Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI
PEMBEDAHAN ORGAN MENCIT (Mus Musculus)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Anatomi Fisiologi
Dosen Pengampu: Sugiah,S.S.M.Biolek.AIFO

Disusun Oleh :
Kelompok 2

1.Fahrizal Supriatna (KHGE23004)


2.Akmal Muharam (KHGE23012)
3.Asep Muhamad (KHGE23017)
4.Tirayuda (KHGE23023)
5.Moch Fajar S. (KHGE23025)
6.Aldi Ramadan (KHGE23029)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN
2023
I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan hewan percobaan


dalam kegiatan penelitian
ilmiah dan evaluasi
kandungan gizi serta
pegaruhnya pada tubuh
telah berjalan sejak lama.
Hal ini di
tjukan untuk mengetahui
tentang kemampuan suatu
produk pangan pada seluruh
aspeknya yang
berhubungan dengan efek
toksiknya maupun efek
sampingnya
Peranan hewan percobaan
dalam kegiatan penelitian
ilmiah dan evaluasi
kandungan gizi serta
pegaruhnya pada tubuh
telah berjalan sejak lama.
Hal ini di
tjukan untuk mengetahui
tentang kemampuan suatu
produk pangan pada seluruh
aspeknya yang
berhubungan dengan efek
toksiknya maupun efek
sampingnya
Peranan hewan percobaan
dalam kegiatan penelitian
ilmiah dan evaluasi
kandungan gizi serta
pegaruhnya pada tubuh
telah berjalan sejak lama.
Hal ini di
tjukan untuk mengetahui
tentang kemampuan suatu
produk pangan pada seluruh
aspeknya yang
berhubungan dengan efek
toksiknya maupun efek
sampingnya
Peranan hewan percobaan
dalam kegiatan penelitian
ilmiah dan evaluasi
kandungan gizi serta
pegaruhnya pada tubuh
telah berjalan sejak lama.
Hal ini di
tjukan untuk mengetahui
tentang kemampuan suatu
produk pangan pada seluruh
aspeknya yang
berhubungan dengan efek
toksiknya maupun efek
sampingnya
Peranan hewan percobaan
dalam kegiatan penelitian
ilmiah dan evaluasi
kandungan gizi serta
pegaruhnya pada tubuh
telah berjalan sejak lama.
Hal ini di
tjukan untuk mengetahui
tentang kemampuan suatu
produk pangan pada seluruh
aspeknya yang
berhubungan dengan efek
toksiknya maupun efek
sampingnya
Peranan hewan percobaan
dalam kegiatan penelitian
ilmiah dan evaluasi
kandungan gizi serta
pegaruhnya pada tubuh
telah berjalan sejak lama.
Hal ini di
tjukan untuk mengetahui
tentang kemampuan suatu
produk pangan pada seluruh
aspeknya yang
berhubungan dengan efek
tok
kandungan gizi serta
pegaruhnya pada tubuh
telah berjalan sejak lama.
Hal ini di
tjukan untuk mengetahui
tentang kemampuan suatu
produk pangan pada seluruh
aspeknya yang
berhubungan dengan efek
toksiknya maupun efek
sampingnya
Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah dan evaluasi

kandungan gizi serta pegaruhnya pada tubuh telah berjalan sejak lama. Hal ini di

tjukan untuk mengetahui tentang kemampuan suatu produk pangan pada seluruh

aspeknya yang berhubungan dengan efek toksiknya maupun efek sampingnya

tentunya kita membutuhkan hewan uji atau hewan percobaan. Hewan coba adalah

hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologis. Hewan

laboratorium tersebut di gunakan sebagai uji praktek untuk penelitian pengaruh


bahan kimia atau obat pada manusia. Beberapa jenis hewan yang sering dipakai

dalam penelitian maupun praktek yaitu : Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Marmut

(Cavia parcellus), Mencit (Mus musculus), Tikus (Rattus novergicus) (Festing,

2003). Penggunaan hewan coba dimanfaatkan sebagai sample atau permodelan

yang membantu dalam pengujian suatu kandungan bahan secara in vivo.

Penggunaan hewan coba memiliki keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan

pengujian langsung kepada manusia. Meskipun penggunaan eksperimen dilakukan

terhadap hewan, cara memperlakukan hewan dan cara pengambilan sampel dalam

pengamatan sangat perlu diperhatikan. Penggunaan hewan coba bukan hanya

sekedar eksploitasi namun tetap harus memperhatikan hak hewan (Festing, 2003).

Pada percobaan kali ini digunakan tikus putih sebagai media coba. Tikus putih

dipulih karena memiliki tingkat produktifitas yang tinggi sehingga mudah

dikembang biakan. Selain itu tersedia dan mudah untuk didapatkan sebagai hewan

coba. Penggunaan tikus sebagai hewan coba sudah banyak digunakan delam

berbagai penelitian. Baik untuk penelitian minuman fungsioal maupun dibidang

farmasi dan kedokteran maupun pangan (Festing, 2003). Penelitian yang

memanfaatkan hewan coba, harus menggunakan hewan percobaan yang sehat

dan berkualitas sesuai dengan materi penelitian. Hewan tersebut

dikembangbiakkan dan dipelihara secara khusus dalam lingkungan yang diawasi dan

dikontrol dengan ketat. Tujuannya adalah untuk mendapatkan defined laboratory

animal sehingga sifat genotipe, fenotipe (efek maternal), dan sifat dramatipe

(efek lingkungan terhadap fenotipe) menjadi konstan. Hal itu diperlukan agar

penelitian bersifat reproducible, yaitu memberikan hasil yang sama apabila


diulangi pada waktu lain bahkan oleh peneliti lain (Nomura, 1982). Penggunaan

hewan yang berkualitas dapat mencegah pemborosan waktu, kesempatan, dan biaya

(Festing, 2003). Berbagai hewan kecil memiliki karakteristik tertentu yang

relatif serupa dengan manusia, sementara hewan lainnya mempunyai kesamaan

dengan aspek fisiologis metabolis manusia. Tikus putih sering digunakan dalam

menilai mutu protein, toksisitas, karsinogenik, dan kandungan pestisida dari suatu

produk bahan pangan hasil pertanian (Herlinda, 1986). Tujuan praktikum ini yaitu

untuk mengetahui prosedur pembedahan mencit yang baik dan benar sesuai dengan

standar etik pembedahan hewan coba.

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui Letak, Bentuk, serta bagian-bagian Organ Mencit

yang disinyalir Hampir mirip dengan Organ manusia.

2. Mahasiswa memahami cara pengambilan darah dari hewan melalui

Jantung,ekor, dan mata.

II . TINJAUAN PUSTAKA

Hewan percobaan adalah setiap hewan yang dipergunakan pada sebuah penelitian

biologis dan biomedis yang dipilih berdasarkan syarat atau standar dasar yang

diperlukan dalam penelitian tersebut (Smith, 1998). dalam menggunakan hewan

percobaan untuk penelitian diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai berbagai

aspek tentang sarana biologis dalam hal penggunaan hewan percobaan laboratorium.

Pengelolaan hewan percobaan diawali dengan pengadaan hewan# meliputi pemilihan

dan seleksi jenis hewan yang cocok terhadap materi penelitian. Pengelolaan

dilanjutkan dengan perawatan dan pemeliharaan hewan selama penelitian


berlangsung# pengumpulan data# sampai akhirnya dilakukan terminasi hewan

percobaan dalam penelitian (CIOMS,1985). Sebanyak 40% studi menggunakan

mencit sebagai model laboratorium (Nugroho, 2018). Mencit seringkali digunakan

dalam penelitian di laboratorium yang berkaitan dengan bidang fisiologi,

farmakologi, toksikologi, patologi, histopatologi (Bähr dan Wolf, 2012; Franco,

2013; Huet et al., 2013; Seok et al., 2013; Perrin, 2014; Pound dan Bracken, 2014;

Andersen dan Winter, 2019; Herrmann et al., 2019) hingga psikiatri (Fonio et al.,

2009). Mencit banyak digunakan sebagai hewan laboratorium karena memiliki

kelebihan seperti siklus hidup relatif pendek, banyaknya jumlah anak per kelahiran,

mudah ditangani, memiliki karakteristik reproduksinya mirip dengan hewan mamalia

lain, struktur anatomi, fisiologi serta genetik yang mirip dengan manusia (Fianti,

2017; Herrmann et al., 2019). Peninjauan penerapan aspek kesejahteraan hewan

dilakukan kepada 30 peneliti di Indonesia yang menggunakan hewan coba mencit

sebagai objek penelitiannya. Penggunaan hewan mencit beragam umurnya,

tergantung dari masing-masing penelitian, mulai dari mencit umur 30 hari hingga

umur 120 hari. Banyak peneliti menggunakan mencit dengan bobot badan 20 g

sampai dengan 40 g berdasarkan bobot badannya. Delapan dari 13 peneliti diketahui

menggunakan strain mencit Balb-C sebagai objek penelitiannya dan yang lainnya

menggunakan Winstar, DDW, Swiss Webster dan C3H.


III. METODE

A.Waktu dan Tempat

Waktu Pelaksanaan Praktikum tanggal 8 September 2023 di

Laboratorium Hematologi STIkes Karsa Husada Garut

B.Alat dan Bahan

 Alat

 Pisau dan Gunting Bedah


 Pinset

 Gelas Kimia 500/1L

 Spuit/Suntikan 1cc

 Pipet ukur 10ml

 Handscoon

 Bahan

 Kapas

 Tissue

 Chlorofom

 Sterofoam

 Jarum

 Kain Putih

IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL

1. Pengenalan Cara Anastesi Tikus:

1) Siapkan Gelas Beker/ Gelas Kimia

2) Tambahkan kapas yang sudah diteteskan Klorofom dan masukan

kedalam gelas kimia/beker

3) Tikus Yang akan dianastesi dimasukan kedalam gelas beker


4) Tutup Gelas beker dengan menggunakan bahan karet agar tikus benar

benar menghirup klorofom

5) Tunggu selama 3-5 menit sampai tikus kehilangan kesadaran

6) Tikus yang sudah kehilangan kesadaran dapat dilanjutkan untuk proses

selanjutnya.

2. Pengambilan Darah dengan Tusukan Jantung

1) Siapkan spuit

2) Ambil tikus dan simpan di telapak tangan dengan posisi tikus

terlentang

3) Kemudian jepi kaki depan tikus dengan jari jempol dan kelingking

agar memdahkan saat penusukan kedalam jantung.

4) Cari posisi jantung tikus, dan jika sudah ada Tusukan jarum sampai

terlihat ada tetesan darah yang masuk kedalam spuit

5) Setelah itu hisap sampai dengan kebutuhan pemeriksaan

6) Cabut jarum dan jangan lupa tutup kembali dan simpan tikus ditempat

semula

Cara kerja bedah mencit tikus melibatkan serangkaian langkah yang cermat

dan hati-hati untuk memastikan bahwa tindakan bedah berjalan dengan baik dan

hewan tersebut tidak menderita berlebihan. Berikut adalah langkah-langkah umum

dalam bedah mencit tikus:

1. Pra-Bedah:
Tikus/Mencit harus disiapkan dengan hati-hati sebelum tindakan bedah.

Ini termasuk menjaga tikus dalam kondisi yang baik dan sehat, dengan

memberikan perawatan yang sesuai sebelum bedah. Tikus sering dianestesi

menggunakan Klorofom sebelum di bedah untuk memastikan mereka tidak

merasa sakit atau stres selama prosedur. Anestesi digunakan untuk menginduksi

tidur yang dalam.

2. Sterilisasi Alat dan Lingkungan

Semua alat dan peralatan bedah, termasuk pisau, pinset, jarum, dan alat

lainnya, harus dibersihkan dan disterilkan sebelum digunakan. Ruangan bedah

juga harus steril.

3. Pemilihan Lokasi Bedah:

Lokasi bedah harus dipilih dengan hati-hati, tergantung pada tujuan

bedah. Ini bisa menjadi organ tertentu, jaringan, atau area tubuh tikus yang akan

diteliti atau diubah. Pembuatan Insisi: Dengan menggunakan pisau bedah yang

tajam, ahli bedah membuat insisi pada kulit dan jaringan di sekitar area yang akan

dioperasi. Insisi ini memungkinkan akses ke organ atau bagian tubuh yang akan

diteliti atau diubah.

4. Prosedur Bedah

Setelah insisi dibuat, prosedur bedah yang sesuai dilakukan. Ini bisa

berupa pengangkatan jaringan yang sakit, implantasi perangkat medis, atau

tindakan lain sesuai dengan tujuan penelitian.


5. Perawatan Luka

Setelah prosedur selesai, luka biasanya harus ditutup dengan hati-hati

menggunakan jahitan atau perekat bedah. Tujuannya adalah untuk memastikan

penyembuhan yang optimal.

6. Pemulihan Pasca-Bedah

Setelah bedah selesai, tikus perlu dipantau selama pemulihan. Hal ini

termasuk pemantauan suhu tubuh, pernapasan, dan tanda-tanda lain yang

menunjukkan pemulihan yang baik.

7. Perawatan Pasca-Bedah

Pasca bedah, tikus perlu diberikan perawatan yang tepat, termasuk obat

pereda nyeri jika diperlukan. Mereka juga harus diberi makanan dan air yang

cukup untuk mendukung pemulihan.

8. Pemantauan Lanjutan

Tikus harus dipantau secara berkala selama periode pasca-bedah untuk

memastikan bahwa mereka pulih dengan baik dan tidak mengalami komplikasi.

Penting untuk mencatat bahwa bedah pada hewan percobaan harus dilakukan

sesuai dengan pedoman etika penelitian dan hewan yang berlaku, serta

mendapatkan persetujuan dari otoritas etik yang berwenang. Selain itu, ahli bedah

yang berpengalaman dan terlatih harus melakukan tindakan bedah ini untuk

meminimalkan risiko komplikasi dan memastikan kesejahteraan hewan

percobaan.

B. Hasil Pengamatan
Berdasarkan praktikum bedah mencit Mus Musculus yang telah kami lakukan,

kami dapat mengetahui caranya menganastesi tikus dengan metode pembiusan

menggunakan cairan kloroform. Kami memilih mencit Mus Musculus untuk di

anastesi karena struktur organnya yang hampir mirip dengan struktur organ manusia.

Hasil dari praktikum bedah pada mencit Mus Musculus dapat bervariasi tergantung

pada tujuan dan jenis penelitian yang dilakukan

Tujuan pertama Pemahaman Anatomi dan Fisiologi, Pengembangan Teknik

Bedah, Uji Keamanan Obat, bahwa praktik bedah pada mencit Mus Musculus harus

dilakukan dengan etika dan perhatian yang tinggi terhadap kesejahteraan hewan

percobaan. Hal ini mencakup pemantauan dan perawatan pasca-bedah yang cermat,

serta mematuhi pedoman etika dan hukum yang berlaku. Hasil dari praktik bedah

pada tikus dapat berkontribusi pada pengetahuan ilmiah dan pengembangan medis

yang dapat memiliki dampak positif dalam pemahaman dan perawatan penyakit serta

perkembangan ilmu pengetahuan secara umum.

C. Tabel Pengamatan

No Nama Organ Gambar Fungsi


1 Jantung memompa darah ke
seluruh bagian tubuh
yang dipengaruhi
oleh kontraksi dan
dilatasi atrium dan
ventrikel, serta
perubahan tekanan
pada rongga thoraks.
2 Limpa menyaring sel darah
merah yang rusak
serta menjaga sistem
imunitas tubuh.

3 Ginjal menyaring kotoran


(terutama urea) dari
darah dan membuang
bersama dengan air
dalam bentuk urine.

4 Paru-paru Membawa oksigen


dan mengeluarkan
karbon dioksida.

5 Penis Memindahkan
spermatozoa ke
tubuh betina.
6 Testis Memproduksi
testosteron yang
dihasilkan oleh sel
Leydig yang
berpengaruh pada
sifat-sifat jantan dan
berperan dalam
spermatogenesis.
7 Usus Besar Untuk menyerap
vitamin dan cairan
Usus Kecil/Usus Halus yang terdapat di
dalam kimus (chyme)
sebelum membentuk
feses dan
Membantu dalam
proses buang air
besar dengan
mengeluarkan limbah
pencernaan.

8 lambung Menyimpan dan


memproses makanan
sebelum diteruskan
ke duodenum.

9 Hati tempat utama untuk


aktivitas sintesis,
katabolik, dan
detoksifikasi dalam
tubuh.
D. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan didapatkan data-data sebagai berikut.posisi ginjal


kanan lebih tinggi dari ginjal kiri ini menurut (Pack 2003) hal ini diakibatkan karena
ginjal kiri terdesak oleh lambung yang berada diatasnya. Organ selanjutnya yaitu hati.
Melai hati juga ditemukan 2 lobus paru-paru yang dilindungi oleh diafragma, paru-
paru tikus berada dalam rongga torak, sertamenutupi jantung/Organ selanjutnya yang
ditemukan yaitu jantung yang berada didalam rongga dada(torak) serta usus halus
usus halus dari tikus percobaan pun memiliki 3 bagian yang memilki susunan seperti
susunan usus halus pada manusia yaitu duodenum atau usus dua belas jari
(Pagarra,2009) duodenum init erletak dibawah lambung atau juga merupakan organ
yang menyambungkan lambung dengan usus kosong (jejunum) bagian usus halus
yang ke dua yaitu jejunum, jejunum ini merupakan bagian kelanjutan dari duodenum
(usus 12 jari) bagian usus halus yang ketiga yaitu ileum, ileum ini merupakan
kelanjutan dari duodenum hingga menyatu dengan usus besar, organ selanjutnya yang
ditemukan yaitu usus besar, usus besar pada tikus percobaan memilki ukuran yang
lebih besar dibandingkan dengan usus halus serta tidak memiliki lipatan-lipatan, sama
halnya seperti usus besar pada manusia (Pearce, 2009). Hasil pengamatandari
pembedahan tikus pada percobaan kali ini pun hanya didapatkan organ-organ yang
berada di rongga dada yaitu jantung dan paru-paru, serta organ yang berada Pada
Bagian Perut seperti,Lambung,usus besar dan kecil, dll.
Pada mencit jantan juga dapat dilihat dalam dua kondisinya, yaitu situs solitus
dan situs viscerum. Dalam keadaan situs solitus-nya, dari bagian anatomi internalnya
tampak: lungs, liver, stomach, spleen, caecum, small intestine, dan preputial glands.
Ketika kita memindahkan ususnya maka dalam situs viscerum-nya kita dapat melihat
epididymis dan testis-nya. Lalu akan kelompokkan menurut sistem organnya; sistem
kardiovaskular, respirasi, pencernaan, dan reproduksi.
Organ sistem kardiovaskular mencit terdiri dari jantungnya. Strukturnya
memiliki empat ruang, sepasang atrium dan sepasang ventrikel layaknya hewan
mamalia lainnya. Posisi anatomi jantung terletak di bagian anterior tubuh mencit.
Fungsi utamanya adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Empat ruangan terpisah
penting bagi mamalia untuk tetap menjaga tekanan darahnya sehingga suplai nutrisi
dapat berlangsung dengan efisien.
Selanjutnya pada sistem respirasi, terdapat paru-paru yang posisinya lebih
dorsal daripada jantung, tetapi terletak di kiri dan kanan jantung. Jumlah lobus tiap
sisi berbeda. Secara fungsi, tentu saja untuk terjadinya pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida.
Pada sistem pencernaan mencit, mirip dengan mamalia lainnya, yaitu terdapat:
esophagus, liver, stomach, small intestine, dan caecum. Pertama, esophagus terletak
lebih anterior daripada stomach dan berfungsi sebagai penghubung Antara mulut dan
stomach. Kedua, liver terletak lebih ventral daripada stomach dan berfungsi untuk
menyekresikan cairan empedu yang berperan untuk mempermudah penyerapan
lemak.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedah mencit Mus Musculus sering digunakan sebagai model hewan dalam

penelitian medis karena kemiripannya dengan manusia dalam berbagai aspek fisiologi

dan genetik. Untuk itu kami memilih hewan mencit Mus Musculus untuk dianastesi

dan dipraktikumkan pada mata kuliah Anatomi Fisiologi.

Bedah mencit Mus Musculus digunakan dalam penelitian biomedis untuk

memahami perkembangan penyakit, mekanisme penyembuhan, dan respons

imunologis. Hal ini dapat memberikan wawasan penting yang dapat diterapkan pada

manusia untuk pengembangan terapi dan vaksin.

Bedah mencit Mus Musculus untuk menguji keamanan obat-obatan baru,

menguji efek obat pada organ-organ tertentu atau untuk mengevaluasi toksisitas obat

dalam tubuh tikus, yang relevan untuk evaluasi keamanan obat pada manusia.

Bedah mencit Mus Musculus juga digunakan untuk mengembangkan dan

memperbaiki teknik bedah, termasuk pengembangan prosedur bedah yang lebih

canggih, pengujian alat bedah baru, atau evaluasi metode bedah yang ada.

Bedah mencit Mus Musculus sering digunakan dalam penelitian genetika

untuk memahami fungsi gen tertentu dan dampak mutasi genetik. Bedah mencit Mus

Musculus merupakan alat penting dalam pengembangan pengetahuan medis dan

ilmiah yang dapat berkontribusi pada pemahaman dan perawatan lebih baik terhadap

manusia.
B. SARAN

Penggunaan tikus sebagai hewan coba perlu sangat diperhatikan tingkat

pemeliharaan, perlakuan dan penangaan saat praktikum. Sehingga tikus masih tetap

hidup untuk beberapa kali pengambilan sampel darah. Pada proses pembedahan

sebaiknya organ tetap utuh.


DAFTAR PUSTAKA

Bähr A, Wolf E. 2012. Domestic animal models for biomedical research.


Reproduction in Domestic Animals 47: 59-71

Fonio E, Benjamini Y, Golani I. 2009. Kebebasan bergerak dan stabilitas


terungkapnya dalam eksplorasi bebas tikus. PNAS 106(50): 21335-21340.

Festing, M. F. W

Huet O, Ramsey D, Miljavec S, Jenney A, Aubron C, Aprico A, Sterfanovic N,


Balkau B, Head GA, de Haan JB, JPF Chin-Dusting. 2013. memastikan kesejahteraan
hewan saat bertemu tujuan ilmiah menggunakan model murine pneumonia syok
septik. Kejutan 39(6): 488-494.

Herrmann K, Pistollato F, Stephens ML. 2019. Melampaui 3R: memperluas


penggunaan metode penggantian yang relevan dengan manusia dalam penelitian
biomedis. Altex 36(3): 343-35

Perrin S. 2014. Membuat studi tikus berhasil. Alam 507: 423-425.

Pound P, Bracken MB. 2014. Apakah penelitian pada hewan cukup berdasarkan bukti
untuk dijadikan landasan penelitian biomedis. Jurnal Medis Inggris 348: g3387.

Pack, Phillip E. 2003. Anaromi Dan Fisiologi. Bandung: Pakar Raya

Paggara, Halifah. 2009 Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
LAMPIRAN

Gambar 1. Alat Dan Bahan

Gambar 2. Pembiusan

Gambar 3. Pengambilan darah


Gambar 4. Pembedahan dan pengambilan Organ

Gambar 5. Bagian Organ-organ

Anda mungkin juga menyukai