PENDAHULUAN
1
sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan
permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut.
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia
hewani dan simplisia pelikan (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang
berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhsn atau eksudat tumbuhan.
Standarisasi simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan
digunakan untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan (Materia
Medika Indonesia). Sedangkan sebagai produk yang langsung dikonsumsi (serbuk
jamu dsb) masih harus memenuhi persyaratan produk kefarmasian sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Standarisasi suatu simplisia tidak lain merupakan
pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan dan penetapan nilai berbagai
parameter dari produk seperti yang ditetapkan sebelumnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Daun sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman asli Indonesia yang
tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya
daun dan buah nya biasa dimakan dengan mengunyah bersama gambir,
pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit
kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat
malignan.
Tanaman sirih (Piperis betle L.) sudah lama digunakan sebagai obat
sejak dulu. Bagian tanaman yang digunakan adalah daunnya, kandungan
daun sirih antara lain saponin, polifenol, minyak atsiri, dan flavonoid. Selain
itu daun sirih juga mempunyai khasiat sebagai obat batuk. Umumnya
masyarakat menggunakan daun sirih seperti biasa masih dalam cara yang
3
sederhana, mulai dari penggunaannya yang harus direbus dahulu, kemudian
diminum sarinya.
2.1.2 Klasifikasi
Menurut Tjitrosoepomo (1988) kedudukan tanaman sirih dalam
sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikaiskan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dikotiledonaea
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
4
diperbanyak dengan setek batang yang sudah agak tua yang terdiri dari
4-6 ruas (Ni’mah, 2012).
5
minyak atsiri yang terkandung di dalam daun sirih juga terbukti efektif
digunakan sebagai antiseptik (Dalimartha, 2006).
6
biasa terhadap Staphylococcus aureus. Estragol mempunyai sifat
antibakteri, terutama terhadap Shigella sp. Monoterpana dan
seskuiterpana memiliki sifat sebagai antiseptik, anti peradangan dan
antianalgenik yang dapat membantu penyembuhan luka (Zahra dan
Iskandar, 2007).
a. Pengambilan Simplisia
b. Sortasi Basah
Pada proses sortasi basah ini bahan baku tanaman yang akan dibuat
simplisia dilakukan sortir atau sortasi langsung setelah proses pemanenan.
Tujuan dilakukannya sortasi basah ini untuk memisahkan bahan organik
asing yang terbawa saat proses pemanenan seperti tanah, pasir, batu dll
yang dapat mengganggu pada proses selanjutnya. Walaupun namanya
sortasi basah tapi proses ini tidak menggunakan air untuk mengerjakannya.
7
c. Pencucian
d.Pengeringan
e.Sortasi Kering
Proses sortasi kering ini tujuan dan maksudnya hampir sama dengan
proses sortasi basah, namun pada proses sortasi kering ini memisahkan
bahan organik asing yang kemungkinan timbul pada proses pemanasan atau
pengeringan misalnya apabila ada yang gosong atau pengeringan yang tidak
merata, bahan yang rusak akibat terlindas roda kendaraan (misalnya
dikeringkan di tepi jalan raya, atau dibersihkan dari kotoran hewan).
8
f. Penggilingan
g. Pengayakan
9
2.3 Perhitungan Susut Pengeringan dan Rendemennya
Diketahui :
1380𝑔𝑟𝑎𝑚−270𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100% = 80,43%
1380𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎
Rendemen Simplisia (Serbuk) = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
150𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100% = 10,86%
1380𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎
Rendemen Simplisia (Rajangan) = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
110𝑔𝑟𝑎𝑚
= 1380𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100% = 7,97%
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Pembahasan
Pada pembahasan kali ini yaitu mengenai simplisia daun sirih hijau.
Pengambilan simplisia dilakukan di Balitro, Bogor, Jawa Barat. Tumbuhan daun
sirih diambil dari pohonnya, dengan ciri-ciri daun berbentuk pipih menyerupai
jantung, tangkainya agak panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing,
pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip, dan daging daun tipis. Permukaan
daun warna hijau dan licin, umur daun sekitar 4 bulan. Pada saat pencabutan
tumbuhan daun sirih tidak menggunakan alat yang mengandung logam
dikarenakan didalam tumbuhan sirih mengandung flavonoid yang dapat hilang
atau bereaksi dengan bahan yang mengandung logam seperti pisau, parang, atau
bahan logam lainnya. Tumbuhan diambil pada saat siang hari karena daun sedang
terjadi fotosintesis.
11
Proses pengeringan simplisia bertujuan untuk menurunkan kadar air yang
terkandung sehingga simplisia tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan jamur
sehingga dapat digunakan pada jangka waktu yang lama. Setelah proses
pengeringan dihitung susut pengeringannya dari bobot awal 1380 gram menjadi
270 gram, hasil susut pengeringan pada simplisia daun sirih ini sebesar 80,43%
dan persentase rendemen simplisia (serbuk) sekitar 10,86% dan persentase
rendemen simplisia (rajangan) sekitar 7,97%. Hal ini disebabkan oleh
menguapnya kadar air, minyak atsiri dan kandungan lain yang hilang pada saat
proses pengeringan dan sortasi kering. Susut pengeringan bertujuan untuk
memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang yang
hilang pada proses pengeringan.
Simplisia yang telah jadi lalu disimpan pada wadah tertutup rapat dan kedap
udara. Didalam penyimpanan simplisia dapat rusak dan untuk meminimalisir
kerusakan simplisia pada saat penyimpanan disertakan silica gel untuk
menghambat petumbuhan jamur.
3.2 Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, R., Mulyanto dan Mulyono. 2006. Khaisat dan Manfaat Daun Sirih Obat
Ni’mah, A.2012. Uji aktivitas antibakteri fraksi - fraksi hasil pemisahan ekstrak
Press
Zahra, S., dan Iskandar, Y. 2007. Kandungan senyawa kimia dan bioaktivitas.
13
LAMPIRAN
Pencucuian Pengeringan
14
Sortasi Kering Penggilingan
15