Anda di halaman 1dari 12

Farmakologi Molekuler

Reseptor Sitokin
Nama Kelompok:

Alifia Bahy pratiwi


Sitokin merupakan senyawa protein endogen yang
dilepaskan oleh sel-sel untuk saling berkomunikasi
(cross-talk). Protein ini memiliki BM rendah (10.30
kDa) dan memperantarai berbagai fungsi yang
terkait dengan sistem imunitas dan berbagai organ
dalam tubuh, seperti proliferasi dan diferensiasi sel,
fibrosis, hematopoiesis, inflamasi, dan perbaikan
jaringan yang cedera.
Sitokin merupakan istilah umum. Nama lain Sitokin ada
beberapa yaitu:
 Limfokin, sitokin yang dibuat oleh limfosit
 Monokin, sitokin yang dibuat oleh monosit
 Chemokin, sitokin yang memiliki aktivitas kemotaktik
 Interleukin, sitokin yang dibuat oleh suatu leukosit dan
beraksi pada leukosit lainnya
 Interferon, suatu protein antiviral
Contoh sitokin antara lain yitu Interleukin (IL-1, IL-2, IL-3,
dst), Tumor Necrosis Alpha (TNF- α), Interferon Gamma
(IFN- γ), dll.
Aksi sitokin memiliki dua sifat, yaitu pleiotropik dan
redundan.

Pleiotropik artinya jenis sitokin dapat memperantarai


berbagai fungsi yang berbeda pada sel-sel yang
berbeda, sedangkan redundan artinya beberapa sitokin
yang berbeda mungkin memiliki fungsi sama pada sel
yang sama.

Sitokin dapat beraksi apabila ada sel yang mensekresinya


(autokrin) atau sel tetangganya (parakrin), dan sel yang
jauh dari sel yang mensekresinya (aksi endokrin).
Transduksi signal reseptor sitokin terjadi melalui jalur
JAK-STAT. Interaksi sitokin dengan reseptornya akan
memicu perubahan konformasi respetor dan pengikatan
dengan protein JAK (Janus Kinase). Selanjutnya JAK
akan memfosforilasi reseptor dan dirinya sendiri
(transfosforilasi) yang kemudian dapat diikat oleh STAT
(Signal Transducer and Activator of Transcription).
Peristiwa berikutnya, terjadi fosforilasi STAT dan
dimerisasi STAT. STAT yang terdimerisasi ini
kemudian masuk ke dalam nukleus untuk
meregulasi transkripsi gen. Transkripsi gen tertentu
akan mengarahkan pada ekspresi gen tertentu yang
menginduksi sintesis protein tertentu, misalnya
produksi antibodi IgE oleh limfosit atau memicu
respons seluler tertentu lainnya.
Sitokin banyak terlibat dalam patofisiologi penyakit
inflamasi. Sitokin banyak disintesis dan dilepaskan oleh
berbagai sel-sel inflamasi seperti eosinofil, makrofag, sel
mast, dll.

Pada penyakit inflamasi kronis, sitokin yang sangat


berperan dalam patogenesisnya adalah TNF- α dan IL-1.

Ada beberapa contoh obat sitokin yang berperan dalam


mengatasi inflamasi infliximab, etanercept, adalimumab,
dan anakinra.
Etanercept
Dosis dari Entercept yaitu 25mg dan 50mg
Etanercept (Enbrel trade name) adalah suatu biofarmasi
yang memperlakukan penyakit autoimun dengan
mengganggu tumor necrosis factor (TNF, sitokin
inflamasi larut) dengan bertindak sebagai inhibitor TNF.

Netralisasi TNF- α dengan suatu antibodi pada sel sinovial


rematoid dapat menekan ekspresi sitokin yang lain yaitu
IL-1. selain itu, dua bentuk terlarut reseptor TNF- α (p55
dan p57) yang terjadi secara alami pada cairan sinovial
dapat menghambat aksi TNF- α dengan mengikat TNF-
α dan mencegahnya berikatan dengan reseptor yang
ada di permukaan sel.

Anda mungkin juga menyukai