Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM 3

CARA PEMBERIAN OBAT PADA HEWAN UJI

Di susun oleh :
1. ANNISA AGUSTRIANA (KHGF20001)
2. WILLY JANUAR PRATAMA (KHGF20040)
KELAS : 1A
Dosen Pengampu :
Nurul, M.Farm., Apt.
Dani Sujana, M.Farm., Apt.

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA
GARUT
2021
1.1. Tujuan Praktikum
1. Memberikan obat pada hewan uji
2. Menghitung dosis yang akan diberikan pada hewan uji

1.2. Dasar Teori


Percobaan pada praktikum Farmakologi dilakukan terhadap hewan hidup,
oleh karena itu hewan coba harus diperlakukan dengan bijaksana. Perlakuan yang
tidak wajar terhadap hewan coba dapat menimbulkan hasil pengamatan yang
menyimpang sehingga tujuan pengamatan tidak tercapai. Beberapa hewan coba
yang dapat digunakan untuk mengamati efek farmakologi obat diantaranya adalah
mencit, tikus, marmot dan kelinci. Hewan coba tersebut mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda. Untuk dapat menangani hewan coba dengan baik dan benar
perlu dipahami karakteristik masing-masing hewan coba.
Pada kegiatan praktikum ini, untuk dapat memberikan obat kepada hewan uji
dengan berbagai jalur pemberian dan pada kegiatan praktikum ini pula mampu
untuk mengambil spesimen sampel hewan uji. Kedua kemampuan tadi diperlukan
agar hewan coba terlindung dari rasa sakit selain itu dosis yang diberikan hewan
coba juga sesuai dan kemampuan ini penting untuk melakukan percobaan-
percobaan pada praktikum yang berikutnya. Sebelum anda mampu memberikan
obat dan mangambil spesimen pada hewan uji, anda dituntut untuk mampu
memegang dan mengendalikan hewan uji dengan benar, hewan uji terlindung dari
rasa sakit dan cedera yang didapat bila hewan tersebut dipegang dengan benar,
selain itu bila hewan tersebut tidak dipegang dengan benar, maka hewan tersebut
dapat melukai anda.

1.3. Prinsip Percobaan


Melakukan pemberian obat yang baik dan benar, dan perhitungan konversi
dosis untuk hewan uji.

1.4. Alat dan Bahan


1. Alat
- Masker
- Sarung tangan
- Kendang mencit
- Spuit oral
- Spuit 1 ml
- Spidol permanen
2. Bahan
- Mencit
- Aquades
1.5. Cara Kerja
1.5.1. Volume Pemberian Obat pada Hewan Percobaan. Volume cairan yang diberikan
pada setiap jenis hewan percobaan tidak boleh melebihi batas maksimal yang telah
ditetapkan pada literatur.
1.5.2. Aplikasi Dosis pada Spesies Lain. Untuk memperoleh efek farmakologis yang sama
dari suatu obat pada setiap spesies hewan percobaan, diperlukan data mengenai
penggunaan dosis secara kuantitatif. Hal ini sangat diperlukan bila obat tersebut
akan diaplikasikan pada manusia, dan pendekatan terbaik adalah menggunakan
perbandingan luas permukaan tubuh.
1.5.3. Faktor-faktor Lingkungan yang Dapat Mempengaruhi Hasil Percobaan
1. Faktor internal
- Variasi biologic (usia, jenis kelamin)
- Ras dan sifat genetic
- Status Kesehatan dan nutrisi
- Bobot tubuh
- Luas permukaan tubuh
2. Faktor eksternal
- Suplai oksigen
- Pemeliharaan lingkungan fisiologik dan isoosmosis
- Pemeliharaan keutuhan struktur ketika menyiapkan jaringan atau organ
untuk percobaan,
3. Faktor lainnya
- Keadaan kendang
- Suasana asing atau baru
- Pengalaman hewan dalam penerimaan obat
- Keadaan ruangan tempat hidup (suhu, kelembaban, ventilasi, cahaya,
kebisingan)
- Penempatan hewan.
1.5.4. Penanganan Hewan dan Cara Pemberian Obat
1. MENCIT
a. Cara Penanganan
1) Mencit diangkat ujung ekornya dengan tangankanan, letakkan pada suatu
tempat yang permukaannya tidak licin, sehingga kalau ditarik mencit akan
mencengkram
2) Telunjuk dan ibu jari tangan kiri menjepit kulit tengkuk sedangkan
ekornya tetap dipegang tangan kanan. Kemudian posisi tubuh mencit
dibalikkan sehingga permukaan perut menghadap kita dan ekor
dijepitkan antara jari manis dan kelingking.
b. Cara pemberian obat
1) Oral
Cairan obat diberikan dengan menggunakan sonde oral. Sonde oral
ditempelkan pada langit-langit atas mulut mencit, kemudian masukkan
perlahan-lahan sampai ke esofagus, dan cairan obat dimasukkan.
2) Subkutan
Kulit didaerah tengkuk diangkat dan kebagian bawah kulit dimasukkan
obat dengan menggunakan alat suntik 1 ml dan jarum ukuran 27G/0,4
mm.
3) Intravena
Ekor mencit dicelupkan dalam air hangat agar pembuluh vena ekor
mengalami dilatasi, sehingga memudahkan pemberian obat ke dalam
pembuluh vena.
4) Intramuscular
Obat disuntikkan pada paha posteriordengan jarum No.24
5) Intraperitorial
Mencit dipegang pada saat penyuntikkan, posisi kepala lebih rendah dari
abdomen. Jarum disuntikkan dengan sudut sekitar 10⁰ dari abdomen
pada daerah yang sedikit menepi dari garis tengah, agar jarum suntik
tidak mengenai kandung kemih. Penyuntikan juga jangan di daerah yang
terlalu tinggi untuk menghindari terjadinya penyuntikan pada hati.
c. Volume penyuntikan
Untuk volume penyuntikan mencit umumnya 1 ml/100 g berat badan.
Kepekatan larutan obat uang disuntikkan disesuaikan dengan volume tang
dapat disuntikkan tersebut.

1.6. Pembahasan
Pada praktikum ini, telah dilakukan cara pemberian obat pada hewan
percobaan dangan memilih mencit sebagai hewan percobaan. Volume maksimum
cairan yang akan diberikan pada hewan percobaan harus sesuai dengan lileratur dan
berat badan hewan tersebut. Ada 5 cara pemberian obat pada hewan dan volume
maksimum (ml) untuk rute pemberian obat :
1. Peroral 1 ml
2. Subkutan 0,5 ml
3. Intravena 0,5 ml
4. Intramuscular 0.05 ml
5. Intraperitorial 1 ml

Setelah tahu literatur cara pemberian obat mahasiswa langsung


mempraktikannya, tapi sebelum melakukan pemberian obat pada hewan percobaan
harus diperhatikan terlebih dahulu cara penanganan pada hewan percobaan yang
telah dijelaskan diatas. Lalu setelah itu dapat langsung dilakukan pemberian obat
pada hewan uji.

1. Oral
Pada percobaan pemberian obat secara oral mahasiswa menggunakan
sonde oral dan cairan aquades 0,2 ml yang telah dihitung berdasarkan
bobot hewan.
2. Subkutan
Pada percobaan pemberian obat secara subkutan mahasiswa
menggunakan alat suntik 1 ml dan jarum ukuran 27 G/0,4 mm dan cairan
aquades 0,2 ml yang telah dihitung berdasarkan bobot hewan.
3. Intravena
Pada percobaan pemberian obat secara intravena mahasiswa
menggunakan jarum suntik dan cairan aquades 0,2 ml yang telah dihitung
berdasarkan bobot hewan.
4. Intramuscular
Pada percobaan pemberian obat secara intramuskular mahasiswa
menggunakan jarum suntik No.24 dan cairan aquades 0,2 ml yang telah
dihitung berdasarkan bobot hewan.
5. Intraperitorial
Pada percobaan pemberian obat secara oral mahasiswa menggunakan
alat dan jarum suntik dan cairan aquades 0,2 ml yang telah dihitung
berdasarkan bobot hewan.

1.7. Kesimpulan
Dalam praktikum cara pemberian obat pada hewan uji, terdapat beberapa
rute pemberian obat pada hewan uji diantaranya Peroral, Subkutan, Intravena,
Intramuskular, dan Intraperitorial. Pemberian volume obat pada hewan uji berbeda
dan disesuaikan dengan literatur serta berat badan pada hewan uji. Pada saat
pemberian obat pada hewan uji pastikan kita tenang dan jangan takut pada mencit
agar praktikum dapat dilakukan dengan semestinya dan waktu efisien.

1.8. Daftar Pustaka


Stevani, H. 2016. Praktikum Farmakologi. 1 ed. Jakarta : Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Refdanita, dkk. 2018. PETUNJUK DAN PAKET MATERI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI.
Jakarta : Fakultas Farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai