Sitokin merupakan senyawa protein endogen yang dilepaskan oleh sel-sel untuk saling berkomunikasi (cross-talk). Protein ini memiliki BM rendah (10.30 kDa) dan memperantarai berbagai fungsi yang terkait dengan sistem imunitas dan berbagai organ dalam tubuh, seperti proliferasi dan diferensiasi sel, fibrosis, hematopoiesis, inflamasi, dan perbaikan jaringan yang cedera. Sitokin merupakan istilah umum. Nama lain Sitokin ada beberapa yaitu: Limfokin, sitokin yang dibuat oleh limfosit Monokin, sitokin yang dibuat oleh monosit Chemokin, sitokin yang memiliki aktivitas kemotaktik Interleukin, sitokin yang dibuat oleh suatu leukosit dan beraksi pada leukosit lainnya Interferon, suatu protein antiviral Contoh sitokin antara lain yitu Interleukin (IL-1, IL-2, IL-3, dst), Tumor Necrosis Alpha (TNF- α), Interferon Gamma (IFN- γ), dll. Aksi sitokin memiliki dua sifat, yaitu pleiotropik dan redundan.
Pleiotropik artinya jenis sitokin dapat memperantarai
berbagai fungsi yang berbeda pada sel-sel yang berbeda, sedangkan redundan artinya beberapa sitokin yang berbeda mungkin memiliki fungsi sama pada sel yang sama.
Sitokin dapat beraksi apabila ada sel yang mensekresinya
(autokrin) atau sel tetangganya (parakrin), dan sel yang jauh dari sel yang mensekresinya (aksi endokrin). Transduksi signal reseptor sitokin terjadi melalui jalur JAK-STAT. Interaksi sitokin dengan reseptornya akan memicu perubahan konformasi respetor dan pengikatan dengan protein JAK (Janus Kinase). Selanjutnya JAK akan memfosforilasi reseptor dan dirinya sendiri (transfosforilasi) yang kemudian dapat diikat oleh STAT (Signal Transducer and Activator of Transcription). Peristiwa berikutnya, terjadi fosforilasi STAT dan dimerisasi STAT. STAT yang terdimerisasi ini kemudian masuk ke dalam nukleus untuk meregulasi transkripsi gen. Transkripsi gen tertentu akan mengarahkan pada ekspresi gen tertentu yang menginduksi sintesis protein tertentu, misalnya produksi antibodi IgE oleh limfosit atau memicu respons seluler tertentu lainnya. Sitokin banyak terlibat dalam patofisiologi penyakit inflamasi. Sitokin banyak disintesis dan dilepaskan oleh berbagai sel-sel inflamasi seperti eosinofil, makrofag, sel mast, dll.
Pada penyakit inflamasi kronis, sitokin yang sangat
berperan dalam patogenesisnya adalah TNF- α dan IL-1.
Ada beberapa contoh obat sitokin yang berperan dalam
mengatasi inflamasi infliximab, etanercept, adalimumab, dan anakinra. Etanercept Dosis dari Entercept yaitu 25mg dan 50mg Etanercept (Enbrel trade name) adalah suatu biofarmasi yang memperlakukan penyakit autoimun dengan mengganggu tumor necrosis factor (TNF, sitokin inflamasi larut) dengan bertindak sebagai inhibitor TNF.
Netralisasi TNF- α dengan suatu antibodi pada sel sinovial
rematoid dapat menekan ekspresi sitokin yang lain yaitu IL-1. selain itu, dua bentuk terlarut reseptor TNF- α (p55 dan p57) yang terjadi secara alami pada cairan sinovial dapat menghambat aksi TNF- α dengan mengikat TNF- α dan mencegahnya berikatan dengan reseptor yang ada di permukaan sel.