NIM:151084
DENPASAR
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
Produk-produk yang menggunakan bahan baku dari jahe merah saat ini sudah
banyak diproduksi oleh beberapa pengusaha obat tradisional, salah satunya adalah
sirup jahe merah. Namun, belum ada yang memberikan informasi mengenai kadar
flavonoid yang terkandung dalam produk sirup jahe merah tersebut. Oleh karena
itu, dalam penelitian ini akan melakukan pengujian mengenai total flavonoid dari
sari jahe merah, rebusan sari jahe merah, dan sirup jahe merah.
1. Berapakah total flavonoid dari sari jahe merah, rebusan sari jahe merah, dan
produk sirup jahe merah?
2. Apakah terdapat perbedaan jumlah total flavonoid pada sari jahe merah,
rebusan sari jahe merah, dan produk sirup jahe merah?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jumlah total flavonoid pada sari jahe merah, rebusan sari
jahe merah, dan produk sirup jahe merah.
2. Untuk mengetahui perbedaan jumlah total flavonoid pada sari jahe merah,
rebusan sari jahe merah, dan produk sirup jahe merah.
1. Manfaat Teoritis
Dapat mengetahui perbedaan total flavonoid dari sari jahe merah, rebusan
sari jahe merah, dan produk sirup jahe merah
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
Jahe merah merupakan terna berbatang semu tegak yang tidak bercabang dan
termasuk famili Zingiberaceae. Batang jahe merah berbentuk bulat kecil berwarna
hijau dan agak keras. Daunnya tersusun berselang-selang teratur. Tinggi tanaman
ini 30-60 cm. Jahe merah tumbuh baik di daerah tropis yang beriklim cukup panas
dan curah hujannya sedikit. Jika cahaya matahari mencukupi, tanaman ini dapat
menghasilkan rimpang jahe lebih besar daripada biasanya (Sudewo dalam Rahayu,
2010). Habitus tumbuhan jahe merah yaitu herba dan semusim. Tumbuh tegak
dengan tinggi 40-50 cm. Batang semu, beralur, membentuk rimpang, dan berwarna
hijau. Daun tumbuhan jahe berbentuk tunggal, lancet, dengan tepi rata, ujung
runcing, pangkal tumpul, dan berwarna hijau tua. Bunga tumbuhan jahe merah
biasanya majemuk, bentuk bulir, sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar
1,5-2 cm, tangkai panjang kurang lebih 2 cm, berwarna hijau kemerahan, kelopak
bentuk tabung, bergigi 3 dan mahkota bentuk corong panjang 2-2,5 cm. Buah
tumbuhan jahe merah kotak, bulat panjang, coklat. Biji berbentuk bulat dan
berwarna hitam. Akar berbentuk serabut berwarna putih kotor (Hutapea dalam
Rahayu, 2010).
Klasifikasi dari tanaman jahe merah (Zingiber officinale Roscoe) adalah sebagai
berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famil : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
2.2. Flavonoid
Menurut Sirait (2007) ada beberapa kegunaan flavonoid bagi tumbuhan dan
manusia : a. Bagi tumbuhan
b. Bagi manusia
Diduga bahwa flavon bekerja seperti auksin dalam menstimulir perkecambahan biji
gandum.
Gambar 2.1 Struktur Umum Senyawa Flavonoid (Achmad, 1986 dalam Sjahid,
2008).
Tabel 2.1 menurut J.B Harborne (1987) sifat berbagai golongan flavonoid dibagi
menjadi :
Tabel 2.1 Golongan flavonoid
Golongan
Penyebaran Ciri Khas
Flavonoid
Pigmen bunga merah marak, Larut dalam air, λmaks
merah, merah senduduk, 515-545 nm, bergerak
Antosianin
dan biru; juga dalam daun dengan BAA pada kertas.
dan jaringan lain.
Terutama tanwarna, dalam Menghasilkan antosianidin
galih dan daun tumbuhan (warna dapat diekstraksi
berkayu. dengan amil alkohol) bila
Proantosianidin
jaringan dipanaskan dalam
HCl 2M selama setengah
jam.
Terutama ko-pigmen Setelah hidrolisis, berupa
tanwarna dalam bunga bercak kuning murup pada
sianik dan anisianik; kromatogram Forestal bila
Flavonol
tersebar luas dalam daun. disnari dengan sinar UV;
maksima spektrum pada
350-386 nm.
Seperti flavonol. Setelah hidrolisis, berupa
bercak coklat redup
Flavon kromatogram Forestal;
maksima spektrum pada
330-350 nm.
Seperti flavonol. Mengandung gula yang
Glikoflavon terikat melalui ikatan C-C;
bergerak dengan
pengembangan air, tidak
seperti flavon biasa.
Tanwarna; hamper Pada kromatogram BAA
Bioflavonil seluruhnya terbatas pada berupa bercak redup
gimnospermae. dengan Rf tinggi.
Pigmen bunga kuning, Dengan amonia berwarna
kadang-kadang terdapat merah (perubahan warna
Khalkon dan
juga dalam jaringan lain. dapat diamati in situ ),
auron
maksima spektrum 370-
410 nm.
Tanwarna; dalam daun dan Berwarna merah kuat
Flavanon buah (terutama dalam dengan Mg/HCl; kadang-
Citrus). kadang sangat pahit.
Tanwarna; sering kali dalam Bergerak pada kertas
Isoflavon akar; hanya terdapat dalam dengan pengembang air;
satu suku, Leguminosae. tak ada uji warna khas.
Aglikon flavonoida adalah polifenol dan karena itu mempunyai sifat kimia
senyawa fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Tetapi
harus diingat, bila dibiarkan dalam larutan basa, dan disamping itu terdapat oksigen,
banyak yang akan terurai. Karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil, atau suatu
gula, flavonoida merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoida cukup larut
dalam pelarut polar seperti etanol (EtOH), metanol (MeOH), butanol (BuOH),
aseton, dimetilformamida (DMF), air dan lain-lain. Adanya gula yang terikat pada
flavonoida (bentuk yang umum ditemukan) cenderung menyebabkan flavonoida
lebih mudah larut dalam air. Sebaliknya, aglikon yang kurang polar seperti
isoflavon, flavanon, dan flavon serta flavonol yang termetoksilasi cenderung lebih
mudah larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform (Markham,1988).
Prinsip dasar dari analisis spektrofotometri UV-Vis adalah bila suatu sinar
melalui larutan kimia tertentu, maka senyawa tersebut akan menyerap sinar dengan
panjang gelombang tertentu. Warna larutan kimia tergantung pada jenis sinar yang
dipancarkan dan ditangkap oleh mata, sehingga senyawa kimia ada yang berwarna
atau tidak. Spektrofotometer merupakan alat pengukur kualitatif dan kuantitatif
karena jumlah sinarnya yang diserap oleh partikel di dalam larutan juga tergantung
pada jenis dan jumlah partikel (Sangu, 2013).
Spektrum serapan kandungan tumbuhan dapat diukur dalam larutan yang
sangat encer dengan pembanding blanko pelarut serta menggunakan
spektrofotometer yang merekam otomatis. Senyawa tanpa warna diukur pada
jangka 200-400 nanometer (dalam nm), senyawa berwarna pada jangka 200-700
nm. Panjang gelombang serapan maksimum dan minimum pada spektrum serapan
yang diperoleh direkam (dalam nm), demikian juga kekuatan absorbansi
(keterserapan atau kerapatan optik) pada maksima dan minima yang khas. Pelarut
yang banyak digunakan untuk spektroskopi UV ialah etanol 95% karena
kebanyakan golongan senyawa larut dalam pelarut tersebut. Pelarut lain yang sering
digunakan ialah air, metanol, heksana, eter minyak bumi, dan eter. Pelarut seperti
kloroform dan piridina umumnya harus dihindari karena menyerap kuat di daerah
200-260 nm (Harborne, 1987).
2.5. Hipotesis
Diduga ada perbedaan kadar flavonoid antara rebusan jus sari jahe merah, jus
sari jahe merah alami, dan produk sirup jahe merah.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jahe merah alami, produk
sirup jahe merah, akuades, K-Na-Tartrat, AlCl3 (10%), Quercetin, logam
magnesium, asam sulfat, HCl Pekat, ammonia encer, H2SO4 pekat, H2SO4 2N,
reagen Dragendroff, reagen Mayer, FeCl3 1%; 5%, NaOH encer, NaOH 10%.
3.2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah handscun, blender, masker,
tissue, tabung reaksi, rak tabung reaksi, beaker glass 250 mL; 100 mL, gelas ukur
100 mL; 50 mL; 5 mL, labu ukur 100 mL; 25 mL; 10 mL; 5 mL, batang pengaduk
kaca, corong kaca, erlenmeyer, kertas perkamen, kertas saring, kain kasa, sendok
tanduk, aluminium foil, timbangan, pipet tetes, lampu bunsen, kaki tiga, plat alas
pembakaran, cawan porselen, kaca arloji, dan spektrofotometri UV-Vis
(Shimadzu).
3.5. Metode
3.5.1. Persiapan Bahan
1. Pengumpulan sampel diperoleh dari salah satu produsen pembuat sirup
jahe merah di Bali. Bagian jahe merah yang digunakan adalah bagian
rimpang dari jahe merah. Rimpang jahe merah kemudian dikumpulkan
ke dalam kantong plastik. Bagian rimpang dibersihkan dengan
menggunakan air. Setelah bersih dilakukan pemotongan agar
memudahkan dalam pemblenderan.
Diukur
Diinkubasi 30 menit
DAFTAR PUSTAKA
Ergina, S. N., dan Pursitasari, I.D. 2014. Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder
Pada Daun Palado (Agave angustifolia) Yang Diekstraksi Dengan Pelarut Air
Dan Etanol. J. Akad. Kim. 3(3): 165-172 ISSN 2302-6030.
Gafur, M.A., Isa I.,dan Blalangi N. (2014). Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Flavonoida dari Daun Jamblang (Syzygium cumini). Skripsi.
Gorontalo:Fakultas MIPA Univertas Negeri Gorontalo.
Gandjar, I. G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Puataka Pelajar,
Yogyakarta.
Jihene, L.,Touil, A., Chemkhi, S., Zagrouba, F. 2013. Impact of Infra-red drying
temperature on total phenolic and flavonoid contents, on antioxidant and
antibacterial activities of ginger (Zingiber officinale Roscoe). Chemical
Engineering Department, King Khaled University.
Sahu, M., Verma, D., dan Harris, K. K. 2014. Phytochemicalanalysis Of The Leaf,
Stem And Seed Extracts Of Cajanus Cajan L(Dicotyledoneae : Fabaceae).
World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences
Sjahid, L.R., 2008, Isolasi dan Identifikasi Flavonoid Dari Daun Dewandaru
(Eugenia Uniflora L.), Universitas Muhammadiyah Surakarta