Dosen Pembimbing:
Kelompok 4 :
Kelas 3A
PRODI D3-FARMASI
2020
PRAKTIKUM 1
I. Judul Praktikum
- Penanganan Hewan Uji
V. Cara kerja
1. Persiapan Hewan
a. Hewan uji dipuasakan selama kurang lebih 8 jam sebelum diuji.
b. Dipegang ujung ekor dengan tangan kanan dan dibiarkan kaki depan terpaut pada
kawat kasa kandang.
c. Dipegang kulit kepala sejajar dengan telinga mencit dengan menggunakan jari
telunjuk dan ibu jari tangan kiri.
d. Ditukarkan pegangan ekor dari tangan ke jari kelingking kiri supaya mencit itu dapat
dipegang dengan sempurna.
e. Mencit siap untuk diberikan perlakuan.
Mencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di dalam
laboratorium farmakologi dalam berbagai bentuk percobaan. Hewan ini mudah
ditangani dan bersifat penakut fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan
bersembunyi. Aktivitasnya di malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan
mengurangi aktivitasnya.
Mula-mula hewan coba dipegang ujung ekor dengan tangan kanan dan
dibiarkan kaki depan terpaut pada kawat kasa kandang. Kulit kepala dipegang sejajar
dengan telinga hewan coba dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri.
Ekor dijepit dari pada jari kelingking kiri supaya mencit itu dapat dipegang dengan
sempurna. Hewan coba siap untuk diberikan perlakuan.
Pada praktikum dilakukan perlakuan pada hewan coba mencit dengan cara,
pertama-tama ekor mencit dipegang dan diangkat dengan tangan kanan, mencit
dibiarkan mencengkram alas penutup kandang (kawat rang), sehingga frekuensi gerak
mencit dapat diminimalkan. Cengkram kulit punggung mencit sebanyak-banyaknya
dan seerat mungkin dengan tangan kiri, hingga kepala mencit tidak dapat digerakkan
ke kanan dan kekiri. Jari tengah dan jari manis mencengkram perut mencit dan ekor
mencit dililitkan pada jari kelingking.
Pemberian secara oral mencit pada umumnya berat 20-30 gram maksimal
pemberian maksimal 1cc. Sebelum digunakan, hewan coba terlebih dahulu
dipuasakan makan selama 8 jam dengan maksud untuk mengurangi variasi biologis
dan efek-efek lainnya. Dalam hal ini mencit jantan lebih bagus digunakan karena
siklus hormonnya lebih homogen dibandingkan mencit betina dan waktu tidur mencit
betina empat kali lebih lama dari hewan jantan bila diberi obat.
Mencit harus diberikan penomoran sehingga dapat memberikan kemudahan
untuk mengetahui perbedaan hewan satu dengan yang lainnya, dapat menggunakan
asam pikrat atau dengan spidol permanen. Untuk penggunaan di laboratorium yang
hanya menggunakan sekitar 20-30 ekor mencit, yang biasanya diberi kode pada badan
atau bagian paha kaki mencit.
Cara-cara euthanasia pada mencit dan tikus dilakukan dengan anestetik over
dosis. Perlakuan euthanasia dengan obat anestetika umum yaitu eter, alkohol dan
kloroform.
Pada percobaan juga dilakukan pembedahan mencit untuk pengenalan organ
tubuh bagian dalam mencit. Pembedahan dilakukan mula-mula dengan meng-
euthanasia mencit dengan menggunakan eter kemudian mencit dibedh perlahan dan
hati hati. Organ tubuh bagian dalam mencit memiliki struktur anatomi yang sama
dengan manusia mulai dari jantung, ginjal, paru-paru dan organ tubuh lainnya.
VII. Kesimpulan
Cara handling tikus dan mencit: Mula-mula hewan coba dipegang ujung ekor
dengan tangan kanan dan dibiarkan kaki depan terpaut pada kawat kasa kandang.
Kulit kepala dipegang sejajar dengan telinga hewan coba dengan menggunakan jari
telunjuk dan ibu jari tangan kiri. Ekor dijepit dari pada jari kelingking kiri supaya
mencit itu dapat dipegang dengan sempurna. Hewan coba siap untuk diberikan
perlakuan.
Pemberian obat pada hewan coba mencit dan tikus dilakukan dengan cara
per oral, intra peritonial, intra vena, subkutan, dan intra muscular.
DAFTAR PUSTAKA