KELOMPOK 4 GANJIL
Jambi, 25 Februari 2020
Dosen Pengampu :
Andy Brata S.Farm
Defirson, S.Farm,M.Kes,Apt
Nama Kelompok :
Justia Andriana(18.050)
Marwan (18.054)
Melinia Safitri (18.058)
Nurfadilah (18.062)
II. TUJUAN : Melakukan Anatesi dan Euthanasia pada hewan pervobaan yang
memenuhi Syarat
CARA MENGANESTESI
Anestesi adalah keadaan ketidaksadaran yang diinduksi pada hewan. Anastesi
diperlukan terutama sebelum hewan itu dibedah, ada tiga tahapan anestesi yaitu analgesia
(penghilang rasa sakit), amnesia (hilangnya memori) dan imobilisasi. Obat yang digunakan
untuk mencapai anestesi biasanya memiliki efek yang berbeda-beda. Beberapa obat dapat
digunakan secara individual untuk mencapai semua komponen anastesi, lainnya hanya dapat
bersifat analgesik atau sedatif dan dapat digunakan secara individual atau dalam kombinasi
dengan obat lain untuk mencapai anestesi penuh.
Relaksan otot rangka seperti Curariform atau beta bloker neuromuskuler (misalnya
suksinilkolin, decamethonium, curare, galamin, pancuronium) tidak digunakan untuk
anestesi dan tidak memiliki efek analgesik. Mereka hanya dapat digunakan bersama dengan
anestesi umum. Biasanya, diperlukan pernapasan buatan. pemantauan fisiologis juga harus
digunakan untuk menilai kedalaman anestesi, dimanaa metode refleks normal tidak akan
dapat diandalkan.
V. CARA KERJA
Perlakuan anastesi pada hewan percobaan diperlukan untuk memudahkan cara pemberian
senyawa bioaktif tertentu ( pemberian i.v pada vena penis tikus ) dan utnuk percobaan –
percobaan tertetu, misalnya pengukuran tekanan darah insistu pada karoid hewan dengan
manometer conden ( sukati 2010)
Senyawa – senyawa yang dapat digunakan untuk anatesi adalah eter, halotan,
pentobarbital natrium, heksobarbital natrium, dan uretan ( etil karabamat ). Pada setiap
hewan percobaan berbeda, perlkuan anastesi, senyawa penganastesi, serta dosis yang
dipakai juge berbeda.
Untuk mencit senyawa yang digunakan adalah eter, eter digunakan untuk anastesi
singkat, cara perlakuan anastesi adalah dengan cara meletakkan obat didalam suatu wadah
dan hewan dimasukkan kedalam nya dan wadah ditutup rapat. Bila hewan sudah
kehilangan kesadaran, maka hewan sudah siap dilakukan uji percobaan.
Apabila pada hewan percobaan terjadi keadaan rasa sakit yang hebat atau lama akibat
suatu percobaan atau apabila mengalami kecelakaan, menderita rasa sakit, atau jumlahnya
terlalu banyak dari yang dibutuhkan, maka perlu dilakukan pengorbanan hewan.
Etanasi atau cara kematian tanpa rasa sakit perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga
hewan akan mati dengan seminimal mungkin rasa sakit. Pada dasarnya cara fisik yaitu
dengan melakukan dislokasi leher adalah cara yang paling cepat, mudah dan
berkeprimanusiaan, tetapi cara perlakuan kematian juga perlu ditinjau jika ada tujuan dari
perngorbanan hewan percobaan dalam rangkaian percobaan \.
Cara mengorbankan hewan percobaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia
dan cara fisik. Pada umumnya untuk mengorbankan mencit, tikus, kelinci dan marmut,
dilakukan dengan hal yang sama
Cara kimia untuk mengorbankan mencit adalah dengan menggunakan eter atau
pentobarbital natrium pada dosis letal sehingga dapat membunuh hewan – hewan
tersebut.
Untuk cara fisik dapat digunakan dengan cara dislokasi leher, caranya adalah dengan
memegang ekor mencit kemudian ditempatkan di ram kawat, sampai hewan tersebut
merenggangkan badannya, pada bagian tengkuk diberi suatu penahann yang keras dan
dipegang dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanan menarik ekornya dengan keras
sampai lehernya terdislokasi dan hewan akan terbunuh.
VII. KESIMPULAN
Untuk kelancaran percobaan uji efek farmakologi suatu obat yang dilakukan pada
hewan percobaan sebaiknya digunkan perlakuan anastesi dengan senyawa eter
Apabila hewan percobaan terjadi keadaan rasa sakit yang hebat atau lama akibat
suatu percobaan atau apabila mengalami kecelakaan, mederita sakit atau
jumlahnya banyak di bandingkan dengan kebutuhan, maka perlu dilakukan
pengirbanan hewan dengan cara kimia maupun fisik.