Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan tanaman sebagai obat sudah dikenal luas baik di negara
berkembang maupun negara maju. Di Asia dan Afrika 70 - 80% populasi masih
tergantung pada obat tradisional sebagai pengobatan primer. Penggunaan obat
tradisional disebabkan kepercayaan masyarakat bahwa obat tradisional berbahan
alami, lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping.
Obat-obatan, dalam bentuk tumbuh-tumbuhan dan mineral telah ada jauh
lama dari manusianya sendiri, penyakit dari manusia dan naluri untuk
mempertahankan hidup setelah bertahun-tahun, membawa kepada penemuan-
penemuan. Penggunaan obat-obatan walaupun dalam bentuk yang sederhana tidak
diragukan lagi sudah berlangsung sejak jauh sebelum adanya sejarah yang ditulis
karena naluri orang-orang primitif untuk menghilangkan rasa sakit pada luka
dengan merendamnya dalam air dingin atau menempelkan daun segar pada luka
tersebut atau menutupinya dengan lumpur, hanya berdasarkan pada kepercayaan.
Orang-orang primitif belajar dari pengalaman dan mendapatkan cara pengobatan
yang satu lebih efektif dari yang lain, dari dasar permulaan ini pekerjaan terapi
dengan obat dimulai.
Semua tanaman obat harus memenuhi persyaratan aman, bermanfaat, dan
sudah terstandarisasi agar dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan. Salah satu
tanaman obat yang bisa digunakan adalah daun sirih (Piper betle L.) termasuk
jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini
panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai
jantung dan tangkainya agak panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin,

1
sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan
permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut.
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia
hewani dan simplisia pelikan (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang
berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhsn atau eksudat tumbuhan.
Standarisasi simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan
digunakan untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan (Materia
Medika Indonesia). Sedangkan sebagai produk yang langsung dikonsumsi (serbuk
jamu dsb) masih harus memenuhi persyaratan produk kefarmasian sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Standarisasi suatu simplisia tidak lain merupakan
pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan dan penetapan nilai berbagai
parameter dari produk seperti yang ditetapkan sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu tanaman sirih dan bagaimana ciri-cirinya?
b. Senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam daun sirih?
c. Bagaimana cara pembuatan ekstrak daun sirih?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui taksonomi Daun Sirih
b. Untuk mengetahui proses pembuatan Simplisia Daun Sirih
c. Untuk menghitung susut pengeringan pada saat proses pembuatan simplisia
Daun Sirih dan Rendemennya
d. Untuk mengetahui kegunaan simplisia Daun Sirih

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Sirih Hijau (Piper betle L.)

2.1.1 Tinjauan Tentang Tanaman

Daun sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman asli Indonesia yang
tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya
daun dan buah nya biasa dimakan dengan mengunyah bersama gambir,
pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit
kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat
malignan.

Sirih merupakan tanaman merambat mencapai ketinggian hingga 15


m. Batang berwarna coklat kehijauan beruas-ruas sebagai tempat keluarnya
akar. Helaian daun tumbuh berselang seling, berbentuk jantung, bertangkai
dan dilengkapi daun pelindung. Bila daun diremas tercium bau sedap.
Bunga berupa bulir yang terdapat di ujung cabang dan berhadapan dengan
daun. Buahnya berbentuk bulat dan berbulu. Tanaman ini tumbuh pada
daerah dengan ketinggian mencapai 300 mdpl. Sirih tumbuh subur pada
tanah yang kaya dengan zat organik dan cukup air

Tanaman sirih (Piperis betle L.) sudah lama digunakan sebagai obat
sejak dulu. Bagian tanaman yang digunakan adalah daunnya, kandungan
daun sirih antara lain saponin, polifenol, minyak atsiri, dan flavonoid. Selain
itu daun sirih juga mempunyai khasiat sebagai obat batuk. Umumnya
masyarakat menggunakan daun sirih seperti biasa masih dalam cara yang

3
sederhana, mulai dari penggunaannya yang harus direbus dahulu, kemudian
diminum sarinya.

2.1.2 Klasifikasi
Menurut Tjitrosoepomo (1988) kedudukan tanaman sirih dalam
sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikaiskan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dikotiledonaea
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.

2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Daun Sirih Hijau


Syarat tumbuh tanaman sirih hijau (Piper betle L.) pada
dasarnya hidup subur dengan ditanam di atas tanah gembur yang
tidak terlalu lembab dan memerlukan cuaca tropika dengan air
yang mencukupi. Tanaman sirih hijau menyukai tempat yang
terbuka atau sedikit terlindung, tumbuh merambat dan dapat

4
diperbanyak dengan setek batang yang sudah agak tua yang terdiri dari
4-6 ruas (Ni’mah, 2012).

2.1.4 Morfologi Daun Sirih Hijau


Sirih hijau (Piper betle L.) termasuk jenis tumbuhan perdu
merambat dan bersandarkan pada batang pohon lain, batang berkayu,
berbuku-buku, beralur, warna hijau keabu-abuan, daun tunggal, bulat
panjang, warna hijau, perbungaan bulir, warna kekuningan, buah buni,
bulat, warna hijau keabu-abuan (Damayanti dkk, 2006). Tanaman ini
panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih
menyerupai jantung, tangkainya agak panjang, tepi daun rata, ujung
daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip, dan
daging daun tipis. Permukaan daun warna hijau dan licin, sedangkan
batang pohonnya berwarna hijau tembelek atau hijau agak kecoklatan
dan permukaan kulitnya kasar serta berbuku-buku. Daun sirih yang
subur berukuran lebar antara 8-12 cm dan panjangya 10-15 cm
(Damayanti dkk, 2006).

2.1.5 Kandungan Senyawa Kimia


Sirih merupakan tanaman yang berasal dari famili Piperaceae
yang memiliki ciri khas mengandung senyawa metabolit sekunder yang
biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh
hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan
lain dalam mempertahankan ruang hidup. Senyawa metabolit sekunder
yang dihasilkan oleh tanaman sirih berupa saponin, flavonoid, polifenol
dan minyak atsiri triterpenoid, minyak atsiri (yang terdiri atas khavikol,
chavibetol, karvakrol, eugenol, monoterpena, estragol), seskuiterpen,
gula, dan pati. Kandungan minyak atsiri yang terdapat pada daun sirih
juga berkhasiat sebagai insektisida alami. Disamping itu, kandungan

5
minyak atsiri yang terkandung di dalam daun sirih juga terbukti efektif
digunakan sebagai antiseptik (Dalimartha, 2006).

2.1.6 Efek Farmakologi


Daun sirih hijau dapat digunakan sebagai obat keputihan,
peluruh kentut, menghentikan batuk, mengurangi peradangan, dan
menghilangkan gatal. Efek zat ini merangsang saraf pusat dan daya
piker, meningkatkan gerakan peristaltik, anti kejang dan meredakan
dengkur, sementara daunnya untuk mencegah enjakulasi dini,
mematikan cendawan. Daunnya juga berfungsi sebagai astrigen,
mengurangi sekresi cairan pada vagina, pelindung hati, antidiare dan
antimutagenik. Juga berkhasiat sebagai antibekteri karena mengandung
4,2% minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol,
caryophyllen (sisquiterpene), kavikol, kavibetol, estragol, dan terpen.
Komponen utama minyak atsiri terdiri dari fenol dan senyawa
turunannya. Salah satu senyawa turunan itu adalah kavikol yang
memiliki daya bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan fenol.
Daya antibakteri minyak atsiri daun sirih hijau (Piper betle L.)
disebabkan adanya senyawa kavikol yang dapat mendenaturasi protein
sel bakteri. Flavonoid selain berfungsi sebagai antibakteri dan
mengandung kavikol dan kavibetol yang merupakan turunan dari
fenol yang mempunyai daya antibektri lima kali lipat dari fenol

6
biasa terhadap Staphylococcus aureus. Estragol mempunyai sifat
antibakteri, terutama terhadap Shigella sp. Monoterpana dan
seskuiterpana memiliki sifat sebagai antiseptik, anti peradangan dan
antianalgenik yang dapat membantu penyembuhan luka (Zahra dan
Iskandar, 2007).

2.2 Cara Pembuatan Simplisia

a. Pengambilan Simplisia

Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas bahan


baku. Bahan baku yang di ambil dalam pembuatan simplisia seharusnya
didapat dari satu wilayah yang sama dalam satu kali panen dengan kondisi
tanah, air dan udara yang sama. Agar kandungan kimia yang terdapat
dalam tanaman tersebut tidak berbeda-beda kadar nya. Faktor yang paling
berperan dalam tahapan ini adalah masa panen. Panen daun atau herba
dilakukan pada saat proses fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu
ditandai dengan saat-saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak.

b. Sortasi Basah

Pada proses sortasi basah ini bahan baku tanaman yang akan dibuat
simplisia dilakukan sortir atau sortasi langsung setelah proses pemanenan.
Tujuan dilakukannya sortasi basah ini untuk memisahkan bahan organik
asing yang terbawa saat proses pemanenan seperti tanah, pasir, batu dll
yang dapat mengganggu pada proses selanjutnya. Walaupun namanya
sortasi basah tapi proses ini tidak menggunakan air untuk mengerjakannya.

7
c. Pencucian

Proses pencucian ini dilakukan menggunakan air yang mengalir agar


air yang membersihkan tanaman yang akan dibuat simplisia selalu baru.
Tujuan dilakukannya pencucian adalah agar lebih membersihkan sisa- sisa
bahan organik asing yang masih menempel pada saat sortasi basah dan juga
bahan-bahan yang tercemar pestisida.

d.Pengeringan

Proses pengeringan simplisia terutama bertujuan untuk menurunkan


kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan
bakteri serta memudahkan dalam hal pengolahan proses selanjutnya
(ringkas, mudah disimpan, tahan lama dan sebagainya). Proses pengeringan
ini dapat dilakukan dengan tiga cara tergantung dari sifat kandungan kimia
yang spesifik dimiliki oleh tanaman yang akan dibuat simplisia.
pengeringan dapat dilakukan secara modern yaitu menggunakan oven
dengan suhu maximal yang digunakan adalah 60oC, dengan cara tradisional
yaitu menggunakan pemanasan dibawah sinar matahari langsung dan dapat
dilakukan dengan proses mengangin anginkan

e.Sortasi Kering

Proses sortasi kering ini tujuan dan maksudnya hampir sama dengan
proses sortasi basah, namun pada proses sortasi kering ini memisahkan
bahan organik asing yang kemungkinan timbul pada proses pemanasan atau
pengeringan misalnya apabila ada yang gosong atau pengeringan yang tidak
merata, bahan yang rusak akibat terlindas roda kendaraan (misalnya
dikeringkan di tepi jalan raya, atau dibersihkan dari kotoran hewan).

8
f. Penggilingan

Apabila simplisia yang digunakan akan dibuat serbuk maka diperlukan


proses penggilingan ini . agar mempermudah saat proses ekstraksi apabila
akan melakukan pengujian lanjutan.

g. Pengayakan

Pengayakan ini tujuannya untuk memisahkan simplisia yang telah


digiling apabila ada ukuran yang belum rata, biasanya untuk simplisia
menggunakan ayakan mesh 20. Proses pengayakan jangan menggunakan
ayakan yang menghasilkan serbuk yang ukurannya terlalu kecil karena
dapat mempersulit pada proses pengujian lanjutan seperti Ekstrasi.

h. Pengemasan atau Pengepakan

Simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak


saling bercampur antara simplisia satu dengan yang lainnya. Pengemasan /
Pengepakan simplisia yang telah dibuat lebih baik disimpan dalam wadah
yang higroskopik yang kedap udara dan lebih baik terbuat dari kaca, agar
simplisia yang ada didalamnya tidak cepat mengalami pembusukan /
ditumbuhi mikroba. Atau menggunakan wadah terbuat dari plastik tebal
atau gelas yang berwarna gelap dan tertutup kedap memberikan suatu
jaminan yang memadai terhadap isinya. Wadah dari logam tidak dianjurkan
agar tidak berpengaruh terhadap simplisia. Ruangan penyimpanan simplisia
harus diperhatikan suhu, kelembaban udara dan sirkulasi udara ruangannya.

9
2.3 Perhitungan Susut Pengeringan dan Rendemennya

Diketahui :

 Bobot Awal saat Panen : 1000 gram


 Bobot Awal : 1380 gram
 Bobot Akhir : 270 gram
 Bobot Simplisia : 260 gram

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟


Susut Pengeringan = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

1380𝑔𝑟𝑎𝑚−270𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100% = 80,43%
1380𝑔𝑟𝑎𝑚

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎
Rendemen Simplisia (Serbuk) = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

150𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100% = 10,86%
1380𝑔𝑟𝑎𝑚

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎
Rendemen Simplisia (Rajangan) = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

110𝑔𝑟𝑎𝑚
= 1380𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100% = 7,97%

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Pembahasan

Pada pembahasan kali ini yaitu mengenai simplisia daun sirih hijau.
Pengambilan simplisia dilakukan di Balitro, Bogor, Jawa Barat. Tumbuhan daun
sirih diambil dari pohonnya, dengan ciri-ciri daun berbentuk pipih menyerupai
jantung, tangkainya agak panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing,
pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip, dan daging daun tipis. Permukaan
daun warna hijau dan licin, umur daun sekitar 4 bulan. Pada saat pencabutan
tumbuhan daun sirih tidak menggunakan alat yang mengandung logam
dikarenakan didalam tumbuhan sirih mengandung flavonoid yang dapat hilang
atau bereaksi dengan bahan yang mengandung logam seperti pisau, parang, atau
bahan logam lainnya. Tumbuhan diambil pada saat siang hari karena daun sedang
terjadi fotosintesis.

Pada saat sortasi basah dimaksudkan untuk membersihkan simplisia dari


benda-benda asing dari luar (tanah, batu, dsb), dan memisahkan bagian tanaman
yang tidak dikehendaki seperti akar atau batang yang telah tua dan keras. Lalu
dilakukan proses pencucian yang dimaksudkan untuk membersihkan tanaman dari
partikel asing, proses pencucian daun sirih yang utuh dilakukan pada air mengalir
lalu pencucian bagian-bagian tumbuhan dilakukan pada wadah, dikarenakan
apabila dilakukan pada air mengalir dikhawatirkan jatuh dan partikel asing yang
dapat mengganggu mutu simplisia semakin banyak.

Selanjutnya dilakukan proses pengeringan, pengeringan dilakukan


menggunakan oven pada suhu 100o C yang seharusnya di oven pada suhu 65 - 70o
C. Hal ini karena oven yang digunakan tidak dapat bekerja pada suhu kecil.

11
Proses pengeringan simplisia bertujuan untuk menurunkan kadar air yang
terkandung sehingga simplisia tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan jamur
sehingga dapat digunakan pada jangka waktu yang lama. Setelah proses
pengeringan dihitung susut pengeringannya dari bobot awal 1380 gram menjadi
270 gram, hasil susut pengeringan pada simplisia daun sirih ini sebesar 80,43%
dan persentase rendemen simplisia (serbuk) sekitar 10,86% dan persentase
rendemen simplisia (rajangan) sekitar 7,97%. Hal ini disebabkan oleh
menguapnya kadar air, minyak atsiri dan kandungan lain yang hilang pada saat
proses pengeringan dan sortasi kering. Susut pengeringan bertujuan untuk
memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang yang
hilang pada proses pengeringan.

Simplisia yang telah jadi lalu disimpan pada wadah tertutup rapat dan kedap
udara. Didalam penyimpanan simplisia dapat rusak dan untuk meminimalisir
kerusakan simplisia pada saat penyimpanan disertakan silica gel untuk
menghambat petumbuhan jamur.

3.2 Kesimpulan

a. Didapatkan hasil susut pengeringan 80,43%

b. Didapatkan hasil % Rendemen Serbuk 10,86%

c. Didapatkan hasil % Rendemen Rajangan 7,97%

12
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta : Puspa

Damayanti, R., Mulyanto dan Mulyono. 2006. Khaisat dan Manfaat Daun Sirih Obat

Mujarab dari Masa ke Masa. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Ni’mah, A.2012. Uji aktivitas antibakteri fraksi - fraksi hasil pemisahan ekstrak

etilasetat dan metanol daun sirih merah terhadap Escherichia coli

Staphylococcus aureus, dan Bacillus subtilis. Jurnal Sainsmatika.

Tjitrosoepomo. 1988. Taksonomi Tumbuhan (Spermathopyta). Yogyakarta : UGM

Press

Zahra, S., dan Iskandar, Y. 2007. Kandungan senyawa kimia dan bioaktivitas.

Jurnal Farmaka, 15 (3), 143-152.

13
LAMPIRAN

Pengambilan Simplisia Sortasi Basah

Pencucuian Pengeringan

14
Sortasi Kering Penggilingan

Pengayakan Pengepakan atau Pengemasan

15

Anda mungkin juga menyukai