a. Perhitungan 1. Serbuk biji kopi = 30 x 25 gr = 7,5 gram 100 2. Pati jagung = 3 x 25 gr = 0,75 gram 100 3. Nipasol = 0,6 x 25 gr = 0,15 gram 100 4. Gliserol = 20 x 25 gr = 5 gram 100 5. Vaselin kuning = 25 gr – ( 7,5 + 0,75 + 0,15 + 5 ) = 11,6 gram b. Hasil evaluasi 1. Organoleptik: bau khas kopi, berwarna kehitaman, tekstur tidak menggumpal,agak kasar tetapi tidak ada partikel yang terlihat. 2. pH: pada pengujian pH menggunakan kertas indikator pH dan didapatkan dengan nilai pH 5. 3. Viskositas: 30 rpm = 15.500 cps dan 60 rpm = 9210 cps 4. Daya sebar: 50 gram = 3,2 cm 100 gram = 3,3 cm 150 gram = 3,4 cm 200 gram = 3,5 cm 5. Daya lekat: 1 menit 6. Homogenitas: homogen tercampur secara keseluruhan B. Pembahasan Salah satu aspek yang harus dilakukan untuk mengetahui kualitas sediaan pasta yang dihasilkan pada percobaan adalah untuk memperoleh sediaan pasta yang berkualitas dengan mutu yang diinginkan maka perlu dilakukan beberapa uji diantaranya, uji organoleptik yang meliputi warna,bau dan tekstur, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji homogenitas. Dari beberapa pengujian yang dilakukan, evaluasi hasil yang pertama di dapatkan untuk pengamatan organoleptik. Pengamatan organoleptik dilakukan dengan mengamati perubahan warna dan bau pada pasta serbuk kopi berwarna coklat kehitaman dan berbau khas kopi (Zulfa, 2012). Kemudian untuk pengujian yang selanjutnya dilakukan uji pH untuk melihat kestabilan pasta serbuk kopi secara fisik dan kimia. Untuk uji pH diperoleh nilai 5 dari nilai pH tersebut menunjukkan bahwa formula sediaan pasta tersebut memenuhi persyaratan standar, yang mana hal ini sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa nilai pH yang baik untuk sediaan farmasi dalam bentuk pasta berkisar antara pH 4 sampai pH 6 (Rowe,dkk 2009) Selanjutnya dilakukan evaluasi uji viskositas, yang mana dilakukan pengukuran viskositas dengan menggunakan kecepatan yang berbeda, yaitu 30 rpm dengan hasil 15.500 cps dan 60 rpm dengan hasil 9210 cps. Hasil pengukuran viskositas sediaan pasta tersebut menunjukkan bahwa formula sediaan yang dibuat telah memenuhi rentang viskositas sediaan pasta yaitu 2.000–50.000 cps (Syurgana, dkk 2017). Pada uji daya sebar dengan menimbang sediaan pasta sebanyak 0,5 gram diletakkan diatas kaca bulat yang berdiameter 15 cm, kaca lainnya diletakkan diatasnya, dan dibiarkan selama 1 menit. Setelahnya diberi beban 50 gr lalu dibiarkan 1 menit didapatkan diameter ukuran 3,2 cm, lalu ditambah lagi beban 100 gr diamkan 1 menit didapatkan diameter sebar pasta 3,3 cm, ditambah lagi beban menjadi 150 gr dibiarkan 1 menit didapatkan diameter sebar pasta 3,4 cm , selanjutnya ditambah beban menjadi 200 gr dibiarkan selama 1 menit didapatkan hasil diameter sebar pasta sebesar 3,5 cm. Pada teori syarat daya sebar untuk sedian topikal adalah sekitar 5 – 7 cm dan menunjukkan konsistensi semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan (Maya,dkk 2019). Namun pada percobaan daya sebar yang didapatkan bahwa hasil tidak sesuai dengan teori, hal ini dapat dikarenakan konsistensi dari pasta yang bemassa sehingga mengakibatkan penyebaran tidak terlalu maksimal. Kemudian uji daya sebar juga dilakukan untuk menjamin pemerataan pasta saat diaplikasikan. Kemudian di lakukan evaluasi uji daya lekat, dari sediaan pasta, pada pengujian ini di dapatkan hasil daya lekat sebesar 1 menit setelah sebelumnya di oleskan pada kaca dan diberikan beban 1 kg selama 5 menit agar sediaan pasta ini tersebar merata sebelum di uji daya lekatnya. Pada hasil yang di dapat tersebut telah menunjukkan sesuai dengan teori pada standar daya lekat pasta yang baik yakni kurang dari 5 menit. Apabila sediaan pasta memiliki daya lekat yang baik, maka sediaan tersebut akan dapat melekat dengan kuat pada kuli, sehingga semakin kuat dan semakin lama sediaan tersebut melekat, maka efek yang akan ditimbulkan juga akan semakin optimal (Agustin & Kurniawan, 2017). Dan yang terakhir adalah di lakukan evaluasi uji homogenitas dari formula sediaan pasta, yang mana menunjukkan hasil homogen yang ditandai dengan susunan yang teratur dari sediaan pasta setelah dioleskan pada kaca preparat. Hal ini menunjukkan bahwa serbuk kopi terdispersi secara homogen dalam sediaan pasta sehingga diharapkan dapat memberikan efek yang sama pada permukaan kulit (Lulu, 2017). Daftar Pustaka Agustin, T. A., & Kurniawan, T. D. (2017). MUTU FISIK PASTA GIGI EKSTRAK KULIT NANAS (Ananas comosus L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI CMC-Na SEBAGAI PENGIKAT. Lulu. (2017). Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisika-Kimia Sediaan Gel Etil PMetoksisinamat Dari Rimpang Kencur (Kaemperia Galanga Linn). Maya Handayani Sinaga, & Bintarti, T. (2019). KOMBINASI BUNGA KECOMBRANG (Etlinger elatior JACK) DAN KULIT PISANG DALAM FORMULASI PASTA GIGI BERMANFAAT PADA PENGUJIAN ANTIBAKTERI TERHADAP Streptococcus mutans. Jurnal Ilmiah PANNMED. Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. E. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipient. London: Pharmaceutical Press. Syurgana, M. U., Febriana, L., & Ramadhan, A. M. (2017). Formulasi Pasta Gigi Dari Limbah Cangkang Telur Bebek. Mulawarman Pharmaceutical Conference. Zulfa, E. (2012). FORMULASI PASTA GIGI EKSTRAK ETANOL DAUN SUJI (Pleomele angustifolia N.E Brown) DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT CMC NA : KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKO KIMIA SEDIAAN. Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta.