Anda di halaman 1dari 24

PERANAN DAN PEMELIHARAAN

HEWAN PERCOBAAN
LATAR BELAKANG
 Hewan coba umumnya dipilih adalah yang mempunyai
kekerabatan erat dengan primata, khusunya dengan manusia. Hal
ini karena dapat menggambarkan perilaku yang sama apabila zat
tersebut masuk ke dalam tubuh hewan coba.
 Hewan yang digunakan untuk percobaan adalah hewan yang
sehat, dengan harapan hasil produksi yang optimal dan layak
digunakan sebagai hewan percobaan.
 Pemeliharaan kesehatan hewan percobaan merupakan kombinasi
antara usaha pencegahan penyakit dan pengobatan hewan yang
sakit.
 Penyakit-penyakit yang berbahaya bagi hewan percobaan lebih
mudah dicegah dari pada diobati.
Peranan hewan coba
 Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian
ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun yang lalu.
 Sebagai pola kebijaksanaan pembangunan nasional
bahkan internasional, dalam rangka keselamatan umat
manusia di dunia adalah adanya Deklarasi Helsinki.

Deklarasi ini berisi tentang segi etik percobaan yang


menggunakan manusia (1964) antara lain dikatakan perlunya
diakukan percobaan pada hewan, sebelum percobaan di
bidang biomedis maupun riset lainnya dilakukan atau
diperlakukan terhadap manusia, sehingga dengan demikian
jelas hewan percobaan mempunyai mission di dalam
keikutsertaannya menunjang program keselamatan umat
manusia melalui suatu penelitian biomedis 
Ditinjau
Ditinjau dari
dari segi
segi sistem
sistem pengelolaannya
pengelolaannya atau
atau cara
cara pemeliharaannya,
pemeliharaannya, di
di mana
mana faktor
faktor keturunan
keturunan
dan lingkungan berhubungan dengan sifat biologis yang terlihat/karakteristik hewan percobaan,
dan lingkungan berhubungan dengan sifat biologis yang terlihat/karakteristik hewan percobaan,
maka
maka ada
ada 4
4 golongan
golongan hewan,
hewan, yaitu
yaitu ::

1) Hewan liar.
2) Hewan yang konvensional, yaitu hewan yang dipelihara
secara terbuka
3) Hewan yang bebas kuman spesifik patogen, yaitu hewan
yang dipelihara dengan sistim   barrier (tertutup).
4) Hewan yang bebas sama sekali dari benih kuman, yaitu
hewan yang dipelihara dengan sistem isolator.
Lanj…..
 penggunaan hewan percobaan tersebut disesuaikan
dengan macam percobaan biomedis yang akan dilakukan
Semakin meningkat cara pemeliharaan, semakin
sempurna pula hasil percobaan yang dilakukan.
 Dengan demikian, apabila suatu percobaan dilakukan
terhadap hewan percobaan yang liar, hasilnya akan
berbeda bila menggunakan hewan percobaan
konvensional ilmiah maupun hewan yang bebas kuman
 penanganan hewan percobaan hendaklah dilakukan
dengan penuh rasa kasih sayang dan berprikemanusiaan.
Di dalam menilai efek farmakologis suatu senyawa bioaktif
dengan  hewan percobaan dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain 

  Faktor internal :
Umur, jenis kelamin, bobot badan, keadaan kesehatan,
nutrisi, dan sifat genetik.

 Faktor eksternal :
Keadaan kandang, suasana kandang, populasi dalam
kandang, keadaan ruang tempat pemeliharaan,
pengalaman hewan percobaan sebelumnya, suplai oksigen
dalam ruang pemeliharaan, dan cara pemeliharaan.
ENAM (6) PRINSIP UNTUK PEMELIHARAAN DAN
PEMBIAKAN HEWAN PERCOBAAN DI DAERAH TROPIS
1. Pengawasan Lingkungan:
- kandang berventilasi
- suhu dan kelembaban diatur (ventilasi, kipas angin)
- mencit, tikus, marmot max. 30oC
- kelinci max. 25ooC
- hamster dibawah 20ooC  Air Conditioning (AC)
- tidak bising
- dicegah aliran angin kencang masuk ke kandang

2. Pengawasan Kesehatan
- kandang harus bersih sekali (dibersihkan sekali seminggu)
- pembersihan parasitologik dan bakteriologik yang teratur
- pengobatan hewan sakit
ENAM (6) PRINSIP ...
3. Pengawasan Pegawai
- teknisi senang bekerja dengan hewan, waspada terhadap penyakit
- masuk ke kamar pembiakan dibatasi, agar hewan tdk stress
- pakai pakaian kerja yg khusus (pakaian, sepatu boot)
- cuci tangan sebelum masuk kamar

4. Pengawasan makanan dan air minum


- makan bernilai gizi sesuai dengan jenis hewan, bentuk pelet:
- tikus dan mencit: 20% protein
- kelinci dan marmot: 14-15% protein
(nilai gizi tetap tdk bervariasi)
- marmot butuh vit.C + serat kasar dari tanaman
- air minum bersih, bebas kontaminan
- alat minum sering dicuci & disterilkan
ENAM (6) PRINSIP ...
5. Pengawasan Sistem Tata Laksana dan Pembiakan
- ada dokter hewan yang bertugas (direktur)
- makanan jangan bertimbun  jamuran
(beli pakan cukup untuk 1-2 bulan saja, lalu beli lagi)
- utk menghasilkan mencit dewasa : 12 minggu
- utk menghasilkan tikus dewasa : 16 minggu
- utk menghasilkan marmotdewasa : 4-5 bulan
- utk menghasilkan kelinci dewasa : 6 bulan
sesudah jantan+betina masing2 spesies kawin pertama
- sistem pencatatan harus lengkap:
- tanggal lahir
- tanggal produksi sejak kawin pertama
- asal-usul - kecepatan tumbuh
- tanggal disapih - konsumsi makan
- tanggal kawin - dll
ENAM (6) PRINSIP ...
6. Pengawasan Kualitas Hewan
- Hewan baru yg masuk dikarantina dulu
- Uji pemeriksaan kesehatan secara teratur
- Dijaga kualitas genetik, dihindari inbreed
Kandang
Bangunan untuk kandang harus direncanakan dengan
baik sehingga memberikan kenyamanan hidup bagi
hewan, hal yang harus diperhatikan adalah sbb :

Kandang harus cocok untuk masing-masing spesies


hewan
tidak mempunyai permukaan yang tajam dan kasar
sehingga tidak melukai hewan
mudah dibersihkan
mudah diperbaiki
LANJ……
 tidak mudah rusak oleh hewan yang dikandangkan atau hewan
pemangsa dari luar
 cukup luas agar hewan dapat bergerak leluasa untuk mencari
makanan dan berbiak
 Bangunan kandang harus cukup terang
 mendapat air bersih
 Kering
 dilengkapi dengan sistem pembuangan air limbah dan cukup ventilasi
 Kayu yang dicat serta bahan-bahan lain yang bersifat mengisap air
tidak boleh dipakai untuk bangunan kandang
 Hewan dalam kandang akan merasa nyaman bila kandangnya kering,
bersih, tidak ribut
 Suhu antara 18 – 29 ºC (rata-rata 20 – 22 ºC)
 Alas kandang harus diganti 1 – 3 kali dalam seminggu untuk menjamin
kandang selalu kering dan bebas dari gas amoniak yang merangsang
selaput lendir sehingga hewan tidak mudah terserang penyakit salurang
pernapasan
 Peningkatan kadar amoniak dalam kandang dapat dicegah dengan ventilasi
yang baik, selalu bersih, dan menghindari penimbunan feses serta urin
dalam kandang.
 Hewan yang berbeda spesies ditempatkan dalam kandang yang berbeda.
 Hewan yang sakit harus segera dipisahkan dalam kandang karantina untuk
mencegah penularan atau perluasan penyakit tersebut pada hewan yang
sehat.
Makanan

 Hewan percobaan membutuhkan makanan yang bergizi dalam


jumlah yang cukup, segar, dan bersih.
 Minuman harus selalu bersih dan disediakan dalam jumlah yang
tidak terbatas.
 Makanan harus disimpan dalam tempat yang bersih dan kering
untuk mencegah pencemaran oleh cendawan dan kutu-kutu
makanan.
Example: Mencit
 Mencit harus diberikan makan dengan kualitas tetap karena
perubahan kualitas dapat menyebabkan penurunan berat badan
dan tenaga.
Seekor mencit dewasa dapat mengkonsumsi pakan 3-5 gram
setiap hari.
 Mencit yang bunting dan menyusui memerlukan pakan yang
lebih banyak.
 Kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan untuk pemeliharaan
mencit adalah protein kasar 20-25%, kadar lemak 10-12%, kadar
pati 44-55%, kadar serat kasar maksimal 4% dan kadar abu 5-6%
 Air minum yang diperlukan oleh setiap ekor mencit untuk sehari
berkisar antara 4-8ml. Seekor mencit mudah sekali kehilangan
air sebab evaporasi tubuhnya tinggi.
 Air minum juga dibutuhkan untuk menekan stress pada mencit
yang dapat memicu kanibalisme
Ketidakseimbangan gizi dalam makanan dapat
menimbulkan berbagai macam gangguan, misalnya

 pertumbuhan lambat, peka terhadap penyakit,


 bulu atau rambut rontok,
 kematian anak prenatal,
 berkurangnya produksi air susu,
 infertil,
 anemia,
 kelainan bentuk tulang,
 kelainan jaringan saraf,
 kesulitan bergerak, dan lain-lain.
Pencegahan penyakit

Sejumlah faktor organik dan lingkungan dapat meningkatkan


resiko kontak dengan agen penyakit dan menurunkan daya
tahan tubuh hewan percobaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan hewan percobaan


terhadap penyakit antara lain faktor lingkungan, faktor
genetik, faktor metabolisme, faktor perlakuan dan faktor
makanan.
Faktor lingkungan :
- iklim yang ekstrim
- perubahan iklim
- kurang ventilasi
- kadar amoniak tinggi
- terlalu kering atau terlalu lembab
- pergantian personil
- terlalu sesak dalam kandang
- alas kandang kurang baik (kasar, kotor, basah)
- hirarki sosial dalam kelompok hewan
- intensitas cahaya
- penimbunan kotoran di dalam dan di sekitar kandang
- gangguan dari hewan pemangsa
 Faktor genetik
- perbedaan jenis kelamin
- perbedaan galur
- kelainan bawaan
- imunodefisiensi

 Faktor metabolisme
- umur
- kegemukan
- kurang gizi
- kurang gerak
- laktasi
- kebuntingan
- stress
 Faktor perlakuan
- hewan terikat/terkurung
- operasi
- pengaruh obat-obatan
- induksi tumor
- akibat radiasi
- inokulasi agen penyakit
- pengambilan darah

 Faktor makanan
- kurang makanan dan air
- makanan busuk
- makanan terkontaminasi jamur, bakteri, toksin
- kualitas makanan rendah, kurang nutrisi
Adapun tujuan penggunaan hewan percobaan
sejalan dengan arah bidang ilmu ialah sebagai
berikut: 

1.  Bidang Toksikologi 
Pengujian toksikologi dengan menggunakan hewan
percobaan yang dilakukan di lingkungan industri
bertujuan agar bahan kimia yang dibubuhkan pada
bahan makanan tepat dalam arti aman buat
konsumen, efektif daya kerjanya dan masih
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
Adapun tujuan penggunaan hewan percobaan
sejalan dengan arah bidang ilmu ialah sebagai
berikut: 

2.  Bidang Patologi 
Para ahli patologi memakai hewan percobaan terutama untuk
meneliti atau mengamati adanya perubahan-perubahan  
patologik jaringan tubuh yang disebabkan oleh :
a.  Terjadinya kontak antar spesies (infeksi mikroorganisme atau
invasi parasit pada hewan atau menusia).
b. Stress karena faktor lingkungan (suhu, kelembaban, sanitasi,
ventilasi, kepadatan dan lain-lain).
c.  Keracunan makanan
d.  Defisiensi makanan (defisiensi vit. A, defisiensi vit. E
Adapun tujuan penggunaan hewan percobaan
sejalan dengan arah bidang ilmu ialah sebagai
berikut: 

3.      Bidang Parasitologi
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian parasitologi
dikehendaki berkualitas baik, sebelum melangkah untuk
melakukan penelitian dalam bidang parasitologi, kita perlu
mengetahui interaksi antar parasit sendiri.misalnya pada hewan
mencit yang diberi antibiotik untuk mengusir mikroflora dalam
usus dan kemudian diganti oleh mikroorganisme tertentu.

Anda mungkin juga menyukai