Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASEUTIK I

SEDIAAN SIRUP LARUTAN SEJATI


Aminium Klorida
Di susun oleh Kelompok 2

Laura Aulia
Linda Actia
Rani Sukmawati

066113200
066113212
066113223

Dosen pembimbing :

SeptiaAndini, S.Farm,Apt

LusiAgusSetiani, M.Farm,Apt

Dra. Muztabadihardja, Apt

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR

2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Tujuan percobaan
Tujuan percobaan kali ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan sediaan sirup larutan
sejati serta komponen yang menunjang stabilita sedianan tersebut.
1.2 Dasar Teori
Larutan Sejati adalah campuran dua atau lebih komponen yang membentuk fase tunggal
homogen terdiri dari fase pelarut dan fase terlarut. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung
bahan kimia terlarut,sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. Suatu larutan
didefinisikan sebagai campuran fasa tunggal homogen dalam skala molekuler. Larutan terjadi
apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat padat tadi terbagi secara
molekular dalam cairan tersebut. Bagian terbesar dalam sistem larutan adalah pelarut (solvent)
yang menentukan fasa larutan. Bagian yang terlarut dinamakan solute yang merupakan fasa
terdispersi dalam bentuk molekul atau ion dalam pelarut. Penggunaan larutan sebagai bentuk
sediaan, memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan
diencerkan atau dicampur. Untuk semua larutan , terutama yang mengandung pelarut mudah
menguap, harus digunakan wadah tertutup rapat dan terhindar dari panas berlebih. Jika senyawa
tidak stabil dan mudah mengalami degradasi secara fotokimia, penggunaan wadah tahan cahaya
perlu dipertimbangkan.
Bentuk sediaan larutan dapat digolongkan menurut cara pemberiannya, seperti: Larutan
Oral dan Larutan Topikal. Serta berdasarkan sistem pelarut seperti Spirit, Tingtur dan
Larutan Air. Larutan yang diberikan secara parenteral disebut injeksi.
Larutan Oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih
zat dengan atau tanpa bahan pengaroma,pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau
campuran kosolven-air. Larutan oral dapat diformulasikan untuk diberikan langsung secara oral
kepada pasien atau dalam bentuk lebih pekat yang harus diencerkan lebih dulu sebelum
diberikan. senyawa poliol tertentu seperti sorbitol dan gliserin dapat digunakan dalam larutan

oral untuk menghambat panghabluran dan untuk mengubah kelarutan, rasa, dan sifat lain zat
pembawa.
Larutan Topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi sering kali mengandung
pelarut lain seperti etanol dan poliol, untuk penggunaan topikal pada kulit.
Spirit Adalah larutan yang mengandung etanol atau hidro alkohol dari zat mudah
menguap, umumnya berupa larutan tunggal atau campuran bahan. Spirit harus disimpan dalam
wadah yang tertutup rapat tidak tembus cahaya. Jika pelarutnya air disebut air aromatik
Sirup termasuk kedalam larutan oral. Sirop (Sirupi) adalah sediaan cair berupa larutan
yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air
dikenal sebagai sirup atau Sirupus Simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk
bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral.
Pada umumnya sediaan sirup merupakan sediaan dengan dosis berulang (multile dose) dengan
kadar kontaminasi mikroorganisme sangat besar, oleh sebab itu diperlukan pengawet yang
merupakan salah satu bahan pembantu yang ditambahkan untuk mengurangi kontaminasi
mikroorganisme. Umumnya juga ditambahkan antimikroba untuk mencegah pertumbuhan
bakteri,jamur dan ragi. Antioksidan di dalam sediaan larutan berfungsi sebagai proteksi terhadap
bahan aktif yang mudah teroksida oleh oksigen. Sedangkan bahan pengental ditambahkan untuk
menaikkan konsistensi sediaan, sehingga dosis pemakaian lebih tepat. Serta flavour untuk
memperbaiki penampilan sediaan dan mempermudah pemberian terutama pada anak-anak.
Flavour terdiri dari :
1. Pemanis
Sukrosa merupakan bahan pemanis yang banyak dipakai karena secara kimia dan
fisika stabil dalam pH larutan 4,0-8,0. Dalam pemakaian sering dikombinasikan dengan
sorbitol,gliserin dan poliol yang lainnya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kristal gula
pada penyimpanan. Kristalisasi terjadi pada daerah leher botol yang dikenal dengan istilah cap
locking. Didalam farmasi tidak banyak menggunakan Pemanis sintetis, karena menimbulkan
rasa pahit setelah pemakaian.
2. Bahan Penutup Rasa
Ada empat rasa utama yang dapat dirasakan oleh indera perasa kita yaitu : pahit,
manis,asam dan asin yang dapat ditutup dengan flavour sebagai berikut :
Asin, ditutupi dengan vanilla,mint,peach,maple
Pahit, ditutupi dengan rasa kacang,coklat,kombinasi mint
Manis , disertai penawar rasa buah,vanilla

Asam , ditutup dengan rasa jeruk, raspberry


Untuk mempertajam flavour yang dipakai dapat ditambahkan Mentol, Kloroform
dan Garam.

3. Pewarna
Ditambahkan untuk memperbaiki penampilan sediaan larutan. Penambahan bahan pembantu
yang lainnya dalam sediaan sirup berdasarkan data preformulasi dan disesuaikan dengan sifat
bahan berkhasiat yang dibuat.

Sifat Fisika Kimia Sirup


a. Viskositas
Viskositas atau kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk
menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar
lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan
yang akan ditentukan kekentalannya. Untuk menentukan kekentalan, suhu zat uji yang diukur
harus dikendalikan dengan tepat, karena perubahan suhu yang kecil dapat menyebabkan
perubahan kekentalan yang berarti untuk pengukuran sediaan farmasi. Suhu dipertahankan dalam
batas idak lebi dari 0,1 C.
b. Uji Mudah Tidaknya Dituang
Uji mudah tidaknya dituang adalah salah satu parameter kualitas sirup. Uji ini berkaitan
erat dengan viskositas. Viskositas yang rendah menjadikan cairan akan smakin mudah dituang
dan sebaliknya. Sifat fiik ini digunakan untuk melihat stabilitas sediaan cair selama
penyimpanan.Besar kecilnya kadar suspending agent berpengaruh terhadap kemudahan sirup
untuk dituang. Kadar zat penstabil yang terlalu besar dapat menyebabkan sirup kental dan sukar
dituang.
c. Uji Intensitas Warna
Uji intensitas warna dilakukan dengan melakukan pengamatan pada warna sirup mulai
minggu 0-4. Warna yang terjadi selama penyimpanan dibandingkan dengan warna pada minggu
0. Uji ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sediaan cair yang disimpan Selama
waktu tertentu.

BAB II
METODE KERJA

II. 1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
1. Botol UC
2. Gelas ukur
3. Mortir
4. Perkamen
5. Stemper
6. Spatel corong
7. Timbangan
Bahan yang digunakan adalah :
1. Asam benzoat
2. Essens
3. Syrupus simplex
4. Zat ammonium klorida
5. Zat pewarna
II. 2. Formula
Bahan
Zat Aktif

II

III

(Amonium

1,2 gram

1,2 gram

1,2 gram

Klorida)
Syr Simpleks
Zat Pengawet

3 gram

9 gram

18 gram

0,09 gram

0,09 gram

0,09 gram

Q.s

Q.s

Q.s

Q.s

Q.s

Q.s

60 ml

60 ml

60 ml

(Natrium Benzoat)
Essens (jeruk)
Zat warna
(orange)
Aq. ad

II. 3. Cara Kerja


1. Didihkan air sebagai pelarut
2. Ditimbang bahan berkhasiat dan bahan pembantu
3. Dibuat sirupus simplek sebagai pengental dan pemanis
4. Dihaluskan didalam mortir bahan berkhasiat dan bahan pembantu
5. Dilarutkan bahan berkhasiat dengan cara penambahan bahan berkhasiat sedikitsedikit kedalam sejumlah volume pelarut sambil diaduk sampai larut sempurna
6. Dilarutkan bahan pembantu dengan cara yang sama kedalam sebagian yang
diperlukan
7. Dicampurkan bahan-bahan yang sudah larut satu persatu dan diaduk sampai homogen
8. Ditambahkan flavor dalam keadaan terlarut dalam pelarut yang dapat tercampur
dengan pelarut yang digunakan
9. Ditambahkan sisa pelarut sampai volume sediaan yang dibuat
10. Dimasukan kedalam wadah atau botol yang telah disetarakan
11. Diuji dengan metode scyling test dengan suhu 40C dan 500C.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

II. 1. Data Pengamatan

Evaluasi
pH
Viskositas

Konsentrasi

Hari ke 0

Hari ke 1

Hari ke 2

5%
15%
30%
5%
15%
30%

7
6
5
-

5%
15%
30%
5%
15%
30%
5%
15 %
30%

+++
+++
+++
+
++
+++
+++
+++
+++

Hari ke
3
-

Hari ke 4
-

Stabilita
Organoleptik
Warna
Rasa
Aroma

+++
+++
+++
+
++
+++
+++
+++
+++

+++
+++
+++
+
++
+++
+++
+++
+++

Hari ke
5
5
5
5
-

Gambar

pH sediaan larutan sebelum scyling test

pH sediaan larutan sebelum scyling test

Keterangan :

+ (asin)

Warna :

+++ ( baik )
Rasa :

++ (sedang )
+ (kurang baik)

+++ ( tidak terlalu manis)

++ (tidak berasa)

Aroma :

+++ ( aroma kuat)

++ (aroma sedang)

+ (aroma lemah)

II.2 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pembuatan sediaan sirup larutan sejati dengan zat atif
ammonium

klorida.Dalam

larutan

sejati

dipengaruhi

oleh

pelarutnya

(solven).Kami

menggunakan air mendidih karena diketahui ammonium klorida mudah sekali laut dalam air
mendidih yaitu 1 gr ammonium klorida larut dalam 1,4 ml air mendidih.Untuk pembuatan
larutan sejati ini membutukan zat tambahan berupa pemanis (sirup simplek), zat pengawet
(Natrium Benzoat), pewarna, pengaroma serta air sebagai pelarut.Setelah sirup dibuat, sirup diuji
dengan metode scyling test yaitu penyimpanan sirup dalam suhu 40C dan 500C, masing-masing
selama 24 jam sebanyak 2 siklus.
Dari segi organoleptis sirup berupa larutan yang berwarna orange, berbau buah jeruk, dan
stabilita baik ditandai tidak ada endapan pada larutan.Dari hasil pengamatan organoleptik baik
sebelum maupun sesudah uji scyling test, sirup 5%, 15%, dan 30% tidak melihatkan perubahan
warna, rasa, maupun bau.Namun setelah dilakukan scyling test larutan tidak tidak jernih karena
dalam pembuatan sediaan ini kami tidak menggunakan air aquades melainkan air kran yang tidak
terjamin kebersihannya.
Pada pengamatan stabilita berdasarkan parameter waktu penyimpanan pada suhu tertentu
terhadap nilai Ph sediaan terlihat bahwa semua sediaan sirup cenderung mengalami penurunan
nilai pH.Pada sirup 5% perubahan pH turun dari 7 menjadi 5. Pada sirup 15% perubahan pH
turun dari 6 menjadi 5.Namun pada sirup 30% perubahan pH turun dari 5 menjadi 5.Penurunan
pH terjadi karena adanya reaksi-reaksi enzimatis yang terjadi dalam sediaan selama
penyimpanan.Tidak adnya perubahan warna,rasa, dan bau menunjukan bahwa zat aktif
ammonium klorida tidak terjadi interaksi dengan zat tambahan lainnya didalam sediaan.
Dari hasil pengamatan tersebut didapatkan bahwa sirup 30% dengan jumlah sirup
simplek 18 gram adalah sirup yang paling stabil,karena tidak ada perubahan pada nilai pH,
stabilitas, warna, bau, dan rasa.Dan diketahui sirup 30% adalah yang mendekati syarat sempurna
pada suatu larutan, meskipun rasa asin yang sulit ditutupi.

BAB IV
KESIMPULAN
Dari percobaan preformulasi dan sediaan sirup larutan sejati yang telah dilakukan
didapatkan kesimpulan bahwa untuk membuat sediaan larutan yang baik hal hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :

Pemilihan bahan baku, termasuk air (purified water) yang digunakan

Kebersihan wadah dan alat/mesin produksi yang digunakan

Karakteristik bahan baku, baik secara kimiawi maupun secara fisik

Prosedur pencampuran (harus memperhatikan derajat kelarutan)

Kecepatan pengadukan/pencampuran

Penyaringan

Pengisian ke dalam wadah (botol)


Sirup 30% adalah yang mendekati syarat sempurna pada suatu larutan sejati.Pada sirup

ini tidak perubahan warna, bau, rasa, pH, dan tidak terjadi endapan.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979.Farmakope Indonesia Edisi Ketiga.Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995.Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta
Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry. Hal : 97100. The Royal Society of Chemistry: Cambridge.
Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO) Vol 40. 2004.
Handbook of Pharmaceutical Excipients (HOPE) edisi 5
Gyorgi AS. 1931. Vitamin C, Muscles, and WWII. Szeged: 1931-47.

LAMPIRAN

Perhitungan NaCl :
100 mg = 100 mg x 60 ml = 1200 mg
5 ml
5ml

Dosis perhitungan syr,simpleks


konsentrasi 5% = 5 gr x 60 ml = 3 gr
100 ml
konsentrasi 15% = 15 gr x 60 ml = 9 gr
100 ml
Konsentrasi 30% = 30 gr x 60 ml = 18 gr
100 ml

Dosis zat aktif dalam 5 ml


1200 mg
60 ml

1200 mg x 5 ml
60 mll

X = 100 mg

5 ml

Anda mungkin juga menyukai