Anda di halaman 1dari 7

Daun Sirih Merah

MATERI MEDICA

dr. Gita Putri

Daun Sirih Merah


Piper betle L.var Rubrum
Deskripsi

Salah satu tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat sebagai obat


tradisional adalah sirih merah. Tanaman sirih merah berasal dari Amerika
Tengah, yang mempunyai multikhasiat mengatasi beragam penyakit
(Duryatmo, 2006).

Sirih merah secara ilmiah dikenal dengan nama Piper betle L.Var Rubrum
termasuk dalam familia Piperaceae. Nama lokal dari sirih merah yaitu
Guan Shang hu Jiao (Cina), ornamental pepper (Inggris) dan sirih merah
(Indonesia). Sedangkan nama daerah tanaman sirih yaitu suruh, sedah
(Jawa); seureuh (Sunda); ranub (Aceh); cambai (Lampung); base (Bali);
nahi (Bima); mata (flores), gapura, dontile, gamnjeng, perigi, (Sulawesi);
bida (Maluku) (Mardiana, 2004).

Adapun kedudukan tanaman sirih merah menurut Dasuki (1994) dalam


sistematik (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Liliopsida
Anak kelas : Aracidae
Bangsa : Arecales
Suku : Arecaeceae/palmae
Marga : Piper
Jenis : Piper betle L.Var Rubrum

Menurut Syariefa (2006) seluruh bagian tanaman sirih merah


mengandung unsur-unsur zat kimia yang bermanfaat untuk pengobatan,
tetapi bagian tanaman sirih merah yang paling banyak digunakan sebagai
obat adalah daunnya yang memiliki potensi sebagai antioksidan dan
antiseptik. Namun demikian kandungan kimia tanaman ini belum diteliti
secara detail.

Karakteristik

Menurut Sudewo (2005) ciri dari tanaman yang termasuk dalam suku
Araceae yaitu tumbuhan menjalar. Batangnya bulat berwarna hijau
keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk jantung
dengan bagian atas meruncing bertepi rata dan permukaan
mengkilap/tidak berbulu. Panjang daunnya bisa mencapai 15-20 cm.
Warna daun bagian atas hijau bercorak putih keabu-abuan. Bagian bawah
daun berwarna merah hati cerah. Daunnya berlendir, berasa sangat pahit,
dan beraroma wangi khas sirih. Batangnya berjalur dan beruas dengan
jarak buku 5-10 cm.

1
Menurut Syariefa (2006) sirih merah merupakan tanaman yang tumbuh
merambat dan sosoknya mirip tanaman lada. Tinggi tanaman biasanya
mencapai 10 m, tergantung pertumbuhan dan tempat merambatnya.
Batang sirih berkayu lunak, beruas-ruas, beralur dan berwarna hijau
keabu-abuan. Daun tunggal berbentuk seperti jantung hati, permukaan
daun licin, bagian tepi rata dan pertulangannya menyirip. Bunga majemuk
tersusun dalam bulir, merunduk dan panjangnya sekitar 5-15 cm.

Habitat

Tanaman sirih merah tergolong langka karena tidak tumbuh disetiap


tempat/daerah. Sirih merah tidak dapat tumbuh baik. Jika terlalu banyak
terkena sinar matahari, batangnya cepat mengering, tetapi jika disiram
secara berlebih akar dan batang cepat membusuk. Pada musim hujan
banyak tanaman sirih merah yang mati akibat batangnya membusuk dan
daun yang rontok. Tanaman sirih merah akan tumbuh dengan baik jika
mendapat 60-75 % cahaya matahari. Di Indonesia tanaman sirih merah
banyak terdapat di daerah Bandung dan Yogyakarta. Pembibitan dan
perbanyakan sirih merah dilakukan secara vegetatif dengan stek, cangkok
dan runduk batang (Sudewo, 2005).

Bahan Aktif dan Farmakologi

Menurut Sholikhah (2006) senyawa fitokimia yang terkandung dalam daun


sirih merah yakni alkoloid, saponin, tannin dan flavonoid. Sedangkan
menurut Sudewo (2005) dari hasil kromotogam dapat dilihat bahwa daun
sirih merah mengandung flavonoid, polifenolad, tannin dan minyak atsiri.

Alkoloid

Alkoloid adalah kelompok besar senyawa organik alami dalam hampir


semua jenis organisme berbagai efek farmakologi yang ditimbulkan
seperti antikanker, antiinflalasi dan antimikroba.
Alkoloid bersifat basa, di alam berada sebagai garam dengan asam-asam
organik. Adanya sifat basa ini mempermudah memisahkan ekstrak total
alkaloid dari komponen lainnya (Herborne, 1987). Alkaloid berdasarkan
jenis cincin heterosiklik nitrogennya diklasifikasikan menjadi lima macam
yaitu pirolidin, piperidin, isokuinolin, kuinolin dan indol.

Saponin

Saponin meripakan glikosida yang membentuk basa dalam air. Apabila


dihidrolisis dengan asam akan menghasilkan gula dan spogenin yang
sesuai, saponin merupakan senyawa kimia aktif permukaan yang dapat
dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan
menghemolisis sel darah (Harborne, 1987). Sholikhah (2006) menyatakan
bahwa saponin dapat dipakai sebagai antimikroba (bakteri virus).

2
Tannin

Tannin adalah senyawa fenol yang terdapat luas dalam tumbuhan


berpembuluh, dalam angoispermae terdapat khusus dalam jaringan kayu.
Menurut batasannya, tannin dapat bereaksi dengan protein membentuk
kapolismer mantap yang tidak larut dalam air. Dalam industri, tannin
adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mampu mengubah
kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai karena kemampuannya
menyambung silang protein (Harborne, 1987).

Flavonoid

Flavonoid adalah kelompok senyawa fenol yang terbesar ditemukan di


alam. Senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru dan sebagian
kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan (Harbrone, 1987).
Flavonoid dapat dikasifikasikan maenjadi 3 yaitu flavoniod, isoflavonoid
dan neoflavonoid.

Polifenolad

Merupakan senyawa fenol yang memiliki gugus OH. Senyawa polivenol


ini adalah antioksidan yang kekuatannya 100 kali lebih efektif
dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih efektif dibandingkan vitamin E.

Minyak atsiri

Menurut Achmad dalam Fitriani (1999) sejak dahulu orang mengetahui


bahwa bunga, daun dan akar dari berbagai tumbuhan mengandung bahan
yang mudah menguap dan berbau wangi yang disebut minyak atsiri.
Minyak atsiri pada sirih merah ini berfungsi sebagai antiradang dan
antiseptik.

Khasiat

Antioksidan biasanya senyawa organik yang lebih mudah dioksidasi dan


karenanya dapat menghambat sifat oksidatif zat kedua itu bila
ditambahkan kepadanya (Gupte, 1990).

Menurut Mardiana (2004) antioksidan adalah zat yang mampu mematikan


zat lain yang membuat sel menjadi rapuh dan mampu memprbaiki sel
yang rusak. Dengan cara mengonsumsi buah dan sayur yang
mengandung antioksidan secara teratur dan sesuai dosis maka terbukti
dapat mengurangi resiko terserang kanker.

3
Antioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh
karena berfungsi sebagai penangkal radikal bebas yang banyak terbentuk
dalam tubuh. Selain dikonsumsi dalam bentuk makanan, antioksidan juga
dimanfaatkan untuk bagian luar tubuh.

Radikal bebas itu merupakan senyawa yang keadaannya bebas dan


mempunyai satu atau lebih elektron bebas yang tidak berpasangan.
Radikal lebih reaktif oleh karena sangat reaktif, radikal bebas mudah
menyerang sel-sel yang sehat dalam tubuh. Bila pertahanan tubuh kurang
maka sel-sel sehat menjadi sulit. Disinilah peran antioksidan cukup
penting dalam membantu pencegahan kerusakan sel-sel sehat akibat
adanya radikal bebas.

Kandungan kimia senyawa aktif yang terdapat pada daun sirih merah
adalah polifenolad dan tannin. Kedua senyawa tersebut termasuk
golongan fenol dan aktivitas biologis sebagai pengkal radikal bebas
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat melawan penyakit yang
disebabkan oleh radikal bebas seperti kanker (Hernani, 2004).

Menurut Fessenden & Fessenden (1989) Produk radikal bebas dari


senyawa fenol ini terstabilkan secara resonansi.

Disamping sebagai antioksidan, menurut Cahyana (2006) sirih merah juga


bersifat sebagai antiseptik artinya ia mampu mengeliminasi pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit. Misal jamur Candida albicans penyebab
sariawan pada mulut dan gatal-gatal pada alat kelamin. Golongan
senyawa yang memiliki sifat sebagai antiseptik pada daun sirih merah
yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, minyak atsiri dan tannin.

Tanaman sirih merah dapat dimanfaatkan sebagai obat, baik untuk obat
luar ataupun obat yang diminum. Ramuan sirih merah yang digunakan
untuk obat biasanya berupa sirih merah yang diramu secara tunggal
maupun dicampur dengan tanaman obat lainnya untuk mendapatkan
khasiat yang maksimal.

Menurut Syariefa (2006) zat aktif yang terkandung diseluruh bagian


tanaman dapat merangsang saraf pusat, daya pikir, meningkatkan
peristaltik, merangsang kejang dan meredakan sifat dengkur.

Sirih merah yang dikenal sebagai tanaman hias yang eksotis ini pun,
ternyata bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Sirih
merah dapat dipakai untuk mengobati diabetes, hipertensi, kanker
payudara, peradangan, hepatitis, ambeien, asam urat, maag, luka, dan
lain-lain. Pemanfaatan sirih merah dilakukan dengan cara mengkonsumsi
daunnya atau diekstrak terlebih dahulu untuk mengambil bahan aktif
(Bayoo, 2006; Sudewo, 2005).

4
Indikasi dan Pengobatan

Sirih merah biasanya dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam


penyakit, seperti kencing manis, jantung koroner, kanker rahim, kanker
payudara, ambeien, TBC, obat eksim, obat sakit gigi, sariawan, keputihan
akut, bau badan, penyakit kelamin dan masih banyak lagi penyakit yang
dapat diobati dengan sirih merah.

Penggunaan Tradisional

Pengolahan ramuan daun sirih merah dapat dilakukan secara tunggal atau
pun pencampuran dengan tanaman obat yang lain. Biasanya ramuan
tersebut diolah dengan cara direbus, perebusan tidak berdasarkan
menit/jam tetapi dilihat dari banyaknya pengurangan jumlah air, biasanya
pengurangan sekitar separuhnya.

Produk olahan daun sirih merah yang banyak ditemukan dikalangan


masyarakat dalam bentuk kapsul yang bisa langsung dikonsumsi. Tetapi
ada juga sebagian masyarakat meramunya sendiri baik untuk obat luar
ataupun obat dalam.

Efek Samping

Disamping kedua fungsi dan peran yang menguntungkan, sirih merah


juga dapat bersifat sitoksis artinya pada dosis berlebih akan
menyebabkan keracunan, dan karena sifat antiseptiknya sirih merah
dapat menyebabkan ovarium kering jika digunakan secara terus menerus
(Duryatmo, 2006).

Menurut Cahyana (2006), agar sirih merah dapat bermanfaat dengan


semestinya maka dalam penggunaannya tidak dilakukan dalam jangka
waktu yang lama dan harus memperhatikan dosisnya.

Dosis

Ramuan sirih merah yang digunakan untuk kanker payudara adalah daun
sirih yang dipilih bawahnya berwarna merah merata dan segar kemudian
dicuci bersih diolah dengan cara merebus 6 lembar daun sirih ukuran
besar dan batangnya sepanjang 15 cm dengan 4 gelas air (800 ml)
sampai mendidih dan tersisa 2 gelas, kemudian disaring. Ramuan ini
untuk 2 hari dan diminum selagi hangat 2 hari sekali, sekali minum 0,5
gelas. Bisa ditambahkan 2 sendok teh madu murni.

Sedangkan untuk sariawan ramuan sirih merah diolah dengan cara daun
sirih merah yang tua dan segar sebanyak 5 lembar dan temu mangga
lima jari dicuci bersih dan diiris tipis. Kedua bahan direbus dengan 2 gelas

5
air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin diminum 0,5 gelas dan sisanya
untuk kumur-kumur sampai habis. Jika cara ini dilakukan selama 3 hari
berturut-turut, biasanya radang pada gusi dan sariawan akan sembuh
pada hari keempat (Sudewo 2005).

Daftar Pustaka

https://pkimunlam.wordpress.com/2008/11/09/senyawa-aktif-daun-sirih-
merah/

Anda mungkin juga menyukai