Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan/ Perhitungan


a. Perhitungan
1. Serbuk biji kopi = 30 x 25 gr = 7,5 gram
100
2. Pati jagung = 3 x 25 gr = 0,75 gram
100
3. Nipasol = 0,6 x 25 gr = 0,15 gram
100
4. Gliserol = 20 x 25 gr = 5 gram
100
5. Vaselin kuning = 25 gr – ( 7,5 + 0,75 + 0,15 + 5 ) = 11,6 gram
b. Hasil evaluasi
1. Organoleptik: bau khas kopi, berwarna kehitaman, tekstur tidak
menggumpal,agak kasar tetapi tidak ada partikel yang terlihat.
2. pH: pada pengujian pH menggunakan kertas indikator pH dan didapatkan
dengan nilai pH 5.
3. Viskositas: 30 rpm = 15.500 cps dan 60 rpm = 9210 cps
4. Daya sebar: 50 gram = 3,2 cm
100 gram = 3,3 cm
150 gram = 3,4 cm
200 gram = 3,5 cm
5. Daya lekat: 1 menit
6. Homogenitas: homogen tercampur secara keseluruhan
B. Pembahasan
Salah satu aspek yang harus dilakukan untuk mengetahui kualitas sediaan pasta
yang dihasilkan pada percobaan adalah untuk memperoleh sediaan pasta yang
berkualitas dengan mutu yang diinginkan maka perlu dilakukan beberapa uji
diantaranya, uji organoleptik yang meliputi warna,bau dan tekstur, uji pH, uji
viskositas, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji homogenitas.
Dari beberapa pengujian yang dilakukan, evaluasi hasil yang pertama di
dapatkan untuk pengamatan organoleptik. Pengamatan organoleptik dilakukan
dengan mengamati perubahan warna dan bau pada pasta serbuk kopi berwarna
coklat kehitaman dan berbau khas kopi (Zulfa, 2012).
Kemudian untuk pengujian yang selanjutnya dilakukan uji pH untuk melihat
kestabilan pasta serbuk kopi secara fisik dan kimia. Untuk uji pH diperoleh nilai
5 dari nilai pH tersebut menunjukkan bahwa formula sediaan pasta tersebut
memenuhi persyaratan standar, yang mana hal ini sesuai dengan literatur yang
mengatakan bahwa nilai pH yang baik untuk sediaan farmasi dalam bentuk pasta
berkisar antara pH 4 sampai pH 6 (Rowe,dkk 2009)
Selanjutnya dilakukan evaluasi uji viskositas, yang mana dilakukan pengukuran
viskositas dengan menggunakan kecepatan yang berbeda, yaitu 30 rpm dengan
hasil 15.500 cps dan 60 rpm dengan hasil 9210 cps. Hasil pengukuran viskositas
sediaan pasta tersebut menunjukkan bahwa formula sediaan yang dibuat telah
memenuhi rentang viskositas sediaan pasta yaitu 2.000–50.000 cps (Syurgana,
dkk 2017).
Pada uji daya sebar dengan menimbang sediaan pasta sebanyak 0,5 gram
diletakkan diatas kaca bulat yang berdiameter 15 cm, kaca lainnya diletakkan
diatasnya, dan dibiarkan selama 1 menit. Setelahnya diberi beban 50 gr lalu
dibiarkan 1 menit didapatkan diameter ukuran 3,2 cm, lalu ditambah lagi beban
100 gr diamkan 1 menit didapatkan diameter sebar pasta 3,3 cm, ditambah lagi
beban menjadi 150 gr dibiarkan 1 menit didapatkan diameter sebar pasta 3,4
cm , selanjutnya ditambah beban menjadi 200 gr dibiarkan selama 1 menit
didapatkan hasil diameter sebar pasta sebesar 3,5 cm. Pada teori syarat daya
sebar untuk sedian topikal adalah sekitar 5 – 7 cm dan menunjukkan konsistensi
semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan (Maya,dkk 2019). Namun
pada percobaan daya sebar yang didapatkan bahwa hasil tidak sesuai dengan
teori, hal ini dapat dikarenakan konsistensi dari pasta yang bemassa sehingga
mengakibatkan penyebaran tidak terlalu maksimal. Kemudian uji daya sebar
juga dilakukan untuk menjamin pemerataan pasta saat diaplikasikan.
Kemudian di lakukan evaluasi uji daya lekat, dari sediaan pasta, pada pengujian
ini di dapatkan hasil daya lekat sebesar 1 menit setelah sebelumnya di oleskan
pada kaca dan diberikan beban 1 kg selama 5 menit agar sediaan pasta ini
tersebar merata sebelum di uji daya lekatnya. Pada hasil yang di dapat tersebut
telah menunjukkan sesuai dengan teori pada standar daya lekat pasta yang baik
yakni kurang dari 5 menit. Apabila sediaan pasta memiliki daya lekat yang baik,
maka sediaan tersebut akan dapat melekat dengan kuat pada kuli, sehingga
semakin kuat dan semakin lama sediaan tersebut melekat, maka efek yang akan
ditimbulkan juga akan semakin optimal (Agustin & Kurniawan, 2017).
Dan yang terakhir adalah di lakukan evaluasi uji homogenitas dari formula
sediaan pasta, yang mana menunjukkan hasil homogen yang ditandai dengan
susunan yang teratur dari sediaan pasta setelah dioleskan pada kaca preparat. Hal
ini menunjukkan bahwa serbuk kopi terdispersi secara homogen dalam sediaan
pasta sehingga diharapkan dapat memberikan efek yang sama pada permukaan
kulit (Lulu, 2017).
Daftar Pustaka
Agustin, T. A., & Kurniawan, T. D. (2017). MUTU FISIK PASTA GIGI
EKSTRAK KULIT NANAS (Ananas comosus L.) DENGAN VARIASI
KONSENTRASI CMC-Na SEBAGAI PENGIKAT.
Lulu. (2017). Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisika-Kimia Sediaan Gel Etil
PMetoksisinamat Dari Rimpang Kencur (Kaemperia Galanga Linn).
Maya Handayani Sinaga, & Bintarti, T. (2019). KOMBINASI BUNGA
KECOMBRANG (Etlinger elatior JACK) DAN KULIT PISANG
DALAM FORMULASI PASTA GIGI BERMANFAAT PADA
PENGUJIAN ANTIBAKTERI TERHADAP Streptococcus mutans.
Jurnal Ilmiah PANNMED.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. E. (2009). Handbook Of
Pharmaceutical Excipient. London: Pharmaceutical Press.
Syurgana, M. U., Febriana, L., & Ramadhan, A. M. (2017). Formulasi Pasta
Gigi Dari Limbah Cangkang Telur Bebek. Mulawarman Pharmaceutical
Conference.
Zulfa, E. (2012). FORMULASI PASTA GIGI EKSTRAK ETANOL DAUN
SUJI (Pleomele angustifolia N.E Brown) DENGAN VARIASI
KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT CMC NA : KAJIAN
KARAKTERISTIK FISIKO KIMIA SEDIAAN. Jurnal Ilmiah
Cendekia Eksakta.

Anda mungkin juga menyukai