PTERIDOPHYTA
Makalah
OLEH :
KELOMPOK 2
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Botani Farmasi yang membahas
tentang Morfologi dan Anatomi Tumbuhan Thallophyta dan Pteridophyta dalam
bentuk makalah.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa pula kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu khususnya dari
rekan-rekan sekelompok kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik, walaupun ada beberapa hambatan yang kami alami dalam penyusunan
makalah ini. Namun, berkat motivasi yang disertai kerja keras dan bantuan dari
berbagai pihak akhirnya dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan
bagi pembaca dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan
kiranya pembaca dapat memakluminya. Kritik dan saran sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
halaman
KATAPENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................................2
1.4 Manfaat ....................................................................................................3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri morfologi dan anatomi tumbuhan Thallophyta?
2. Apa saja klasifikasi dari tumbuhan Thallophyta?
3. Bagaimana cara perkembangbiakan dan pertumbuhan Thallophyta?
4. Apa saja keuntungan dan kerugian dari tumbuhan Thallophyta?
5. Bagaimana ciri morfologi dan anatomi Tumbuhan Pteridhopyhta?
6. Apa saja klasifikasi dari tumbuhan Pteridhophyta?
7. Bagaimana proses reproduksi dari Pteridhophyta?
8. Apa saja manfaat dari tumbuhan Pteridhophyta?
1.3 Tujuan
2
1.4 Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
a) Koloni, koloni yang dapat bergerak contohnya Volvox, Pandorina. Koloni yang
kokoid yang tidak dapat bergerak contohnya Hydrodiction, Pediastrum.
4
c) Filament, filamen yang bercabang contohnya Ulothrix, Spirogyra. Filamen
yang bercabang, contohnya Cladophora.Filamen yang heterotrikos, contohnya
Chaelophora, Ectocarpus, Stigeoelonium. Parenkim semu contohnya Nemaliun.
5
ada yang lunak seperti gelatin (gellatinous), mengandung zat kapur (calcareous),
lunak seperti tulang rawan (cartilaginous), dan berserabut (spongious).
Sebagian besar alga mempunyai dinding sel yang jelas, tetapi beberapa marga dan
sel-sel reproduktif tertentu tidak mempunyai dinding sel. Materi penyusun dinding
sel alga adalah: selulosa, xilan, manan, polisakarida yang mengandung sulfat asam
alginate, protein, silikon, dioksida, dan CaCO3. Dinding sel alga tidak dibentuk
oleh satu senyawa, tetapi merupakan matriks dari satu materi yang bergantian
dengan materi yang lainnya atau terbentuk dari lapisan-lapisan berbagai materi
yang berbeda .
Alga termasuk golongan tumbuhan berklorofil dengan jaringan tubuh yang secara
relatif tidak berdiferensiasi, tidak membentuk akar batang dan daun
(Tjitrosoepomo, 1983). Adanya klorofil membuat alga bersifat autotrof, yaitu
dapat menghasilkan karbohidratnya sendiri seperti tumbuhan. Walaupun memiliki
klorofil, alga tidak selalu berwarna hijau karena bisa saja memiliki pigmen lain
seperti karotenoid (jingga), phycoeritrin (merah) dan xantofill. Terkadang warna-
warna pigmen lain ini lebih dominan sehingga menutupi warna hijau klorofil dan
akibatnya algae tidak berwarna hijau (Singleton dan Sainsbury, 2006 dalam
Monruw, 2011).
Menurut Iqna Kamila Abfa, 2013, salah satu senyawa bioaktif yang
dominan terkandung pada rumput laut merah adalah fikobilin, terdiri dari
fikoeritrin dan fikosianin. Fikobilin terbentuk oleh reduksi biliverdin mealalui
fitokromobilin. Pigmen tersebut berperan penting sebagai pigmen pelengkap pada
proses fotosintesis rumput laut merah dengan membantu klorofil-a dalam
menyerap cahaya, fikoeritrin menyerap cahaya hijau yang dapat menutupi warna
hijau dari klorofil dan biru dari fikosianin. Struktur subunit fikoeritrin (PE) adalah
(αβ) 6γ dengan nilai absorbansi maksimal sekitar 580 nm. Jenis-jenis fikoeritrin
berdasarkan serapan spektranya dibagi menjadi beberapa macam, yaitu B-
fikoeritrin (B-PE), R-fikoeritrin (R-PE) dan C-fikoeritrin (C-PE), R-PE jenis
fikobiliprotein yang mendominasi algae merah. Beberapa penelitian telah
menunjukkan banyaknya manfaat dari pigmen tersebut. PE telah digunakan secara
luas dalam industri dan laboratorium penelian immunologi, contoh sebagai label
6
antibodi, reseptor antigen dan molekul biologi yang lain. Selain itu PE digunakan
dalam aplikasi histokimia, digunakan sebagai fotosensitizer untuk pengobatan
tumor dan berpotensi sebagai antioksidan.
Komposisi sel yang penting lainnya adalah kandungan zat makanan
cadangannya. Beberapa alga yang mengandung zat tepung, bahan agar-agar, zat
kersik (silikat), zat kapur, pectin, dan minyak laminarin. Ada golongan alga yang
belum memiliki inti sejati atau tidak memiliki dinding nukleus didalam selnya
disebut sel prokariotik (pada Cyanophyceae), tetapi umumnya alga bersifat
eukariotik. Pada golongan alga Cyanophyceae banyak yang memiliki lapisan
lendir sebagai pembungkus koloninya (Bonita hadiani, 2011).
a. Ganggang (algae)
b. Jamur (Fungi)
7
Tubuh alga terdapat berbagai zat warna (pigmen), yaitu : klorofil (warna
hijau), fikosantin (warna perang/ coklat), fikoeritrin (warna merah), karoten
(warna keemasan), dan xantofil (warna kuning)
Berdasarkan pigmennya, ganggang dapat dibedakan menjadi empat:
Regnum : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : chlorococcales
Famili : Oocystaceae
Genus : Chlorella
Spesies : Chorella Sp
8
Phaeophyta hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen fikosantin
(coklat), klorofil a, klorofil b dan xantofil. Dinding sel terdiri dari selulosa, pektin
dan asam algin. Tubuh berbentuk seperti benang atau lembaran yang dapat
mencapai puluhan meter. Contohnya Fucus, Sargassum, Turbinaria, Macrocystis.
Ganggang merah atau Rhodophyta adalah salah satu kelas dari ganggang
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Warna merah pada ganggang ini
disebabkan oleh pigmen fikoeritrin dalam jumlah banyak dibandingkan pigmen
klorofil, karoten, dan xantofil. Ganggang ini pada umumnya banyak sel
(multiseluler) dan makroskopis, tidak berflagel, memiliki kemampuan menimbun
kalsium karbonat di dalam dinding selnya.. Ganggang ini dapat mencapai panjang
antara 10 sentimeter sampai 1 meter dan berbentuk benang atau lembaran. Contoh
Eucheuma, Gelidium, Glacilaria, Batrachospermum, Chondrus, Porphyra,
Polysiphonia, Nemalion. Peranan ganggang merah : Eucheuma spinosum,
Gracilaris, Gelidium merupakan penghasil agar-agar.
b. Jamur / Fungi
Cara hidup jamur sebagian saprofit, yaitu hidup pada bahan organic yang
lapuk. Jamur saprofit digolongakan atas substrat bahan baku yang digunakan.
Jamur Auricularia dan Lentinula yang tumbuh pada kayu lapuk memerlukan
substrak mengandung lignin. Jamur Volvariella memerlukan substrat merang
yang mengandung selulosa, jamur Agaricus memerlukan substrat kotoran hewan,
dan jamur Morella memerlukan substrat humus. Adapula jenis jamur yang hidup
bersama rayap, yaitu jamur Termitomyces, sementara jamur yang berasosiasi
dengan akar membentuk mikoriza. (Hendritomo, 2010)
Fungi memiki ciri umum jamur yaitu mempunyai klorofil sehingga tidak
dapat berfotosintesis. Jamur memiliki asam inti berupa ARN dan ADN.
Dindingnya terdiri atas kitin dan selulosa. Jamur ada yang bersel satu dan ada
yang bersel banyak. Jamur juga bersifat heterotrof yang mendapatkan nutriennya
melalui penyerapan (absorption). Dalam cara nutrisi ini, molekul-molekul organik
kecil diserap dari medium sekitarnya. Fungi akan mencerna makanan di luar
tubuhnya dengan cara mensekresikan enzim-enzim hidrolitik yang sangat ampuh
ke dalam makanan tersebut. Fungi hidup sebagai saprofit atau parasit, ada yang
dalam air, tetapi lebih banyak yang hidup didaratan serta pada tempat yang
lembab. Sedangkan di dalam laut jarang sekali didapatkan. Kebanyakan jamur
yang hidup saprofit dapat dipelihara pada substrat buatan (Muliayanti, 2009).
9
Jamur atau cendawan tidak mempunyai kormotofora, oleh sebab itu
umumnya tidak berwarna, tetapi pada jamur yang tinggi tingkatanya terdapat
bermacam-nacam zat warna, terutama dalam badan buahnya. Zat-zat warna itu
umumnya terdiri atas senyawa aromatic yang tidak mengandung N. Talus hanya
pada yang paling sederhana saja yang telanjang, umumnya sel-sel mempunyai
membrane yang terdiri atas kitin dan bukan selulosa.
Kingdom : Protista
Filum: Heterkonta
Kelas: Oomycotea
Ordo: Saprolegniales
Famili: Saprolegniaceae
Genus: Saprolegnia
10
Hidup saprofit di dalam tanah atau hipogean, hidup di kotoran
ternak kemudian disebut koprofil ada juga yang parasit pada tumbuhan.
Tubuhnya terdiri atas benang-benang yang bersekat atau ada yang unisel.
5. Deuteromycotina
Belum diketahui tingkat seksualnya, disebut juga jamur tidak sempurna
(fungi imperfecti).
Lichenes atau lumut kerak memiliki ciri yaitu memiliki klorofil sehingga
dapat berfotosintesis dan dapat menghasilkan makanan sendiri (autotrof).
Hidupnya menempel pada tumbuhan lain (epipit) dan pada tempat yang lembab
(higrofit). Lumut kerak atau lichenes merupakan simbiosis mutualisme dari algae
dan jamur (Prowel, 2010).
Organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae tetapi
sedemikian rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu
kesatuan. Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di
atas tanah, terutama di daerah tundradi sekitar kutub utara. Lichenes tmemerlukan
syarat-syarat hidup yang tinggi dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu
yang lama. Karena panas yang terik Lichenes yang hidup pada batu-batu dapat
menjadi kering tetapi tidak mati dan jika kemudian turun hujan Lichenes dapat
hidup kembali. Pertumbuhan talusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang
lebih dari 1 cm. Tubuh buah baru terbaru setelah mengadakan pertumbuhan
vegetatif bertahun-tahun.
Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonodium, dapat bersel
tunggal atau berupa koloni. Bentuk Lichenes biasanya bergantung pada macam
cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang menyusunya. Hidup
bersama antara dua organisme yang berlainan jenis disebut Isimbiosis. Masing-
masing organisme itu sendiri disebut simbion. Pada Lichenes simbiosis antara
Fungi dan Algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan
sebagai mutualisme, karena dipandang keduanya saling menguntungakan.
11
Regnum : Fungi
Division : Ascomycota
Class : Lecanoromycetes
Order : Ostropales
Family : Graphidaceae
Genus :Graphis
Kingdom: Bacteria
Phylum: Cyanobacteria
Orde: Nostocales
Family: Nostocaceae
Genus: Nostoc
12
tumbuh menjadi benang baru yang haploid, dan hanya satu sel yang menjadi
individu baru.
Pada ganggang emas atau chrisophyta contohnya diatome, Reproduksi
dengan aseksual melalui membelah diri dan seksual dengan isogami. Isogami
yang terjadi yaitu apabila telur/sel telur sudah mencapai batas minimum maka
protoplasma akan keluar dan menjadi badan yang disebut auksospora. Selanjutnya
mencapai ukuran normal, auksospora akan membentuk epiteka dan hipoteka
seperti semula.
Pada phaeophyta atau ganggang coklat, reproduksi vegetatif dengan
fragmentasi, sedangkan generatif dengan isogami dan oogami.
Ganggang merah berkembangbiak secara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan vegetatif ganggang merah berlangsung dengan pembentukan
spora haploid yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang yang diploid.
2.3.2 Jamur
Pembiakan dengan bermacam-macam spora, pada jamur yang hidup di air
berupa spora kembara yang mempunyai bulu cambuk. Fungi yang hidup di darat
dapat menghasilkan spora yang terbentuk di dalam sel-sel khusus (askus), jadi
merupakan endospora ada yang di luar basidiumdan disebut eksospora. Di
samping itu kebanyakan jamur dapat membiak aseksual dengan konidium.
Pembiakan aseksual dapat berlangsung dengan bebagai cara, yaitu isogami,
anisogami, oogami, gametangiogami dan somatogami.
2.3.3 Lumut
13
2.4 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN THALLOPHYTA
2.4.1 Alga (Ganggang)
Peranan ganggang dalam kehidupan :
a. Menguntungkan :
- sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai
makanan air tawar.
- Menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain
yang hidup dilaut
- Untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut
(Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa
- Menghasilkan bahan bergelatin
b. Merugikan :
- ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur, sehingga
air akan berubah warna dan berbau.
2.4.2 Jamur/Fungi
Manfaat jamur :
- Penicillium notatum dan P. chryzogenum penghasil antibiotik penisilin
- P. camemberti dan P. roquerforti mengharumkan keju
- Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin
- Aspergillus oryzae untuk membuat tape
- Aspergillus wentii untuk membuat kecap
Kerugian:
- Aspergillus fumigatus parasit paru-paru burung
- A. nidulans penyebab automikosis/penyakit telinga
- Laboulbenia parasit pada serangga
- Reosellina arcuata hidup pada potongan akar
- Nectria cinabarina parasit pada kayu manis
2.4.3 Lumut Kerak atau Lichenes
Manfaat lumut kerak bagi kehidupan manusia diantaranya:
14
- Digunakan sebagai penambah rasa dan aroma (masakan jepang)
15
Bagian-bagian tubuh berupa akar, batang, dan daun dapat dibedakan dengan
jelas.
1) Akar
Akar tumbuh dari pangkal batang, membentuk akar serabut, sehingga itu
sistem perakaran paku merupakan akar serabut. Berdasarkan poros
bujurnya, embrio tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi kutub atas dan
kutub bawah. Kutub atas berkembang membentuk rimpang dan daun,
sedangkan bagian kutub bawah membentuk akar. Akar tumbuhan paku
bersifat endogen dan tumbuh dari rimpang. (Holtum, 1959; Smith, 1971)
dalam Hariyadi (2000).
2) Batang
Umumnya batang tumbuhan paku tumbuh di tanah disebut akar batang atau
rizoma (rimpang). Batang tumbuhan paku dapat berbentuk panjang,
merambat atau memanjat. Rimpang dan daun yang masih muda sering
tertutup oleh rambut atau sisik sebagai pelindungnya (Holtum ; Satrapadja
dalam Hariyadi, 2000). Beberapa tumbuhan paku memiliki batang yang
muncul di atas tanah, misalnya pada genus Alsophyla, Cyathea, Psilotum.
3) Daun
16
a) Tropofil, yaitu daun yang berwarna hijau yang berfungsi sebagai
penyelenggara asimilasi dan fotosintesis.
b) Sporofil, yaitu daun yang berfungsi sebagai
penghasil spora.
17
A
kar,
batan
g,
dan
daun tumbuhan paku memiliki berkas pengangkut xylem dan floem. Xylem atau
pembuluh kayu berfungsi untuk mengangkut air dan zat hara dari tanah ke daun.
Adapun floem berfungsi untuk mengangkut hasil-hasil fotosintesis dari daun
keseluruh tubuh. Berkas pengangkut umumnya tersusun konsentris, artinya
xylem ditengah dikelilingi oleh floem.
18
Kelompok tumbuhan paku ini dinamakan paku purba karena sebagian
besar telah punah. Anggota paku purba ada yang merupakan paku telanjang
(tidakberdaun) dan ada yang berdaun kecil (mikrofil) yang belum terdiferensiasi
(Gambar 2). Paku yang tergolong kelas ini hanya memilki satu ordo yaitu
Psilophytales.
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Devisi : Pteridophyta
Kelas : Psilophytinae
Ordo : Psilophytales
Family : Psilophytiaceae
Genus : Psilotum
Spesies : Psilotum nudum
Gambar 2. Psilotum nudum
2. Kelas Equisetinae
(Paku ekor kuda)
Anggota paku ekor kuda sebagian sudah banyak yang punah. Umumnya
paku ekor kuda memiliki batang berupa rhizoma. Cabang-cabang batangnya
beruas-ruas. Pada ujung cabang batang sering ditemukan badan bulat disebut
elatern. Badan ini merupakan penghasil spora (Gambar 3). Paku ini terdiri
memilki tiga ordo yaitu Equisetales, Sphenophyllales, dan Protoarticulatales.
19
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Devisi : Pteridophyta
Kelas : Equisetinae
Ordo : Equisetales
Family : Equisetaceae
Genus : Equisetum
Spesies : Equisetum arvanse
Gambar 3. Equisetum arvanse
3. Kelas
Lycopodinae (Paku rambut atau Paku kawat)
Paku kelompok ini batang dan akarnya bercabang-cabang menggarpu.
Salah satu ordo dari kelas ini adalah Lycopodiales. Ordo ini terdiri kurang lebih
atas 200 jenis tumbuhan yang hampir semua tergolong dalam family
Lycopodiaceae dari genus Lycopodium. Lycopodium kebanyakan berupa terna
kecil, batangnya mempunyai berkas pengangkut yang masih sederhana, tumbuh
tegak atau berbaring dengan cabang-cabang yang menjulang ke atas. Daun-daun
berambut, berbentuk garis atau jarum (Gambar 5).
20
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Devisi : Pteridophyta
Kelas : Lycopodinae
Ordo : Lycopodiales
Family : Lycopodiaceae
Genus : Lycopodium
Spesies : Lycopodium clavatum
Gambar 5. Lycopodium clavatum
21
lebih, dengan urat-urat yang bebas. Rimpang merayap denga ruas-ruas yang
panjang, bersisik rapat. Sisik berwarna pirang (Gambar 6).
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Devisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Sub Kelas : Leptosporangiatae
Ordo : Leptosporangiales
Family : Davalliaceae
Genus : Davallia
Spesies : Davallia trichomanoides
Gambar 6. Davallia trichomanoides
22
Mikroprotalium membentuk
mikrogametofit yang akan menghasilkan anteridium, sedangkan
makroprotalium membentuk makrogametofit yang akan menghasilkan
arkegonium. Anteridium menghasilkan sel sperma dan arkegonium
menghasilkan ovum. Fertilisasi antara keduanya menghasilkan zigot. Zigot
akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang akan menghasilkan spora,
demikan seterusnya. Tumbuhan paku peralihan menghasilkan spora jantan
dan betina yang sama ukurannya, tetapi dapat dibedakan antara spora
jantan dan spora betinanya. misalnya Equisetum debile ( paku ekor kuda).
23
2.9 MANFAAT TUMBUHAN PAKU
24
Beberapa jenis paku dapat dijadikan bahan obat-obatan seperti
Lycopodium clavatum dan Aspidium filix. Equisetum (paku ekor kuda)
untuk antidiuretik, Cyclophorus untuk obat pusing dan obat luar,
Dryopteris untuk obat cacing pita. Platycerium bifurcata untuk obat tetes
telinga luar, dan Lycopodium untuk antidiuretik dan pencahar lemah dari
sporanya.
3. Sebagai bahan sayuran
Marsilea crenata (semanggi), Pteridium aquilinum ( paku garuda), dan
lain-lain.
4. Sebagai bahan kesuburan tanah
Azolla pinnta yang bersimbiosis dengan Anabaena azollae dapat dijadikan
pupuk hijau karena dapat mengikat nitrogen bebas dari udara.
5. Sebagai sumber bahan baku batu bara, tumbuhan paku yang sudah mati
pada zaman purba.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Thallophyta merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai ciri
utama yaitu tubuh berbentuk talus. Thallophyta dibagi menjadi tiga anak
divisi yaitu Ganggang atau Algae, Jamur atau Fungi dan Lumut kerak atau
Lichene. Reproduksi Thallopyta Sp umumnya berkembangbiak secara
vegetatif dan generatif.
Manfaat dari Thallopyta secara umum :Sebagai plankton dan
merupakan komponen penting dalam rantai makanan air tawar. Dapat
25
dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella. Untuk pembuatan
plastik, kosmetik dan tekstil (ganggang perang). Merupakan penghasil
agar-agar (Eucheuma spinosus / ganggang merah). Sebagai makanan
ternak (ganggang coklat) Penicillium notatum dan P. chryzogenum
penghasil antibiotik. penisilin P. camemberti dan P. roquerforti
mengharumkan keju Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin.
Aspergillus oryzae untuk membuat tape. Aspergillus wentii untuk
membuat kecap dapat dibuat obat contoh : Usnea filipendula (antibiotik).
Digunakan sebagai penambah rasa dan aroma (masakan jepang) . Pigmen
yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup indikator pH . Pada
daerah bebatuan, lumut kerak dapat melapukan bebatuan dan menambah
kandungan zat-zat yang dimilikinya. Dapat digunakan sebagai indikator
pencemaran.
Tumbuhan paku (Pteridhophyta) termasuk tumbuhan kormus
berspora, artinya dapat dibedakan antara akar, batang dan daun. Namun
demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Sehingga, alat
perkembang biakannya masih berupa spora. Bagian-bagian tubuh berupa
akar, batang, dan daunnya dapat dibedakan dengan jelas.
26
Manfaat dari tumbuhan paku dapat digunakan sebagai tanaman
hias, bahan obat-obatan, bahan sayuran, pupuk, ataupun sebagai sumber
bahan baku batu bara.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arif Dwi Santoso, Rahmania A. Darmawan, dan Joko P. Susanto, 2011, Mikro
Alga Untuk Penyerapan Emisi Co2 Dan Pengolahan Limbah Cair Di
27
Lokasi Industri, Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3,
No. 2, Hal. 62-70, Desember 2011
Bonita hadiani, 2011, Fisiologi hewan dan mikrobiologi algae, fisiologi hewan
dan mikrobiologi algae.htm, 2011, diunduh tanggal 21 maret 2014
diunduh tanggal 21 maret 2014
Fried, G.H. dan Hademenos,G.J. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Kasijan Romimohtarto, Sri Juwana. 2001. Biologi Laut : Ilmu
Pengantar Tentang Biologi Laut. Jakarta : Djambatan.
Gembong, Tjitrosoepomo. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 1989.
Hayati Soeprapto, 2009, Manfaat cahaya bagi algae khususnya chlorophyta, Pena
aquatika, vol 1 (1), April 2009
28
Hendrawan, Abdullah. 2005. Petunjuk Praktikum Biologi Laut. Yogyakarta:
Jurusan Perikanan UGM.
29