Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

MODUL IV
PEMBUATAN INJEKSI FUROSEMIDE

Disusun oleh:

Nama : Zurma Yulianti


NIM : 33178K19006
Prodi/Semester : D3/3A
Dosen : Apt. Herliningsih,M.Farm

PROGRAM STUDI D-3 FARMASI


STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN
TAHUN 2020
I. Judul Praktikum
Pembuatan Injeksi hidrokortisone asetat
II. Tujuan Praktikum
1. Memahami dan mampu melakukan pembuatan sediaan steril dengan teknik
aseptis.
2. Memahami dan mampu membuat injeksi hidrokortison asetat suspense.
III. Pendahuluan
Hidrokortison asetas digunakan pada heumatoid arthritis sebagai antiinflamasi
dan immunosupperesif. Hidrokortison asetat mengganggu antigen T limfosit,
menginhibisi prostaglandin dan sintesis leukotrin, menghibisi neutrophil dan turunan
monosit superoksidaradikal. Hidrokortison asetat juga mengganggu migrasi seldan
menyebabkan redistribusi monosit, limfosit, dan neutrophil, sehingga menumpulkan
respon inflamasi dan autoimun. Dalam membran synovial, sel CD4 + T berlimpah dan
berkomunikasi dengan makrofag, osteoklas, fibroblas dan kondrosit, baik melalui
interaksi sel-sel langsung menggunakan reseptor permukaan sel atau melalui sitokin
proinflamasi seperti TNF-α,.IL-1, dan IL-6. Sel sel ini menghasilkan metalloproteinase
dan zat sitotoksik lainnya, yang menyebabkan erosi tulang dan tulang rawan (Dipiro et
a.,2008)
suspensi hidrokortison asetat steril digunakan untuk mengobati
heumatoid pada sendi dan penggunaan disuntikkan di intraartikular. Inflamasi kronik
jaringan sinovial yang melapisi kapsul sendi dihasilkan dalam proliferasi jaringan ini.
karakteristik sinovium yang mengalami proliferasi dari rheumatoid disebut pannus.
Pannus ini menyerang kartilago dan akhirnya menyerang permukaan tulang,
memproduksi erosi tulang dan kartilago dan menyebabkan kerusakan sendi. (Dipiro
2008).
Suspensi farmasi adalah dispersi kasar, dimana partikel
padatyang tak larut terdispersi dalam medium cair. Partikelnya mempunyai diameter
yang sebagian besar lebih dari 0,1 mikron. Beberapa partikel terlihat dibawah
mikroskop menunjukan gerakan Brown bila dispersinya mempunyai viskositas yang
rendah.
Suspensi dapat dibuat dengan cara
1. metode disperse
2. metode presipitasi dan ada 3 macam
a. Presipitasi dengan pelarut organic
b. Presipitasi dengan perubahan Ph dari media
c. Presipitasi dengan dekomposisi rangkap.
Suspensi obat suntik harus steril, mudah disuntikan dan tidak menyumbat jarum
suntik. Suspensi obat mata harus steril dan zat yangterdispersi harus sangat halus, bila
untuk dosis ganda harus mengandung bakterisida. Pada etiket harus tertera kocok
dahulu dan disimpan dalam wadah tertutup baik dan disimpan ditempat sejuk.

IV. Tinjauan Pustaka


a. Preformulasi Zat Aktif
Nama zat aktif : hidrokortison asetat
BM : 404,50
Berdasarkan (FI III hal 262)
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak berbau,
rasa tawar kemudian pahit
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air,sukar larut dalam etanol
95% dan dalam kloroform.
Stabilitas
- Panas
- Hidrolisis / oksidasi
- Cahaya
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan : Asam
Bentuk sediaan : suspense
Cara sterilisasi sediaan : autoklaf
Kemasan primer : Botol kaca.
Kemasan sekunder : Kardus.

b. Preformulasi Eksipien
1. Nama zat : CMC-Na
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan Pengsuspensi

2. Aqua Pro Injeksi (FI III HAL 97)


Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Kelarutan Bercampur dengan banyak pelarut polar.
Kegunaan Pelarut.
pH 6,7 - 7,3.
3. Natrium Chlorida (FI IV hal 581)
Pemerian Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidka
berbau, rasa asin.
Kelarutan Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan
lebih kurang 10 bagian gliserol.
Kegunaan Pengisotonis.
pH 6,7 – 7,3

V. Perhitungan Tonisitas dan Osmolaritas


a. Tonisitas
Perhitungan
Hidrokortison asetat = 0,025 g x 0,08 = 0,002 g
NaCL = 0,9%
= 0,9/100 x 10 = 0,09 g
NaCL = 0,09 – 0,002 = 0,88
CMC-Na = 5mg atau 0,005 g

b. Osmolaritas
-
VI. Formulasi
No Nama Bahan Jumlah Fungsi/alasan penambahan bahan
1 Hidrokortison 25 mg Zat aktif
asetat
2 Natrium Chlorida 9 mg Pengisotonis VII. P
3 CMC-Na 5 mg Pengsuspensi e
4 Aqua Pro Injeksi 10 ml Pelarut
r
siapan Alat/Wadah
a. Alat
Sterilisasi
Cara
No Nama Alat Waktu Paraf
Sterilisasi
Praktikan Pengawas
1 Beaker glass 30 menit Oven 180C
2 Batang pengaduk 30 menit Oven 180C
3 Corong 30 menit Oven 180C
4 Kaca arloji 30 menit Oven 180C
5 Gelas ukur 10 ml 30 menit Oven 180C
6 Erlenmeyer 30 menit Oven 180C
7 Botol vial 30 menit Oven 180C
8 Gelas ukur 100 ml 30 menit Oven 180 C

b. Wadah
No Nama Alat Cara Sterilisasi
1 Botol vial Oven 180C selama 30 menit
2 Karet tutup Direndam alkohol 70%

VIII. Penimbangan
Satuan dasar Vol produksi Paraf
Nama Bahan
(10 ml) 3 vial/ 10 ml Praktikan Pengawas
Hidrokortison 25,5 mg 76,5 mg
asetat
Natrium 5,1 mg 27,54 mg
Chlorida
CMC-Na 9,18 mg 15,3 mg
Aqua Pro 10,2 ml 30,6 ml
Injeksi

IX. Prosedur Pembuatan


Paraf
Kelas Ruang Pengolahan/ Cara Pembuatan
Praktikan Pengawas
Grey Area (Ruang 1. Sterilisasikan alat dan wadah dengan
Sterilisasi) cara masing – masing yang sesuai.
Grey Area (Ruang 1. Timbang hidrokortison sebanyak
Penimbangan) 76,5 mg.
2. Timbang CMC-Na sebanyak 15,3
mg.
3. Timbang Natrium Chlorida
sebanyak 27,54 mg.
Grey Area (Ruang 1. Ukur sejumlah aquadest sebanyak
Penimbangan) 30,6 ml.
2. Tambahkan dengan carbo adsorben
sebanyak 0,1 % dari volume air.
3. Panaskan diatas api bunsen pada
suhu 60 - 70C selama 15 menit
sambil sesekali diaduk.
4. Saring dengan kertas saring.
5. Letakkan dalam wadah tertutup
rapat.
White Area (Ruang
Pencampuran dan 1. larutkan CMC-Na dengan aquam
Pengisian) pada beaker glass terpisah, tunggu
ad mengembang.
2. Kemudian masukan hidrokortisone
kedalam larutan CMC yang sudah
mengembang, aduk ad larut.
3. Setelah itu buat larutan NaCL
dengan sedikit aqua pro injection
kemudian campurkan dengan larutan
diatas
4. Kemudian dilakukan pengecekan
pH, pH yang diharapkan 8 – 9,3.
5. Bagi menjadi 6 vial, masing –
masing waktu 5 ml, kemudian
tambahkan sisa aqua pro injeksi ad
tambahkan tanda batas kalibrasi.
Grey Area 1. Tutup botol vial dengan
menggunakan tutup karet vial.
2. Kemudian sterilisasikan kembali.
3. Lakukan evaluasi sediaan.
4. Sediaan diberi etiket dan label yang
sesuai.

X. Data Pengamatan
Nomor Batch : 7925619 Tanggal : 26 November 2020
Disusun Oleh : Zurma Yulianti Disetujui Oleh: Pengawas
Kode Nama Volume Bentuk Kemasan Waktu
Produk Produk Produk Pengolahan
9 Hidrocort 5 ml Larutan Botol vial 13.00 –
inj injeksi 14.31
Data Hasil Pengamatan
No Jenis Evaluasi Hasil Pengamatan
1 Penampilan fisik Penampilan fisik, kemasan,etiket, dan brosur
baik.
2 Jumlah sediaan Jumlah sediaan sesuai dengan apa yang tertera
pada etiket.
3 Kejernihan sediaan Memenuhi syarat
4 Keseragaman volume Volume rata – rata yang diperoleh dari 2 vial
sesuai dengan volume yang tertera pada etiket.
5 Kemasan Memenuhi syarat
6 Etiket Etiket tertera sesuai dengan kegunaan sediaan
larutan injeksi.
7 Uji kebocoran Tidak ada kebocoran
8 Uji pH pH yang didapat memenuhi syarat yaitu : 8

XI. Pembahasan
Obat yang dibuat pada praktikum kali ini adalah injeksi Hidrokortison . Zat –
zat penyusun sediaan ini stabil pada rentang pH 8 – 9,3. Selain itu injeksi hidrokortison
tidak boleh mengandung bakterisida dan harus bebas pirogen. Cara sterilisasi
menggunakan oven pada suhu 180C selama 30 menit.
Dengan mempertimbangkan sifat – sifat dari zat aktif yang digunakan maka
formulasi sediaan injeksi hidrokortisone adalah sebagai berikut:
 Hidrokortison asetat
Dalam sediaan ini fungsi hidrokortison asetat sebagai zat aktif. Fungsi dari
hidrokortison ini sendiri adalah obat golongan kortikosteroid yang bermanfaat untuk
menambah hormone steroid dalam tubuh. Hidrokortison ini tidak larut dalam air
maka dari itu di bentuk sediaan suspensi
 Natrium Chlorida
Dalam sediaan ini fungsi Natrium Chlorida sebagai pengisotonis dan sebagai sumber
ion natrium.
 CMC-Na
Dalam sediaan ini CMC digunakan sebagai pensuspensi. Cmc digunakan untuk
melarutkan zat yang tidak larut di dalam air.
 Carbo Adsorben
Dalam sediaan ini fungsi Carbo adsorben sebagai penjerap pirogen,
menghilangkan pirogen dalam sediaan. Carbo adsorben memiliki daya serap pada
permukaannya atau absorbs yang kuat terutama terutama terhadap zat – zat asing
yang molekulnya besar, misalnya alkaloid, toksin, bakteri atau zat – zat beracun
yang berasal dari makanan.

 Aqua Pro Injeksi


Dalam sediaan ini Aqua Pro Injeksi berfungsi sebagai pelarut. Pelarut yang
digunakan haruslah bebas antimikroba atau bahan tambahan lain. Cairan nya jernih,
tidak berwarna, tidak berbau.
Sediaan injeksi dengan zat aktif hidrokortisone ini digunakan untuk
meredakan peradangan. Formulasi yang kami buat berisi zat aktif berupa
hidrokortison asetat, zat pembawa yaitu aqua pro injeksi, serta zat tambahan berupa
pengisotonis dan pensuspensi yaitu Natrium Chlorida dan CMC-Na.
Sediaan injeksi harus dibuat isotonis karena apabila hipertonis saat
disuntikkan, air dalam sel akan ditarik keluar dari sel sehingga sel akan mengerut
dan apabila larutan hipotonis disuntikkan, maka air dari larutan injeksi akan diserap
dan masuk kedalam sel akibatnya sel akan mengembang dan pecah.
Cara pembuatannya adalah mula – mula semua alat dan wadah disterilisasikan
mengunakan oven pada suhu 180C selama 30 menit. Tahap sterilisasi ini kami lakukan
sebelum hari H praktikum. Selanjutnya, sterilisasi tutup botol infuse dengan merendam
dalam alkohol 70% terlebih dahulu. Kemudian, botol infus dikalibrasi 5ml, lalu
dikeringkan. Semua bahan diberi penambahan 2% untuk meminimalisir bahan terbuang
pada saat penyaringan atau kendala lainnya.
Langkah selanjutnya, kita melakukan penimbangan bahan – bahan. Timbang
Hidrokortisone sebanyak 76,5 mg, CMC-Na sebanyak 15,3mg, serta timbang Natrium
Chlorida sebanyak 27,54 mg. Semua bahan ditimbang diatas kaca arloji.
Tahap selanjutnya, ukur sejumlah aquadest dengan menggunakan gelas ukur
sebanyak 30,6 ml. Kemudian, tuangkan kedalam beaker glass dan panaskan diatas api
bunsen selama 15 menit sambil sesekali diaduk. Ketika suhu air sudah mencapai 60 -
70C setelah diukur menggunakan termometer. Masukan carbo adsorben sebanyak
0,1% darii volume air sedikit demi sedikit. Setelah tercampur, kemudian matikan lampu
spirtus dan saring larutan dengan kertas saring, sesudah itu letakkan dalam wadah
tertutup rapat.
Selanjutnya, larutkan sedikit demi sedikit CMC-Na dengan air panas , tunggu
sampai mengembang . Kemudian, dilain wadah larutkan NaCL dengan sebagian aqua
pro injeksi pada beaker glass tadi aduk ad larut. Setelah CMC mengembang masukan
hidrokortison aduk ad homogeny dan tambahkan larutan NaCL yang sudah dibuat tadi ,
Kemudian lakukan uji pH. Setelah itu, sediaan yang sudah jadi dimasukkan kedalam
botol vial 5ml, lalu 2 vial tersebut dimasukkan kedalam kemasan, tidak lupa diberi
brosur.
 Uji pH
Pada uji pH sediaan memenuhi syarat dengan pH hasil adalah 8.
 Uji Kebocoran
Pada uji kebocoran, sediaan memenuhi syarat dengan tidak ditemukan kebocoran.
 Uji kejernihan
Memenuhi syarat kejernihan.
 Volume sediaan
Memenuhi volume sediaan yakni 5 ml( 2 vial) jadi total 10 ml
 Kemasan
Memenuhi syarat kemasan.
XII. Kesimpulan
1. Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lender.
2. Uji yang dilakukan pada pembuatan infus ini adalah uji pH, uji kebocoran, uji
kejernihan, uji volume sediaan, dan uji kemasan.
3. Sediaan yang kami buat memenuhi syarat kejernihan.
4. Sediaan yang kami buat memiliki pH normal yakni 8
XIII. Kemasan
XIV. Etiket dan label

XV. Daftar Pustaka


Ramdhani,Nurul Fitri.2013. Pembuatan Injeksi hidrokortison[Online]. Diakses Selasa
http://nurulfitriramadhani.blogspot.com/2013/05/pembuatan-injeksi-hidrokortison-
teknologi.html?m=1
Modul Praktikum Teknologi Sediaan Steril
XVI. Lampiran
Penimbangan CMC Penimbangan hidrokortison Penimbangan NaCL

Pengecekan Ph kemasan Proses penyaringan


Proses pencampuran bahan Proses memasukkan larutan Proses pengecekan
kebotol vial suhu

Anda mungkin juga menyukai