Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum

PERCOBAAN V ANALGETIK

Disusun Oleh :

- Adinda Nurzahariyah
- Chyntia Febriyanti
- Nurindah Fatkhurrohmah
- Ramadhan Bahaulah N

Kelas 3A

Kelompok 1

Program Study D3 Farmasi

STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN


2020
PERCOBAAN V

ANALGETIK

I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :
1. Mengenal berbagai cara mengevaluasi secara eksperimental efek analgetika suatu obat.
2. Memahami efek analgetik berbagai jenis obat analgetik.
3. Mampu memberikan pandangan mengenai kesesuaian khasiat yang dianjurkan untuk
sedian-sediaan farmasi analgetika.

II. Dasar Teori


Sensasi nyeri disebabkan disebabkan oleh pembebasan senyawa-senyawa kimia tertentu
oleh stimulus nyeri. Senyawa-senyawa kimia yang dibebaskan ini ada yang menyerupai
bradikinin dan dapatenimbulkan rasa nyeri , misalnya vasodilatasi pembuluh darah dapat
menyebabkan migrain, menimbulkan kejang-kejang ototvisceral atau iritasi maupun kerusakan
jaringan setempat .
Serabut syaraf yang menghantarkan impuls ke korteks sensorik diotak maka nyeri
disadari sebagai nyeri yang tajam, menusuk atau nyeri yang bersitatlinu. Penyadaran sensasi nyeri
sendiri sebagai respon terhadap stimulus nyeri dapat sangat bervariasi dari orang ke orang.
Analgetika narkotika seperti morfin diketahui juga memodifikasi reaksi dari respon orang
terhadap nyeri sehingga nyeri yang dideritanya menjadi lebih baik.
Obat golongan analgetika adalah obat yang mempunyai aktivitas menekan atau
mengurangi rasa nyeri terhadap rangsang mekanik, termik listrik dan kimiawi dipusat serta
diperifer , yaitu dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin sebagai mediator sensasi
nyeri.
Golongan obat ini dibagi menjadi :
a) Golongan analgetika kuat ( analgetika narkotika) yang bekerja sentral terhadap susunan
saraf pusat,
b) Golongan analgetika lemah ( analgetika non narkotika) yang bekerja secara Perifer.
Metode pengujian analgetik dilakukan dengan cara menilai kemampuan zat uji untuk menekan
atau menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi pada hewan percobaan yang meliputi induksi
secara mekanik, termik, elektrik, dan kimia.
Pada umumnya daya kerja analgetik dinilai pada hewan dengan mengukur besarnya
peningkatan stimulus nyeri yang harus diberikan sebelum adanya respon nyeri atau jangka waktu
ketahanan hewan terhadap stimulus nyeri dan peranan frekuensi respon nyeri.
Untuk tujuan penapisan aktivitas analgetik suatu bahan obat analgetika, sebaiknya diuji
dengan dia metode yaitu dengan menggunakan analgetika non narkotika ( analgetika lemah ) dan
analgetika narkotika ( analgetika kuat ).
III. Alat dan Bahan
a. Bahan
1. Asam asetat 0,7 % v/v
2. Obat analgetika standar (ibu profen, asam mefenamat, Paracetamol)
3. Na CMC
b. Alat
1. Alat suntik 1 ml
2. Stop watch
3. Sonde oral
4. Timbangan analit
5. Wadah penyimpanan mencit

IV. Prosedur Kerja


1) Hewan dibagi dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 ekor mencit
- Kelompok 1 :Control (Na CMC)
- Kelompok 2 :Diberi asam mefenamat
- Kelompok 3 :Diberi paracetamol
- Kelompok 4 :Diberi ibu profen
2) Semua hewan dari setiap kelompok dari perlakuan sesuai dengan kelompok diberikan
secara oral.
3) Setelah 30 menit, hewan diinduksi diberi asam asetat 0,7% secara i.p.
4) Segera setelah pemberian asam asetat, gerakan geliat hewan diamati dan jumlah geliat
dicatat setiap 5 menit selama 60 menit jangka waktu pengamatan.
5) Data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan analisis variansi dan bermakna
perbedaan jumlah geliat Anatar kelompok kontrol dan kelompok uji dianalisis dengan uji
student rest.
6) Daya proteksi obat uji terhadap rasa nyeri dan efektivitas analgetik ya dihitung dengan
rumus berikut :
% Proteksi = (100 - jumlah geliat Kel. Uji) / jumlah geliat Kel. Kontrol x 100%
% Efektifitas analgetik = % proteksi zat uji / % proteksi pembandingan x 100%
7) Data disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.

V. Hasil Pengamatan
 Perhitungan
1) Paracetamol
Dosis PCT : 500 mg
70 kg
Dosis 70 kg = x 500 mg=700 mg
50 kg
Dosis 20 mg : 0,0026 x 400 mg = 1,82 mg
11,54
Berat bobot mencit : 11,54 = x 1,82=1,05 mg
20
Volume yang diberikan : D x BB = C . V
= 1,05 mg = 10 mg/ml . V
= V = 0,1 ml

2) Asam Mefenamat
Dosis asam mefenamat : 500 mg
70 kg
Dosis 70 kg = x 500 mg=700 mg
50 kg
Dosis 20 mg : 0,0026 x 400 mg = 1,82 mg
11,22
Berat bobot mencit : 11,22 = x 1,82=1,0 2 mg
20
Volume yang diberikan : D x BB = C . V
= 1,02 mg = 10 mg/ml . V
= V = 0,1 ml

3) Ibu Profen
Dosis ibu profen : 400 mg
70 kg
Dosis 70 kg = x 4 00 mg=56 0 mg
50 kg
Dosis 20 mg : 0,0026 x 560 mg = 1,45 mg
12,78
Berat bobot mencit : 12,78 = x 1,45=0,9 mg
20
Volume yang diberikan : D x BB = C . V
= 0,9 mg = 10 mg/ml . V
= V = 0,09 / 0,1 ml

4) CMC Na (Control negative)


Misal BB mencit = 12,27
= ½ x vol. maks personal
=½x1
= 0,5 ml

 Tabel Pengamatan

No Bahan Waktu
5 10 15 20 25 30 Jumlah
1. Asam 3 16 9 10 8 3 49
Mefenamat
2. Paracetamol - - - - - - -
3. Ibu Profen 4 14 14 13 13 13 71
4. CMC Na - 17 18 21 16 7 79

% Proteksi
(100−49)
1) Asam Mefenamat : x 100 % = 64,55 %
79
2) Paracetamol : -
(100−71)
3) Ibupruofen : x 100 %=36,70 %
79
4) Na CMC : kel. Control = jumlah geliat = 79

64,55 %
% Efektivitas analgetik : x 100 %=175,88 %
36,70

GRAFIK ASAM MEFENAMAT


18

16

14

12

10 Series 1

0
5 menit 10 menit 15 menit 20 menit 25 menit 30 menit
GRAFIK IBUPROFEN
16

14

12

10
Series 1
8

0
5 menit 10 menit 15 menit 20 menit 25 menit 30 menit

GRAFIK CMC
25

20

15
Series 1

10

0
5 menit 10 menit 15 menit 20 menit 25 menit 30 menit
VI. Lampiran
(1) (2) (3)

(4) (5) (6)

(7) (8)

Y7676
Ket gambar :
(1) Bobot mencit untuk paracetamol
(2) Bobot mencit untuk asam mefenamat
(3) Bobot mencit untuk ibuprofen
(4) Memasukkan larutan paracetamol
(5) Memasukkan larutan asam mefenamat
(6) Memasukkan larutan ibuprofen
(7) menyuntikkan asam asetat 0,7% secara i.p
(8) menyuntikkan asam asetat 0,7% secara i.p
(9) mengamati geliat

VII. Pembahasan
Mahasiswa melakukan praktikum farmakologi dengan materi analgetik. Tujuan dari
praktikum ini adalah mempelajari dan mengetahui efektivitas analgetika sedian obat(paracetamol,
ibuprofen, asam mefenamat, dan antalgin) pada hewan uji mencit sehingga kitadapat
membandingkan daya analgetika dari obat - obat tersebut setelah mencit diberi induktornyeri
asam asetat .Percobaan ini menggunakan metode Witkin (Writhing Tes / Metode Geliat), dengan
prinsip yaitu memberikan asam asetat (indikator nyeri) kepada mencit yang akan menimbulkan
geliat ( Writhing ), sehingga dapat diamati respon mencit ketika menahan nyeri pada perut
dengan cara menarik abdomen, menarik kaki kebelakang, dan membengkokan kepalake
belakang. Dengan pemberian obat analgetik (paracetamol, ibuprofen, asam mefenamat, ) akan
mengurangi respon tersebut.Larutan stok dibuat dengan mensuspensikaan tablet paracetamol,
asam mefenamat,ibuprofen, karena bahan obat sukar larut di dalam air dengan suspending agent
CMC Na. Digunakan konsentrasi CMC Na yang rendah agar suspensi tidak terlalu kental
sehingga mudah untuk mengambil suspensi dengan spuit jarum oral dan mudah masuk ke dalam
esofagus mencit.Pemberian obat-obat analgetik pada mencit dilakukan secara peroral,setiap
mencit diberikan suspensi obat yang berbeda, sebagai kontrol negatif diberikan CMC Na, setelah
obatdiberikan mencit didiamkan selama beberapa menit. Kemudian disuntik secara
intraperitoneal denganlarutan induksi asam asetat .
Pemberian dilakukan secara intraperitoneal karena memungkinkan sediaan lebih mudah
diabsorbsi oleh tubuh, cepat memberikan efek, mencegah penguraian asam asetat pada jaringan
fisiologik organ tertentu, serta efek merusak jaringan tubuh jika pada organ tertentu. Misalnya
apabila asam asetat diberikan per oral, akan merusak saluran pencernaan, karena sifat
kerongkongan cenderung bersifat tidak tahan terhadap asam.Larutan asam asetat diberikan
setelah 30 menit, ini bertujuan agar obat yang telah diberikan sebelumnya sudah mengalami fase
absorbsi untuk meredakan rasa nyeri. Selama beberapa menit kemudian, setelah diberi larutan
asam asetat mencit akan menggeliat dengan ditandai perut kejang dan kaki ditarik ke belakang.
Jumlah geliat mencit dihitung setiap 5 menit selama 60 menit.Penggunaan asam asetat sebagai
induktor dalam percobaan ini karena asam asetat merupakan asam lemah yang tidak terkonjugasi
dalam tubuh, pemberian sediaan asetat terhadaphewan percobaan akan merangsang prostaglandin
untuk menimbulkan rasa nyeri akibat adanyakerusakan jaringan atau inflamasi. Prostaglandin
meyebabkan sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi sehingga
prostaglandin dapat menimbulkan keadaanhiperalgesia, kemudian mediator kimiawi seperti
bradikinin dan histamin merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata, sehingga mencit
akan menggeliatkan kaki belakang saat efek dari penginduksi ini bekerja.Setelah dilakukan
percobaan didapatkan hasil bahwa urutan obat yang memiliki dayaanalgetik paling tinggi atau
kuat adalah , paracetamol, ibuprofen, dan asam mefenamat.
Hasil yang didapat setelah diuji dengan menggunakan tabel yang kemudian didapat hasil
“berbeda bermakna”, artinya pemberian obat analgetik yang berbeda pada hewan uji mencitakan
mempengaruhi frekuensi geliat mencit, sesuai dengan efektivitas obat sebagai analgetik,yaitu
Paracetamol > ibuprofen > asam mefenamat.Hasil untuk Asam mefenamat sudah sesuai karena
obat memberikan efek analgetik yang lebih ringan disebabkan oleh sifat asam dan efek samping
nyeri pada lambung. Sehingga dengan sifat dan efek sampingnya ini justru dapat meningkatkan
nyeri pada lambung mencit. Namun hasil ini juga kurang sesuai dengan teori, karena yang
seharusnya memiliki efek analgetik yang lebih kuat adalah ibuprofen, karena absorbsinya lebih
cepat di lambung,sementara indikator nyeri juga diberikan pada lambung.Kemudian yang
seharusnya memiliki efek analgetik yang terkuat kedua setelah ibuprofen ,diikuti oleh
parasetamol, tetapi ketika Paracetamol akan diberikan kepada mencit , mencit tersebut mati
dikarenakan kejang kejang ketika akan diberikan Paracetamol diketahui bahwa sebelumnya
mencit tersebut sedang sakit. Penyimpangan ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu ketika
sudah 30 menit setelah pemberian analgetik, tidak segera disuntikan asam asatet sehingga efek
obat analgetiknya sudah berkurang, faktor fisiologis dari mencit, yang mengalami beberapa kali
percobaan sehingga kemungkinan mencit stress, Waktu penyuntikan ada larutan yang tumpah
sehingga mengurangi dosis obat analgetik yang diberikan, pengambilan larutaan stock yang tidak
dikocok dahulu, sehingga dosis yang diambil tiap spuit berbeda, karena larutan stock yang dibuat
adalah bentuk sediaan suspensi, seharusnya dalam pengambilan dikocok terlebih dahulu, agar
bahan obat yang diambil, bukan hanya larutannya.

VIII. Kesimpulan
Analgetik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf secara selektif.
Digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgetik bekerja
dengan meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit. Analgetik yang digunakan adalah
analgetik non narkotik yaitu Paracetamol yang disuspensikan dalam CMC . Dengan kontrol
menggunakan CMC yang keduanya telah disesuaikan dosisnya.
Praktikum ini menggunakan metode rangsangan kimia,yaitu diberikan dengan pemberian
steril asam acetat (SAA) dengan hewan uji mencit, karena mudah disimpan dan dipelihara serta
bisa beradaptasi baik dengan lingkungan baru. Selain itu mencit percobaan hampir identik secara
genetis dengan manusia. Pemberian di lakukan secara oral dan intra peritonial. Pemberian tidak
boleh melebihi volume maksimal larutan yang bisa diberikan pada mencit dalam hal ini adalah
per oral dan intra peritonial yang maksimum volume pemberiannya sebesar 1,0ml. Volume
pengambilan di tentukan dari perhitungan berat mencit yang di uji.
DAFTAR PUSTAKA

http://farmasiapriliant56.blogspot.com/2014/05/uji-anlgetik.html?m=1

https://www.academia.edu/9626596/uji_coba_obat_analgetik_terhadap_mencit

Anda mungkin juga menyukai