Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI
OBAT SISTEM SARAF PUSAT
(UJI ANALGESIK AKIBAT INDUKSI KIMIA DENGAN
METODE GELIAT)
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2020/2021

NAMA : RINA ARYATI


NIM : 20330726

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS
FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
I. Pendahuluan
Latar Belakang
Analgesik adalah obat yang dapat menghilangkan rasa sakit / nyeri. Rasa sakit
/ nyeri merupakan suatu fenomena kompleks yang melibatkan aktifitas neuron
&respon penderita terhadap saraf tersebut. Stimulasi nyeri terdiri dari 5 stimulasi,
yaitu : stimulasi termis, stimulasi mekanis, stimulasi kimiawi, stimulasi fisis, &
stimulasi kimia endogen. Nyeri merupakan salah satu aspek penting dalam bidang
medis & menjadi penyebab paling banyak seseorang untuk mencari pengobatan.
Pengobatan yang umum digunakan untuk mengatasi nyeri adalah NSAID yang
bekerja dengan cara menghambat enzim cyclooxigenase, sehingga konversi asam
arakhidonat menjadi prostaglandi E2 terhambat. Walaupun sering digunakan, namun
penggunaan analgesikmemiliki beberapa keterbatasan misalnya pada penggunaan
NSAIS dapat mengiritasi saluran cerna, sedangkan penggunaan opioid
mengakibatkan ketergantungan.
Tujuan Percobaan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa dapat :

1. Mengamati respon geliat atau writhing reflex pada mencit akibat induksi kimia

2. Mengetahui mula kerja obat (onset of action), lama kerja obat (duration of action) dan
saat obat mencapai efek yang maksimum

Prinsip Percobaan
Reflek geliat atau writhing reflex merupakan reflek nyeri pada mencit akibat
substansi penginduksi nyeri. Dalam waktu ±5 menit setelah diberi penginduksi nyeri,
umumnya mencit mulai merasakan nyeri. Hewan akan berdiam di suatu tempat, yang
biasanya di sudut ruangan, badannya ditekuk, bulunya acapkali berdiri dan ekornya
diangkat ke atas. Setelah beberapa saat, hewan akan bergerak perlahan, menarik satu atau
kedua kaki belakangnya, badannya direntangkan dan perutnya ditekan hingga menyentuh
dasar. Gerakan ini seringkali disertai dengan gerakan kepala yang menoleh ke belakang
sehingga tampak seolah-olah mencit tersebut menggeliat. Reflek ini dapat terjadi selama
masa durasi kerja penginduksi. Refleks geliat ini selanjutnya digunakan sebagai
parameter uji pada metode ini.
II. Tinjauan Pustaka
Analgesik adalah obat yang dapat menghilangkan rasa sakit atau nyeri. Nyeri
merupakan sensasi yang subyektif yang diakibatkan oleh persepsi terhadap suatu impuls.
Rasa nyeri atau pain adalah suatu fenomena komplek yang melibatkan aktivitas neuron
dan respon penderita terhadap aktivitas saraf tersebut. Stimulus nyeri antara lain terdiri
dari stimulus termis, stimulus fisis, stimulus mekanis, stimulus kimiawi dan senyawa
kimia endogen.
Asam asetat glasial merupakan penginduksi nyeri kimia yang digunakan untuk
menstimulasi rasa sakit pada peritoneum mencit; dengan responnya berupa geliat atau
writhing reflex. Selain asam asetat glasial, untuk menginduksi nyeri/ rasa sakit pada
mencit dapat digunakan fenilkinon. Bahan penginduksi tersebut diberikan secara
intraperitoneum. Parietal peritonium sangat sensitif terhadap stimulasi fisik dan kimia
walaupun tidak terjadi inflamasi. Keberadaan cairan dalam peritonium dapat
menstimulasi rasa sakit.
Aspirin, antalgin, asam mefenamat, indometasin dan lain-lain dapat
menghilangkan rasa sakit karena dapat menghambat sintesis prostaglandin dengan cara
hambatan pada enzim siklooksigenase. Efek anakgesik yang ditimbulkan oleh golongan
obat ini bersifat mekanik, fisik atau kimiawi. Prostaglandin adalah mediator nyeri perifer.
Injeksi PGE2 dan PGI2 secara intradermal dalam waktu singkat menyebabkan respon
radang berupa eritema, vasodilatasi, edema dan hiperalgesia. Respon dapat berlangsung
hampir 10 jam.
Reflek geliat atau writhing reflex merupakan reflek nyeri pada mencit akibat
substansi penginduksi nyeri. Dalam waktu ±5 menit setelah diberi penginduksi nyeri,
umumnya mencit mulai merasakan nyeri. Hewan akan berdiam di suatu tempat, yang
biasanya di sudut ruangan, badannya ditekuk, bulunya acapkali berdiri dan ekornya
diangkat ke atas. Setelah beberapa saat, hewan akan bergerak perlahan, menarik satu atau
kedua kaki belakangnya, badannya direntangkan dan perutnya ditekan hingga menyentuh
dasar. Gerakan ini seringkali disertai dengan gerakan kepala yang menoleh ke belakang
sehingga tampak seolah-olah mencit tersebut menggeliat. Reflek ini dapat terjadi selama
masa durasi kerja penginduksi. Refleks geliat ini selanjutnya digunakan sebagai
parameter uji pada metode ini.
III. Alat, Bahan dan Metode Kerja
Alat, Bahan dan Prosedur
Hewan coba : Mencit putih, jantan (jumlah 9 ekor), bobot tubuh 20-30 g
Obat : - Larutan asam asetat glasial 3% sebanyak 0,5 ml secara IP
- CMC Na 1% secara PO
- Asam mefenamat 500 mg/ 70 kg BB manusia secara PO
- Parasetamol 500 mg/ 70 kg BB manusia secara PO
Alat : Spuit injeksi 1 ml, jarum sonde oral, timbangan hewan, bejana untuk
pengamatan, stop watch
Prosedur:
1. Siapkan mencit. Sebelum pemberian obat, amati kelakuan normal masing-masing mencit
selama 10 menit.
2. Mencit dibagi menjadi 3 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor
mencit dengan perbedaan dosis obat yang diberikan (faktor perkalian 2):
Kelompok I: CMC Na 1% secara PO
Kelompok II: asam mefenamat 500 mg/ 70 kgBB manusia secara PO
Kelompok III: parasetamol 500 mg/ 70 kgBB manusia secara PO

3. Hitung dosis dan volume pemberian obat dengan tepat untuk masing-masing mencit.
4. Berikan larutan obat sesuai kelompok masing-masing dan catat waktu pemberiannya.
5. Setelah ditunggu 15-30 menit, kemudian diberi penginduksi nyeri asam asetat glasial 3%
sebanyak 0,5 ml secara IP.
6. Tempatkan mencit ke dalam bejana untuk pengamatan.
7. Amati, catat dan tabelkan pengamatan respon geliat mencit.

Efek Geliat
Jumlah Geliat
Percobaan Bahan Obat
Respon Awal dalam Periode
15-60 menit
Uji Analgesik Mencit CMC Na 1% 1
Akibat Induksi secara PO 2
Kimia Dengan 3
Metode Geliat) 4
5
6
Asam mefenamat 1
500 mg/ 70 kg BB 2
manusia secara PO 3
4
5
6
Parasetamol 500 1
mg/ 70 kg BB 2
manusia secara PO 3
4
5
6

IV. Hasil Percobaan dan Pembahasan


Dalam percobaan ini mencit dibagi menjadi 3 kelompok dimana masing-masing
kelompok terdiri dari 3 ekor mencit, sebagai berikut:
Kelompok Mencit Berat Badan (gram)
I 1 25
2 23
3 26
II 1 30
2 21
3 24
III 1 28
2 26
3 20

Larutan obat yang tersedia adalah sebagai berikut:


Nama Obat Konsentrasi
CMC Na 1%
Asam Mefenamat 1% (500 mg dalam 50 ml)
Parasetamol 1% (500 mg dalam 50 ml)

Tabel pengamatan yang diperoleh adalah sebagai berikut:


Efek Geliat

Percobaan Bahan Obat Respon Jumlah Geliat


Mencit
Awal dalam Periode
ke-
15-60 menit
1 + 28
CMC-Na 1%
2 + 30
(PO)
3 + 31
Uji analgesik 1 + 6
Asam Mefenamat
akibat induksi
Mencit 500mg/70 Kg BB 2 + 6
kimia dengan
Manusia (PO)
metode geliat 3 + 8
1 + 14
Parasetamol 500mg/70
2 + 13
Kg BB Manusia (PO)
3 + 15

Keterangan:
Respon awal + = mencit memberi reflek geliat, 5 menit setelah induksi asam asetat glasial
3% Respon awal - = mencit tidak memberi reflek geliat, 5 menit setelah induksi asam asetat
glasial 3%

PEMBAHASAN
Tujuan dari percobaan praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui dan
mempelajari efektivitas analgetika sediaan obat (parasetamol dan asam mefenamat)pada
hewan coba berupa mencit sehingga dapat membandingkan daya analgetika dariobat -
obat tersebut setelah mencit diberikan indicator nyeri asam asetat glasial 3%.
Percobaan kali ini menggunakan metode geliat dengan prinsip yaitu
denganmemberikan asam asetat glasial 3% kepada mencit yg akan menimbulkan
geliat,sehingga dapat diamati respon mencit ketika menahan nyeri pada perut dengan
caramenimbulkan geliat, menarik abdomen, menarik kaki ke belakang,
danmembengkokan kepala ke belakang. Dengan pemberian obat analgetik
(parasetamoldan asam mefenamat) maka akan mengurangi respon tersebut.Pemberian
obat-obat analgetik pada hewan coba dilakukan secara peroral,setiap mencit diberikan
obat yg berbeda-beda, sebagai control negatif setelahdiberikan obat mencit
didiamkan selama 15 menit. Kemudian disuntikan secara intraperitorial dengan larutan
induksi asam asetat glasial 3%. Pemberian asam asetatglasial dilakukan secara intra
peritorial agar sediaan lebih mudah diabsorsi oleh tubuh,mencegah penguraian asam
asetat pada jaringan fisiologik organ tertentu, cepatmemberikan efek, serta efek
merusak jaringan tubuh. Larutan asam asetat glasialdiberikan setelah 15 menit, bertujuan
agar obat yg telah diberikan sebelumnya sudahmengalami fase absorbs untuk
meredakan rasa nyeri. Selama beberapa menitkemudian, setelah diberi larutan
asam asetat glasial 3% mencit akan menggeliatdengan ditandai perut kejang dan kaki
ditarik ke belakang.Dari hasil percobaan yang sudah dilakukan, maka didapatkan hasil
yang sesuaisesuai dengan teori yg ada, asam mefenamat lebih rendah / lebih ringan
dibandingkandengan parasetamol & CMC Na, karena asam mefenamat memberikan efek
analgetiklebih ringan yang disebabkan oleh sifat asam dan efek samping nyeri pada
lambung,parasetamol lebih kuat dibanding dengan asam mefenamat karena mempunyai
efekringan pada siklooksigenase perifer.

V. Kesimpulan

Pada percobaan praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa obat


yang mempunyai analgetik lebih kuat adalah asam mefenamat, kemudian
parasetamol, dan yang terakhir CMC Na. CMC Na merupakan konduktor negatif
karena CMC Na tidak memberikan efek apapun pada percobaan kali ini.

VI. Daftar Pustaka

Tim Dosen Praktikum Farmakologi. Petunjuk Praktikum Farmakologi. Jakarta : ISTN.


2018

Katzung, Bertram G. 1986. Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika : Jakarta

Mutschaler, Ernst. 1991. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi. ITB : Bandung

Tjay, Tan Hoan dan K. Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting, PT Gramedia : Jakarta

Gunawan, Sulistia Gan, dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Balai Peterbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai