II. INTISARI
sebagai bahan baku ekstrak yang tidak hanya memperhatikan sifat fisik dan
2
senyawa aktif dari simplisia, tetapi juga senyawa lain yang terdapat dalam
ekstrak yang diproduksi (DepKes RI, 2000). Salah satu cara untuk
farmakologi tanaman tersebut (BPOM RI, 2005). Selain itu untuk menjamin
macam tanaman yang memiliki potensi sebagai anti penyakit infeksi sampai
yang ber iklim tropis dari India hingga Indonesia. Rimpang Bangle terbukti
(Yuniarto dkk., 2018), selain itu hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa
dan antimalaria (Karismaningtyas, 2017) sampai saat ini belum ada yang
tumbuh. Sediaan obat yang diproduksi dari bahan alam sering kali bervariasi
3
agronomi, waktu dan pasca panen (DepKes RI, 2000). Penelitian y ang
ekstrak etanol temu putih yang berasal dari 3 tempat tumbuhan yaitu
spesifik menunjukkan hasil yang paling bagus yaitu dari Makasar, dan
merupakan pelarut yang serba guna yang baik untuk ektraksi pendahuluan
dengan polaritas yang lebar mulai dari senyawa polar sampai dengan
Semarang yang memiliki kondisi geografis yang berbeda, ketinggi rata- rata
bahan baku ekstrak (DepKes RI, 2000), sehingga penelitiaan ingin melihat
tumbuhan?
purpureum Roxb)?
V. TUJUAN PENILITIAN
Kabupaten Semarang.
5
terstandar.
6
yang ber iklim tropis, misalnya dari India hingga Indonesia. Biasanya
a. Klasifikasi Tanaman
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
b. Morfologi Tanaman
atas kumpulan dari pelepah daun. Meskipun daun bangle berpelepah, daun
bangle tidak memiliki tangkai, atau disebut daun duduk. Letak daun bangle
mencapai 23-53 cm dan lebar daun 2-3,2 cm. Permukaan daun bangle
lemas, tipis, dan licin tidak berbulu, tetapi punggung daun bangle berbulu
gelendong, dan tangkai bunga merupakan tangkai semu yang tersusun dari
sisik ikan, bentuknya kaku, tebal, dan berwarna merah atau hijau
pendek dan tidak banyak bercabang dengan kulit luar berwarna coklat
muda dan daging rimpang berwana oranye tua atau kecoklatan. Panen
2011). Rimpang sebagai bahan obat dipanen setelah tua, yaitu umur 9-12
bulan setelah tanam (Ahmad dkk., 2016). Rimpang bangle siap dipanen
dapat dicirikan oleh perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning dan
8
batang layu atau mati, sehingga panen dapat berlangsung setelah tanaman
berumur kurang atau lebih dari 1 tahun (Kardinan dan Ruhnayat, 2008).
c. Kandungan Kimia
mengandung minyak atsiri dan bahan lain seperti amilum, resin, dan tanin
(Muhlisah, 2011).
d. Khasiat
demam, obat cacingan, obat diare, penawar racun, dan peluruh gas di perut
nilai IC50 sebesar 91,513 ppm (Rissanwati dkk., 2014), antibakteri (Anindia
(Karismaningtyas, 2017).
2. Ekstraksi
terhadap komponen lain dalam campuran (DepKes RI, 2000). Bahan yang
ekstraksi adalah untuk menarik komponen kimia yang ada di bahan alam.
pelarutnya dengan pemanasan dipercepat oleh putaran pada labu alas bulat,
buatan pompa vakum, uap air penyari akan menguap naik ke komdensator
yang akan ditampung dalam labu alas bulat penampung (Sudjadi, 2007).
3. Standarisasi
unsur terkait para dikma mutu kefarmasian, mutu dalam artian memenuhi
mutu ekstrak terdiri dari berbagai paramer standar umum dan parameter
bahwa produk akhir obat (obat, ekstrak atau produk ekstrak) mempunyai
proses pembuatan obat herbal meliputi dua aspek parameter yaitu aspek
parameter spesifik dan non spesifik (DepKes RI, 2000). Penelitian ini
2000), meliputi :
a. Bobot Jenis
pada suhu 25◦C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang
b. Kadar Air
c. Kadar Abu
d. Susut Pengeringan
dinyatakan sebagai nilai persen. Dalam hal khusus (jika bahan tidak
e. Cemaran Logram
tidak mengandung logam berat tertentu (Hg, Pb, Cd, dll) melebihi
menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Pada orang
beracun dan cukup volatil, maka uap merkuri sangat berbahaya jika
diantaranya adalah kerusakan rambut dan gigi, hilang daya ingat dan
paparan arsen secara ingesti dapat berakibat lesi kulit hingga kanker,
pusing) pada sistem saraf pusat dan perifer (Lesmana dkk., 2016).
(Endrinaldi, 2009/2010).
diserap oleh spesi atom atau molekul analit. Salah satu bagian dari
pembentukan hidroksida logam dari logam berat, yang relatif non volatile
Alat SSA terdapat dua bagian utama yaitu suatu sel atom yang
dalam bentuk uap atom. Proses pengubahan ini dikenal dengan istilah
et al., 1994) :
sebagai bahan baku ekstrak yang tidak hanya memperhatikan sifat fisik
dan senyawa aktif dari simplisia, tetapi juga senyawa lain yang terdapat
bahwa hasil standarisasi ekstrak etanol temu putih yang berasal dari 3
yaitu dari Makasar, dan terdapat perbedaan pada tiga tempat tumbuh.
darat dari 2 tempat mengemukakan bahwa hasil uji parameter non spesifik
2015), dan terdapat juga perbedaan pada dua tempat tumbuh. Telah
IX. HIPOTESIS
X. METODE PENILITIAN
1. Variabel bebas
alpukat digunakaan FI (5%) FII (%) FIII (0%) dalam sediaan krim
2. Variabel Tergantung
3. Variabel Terkendali
1. Alat
c. Alat untuk membuat krim: wadah plastik, alat- alat gelas, mortir
dan stamper.
2. Bahan
19
Bahan formula krim yang di gunakan yaitu parafin cair (farmasetis), setil
akuades.
C. Jalannya Penilitian
dengan suhu 50oC sampai kering. Simplisia yang sudah kering. Simplisia
balance sampai kadar air ≤10% (Depkes RI, 2000). Simplisia kering
lebih 50°C sampai didapatkan ekstrak kental. Ekstrak etanol daun alpukat
Parafin cair 40 40 40
Setil alkohol 5 5 5
Tween 80 3,75 2,50 3,25
Spaan 80 1,25 2,50 1,75
Metil paraben 0,1 0,1 0,1
FI (3%) FII (5%) FIII (12%). Tiap - tiap formula mempunyai bobot 100
Parafin cair 40 40 40
Setil alkohol 5 5 5
Tween 80 2,25 2,5 7,8
Spaan 80 0,75 2,5 4,2
Metil paraben 0,1 0,1 0,1
Aquadest ad 100 100 100
Keterangan :
FI: Krim ekstrak etanol daun alpukat dengan konsentrasi span 80;tween80
(75% : 25%)
FII: Krim ekstrak etanol daun alpukat dengan konsentrasi span 80;tween80
(50%;50%)
FII: Krim ekstrak etanol daun alpukat dengan konsentrasi span 80;tween80
(65%;35%)
span 80 dan tween 80. Terlebih dahulu di bedakaan fase minyak dan fase
air, Fase minyak (Span 80, paraffin cair, dan setil alkohol) di panaskan di
atas watherbath pada suhu 70oC, sedangkkan fase air Tween 80 dan
a. Uji organoleptis
b. Uji homgenitas
c. Uji pH
d. Uji viskositas
cara 0,5 gram krim diletakkan diatas kaca (tengah). Kaca yang
f. Daya sebar
2012) :
Keterangan:
CF = Faktor koreksi
26
Panjang gelombang EE x I
290 0,0150
295 0,00817
300 0,02874
305 0,3278
310 0,1864
315 0,0839
320 0,0180
Total 1
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa karakteristik fisik dan
kimia meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya lekat, daya sebar dan
sedang, ekstra, maksimal atau ultra. Setelah mengetahui nilai SPF dari
Ekstrak Etanol
Daun Alpukat
Pembuataan Krim
Nilai SPF
Analisis Data
Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
iii