Anda di halaman 1dari 5

Kajian Pustaka: Penggunaan Mencit Sebagai Hewan Coba di

Laboratorium Untuk Mempelajari Letak Anatomi Tubuh Manusia

(Literature Review: Using Mice as Experimental Animals in the Laboratory to


Study the Anatomy of the Human Body)

Bintang Shiyami1, Egi Mulyana2, Fatma Ayu Trisnawati3,


Ismia Fachrunnisa4, Nurul Hani Fauziah5
1
Mahasiswa Tingkat Sarjana Program Studi Farmasi,
2
Fakultas MIPA, Universitas Al-Ghifari
Jl. Cisaranten Kulon No. 140, Cisaranten Kulon, Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat,
Indonesia, 40293
Telepon 022-7835813

ABSTRAK
Sebanyak 40% studi menggunakan mencit sebagai model laboratorium (Nugroho, 2018).
Mencit seringkali digunakan dalam penelitian di laboratorium yang berkaitan dengan bidang fisiologi,
farmakologi, toksikologi, patologi, hingga psikiatri (Fonio et al., 2009). Mencit banyak digunakan
sebagai hewan laboratorium karena memiliki kelebihan seperti siklus hidup 1enetic1 pendek,
banyaknya jumlah anak per kelahiran, mudah ditangani, memiliki karakteristik reproduksinya mirip
dengan hewan mamalia lain, struktur anatomi, fisiologi serta 1enetic yang mirip dengan manusia
(Fianti, 2017; Herrmann et al., 2019). Walaupun mencit mempunyai struktur fisik dan anatomi yang jelas
berbeda dengan manusia, tetapi mencit adalah hewan mamalia yang mempunyai anatomi tubuh dan
letaknya yang mirip dengan manusia.

Kata Kunci: Mencit;hewan coba;anatomi fisiologi manusia;hewan laboratorium;jurnal hewan


mencit.

ABSTRACT
As many as 40% of studies use mice as laboratory models (Nugroho, 2018). Mice are
often used in laboratory research related to the fields of physiology, pharmacology, toxicology,
pathology and psychiatry (Fonio et al., 2009). Mice are widely used as laboratory animals
because they have advantages such as a relatively short life cycle, large number of offspring
per birth, easy to handle, reproductive characteristics similar to other mammals, anatomical,
physiological and genetic structure similar to humans (Fianti, 2017; Herrmann et al. al.,
2019). Even though mice have a physical structure and anatomy that is clearly different from
humans, mice are mammals that have body anatomy and location that is similar to humans.
Keywords: Mice; experimental animals; human physiology anatomy; laboratory animals;
mouse animal journal.
PENDAHULUAN
Sistem kehidupan dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang. Setiap sudut
pandang memberikan informasi mengenai bagaimana atau mengapa sebuah sistem kehidupan
berfungsi. Sel merupakan unit terkecil dari kehidupan. Organel dalam sel yang secara khusus
melakukan fungsi seluler spesifik. Sel terdiri dari sel-sel saraf, sel-sel tulang dan sel otot.
Jaringan adalah sekelompok sel yang sama yang melakukan fungsi umum. Jaringan otot
misalnya terdiri dari sel-sel otot. Organ merupakan sekelompok dari beberapa jenis jaringan
yang bekerja sama untuk melakukan kegiatan tertentu.Misalnya jantung merupakan organ yang
terdiri dari jaringan otot, saraf, dan jaringan epitel. Sistem organ adalah dua atau lebih organ
yang bekerja sama untuk melalukan tugas tertentu. Organisme adalah sistem yang memiliki
karakteristik hidup dan kemampuan untuk mendapatkan dan memproses energi, kemampuan
untuk merespon terjhadap perubahan lingkungan, dan kemampuan untuk bereproduksi.
Tubuh manusia, hewan dan tumbuhan tersusun atas suatu organisasi yang
melaksanakan fungsinya secara utuh. Di dalam tubuh seluruh tingkat organisasi mulai dari sel,
jaringan, organ, sampai sistem organ bekerja terus menerus untuk menjaga agar tubuh selalu
dalam keadaan tetap sehat dan beraktivitas normal.Tubuh manusia memiliki cara yang unik
untuk mempertahankan kondisi stabilnya.Berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan
internal dan eksternal tubuh dapat mempengaruhi kondisi homeostatis. Gangguan terhadap
kondisi homeostatis dapat mempengaruhi semua sistem organ.

Prof. Drh. Dondin Sajuthi, MST. Ph.D memaparkan prinsip -prinsip dasar
penerapan kesejahteraan hewan (animal welfare) di dalam penelitian biomedis. Ada 3
prinsip etika di dalam melakukan suatu penelitian, yakni menghargai bentuk
kehidupan/hewan (respect), melakukan analisis manfaat dan kerugian (beneficiary), dan
memenuhi rasa keadilan (justice). Sedangkan prinsip etika ketika hendak melakukan
penelitian menggunakan hewan haruslah mengikuti prinsip 3 R
(replacement, reduction, refinement) dan prinsip 5 F (freedom).

Respect atau menghargai hewan sebagai bentuk kehidupan dan ciptaan Allah
SWT akan mencegah kita di dalam melakukan bentuk-bentuk penelitian yang tidak
bermanfaat, yang hanya sekedar memuaskan rasa ingin tahu dan mengabaikan rasa
keadilan dan peri-kehewanan di dalam memperlakukan hewan di dalam penelitian.

Contoh-contoh bentuk tindakan yang tidak memenuhi prinsip etika di dalam penelitian
menggunakan hewan, diantaranya:

o Perlakuan injeksi berulang atau pembedahan berkali-kali hanya dikarenakan untuk


mengurangi jumlah hewan yang digunakan
o Penggunaan obat euthanasia yang tidak dianjurkan yang menimbulkan rasa kesakitan
atau efek samping yang berbahaya hanya dikarenakan harga yang lebih murah
dibandingkan obat euthanasia yang direkomendasikan.

Pada Declaration of Helsinki tahun 1964, World Medical Association


menyebutkan beberapa prinsip yang mengandung pernyataan tentang penggunaan
hewan di dalam penelitian, yakni:

o Medical research involving human subjects must conform to generally accepted


scientific principles, be based on a thorough knowledge of the scientific literature, other
relevant sources of information, and on adequate laboratory and, where
appropriate, animal experimentation.

o Appropriate caution must be exercised in the conduct of research which may affect the
environment, and the welfare of animals used for research must be respected.

METODE PENELITIAN
Artikel ini didasarkan pada informasi ilmiah yang diperoleh dari modul praktikum
Anatomi fisiologi Manusia Universitas Al-Ghifari, dan artikel yang diterbitkan dari berbagai
sumber. Pengumpulan data dilakukan saat Praktikum di laboratorium Farmakologi tanggal 08
November 2023 berisikan tentang konsep yang diteliti. Pencarian jurnal dengan menggunakan
kata kunci “Kesejahteraan pada hewan coba,” agar artikel yang muncul sesuai dengan topik
jurnal penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebanyak 40% studi menggunakan mencit sebagai model laboratorium (Nugroho, 2018).
Mencit seringkali digunakan dalam penelitian di laboratorium yang berkaitan dengan bidang fisiologi,
farmakologi, toksikologi, patologi, hingga psikiatri (Fonio et al., 2009). Mencit banyak digunakan
sebagai hewan laboratorium karena memiliki kelebihan seperti siklus hidup relatif pendek, banyaknya
jumlah anak per kelahiran, mudah ditangani, memiliki karakteristik reproduksinya mirip dengan hewan
mamalia lain, struktur anatomi, fisiologi serta genetik yang mirip dengan manusia (Fianti, 2017;
Herrmann et al., 2019).

Saat praktikum kita menyiapkan 1 ekor mencit antan sebagai bahan percobaaan. Kita
mengorbankan hewan tersebut dengan cara diskolasi pada leher atau dengan dibius dalam
wadah tertentu menggunakan eter atau kloroform. Setelah mencit diamati, kedua kaki dan
tangannya di ikat pada papan bedah menggunakan paku. Setelah itu kita menggunting
midsagittal sepanjang daerah abdomen dan toraks dengan menggunakan gunting bedah. Kita
menggunting secara lateral pada bagian anterior dan posterior dari torehan midsagittal tadi,
hingga seluruh organ mencit terlihat. Lalu mencari dan mempelajari organ tubuh yang ada
didalam mencit tersebut dan mencuci organ menggunakan larutan NaCl fisiologis sebanyak 2
kali dan keringkan, masing-masing organ ditimbang dan catat. Setelah kami amati percobaan
yang telah dilakukan, kami menemukan 16 organ pada mencit yaitu:
1. Lambung
2. Testis Kiri
3. Testis kanan
4. Empedu
5. Usus kecil
6. Usus besar
7. Jantung
8. Limpa
9. Ginjal kanan
10. Ginjal kiri
11. Paru-paru kanan
12. Paru paru kiri
13. Hati kiri atas
14. Hati kanan atas
15. Hati kiri bawah
16. Hati kanan bawah

KESIMPULAN
Praktikum melibatkan perbandingan anatomi tubuh mencit dengan manusia dan
pengetahuan mengenai organ-organ mencit. Mencit dipilih sebagai bahan percobaan
labolatorium karena mempunyai beberapa kelebihan. Praktikum yang dilakukan kelompok
kami dimulai dari pembiusan mencit, pembedahan, sampai dengan pengambilan organ- organ
pada mencit. Hasilnya menunjukkan adanya kemiripan anatomi tubuh manusia dengan anatomi
tubuh mencit meskipun struktur fisiknya berbeda. Kita mendapatkan 16 organ yang ada dalam
tubuh mencit. Sistem pencernaan pada mencit juga mirip dengan sistem pencernaan manusia.
Dimulai dari kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, dan juga anus.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina KK. 2015. Kesejahteraan Hewan Laboratorium. Denpasar: Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Udayana.
Andersen ML, Winter LMF. 2019. Animal models in biological and biomedical
research experimental and ethical concerns. An Acad Bras Cienc 91: e20170238.
Bähr A, Wolf E. 2012. Domestic animal models for biomedical research. Reproduction in
Domestic Animals 47: 59-71.
Carbone L, Austin J. 2016. Pain and laboratory animals: publication practices for better data
reproducibility and better animal welfare. Plos One 11(5): e0155001.
Darusman H, Nugroho S, Munggaran F, Sajuthi D. 2018. Teknik penanganan kendali hewan
sesuai kaidah kesejahteraan hewan meningkatkan akurasi pengukuran profil
hemodinamika tikus laboratorium. Jurnal Veteriner 19(2): 208-214. Fianti LL. 2017.
Flecknell P. 2015. Analgesia and Post-Operative care. Laboratory Animal Anaesthesia. 3 rd
Ed. Hlm. 139-179.
Fonio E, Benjamini Y, Golani I. 2009. Freedom of movement and the stability of its
unfolding in free exploration of mice. PNAS 106(50): 21335-21340.
Franco NH. 2013. Animal experiments in biomedical research: a historical perspective.
Animals 3(1): 238-273.

Anda mungkin juga menyukai