FARMAKOLOGI II
PEMILIHAN DAN PENANGANAN HEWAN UJI
Oleh:
NAMA : HASLINDAH
NIM : 17.019.AF
KELAS : REGULER A
KELOMPOK : III (TIGA)
INSTRUKTUR : ERMAWATI S.Farm.,M.Si,Apt
1. B1 Jantan 21 g 16 cm 4,5 cm +
a. Kelompok 1
No Berat Hasil
mencit badan Pengamatan Perabaan
No Berat Hasil
mencit badan Pengamatan Perabaan
H1 24 g Dibawah kondisi standar BCS nilai 2
H2 29 g Dalam kondisi yang baik BCS nilai 3
H3 22 g Dibawah kondisi standar BCS nilai 2
c. Kelompok 3
No Berat Hasil
mencit badan Pengamatan Perabaan
M1 27g Dalam kondisi yang baik BCS nilai 3
M2 26 g Diatas kondisi standar BCS nilai 3
M3 25 g Dibawah kondisi standar BCS nilai 2
IV.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, mempraktikkan tentang cara - cara
penanganan hewan percobaan dengan benar. Hewan percobaan untuk
praktikum farmakologi kali ini adalah mencit. Cara penanganan hewan –
hewan percobaan ini pun berbeda – beda sesuai dengan karakteristiknya
masing – masing hewan. Pada saat praktikum kita tidak boleh membuat
mencit tersebut depresi / stress, karena mereka akan lebih agresif bila
sedang merasa terganggu. Dan bila mereka merasa stres, maka mereka
dapat memberontak atau malah dapat menggigit tangan kita hingga terluka.
Oleh karena itu, Kita harus membuat mereka nyaman sehingga kita mudah
untuk melakukan pengamatan. Kita juga harus belajar cara memegang
mencit yg baik.
Percobaan pada penanganan hewan uji kali ini adalah melakukan
penandaan atau memberi kode pada hewan uji dengan menggunakan spidol,
mengukur fisik hewan uji berupa berat,panjang dan lebar, serta mengecek
jenis kelamin dari hewan uji. Hal – hal yg harus di perhatikan bila ingin
memegang hewan - hewan percobaan ini adalah harus menggunakan sarung
tangan dan masker. Tujuan menggunakan sarung tangan adalah untuk
mengurangi kontaminasi langsung dengan mencit. Karena ditakutkan adanya
bakteri pada tubuh hewan tersebut, kemudian untuk menjaga agar bila mencit
menggigit tidak langsung terkena kulit tangan kita, akan tetapi terkena sarung
tangannya lebih dahulu. Kita harus mempelajari cara – cara menangani dan
memegang hewan – hewan percobaan ini agar mempermudah untuk
pemberian obat pada praktikum – praktikum selanjutnya.
Mencit Kelompok 1 dengan nomor B1 B2dan B3 telah memenuhi
standar kariteria hewan uji dan aktivitasnya postif tetatpi saat dilakukan
pengukuran tingkat kesehatan mencit nomor B1 ini hanya memenuhi BCS
nilai 2 yaitu mencit dibawah kondisi standar sebab saat diraba bagian kepala
hingga bokong mencit nomor tersebut terasa bagian tulang-tulangnya dengan
daging yang sedikit, sedangkan mencit nomor B2 juga telah memenuhi
standar hewan uji dan aktivitasnya positif , mencit nomor B2 ini saat
dilakukan pengukuran tingkat kesehatan mencit nomor ini memenuhi kriteria
dengan BCS nilai 3 karena tidak terdapat tonjolan tulang tetapi pada saat
diraba masih bisa dirakan adanya tulang.sedangkan mencit dengan nomor B3
ini hanya memenuhi BCS nilai 2 yaitu mencit dibawah kondisi standar sebab
saat diraba bagian kepala hingga bokong mencit nomor tersebut terasa
bagian tulang-tulangnya dengan daging yang sedikit.
Mencit kelompok 2 telah memenuhi standar karakteristik hewan uji.
Tetapi saat pengukuran tingkat kesehatan Mencit nomor H1 masuk kedalam
BCS nilai 2 yaitu mencit dibawah kondisi standar sebab saat diraba bagian
kepala hingga bokong mencit nomor tersebut terasa bagian tulang-tulangnya
dengan daging yang sedikit. Mencit nomor H2 masuk kedalam BCS nilai 3
karena bila diraba tubuhnya tidak tampak tonjolan tulang. Mencit nomor H3
memenuhi kriteria dengan BCS nilai 2 saat diraba bagian kepala hingga
bokong mencit nomor tersebut terasa bagian tulang-tulangnya dengan daging
yang sedikit.
Mencit kelompok 3 telah meemnuhi standar karakteristik hewan uji
tetapi saat pengukuran tingkat kesehatan mencit nomor M1 masuk kedalam
BCS nilai 3 yaitu bilamana diraba tubunya tidak tampak tonjolan tulang,mencit
nomor M2 juga masuk kedalam BCS nilai 3 yaitu bilamana diraba tubunya
tidak tampak tonjolan tulang,mencit nomor M3 memenuhi kriteria dengan
BCS nilai 2 saat diraba bagian kepala hingga bokong mencit nomor tersebut
terasa bagian tulang-tulangnya dengan daging yang sedikit.
Setelah melakukan praktikum tersebut, praktikan wajib membersihkan
tangan dengan antibakteri (hand sanitizer) atau langsung mencuci tangan
dengan sabun. Agar kuman atau bakteri yang ada pada mencit dan tikus tidak
masuk ke dalam tubuh.
Jika praktikan terkena gigitan dari hewan tersebut, maka harus cepat –
cepat di bersihkan dengan sabun dan bila perlu langsung di beri alkohol pada
bagian yang terluka. Hal ini karena alkohol dapat menghentikan proses
pendarahan yang berlangsung.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari data dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. Hewan uji dikelompok 1 dengan nomor B1 B2 dan B3 telah memenuhi
kriteria karakteristik hewan uji dan semua aktivitas mencit positif
b. Hewan uji dikelompok 2 dengan nomor H1, H2, H3 telah memenuhi kriteria
karakteristik hewan uji, dan semua aktivitas mencit positif
c. Hewan uji dikelompok 3 dengan nomor M1 M2 dan M3 telah memenuhi
kriteria karakteristik hewan uji, dan semua aktivitas mencit positif
V.2 Saran
Sebaiknya dalam menangani hewan coba lebih diperhatikan etika-etika
penanganan hewan coba di laboratorium, dan praktikan lebih berhati-hati dalam
penangan hewan coba saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Gan Gunawan, Sulistia., 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta:
FKUI. (cetak ulang;2001)