantu oleh IL-3.
IL-4

Interleukin 4 (IL-4), menginduksi diferensiasi sel Thelper naive


menjadi sel T helper-2 . IL-4 disekresi oleh sel mast
Catatan :
IL-4 di sekresi dari sel T CD-4 dimana sel T CD-4 juga
mensekreesi IL-2 , dimana IL-2 ini yang akan mempengaruhi
aktivitas sel T CD-4 yang nanti akan mensekresi IL-4 , juga
mensekresi IL-12. Lalu kemudian di gambar sel T juga akan
menghasilkan IL-27. Nah IL-2 juga di sekresi oleh sel Th2 (liat
gambar) yang belum terdiferensiasi ini nanti akan mempengaruhi
produsen.
IL-5

Interleukin 5 (IL5) disekresi oleh sel T helper -2 and sel mast.


Through binding to the interleukin-5 receptor, interleukin 5
stimulates B cell growth and increases immunoglobulin secretion.
It is also a key mediator in eosinophil activation
Terjemahan :
Melalui reseptor IL-5, kemudian terjadi ikatan antara IL-5
dengan reseptornya maka hal terssebut akan menstimulasi
pertumbuhan sel B dan meningkatkan sekresi antibodi. Ini
merupakan mediator kunci dalam aktivasi eosinophil. Eosinophil
merupakan faktor pendukung terjadinya inflamasi
Catatan :
IL-5 ini akan mempengaruhi timbulnya respon imun di saat kita
terpapar oleh alergen. Jika terpapar maka allergen ini akan diolah
oleh sel APC , dimana sel APC nanti akan menghasilkan sel hasil
olahannya yang ukurannya lebih kecil yang kemudian akan
ditempeli oleh MHC class 2 sehingga akan didominasi oleh sel T
CD-4. Sel T CD-4 bisa juga mensekresi IL nantinya akan
mempengaruhi IgE dan IFN gamma. IgE akan mempengaruhi sel
mast untuk terjadi degranulasi dimana degranulasi dari sel mast
akan bisa menghasilkan senyawa yang menyebabkan inflamsi dari
granul-granul sehingga nanti akan terjadi respon allergen atau
respon inflamasi alergi. Di dalam granul-granul sel mast
mengandung triptase atau juga histamine atau produk yang bisa
mengakibatkan terjadinya inflamasi.
IL-6

Interleukin-6: from an inflammatory marker to a target for


inflammatory diseases.
Interleukin (IL)-6
-Polipeptida (26 kDa)
-Produsen: sel fagosit, endothelium, fibroblast & activated T
cells
-Peran: meningkatkan sintesis APP oleh hepatosit inflamasi
sistemik : ARP (Acute-phase response)
-sebagai growth factor sel B (BCGF)
Catatan :
APP -> protein fase akut
Hepatosit -> sel-sel dari hepar
IL-6 akan mempengaruhi hati, makrofag, neutrophil, sel T CD-4,
sel T CD-4 regulator. Kemudian juga akan terjadi ikatan antara
antibodi dengan antigen yang kemudian akan disimpan sel B.
Kata ibunya jadi misal kalau ada pertanyaan growth factor
dari sel B jawabannya adalah IL-6, IL-2.
IL-7


IL-7 is a hematopoietic growth factor secreted by stromal cells
in the bone marrow and thymus. It is also produced by
keratinocytes, dendritic cells, hepatocytes, neurons, and
epithelial cells,[10] but is not produced by normal lymphocytes. IL-
7 is a cytokine important for B and T cell development.
Terjemahan :
IL-7 akan menginduksi terjadinya respon imun tipe 1, kemudian
juga akan mengurangi prediksi dari tumor. IL-4 merupakan faktor
pertumbuhan hematopoitik yang disekresi oleh sel stromal dari
bone marrow dan thymus. Juga di produksi oleh sel keratin,
dentritic sel, neuron, saraf dan epitel IL-7 di produksi sel epitel
tapi tidak di produksi oleh sel limfosit normal.
Catatan :
Jadi vaksin di Indonesia tuh isinya ada sel dentritik gitu kata
ibunya. Sel dendtritic juga merupakan sel APC sehingga bisa
membantu menangkap mikroba yang terpapar ke tubuh kita.
Dengan demikian bisa mengurangi masuknya mikroba atau virus
yang terpapar ke tubuh.
Stromal cells are connective tissue cells of any organ, for
example in the uterine mucosa (endometrium), prostate, bone
marrow, lymph node and the ovary. They are cells that support
the function of the parenchymal cells of that organ. Fibroblasts
and pericytes are among the most common types of stromal cells
Terjemahan :
Sel stromal adaalah jaringan penghubung antar sel untuk uterine
mucosa. contohnya sel stroma yaitu fibroblast dan perycites.
IL-8

Interleukin-8, IL-8 adalah hormon golongan kemokina berupa


polipeptida dengan massa sekitar 8-10 kDa yang digunakan untuk
proses dasar, pengikatan heparin, peradangan dan perbaikan
jaringan.
Catatan :
IL-8 merupakan sitokin yang bisa memanggil sel-sel yang jauh ke
tempat terjadinya infeksi.
Ciri khas IL-8 terdapat pada dua residu sisteina dekat N-
terminus yang disekat oleh sebuah asam amino. Tidak seperti
sitokin umumnya, IL-8 bukan merupakan glikoprotein. IL-8
diproduksi oleh berbagai macam sel, termasuk monosit, neutrofil,
sel T, fibroblas, sel endotelial dan sel epitelial, setelah terpapar
antigen atau stimulan radang (ischemia dan trauma)
IL-9

Il-9 is a cytokine secreted by CD4+ helper cells that acts as a


regulator of a variety of hematopoietic cells.Stimulates cell
proliferation and prevents apoptosis.
It functions through IL9R, which activates different signal
transducer and activator (STAT) proteins and thus connects this
cytokine to various biological processes.
Terjemahan
Di sekresi oleh sel T CD-4 yang bertindak sebagai regulator dari
berbagai macam sel-sel hematopoitik, juga menstimulasi
proliferasi sel.
IL-10

Interleukin 10 (IL-10), also known as human cytokine synthesis


inhibitory factor (CSIF), is an anti-inflammatory cytokine
Terjemahan
IL-10 juga dikenal sebagai hormon sitokin inhibitor factor, IL-10
juga dikenal sebagai sitokin anti inflamasi
Catatan :
IL-10 mempengaruhi sel B untuk mensekresi IgE, IgG4,
pertumbuhan eosinophil, dan mempengaruhi aktivitas sel
dendritik, vaksin yang mengandung sel dendtritik dicampur
dengan adjuvant IL-10 mungkin aktivitasnya akan lebih baik.
Mungkin nanti terkait hal ini akan ada penelitiannya lagi.
Tumor necrosis factor (TNF)-a
- Respon imun terhadap bakteri gram (-): LPS/endotoxin
TNF konsentrasi rendah:
- Meningkatkan adhesi endothelium terhadap leukosit
- Meningkatkan adhesi neutrofil & killing activity
- Memacu produksi IL-1, IL-6 & IL-8
TNF konsentrasi tinggi  masuk sirkulasi sistemik:
- pirogen endogenus hypothalamus
- pirogen eksogenus  di dalam serum bersama IL-1
- memacu sel fagosit meningkatkan sekresi IL-1, IL-6
- bersama IL-1 & IL-6 memacu sintesis protein fase akut oleh
hepatosit
TNF konsentrasi sangat tinggi  lethal - kolaps sirkulasi:
disseminated intravascular coagulation (DIC)
Interferon
Interferon adalah sitokin disekresi oleh sel vertebrata akibat
paparan virus, bakteri, protozoa, mycoplasma, mitogen, dan
senyawa lainnya.The name of the proteins comes from their
ability to interfere with the production of new virus particles.
• Interferon (IFN- I ) tipe I
IFN-α (IFN leukosit dan IFN- β (IFN fibroblast)
Peran:
-Menghambat replikasi virus
- Menghambat proliferasi sel terinfeksi virus
• Interferon tipe II
IFN-γ
Peran : pengatur sistem imun (inflamasi)
Sitokin Penstimulasi Hematopoietik
Produksi sel hematopoeitik dikontrol dengan ketat oleh
kelompok sitokin hematopoietik. Setiap sitokin mempunyai
multiaksi. Sitokin yang rutin digunakan dalam klinik, untuk
menstimulasi produksi sel, yaitu :
1. Eritropoietin (EPO)
2. Granulosit colony-stimulating factor (G-CSF)
3. Granulosit-makrofag colony-stimulating factor (GM-CSF)
Granulocyte Monocyte Colony Stimulating Factor (GM-CSF)
GM-CSF adalah sitokin yang berfungsi sebagai faktor
pertumbuhan sel darah putih. GM-CSF menstimulasi sel induk
(stem cells) untuk produksi granulosit (neutrofil, eosinofil, dan
basofil) dan monosit . Monosit keluar dari sirkulasi darah dan
migrasi ke jaringan serta menjadi dewasa sebagai makrofag.
Granulocyte-macrophage colony-stimulating factor (GM-CSF),
senyawa protein yang disekresi oleh macrophages, T cells,
mast cells, endothelial cells dan fibroblasts.
Eritropoitin (EPO)
Produksi eritropoitin dalam tubuh bergantung pada
tekanan oksigen jaringan dan dimodulasi oleh suatu mekanisme
umpan balik positif maupun negatif. Pada tekanan oksigen yang
rendah, produksi EPO meningkat yang akan menimbulkan
peningkatan produksi eritrosit di sumsum tulang. Peningkatan
suplai oksigen menuju jaringan akan menyebabkan penurunan
produksi EPO. Penurunan produksi EPO akan menimbulkan anemia.
Penggunaan sitokin dalam bidang pengobatan :
Several growth factors are used therapeutically.
 Erythropoietin, which stimulates the growth of red
blood cells, is used to treat anemia associated with
chronic kidney failure, cancer chemotherapy, and
zidovudine (AZT) therapy in AIDS patients.
 Granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF;
filgrastim) and granulocyte-macrophage colony-
stimulating factor (GM-CSF; sargramostim) are used to
stimulate the production of white blood cells in patients
with cancer. These agents also can be used to mobilize
hematopoietic progenitor cells (hematopoietic stem
cells) into the peripheral blood circulation in order to
generate cells that can be harvested and used for
autologous bone marrow transplant.
 Antibodi penetral TNF-α, IL-1Ra (antagonis sitokin), dan
reseptor IL-1, untuk mengontrol aktivitas sel Th,
digunakan untuk pengobatan inflamatori kronik.
 Anti-IL-2R, IL-1R dan IL-1Ra, untuk menghambat
aktivitas sel Th dalam respon aloantigen, pada pasien
transplan ginjal.
 IL-4 dan IL-13, dapat menurunkan produksi IgE,
digunakan untuk pengobatan alergi
Peran sitokin dan reseptor sitokin dalam penyakit.
1.Toxic Shock Syndrome
Adanya superantigen yang dilepas oleh mikroorganisme
tertentu, misal Staphylococcus aureus atau Streptococcus
pyogenes, menyebabkan produksi sitokin oleh sel T (IL-1 dan
TNF-α) yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan demam,
pembekuan darah, diare, hipotensi, dan shock, yang kadang-
kadang bisa fatal.
2. Bacterial Septic Shock
Produksi sitokin yang berlebihan, juga dihubungkan
dengan infeksi yang disebabkan bakteri gram negatif, yaitu E.coli,
Klebsiella pneumonia, Enterobacter aerogenes, Pseudomonas
aeruginosa dan Neisseria meningitiditis . Endotoksin yang
diproduksi oleh bakteri-bakteri tersebut, menstimulasi makrofag,
yang melepas IL-1 dan TNF-α berlebihan, yang dapat
menyebabkan fatal.
3. Cancer
Beberapa kanker limfoid dan mieloid, dihubungkan dengan
produksi sitokin dan atau ekspresi reseptornya yang tinggi. Misal
leukemia sel T yang merupakan gabungan malignansi dan produksi
sitokin dan reseptornya yang berlebihan, yang disebabkan HTLV-
1. Sel T yang terinfeksi HTLV-1 (human T cell lymphoma
retrovirus) akan memproduksi IL-2 dan reseptornya secara
berlebihan. Myelomas (neoplastic sel B), yang memproduksi IL-6
berlebihan. Penyakit Hodgkin memproduksi sitokin berlebihan
terutama IL-5.
4. Autoimun
Banyak fakta menunjukkan, bahwa sel T mengontrol terjadinya
autoantibodi dan pengaturan autoimunitas. SLE, penyakit
autoimun sistemik, menyebabkan produksi IL-10 yang berlebihan
• IMUNOSUPRESOR -> Untuk pengobatan : Transplantasi,
penyakit autoimun
Catatan :
Calcineurin inhibitors (Specific T-cell inhibitors).
Cyclosporine (Ciclosporin), Tacrolimus
Antiproliferative drugs (Cytotoxic drugs).
Azathioprine, Cyclophosphamide, Methotrexate,
Chlorambucil, Mycophenolate mofetil (MMF)
Glucocorticoids. Prednisolone and others
Antibodies. Muromonab CD3, Antithymocyte globin
(ATG), Rho (D) immuneglobin, Efalizumab
TAMBAHAN MATERI DARI PROF. EDIATI

PROTEIN SISTEM KOMPLEMEN


Komplemen mampu melisis sel yang diselimuti Ab, -> 56 derajat
Celcius, 30 menit rusak. Sistem komplemen terdiri dari lebih 25
protein yang berbeda (Tabel 1), diproduksi di jaringan dan sel
yang berbeda, termasuk hepatosit, makrofag, dan sel epitel gut.
Protein-protein ini diaktifkan oleh bermacam-macam agen dan
aktivasi mereka terbentuk dalam kaskade yang menyebabkan lisis,
sebagai akibatnya, tidak ada salah satu dari komponennya dalam
kaskade dapat mengganggu kaskade dan hasil akhir reaksi
tersebut.
Catatan : sel bila terjadi lisis akan meninggalsssss, antibodi akan
dibantu oleh komplemen, komplemen yaitu protein yang sudah ada
di tubuh teteapi tidak aktif, baru aktif jika sudah terjadi
komleks antigen dan antibodi.

Catatan : Sistem aktivasi dari komplemen ada 2 jalur, yaitu


klasik dan alternatif dan kemudian hasil dari aktivasi dari
komplemen yang dipicu komleks ntigen antibodi ini akan
mengaktifkan berbagai macam komplemen secara berurutan
aktivitasnya, jadi salah 1 anggota komplomen yang harusnya ada
dalam 1 jalur aktivasi tadi, kalau tidak ada maka akan harus
menjadi ketidaknormalan dari sistem imun kita. Dari jalur klasik
akan menghasilkan suatu suatu senyawa atau pecahan dari
komplemen C5b . dari jalur klasik dan jalur alternatif akan
menghasilkan enzim C5 konvertase nanti akan memecah C5
menjadi C5A dan C5b akan bersatu dengan c6,c7,c8,c9,
membentuk suatu senyawa yang bisa melubangi atau membentuk
pori-pori di sel target, sehingga sel target akan mati.
Aktivasi jalur komplemen
Ada 3 jalur : jalur klasikm alternatif, lisis, jalur klasik dan
alternatif akan menghasilkan C5b, yang penting untuk aktivasi
membran penyerang,
1. Jalur klasik
2. Jalur alternatif

3. Jalur lisis
C5b,c6,c7,c8 akan mengundang kumpulan c9 (lihat gambar) untuk
bersatu sehingga dia berfungsi untuk melubangi sel membran dari
sel target, sehingga tentunya akan mengeliminasi sel target
sehingga tidak bisa menimbulkan sel infeksi.

Produk aktif biologik aktivasi komplemen


Aktivasi komplemen menghasilkan oroduk yang mempunyai
beberapa aktivitas biologik yang mendukung adanya resistensi
anafilaksis dan inflamasi.
Catatan : ada beberapa pecahan komplemen yang tidak
membentuk kompleks sebagai enzim yaitu c2b misalnya. Prokinin
di ubah menjadi kinin. Kinin adalah suatu senyawa yang bisa
menyebabkan rasa sakit pada orang yang mengalami
pembengkakan atau inflamasi.
Produk kinin:
C2b yang dihasilkan selama aktivasi komplemen kaskade klasik
adalah prokinin, yang menjadi aktif karena proses pengubahan
enzimatik oleh plasmin. Produk c2b yang berlebihan dicegah oleh
aktivasi c2 yang dihambat oleh c1-inhibitor(c1-INH) yang juga
dikenal sebagai serpin, memindah c1rs dari kompleks c1qrs.

Anda mungkin juga menyukai