Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIOKIMIA

ASAM AMINO

OLEH:

Amiril Mukminin Nisa Azkia


Berli Amelia Yesi Nita Fitriani
Intan Permata Sari Siddik Hutagalung
Lisa Febrianti Sri Sartika
Nailatul Fadhillah Widya Ramadhani

Program Studi Farmasi

Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi

2018
Kata Pengantar

Allhamdulillahhirobbil ‘alamin kami panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa


memberi rahmat hidayahnya kepada kami sehingga kami dalam keadaan sehat wal’afiat hingga
sekarang ini. Dalam kesempatan ini kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul “PEPTIDA
DAN PROTEIN “ insyaAllah kami selesaikan walaupun jauh dari kesempurnaan. Kami ucapkan
terimakasih kepada dosen kami Bapak Adewirli Putra, M.Si yang telah membimbing kami
selama ini dan juga kami ucapkan kepada teman yang telah membantu dalam menyelasaikan
makalah ini. Harapan kami dari pembaca untuk saran dan kritiknya yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
1. Peptida
2. Hormon Peptida
3. Pengertian Protein
4. Sifat-sifat Protein
5. Penggolongan & fungsi Protein

BAB III PENUTUP


Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Peptida adalah rantai linear pendek asam amino, sedangkan protein adalah rantai
yang sangat panjang asam amino. Beberapa asam amino yang dihubungkan bersama
untuk membentuk peptida oleh ikatan peptida, sedangkan beberapa peptida yang
dihubungkan bersama untuk membentuk molekul protein.
Manusia dan hewan menggunakan protein untuk asam aminonya. Protein
memiliki fungsi selular penting dalam tubuh karena berpartisipasi dalam biosintesis
porfirin, purin, pirimidin dan urea. Rantai protein merupakan jenis polipeptida yang
terdiri atas L-α-asam amino. Polimer asam amino yang memiliki rantai lebih pendek
dinamakan dengan peptida yang berperan penting sebagai hormon. Protein merupakan
makromolekul yang terdiri dari 1 (satu) rantai polipeptida dan terkadang dua atau lebih
polipeptida. Protein juga dapat ditemukan dalam setiap sel dan molekulnya terdiri dari
unsur C, H, N, O, S dan terkadang P, Fe, Zn dan Co. Berdasarkan jumlah asam amino
yang menyusun polipeptida, peptida merupakan polipeptida yang tersusun atas kurang
dari 50 asam amino sedangkan protein tersusun atas lebih dari 50 asam amino.
Asam amino, peptida, dan protein sering disebut sebagai istilah yang saling
terkait, namun mereka berbeda dalam karakteristik mereka. Asam amino adalah bahan
penyusun dari peptida dan protein. Asam amino adalah molekul kecil yang mengandung
gugus amino (-NH2) dan gugus asam karboksilat (-COOH), yang terikat pada atom
karbon tengah, dengan tambahan hidrogen dan rantai samping (gugus R).
Protein dikonversi menjadi peptide (baik besar maupun kecil) dan asam amino
oleh protease pada saluran pencernaan dan usus halus. Peptida berukuran besar
dihidrolisis menjadi peptide berukura kecil (di atau tri peptide) oleh peptidase pada
pencernaan.
2. Rumusan Masalah
1. Peptida
2. Hormon Peptida
3. Pengertian Peptida
4. Sifat – sifat Protein
5. Penggolongan & Fungsi Protein
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang Peptida
2. Untuk mengetahui tentang hormone Peptida
3. Untuk mengetahui pengertian Peptida
4. Untuk mengetahui sifat – sifat Protein
5. Untuk mengetahui penggolongan & fungsi protein
BAB II
PEMBAHASAN

1. Peptida
Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino.
Peptida ditandai dengan banyaknya asam amino seperti di-, tri-, tetra-, dan lain-lain. Kata
oligopeptida digunakan jika asam amino penyusunnya 10. Sedangkan untuk molekul
yang lebih tinggi disebut polipeptida. Dapat dikatakan peptida jika jumlah asam
aminonya masih di bawah 50 molekul. Sedangkan jika lebih besar dari 50 molekul
disebut protein. Peptida yang dibuat dengan dua atau lebih asam amino, yang
dihubungkan oleh ikatan peptida dan hadir sebagai rantai linear. Panjang peptida
ditentukan oleh jumlah asam amino di dalamnya. Biasanya panjang peptida adalah
kurang dari sekitar 100 asam amino. Contoh - contoh ikatan Peptida :
Dua molekul asam amino berikatan melalui suatu ikatan Peptida ( -CONH- )
dengan melepas sebuah molekul air.

Peptida tersebar secara meluas di alam. Biasanya Peptida banyak terdapat pada
aktivitas biologi yang spesifik (hormon peptida. toksin peptida, antibiotik peptida).
Beberapa contoh Peptida yang penting bagi para ahli kimia bahan makanan yaitu :
 Glutation (γ-L-glutamil-L-sistenil-glisin)
Glutation adalah jenis peptida yang biasanya ditemukan pada hewan, tumbuh –
tumbuhan, dan mikroorganisme. Daging sapi, brlokoli, bayam, daun soup, ayam,
kentang, paprika, bunga kol, tomat dan jeruk adalah jennies makanan yang sangat
kaya akan glutation dalam kadar mg/kg Hal yang penting yang harus
diperhatikan adalah ikatan yang dibentuk pada glutation adalah asam glutamate
yang terdapat pada gugus γ karboksil pada struktur gutation. Glutation ini
merupakan koenzim dari glyoksalae.
 Karnosin, Anserin dan Balenin
Merupakan kelompok peptida yang sangat penting karena mengandung asam B-
amino, B-alanin, biasanyan berkaitan degan L-histidin, atau dengan I-metil-,
maupun 3-metil-L-Histidin dan juga terdapat dalam ekstrak daging serta terdapat
pada otot vetrebata. Karosin paling banyak terdapat pada otot halus daging sapi
sedangkan anserin lebih banyak terdapat pada daging ayam sedangkan balenin
merupakan unsur pokok yang mencirikan otot ikan paus. Kelompok peptida ini
digunakan secara analitik untuk menentukann ekstrak daging. Kemempuan
penyangga dari kelompok peptida ini berada pada rentangan pH 6-9 dan sangat
berguna untuk kontraksi otot. Karnosin berperan penting sebagai neurotransmiter
pada otot untuk mengidentifikasi impuls yang datang saat kita merasa tegang atau
gugup.
 Nisin
Terbentuk akibat beberapa tegangan yang diakibatkan oleh streptococus Lactis
(Langfield-N-group). Nisisn mengandung sejumlah asam amino yang jarang
dijumpai seperti dehydroalanine, dehydro-β-methyl-alanine, lanthionine, β-
methyl-lanthionine .
 Lisin
Adalah contoh peptida yang memiliki kemampuan untuk menunda atau
mengurangi serta menghambat proses pencoklatan dengan glukosa, oleh karena
itu lysin sangat cocok sebagai agen pertahanan pada sejumlah makanan yang
mengandung gula yang membutuhkan proses pemanasan bila ingin dikonsumsi
sehingga tidak menghilangkan senyawa-senyawa penting dalam bahan makanan
tersebut.
 Peptida-Peptida lain
Peptida-peptida lain biasanya terdapat dalam sejumlah bahan makanan yang kaya
akan protein sebagai hasil degradasi dari proses proteolitik.
Beberapa peranan Peptida dalam makanan :
 Menunda atau mengurangi serta menghambat proses pencoklatan dengan glukosa,
oleh karena itu lysin sangat cocok sebagai agen pertahanan pada sejumlah
makanan yang mengandung gula yang membutuhkan proses pemanasan bila ingin
dikonsumsi sehingga tidak menghilangkan senyawa-senyawa penting dalam
bahan makanan tersebut. Contohnya yaitu : kelompok peptida Lysin.
 Menentukan ekstrak daging secara analitik , contohnya pada daging sapi, daging
ayam dan beberapa jenis daging hewan laut seperti ikan paus. Contoh peptida
yang berperan adalah adalah Karnosin, Anserin dan Balenin.
 Pada sejumlah sejumlah bahan makanan jenis buah-buahan yang banyak
mengandung glukosa , pepida berperan untuk menghambat pembusukan.
2. Hormon Peptida
Sebagai hormon peptida yang mengikat reseptor pada permukaan membran sel, ia
mengaktifkan jalur sinyal yang menginduksi aktivitas intraselular. Reseptor untuk
hormon peptida adalah protein dan glikoprotein yang tertanam dalam membran sel yang
melintasi membran setidaknya satu kali. Hal ini memungkinkan reseptor untuk
bersentuhan dengan lingkungan ekstraselular, serta intraselular. Ada berbagai jenis
reseptor hormon permukaan sel yang memfasilitasi sintesis protein yang diperlukan untuk
menghasilkan efek hormon peptida yang diinginkan. Hormon yang memicu jalur
pensinyalan ini disebut sebagai utusan pertama. Misalnya, dalam beberapa kasus,
kompleks hormon-reseptor mengaktifkan protein G (utusan pertama) yang juga terletak
di membran.
Subunit protein G membawa perubahan pada efektor lainnya seperti enzim
(adenilat siklase atau fosfolipase C) atau saluran ion. Hal ini menyebabkan produksi
utusan kedua, seperti AMP siklik. Siklik AMP berikatan dengan protein kinase A, yang
mengaktifkan protein ini dan menyebabkan fosforilasi (penambahan gugus fosfat ke
protein atau molekul organik) dari protein lain. Dengan demikian, proses melibatkan
transduksi sinyal cascading, yang dapat menyebabkan serangkaian kejadian yang
menyebabkan banyak perubahan pada sel target. Hal ini dapat merangsang mitosis,
sekresi, atau peningkatan serapan molekul.
Reseptor juga bisa melakukan fungsi lainnya. Misalnya, reseptor insulin juga
berperan sebagai enzim. Ini juga dapat menambahkan kelompok fosfat ke residu tirosin,
yang berfungsi sebagai tempat di mana protein pensinyalan hilir sesuai. Dengan
demikian, utusan kedua di sitoplasma dapat mempengaruhi konsentrasi protein yang
sudah ada di dalam sel. Utusan kedua bisa mengaktifkan enzim dan protein seluler. Ini
mungkin juga mengubah ekspresi gen. Insulin, glukagon, somatostatin, hormon
adrenokortikotropik, hormon antidiuretik, dan prolaktin adalah beberapa contoh hormon
peptida. Hormon ini mengatur proses tubuh vital seperti metabolisme, menyusui,
pertumbuhan, dan reproduksi.
3. Pengertian Protein
Protein adalah suatu polimer biologi yang tersusun atas molekul-molekul kecil
(asam amino). Rentang massa molekul protein berkisar dari 6.000 hingga puluhan ribu.
Selain tersusun atas asam amino (lebih dari 50 molekul) banyak protein juga
2+ 2+ 2+ 2+
mengandung komponen lain seperti ion logam (misalnya Fe , Zn , Cu , dan Mg )
atau mengandung molekul organik kompleks, biasanya turunan dari vitamin.
Protein dapat digolongkan menurut struktur molekulnya, kelarutannya, adanya
senyawa lain dalam molekul, tingkat degradasi dan fungsinya.
 Berdasarkan Struktur Susunan Molekul :
1) Protein Fibriler/Skleroprotein
Protein fibriler dalah protein yang berbentuk serabut. Protein ini tidak larut dalam
pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam basa ataupun alkohol. Berat molekulnya
yang besar belum dapat ditentukan dengan pasti dan sukar dimurnikan. Susunan
molekulnya terdiri dari rantai molekul yang panjang sejajar dengan rantai utama,tidak
membentuk kristal dan bila rantai ditarik memanjang, dapat kembali pada keadaan
semula. Kegunaan protein ini terutama hanya untuk membentuk struktur bahan dan
jaringan. Contohnya kolagen yang terdapat dalam tulang rawan, miosin pada otot,
kreatin pada rambut, fibrin pada gumpalan darah.
2) Protein Globuler/Sferoprotein
Protein globuler adalah protein yang berbentuk bola. Protein ini banyak terdapat pada
bahan pangan seperti susu, telur dan daging. Protein ini larut dalam larutan
garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah di bawah pengaruh suhu, konsentrasi
garam, pelarut asam dan basa dibandingkan protein fibriler. Protein ini mudah
terdenaturasi, yaitu susunan molekulnya berubah yang diikuti dengan perubahan sifat
fisik dan fisiologinya. Contohnya enzim dan hormon.
 Berdasarkan Kelarutannya :
1) Albumin
Protein ini larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas. Contohnya : albumin
telur,albumin serum,dan laktalbumin dalam susu.
2) Globulin
Protein ini tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam
encer dan mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi. Contohnya : ovoglobulin
dalam kuning telur, legumin dalam kacang-kacangan, miosinogen dalam otot dan
amandin dari buah almonds.
3) Glutelin
Protein ini tidak larut dalam pelarut netral, tetapi larut dalam asam/basa encer.
Contohnya : glutenin dalam gandum dan orizenin dalam beras.
4) Prolamin atau Gliadin
Protein ini larut dalam alkohol 70-80% dan tidak larut dalam air maupun alkohol
absolut. Contohnya gliadin dalam gandum, hordain dalam barley, dan zein dalam
jagung.
5) Histon
Protein ini larut dalam air dan tidak larut dalam amonia encer. Histon dapat mengendap
dalam pelarut protein lainnya. Histon yang terkoagulasi karena pemanasan dapat larut
lagi dalam larutan asam encer. Contohnya : globin dalam hemoglobin.
6) Protamin
Protein ini larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. Protamin adalah protein
paling sederhana dibandingkan protein-protein lain, tetapi lebih kompleks daripada
pepton dan peptida.. Larutan protamin encer dapat mengendapkan protein lain, bersifat
basa kuat, dan dengan asam kuat membentuk garam kuat. Contohnya: salmin dalam
ikan salmon, klupein dalam ikan herring, skombrin (scombrin) pada ikan mackerel, dan
siprinin (cyprinin) pada ikan karper.
 Berdasarkan Adanya Senyawa Lain :

1) Protein sederhana, tidak mengandung senyawa non protein.


2) Protein konyugasi adalah protein yang mengandung senyawa non protein.
Beberapa Jenis Protein Konyugasi

No Nama Tersusun Oleh Terdapat Pada


1. Nukleoprotein Protein + Asan Nukleat Inti sel, Kecambah biji-bijian

2. Glikoprotein Protein + Karbohidrat Musin Pada kelenjar ludah,


Tendomusin pada tendon, Hati

3. Fosfoprotein Protein + Fosfat yang Kasein susu dan vitelin/kuning


mengandung lesitin telur
4. Kromoprotein Protein + Pigmen (ion Hemoglobin
logam)
5. Lipoprotein Protein + Lemak Serum darah, Kuning telur,
Susu, Darah

 Berdasarkan Tingkat Degradasi :


Degradasi biasanya merupakan tingkat permulaan denaturasi (proses yang mengubah
struktur molekul tanpa memutuskan ikatan kovalen).
1) Protein alami adalah protein dalam keadaan seperti protein dalam sel.
2) Turunan protein yang merupakan hasil degradasi protein pada tingkat permulaan
denaturasi. Dapat dibedakan sebagai: protein turunan primer (protean, metaprotein) dan
protein turunan sekunder (proteosa, pepton dan peptida).
Protein primer merupakan hasil hidrolisis yang ringan, sedangkan protein sekunder
adalah hasil hidrolisis yang berat.
Protean adalah hasil hidrolisis oleh air, asam encer, atau enzim, yang bersifat tak larut.
Contoh: miosan dan edestan.
Metaprotein merupakan hasil hidrolisis ebih lanjut oleh asam dan alkali dan larut
dalam asam dan alkali encer tetapi tak larut dalam larutan garam netral. Contoh: asam
albuminat dan alkali albuminat.
Protein terkoagulasi yaitu hasil denaturasi protein oleh panasatau alkohol.
Proteosa, bersifat larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. Diendapkan oleh
larutan (NH4)2SO4 jenuh.
Pepton, juga larut dalam air, tak terkoagulasi oleh panas, dan tidak mengalami salting
out dengan amonium sulfat, tetapi mengendap oleh pereaksi alkaloid seperti asam fosfo
tungstat.
Peptida, yaitu gabungan dua atau lebih asam aminoyang terikat melalui ikatan peptida.
 Berdasarkan Fungsinya:
1) Sebagai Enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa
makromolekul spesifik yang disebut enzim; dari reaksi yang sangat sederhan seperti
reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi
kromosom. Hampir semua enzim menunjukkan daya katalitik yang luar biasa, dan
biasanya dapat mempercepat reaksi sampai beberapa juta kali. Sampai kini lebih dari
seribu enzim telah dapat diketahui sifat-sifatnya dan jumlah tersebut masih terus
bertambah. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam
sistem biologis.
2) Alat Pengangkut dan Alat Penyimpan
Banyak molekul dengan BM kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan
oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit,
sedang mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma
darah oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan feritin, suatu
protein yang berbeda dengan transferin
3) Pengatur Pergerakan
Protein merupakan komponen utama daging; gerakan otot terjadi karena adanya dua
molekul protein yang saling bergeseran. Pegerakan flagela sperma disebabkan oleh
protein.
4) Penunjang Mekanis
Kekuatan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein
berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.
5) Perubahan Tubuh / Imunisasi
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang
dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam
tubuh seperti virus, bakteria, dan sel-sel asing lain. Protein ini pandai sekali
membedakan beda-benda yang menjadi anggota tubuh dengan benda-benda asing.
6) Media Perambatan Impuls Syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor; misalnya rodopsin,
suatu protein yang bertindak sebagai reseptor/ penerima warna atau cahaya pada sel-sel
mata.
7) Pengendalian Pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi
bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.

Berikut contoh – contoh protein dalam makanan :


Protein yang terdapat dalam bahan makanan dapat digolongkan menjadi protein nabati dan
protein hewani.
 Protein hewani terdapat dalam bahan makanan seperti telur, daging, ikan, ayam, udang
dan sebagainya. Protein hewani ini mengandung semua jenis asam amino, sehingga
bahan makanan tersebut termasuk dalam golongan protein sempurna.
 Protein nabati terdapat dalam bahan makanan seperti tempe, tahu, kedelai, kacang
kapri, dll. Namun hanya dari kelompok kacang-kacangan saja yang mengandung
protein sempurna, sementara dari golongan pangan nabati lainnya tergolong protein
tidak sempurna.
4. Sifat – sifat Protein
a) Sifat Fisika :
 Kelarutan
Larut dalam air, larutan encer dari garam, alkohol
 Sifat koloid hidrofil (diameter koloid 1 – 100 mm)
Banyak protein telah dapat dihablurkan atau dimurnikan, BM > 6000 s/d jutaan
menunjukkan sifat koloidnya. Karena mengandung gugus – gugus hidrofil (-NH2,
-COOH, -OH) dan mempunyai sifat mengabsorbsi air.
 Sifat amfoter
Karena mengandung gugus- gugus asam (-COOH, -SH, -OH(fenol)) dan gugus – gugus
basa (-NH2). Maka bersifat seperti amfolit dan dapat bekerja sebagai penstabil pH.
 Sifat mengikat ion
Sebagai amfolit protein dapat membentuk garam dari kedua macam ion
 Protein (-) + kation
 Protein (+) + anion
 Pembentukan busa
Larutan protein apabila dikocok akan menimbulkan busa.
 Tidak berdialisis melalui selaput
Protein darah tidak dapat melalui sel-sel dari ginjal untuk masuk ke dalam urin. Adanya
protein dalam urin menunjukkan keadaan ginjal yang abnormal.
b) Sifat Kimia :
1. Denaturasi dan Koagulasi
 Denaturasi yaitu tiap perubahan (berkurangnya kelarutan, hilangnya keaktifan dari suatu
enzim atau hormon, tidak dapat dihablurkan kembali, dsb.), yang diakibatkan oleh suatu
sebab (pemanasan, pengocokan, penambahan pelarut organik (alkohol, aseton),
penambahan deterjen, asam atau basa).
 Pada denaturasi terjadi perubahan dalam struktur karena ada ikatan – ikatan yang pecah
yang disebabkan oleh hilangnya ikatan hidrogen. Contoh : albumin telur dan
gamaglobulin serum yang tadinya resisten terhadap enzim tripsin dapat dihidrolisis oleh
enzim tersebut.
 Koagulasi adalah presipitasi yang diakibatkan oleh denaturasi yang biasanya permanen.
 Reaksi – reaksi presipitasi :
 Asam – asam mineral : dengan penambahan asam – asam dalam jumlah kecil
terjadi endapan yang larut kembali dengan penambahan lebih banyak asam.
 Basa : tidak mengendapkan protein tetapi terjadi hidrolisis dan penguraian oleh
oksigen.
 Pereaksi alkaloid (asam trikloro asetat, asam tanat, asam fosfowalframat) akan
mengendapkan bila pH sama dengan titik isoelektriknya.
 Garam dari logam berat (HgCl2, AgNO3) akan memberikan endapan yang tidak
dapat dilarutkan kembali.
 Panas dapat mengkoagulasikan banyak protein dan suhu efektif ± 38˚ - 75˚C.
2. Pembentukan Garam
Protein dapat bereaksi dengan asam/basa dan membentuk garam, sehingga protein dapat
berfungsi sebagai buffer. 
3. Hidrolisis
Protein dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh asam, basa atau
enzim. Hidrolisis protein berlangsung melalui beberapa tahap dimana makin lama makin
terbentuk senyawa lebih banyak.
Protein --> proteosa --> pepton --> polipeptida --> dipeptida --> asam amino 
4. Reaksi Warna
 Reaksi biuret (NaOH + CuSO4)
Protein dengan pereaksi biuret akan membentuk warna lembayung. Reaksi
ini spesifik untuk senyawa – senyawa yang mempunyai paling sedikit 2 ikatan peptida.
 Reaksi – reaksi yang berlaku untuk asam amino, berlaku juga untuk protein.
Contoh : pereaksi millon, ninhidrin, Hopkin cole.
4. Penggolongan & Fungsi Protein

Penggolongan Protein

1. Klasifikasi Protein Berdasarkan Fungsi Biologisnya:

 Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai kataisator brokimia. Hamper semua
reaksi organic dapat di katalisis oleh enzim. Aktivitas enzim bergantung pada ketahanan
struktur sekunder, tersier, dan kuarter. Suatu enzim merupakan protein elips yang sisa
asam amino polarnya ada bagian luar sehingga dapat dipastikan larutan dalam cairan
tubuh.
 Protein transport merupakan protein yang mengikat dan memindahkan molekul atau sel
darah merah mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.
 Protein natrium (penyimpan) adalah proteinyang berfungsi mengubah energi kimia
menjadi energy gerak. Misalnya, aktin dan myosin yang berperan dalam system kontraksi
otot rangka.
 Protein struktur adalah protein yang berperan dalam kekuatan struktur biologi atau
perlindungan. Misalnya, kalagen (banyak terdapat pada rambut, kuku, bulu burung),
fibrion (komponen utama pada serat surat dan jarring laba-laba).
 Protein pertahanan (antibody) adalah protein yang melindungi organisme terhadap
serangan organisme lain (penyakit). Misalnya, imunoglobin atau anti bodi dapat
menetralkan protein asing ilepaskan oleh bakteri dan virus.
 Protein pengatur, yaitu protein yang berfungsi mengatur aktivitas seluler atau fisiologi.
Contohnya: ialah hormone, seperti insulin yang mengatur metabolism gula darah.
Kekurangan insulin akan menyebabkan penyakit diabetes. Contoh lain adalah hormone
pertumbuhan dan hormone sex.
 Protein kontraktil, yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel dan organisme
untuk mengubah bentuk atau bergerak. Contohnya ialah aktin dan myosin, yaitu protein
yang berperan dalam system kontraksi otot kerangka.

1. Berdasarkan Bentuknya

Berdasar bentuknya protein digolongkan menjadi dua, yaitu protein globular dan protein
serabut. Protein globular memiliki rantai polipeptida berlipat rapat menjadi bentuk bulat
padat (globular), yang memiliki fungsi gerak.Contoh: Hemoglobin dan enzim. Protein
serabut memiliki fungsi pelindung, contoh: L–keratin pada rambut dan kolagen pada urat.

2. Berdasarkan Komposisi Kimia

Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibedakan menjadi protein sederhana dan


protein terkonjugasi. Protein sederhana hanya tersusun dari asam-asam amino. Contoh:
enzim ribunoklease. Pada protein terkonjugasi asam amino juga terikat gugus lain
Contoh:

1. Lipoprotein, protein yang terkonjugasi lipid (lemak)


2. Glikoprotein, protein yang terkonjugasi karbohidrat
3. Fosfoprotein, protein yang terkonjugasi gugus fosfat
4. Ikatan Peptida

Di dalam protein, asam-asam amino diikat bersama melalui ikatan peptida, yaitu
ikatan C–N hasil reaksi kondensasi antara gugus karboksil dengan gugus amino dari asam
amino lain. Perhatikan reaksi kondensasi berikut. Reaksi tersebut merupakan contoh
dipeptida, yaitu molekul yang dibentuk melalui ikatan peptida dari dua asam amino.
Suatu polipeptida (protein) adalah polimer yang dibentuk oleh sejumlah besar asam
amino melalui ikatan peptida membentuk rantai polimer. Penamaan dipeptida atau
tripeptida disesusaikan dengan nama asam amino yang berikatan. Huruf akhir dari nama
asam amino yang disatukan diganti dengan huruf l’. Contoh, jika alanin dan glisin
menjadi dipeptida, nama dipeptidanya adalah alanilglisin.

Fungsi Protein
Protein yang membangun tubuh disebut Protein Struktural  sedangkan protein yang berfungsi
sebagai enzim,antibodi atau hormon dikenal sebagai Protein Fungsional. Protein struktural
pada umumnya bersenyawa dengan zat lain di dalam tubuh makhluk hidupContoh protein
struktural antara lain nukleoprotein yang terdapat di dalam inti sel dan lipoprotein yang terdapat
di dalam membran sel.Ada juga protein yang tidak bersenyawa dengan komponen struktur
tubuh,tetapi terdapat sebagai cadangan zat di dalam sel-sel makhluk hidup. Contoh protein
seperti ini adalah protein pada sel telur ayam,burung,kura-kura dan penyu.
Semua jenis protein yang kita makan akan dicerna di dalam saluran pencernaan menjadi zat
yang siap diserap di usus halus,yaitu berupa asam amino-asamamino.Asam amino-asam amino
yang dihasilkan dari proses pencernaan makanan berperan sangat penting di dalam tubuh,untuk:

 Bahan dalam sintesis subtansi penting seperti hormon,zat antibodi,dan organel sel lainnya
 Perbaikan,pertumbuhan dan pemeliharaan struktur sel,jaringan dan organ tubuh
 Sebagai sumber energi,setiap gramnya akan menghasilkan 4,1 kalori.
 Mengatur dan melaksakan metabolisme tubuh,misalnya sebagai enzim(protein
mengaktifkan dan berpartisipasi pada reaksi kimia kehidupan)
 Menjaga keseimbangan asam basa dan keseimbangan cairan tubuh.Sebagai senyawa
penahan/bufer,protein berperan besar dalam menjaga stabilitas pH cairan tubuh.Sebagai
zat larut dalam cairan tubuh,protein membantu dalam pemeliharaan tekanan osmotik di
dalam sekat-sekat rongga tubuh.
 Membantu tubuh dalam menghancurkan atau menetralkan zat-zat asing yang masuk ke
dalam tubuh.

Beberapa peran/fungsi protein dalam bahan makanan diantaranya adalah :

 Pada beberapa bahan makanan seperti cake dan produk bakery seperti roti dan sejenisnya
penambahan protein dapat meningkatkan pengemulsian lemak dan komponen penyusun
lainnya sehingga memperbaiki warna, tekstur dan ketahanan dari produk-produk bakery.
Dengan penambahan 3-5% dari tepung kedelai yang dimodifikasi dengan penambahan
protein dapat meningkatkan mutu kue.

 Salah satu contoh protein isolat dapat meningkatkan kemampuan penyerapan air yang
tinggi dan bertindak sebagai pengemulsi dan pembentukan busa sehingga sangat baik
untuk pembuatan kue.

 Salah satu komponen penting protein yaitu Nitrogen. Pada beberapa bahan makanan jenis
sayur-sayuran protein dalam hal ini nitrogen berfungsi sebagai agen pertahananyang
mempertahankan jaringan yang telah ada dan membentuk jaringan baru jika terjadi
kerusakan dalam jaringan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia dan hewan menggunakan protein untuk asam aminonya. Protein memiliki
fungsi selular penting dalam tubuh karena berpartisipasi dalam biosintesis porfirin, purin,
pirimidin dan urea. Rantai protein merupakan jenis polipeptida yang terdiri atas L-α-asam
amino. Polimer asam amino yang memiliki rantai lebih pendek dinamakan dengan peptida yang
berperan penting sebagai hormon. Protein merupakan makromolekul yang terdiri dari 1 (satu)
rantai polipeptida dan terkadang dua atau lebih polipeptida. Protein juga dapat ditemukan dalam
setiap sel dan molekulnya terdiri dari unsur C, H, N, O, S dan terkadang P, Fe, Zn dan Co.
Berdasarkan jumlah asam amino yang menyusun polipeptida, peptida merupakan polipeptida
yang tersusun atas kurang dari 50 asam amino sedangkan protein tersusun atas lebih dari 50
asam amino.
Asam amino, peptida, dan protein sering disebut sebagai istilah yang saling terkait,
namun mereka berbeda dalam karakteristik mereka. Asam amino adalah bahan penyusun dari
peptida dan protein. Asam amino adalah molekul kecil yang mengandung gugus amino (-NH 2)
dan gugus asam karboksilat (-COOH), yang terikat pada atom karbon tengah, dengan tambahan
hidrogen dan rantai samping (gugus R).
DAFTAR PUSTAKA

Anna Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press


Armstrong, Frank B. 2005. Buku Ajar Biokimia, Edisi ketiga. EGC: Jakarta
Girindra, A. 1986. Biokimia 1. Gramedia : Jakarta.
Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Edisi 17. EGC: Jakarta.
Lehninger AL. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Jakarta : Maggy Thenawijaya.

Anda mungkin juga menyukai