Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan merupakan salah satu mahluk hidup yang terdapat di alam


semesta yang memiliki sejarah paling dalam pemanfaatan unsur pengobatan banyak
penyakit, mulai dari penyakit ringan hingga penyakit akut,tumbuhan ini dikenal
sebagai tumbuhan atau tanaman obat yang biasanya tumbuh secara alamiah
disekitar kita. Tanaman obat memiliki khasiat sebagai bahan baku unsur ekstraksi
zat aktif untuk sintesis obat (Rasool Hassan, 2012).

Selama ribuan tahun,tumbuhan telah memainkan peran yang sangat penting


dalam perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit.Selama berabad-abad
budaya diseluruh dunia telah belajar bagaimana menggunakan tumbuhan untuk
melawan penyakit dan menjaga kesehatan. Perabadan kuno dari cina,india,dan
afrika utara menyediakan bukti tertulis untuk penggunaan sumber-sumber alam
untuk menyembuhkan berbagai penyakit (Philipson,2001).

Alam berperan sebagai sumber obat selama ribuan tahun,bahwa jumlah yang
mengesankan dari obat modern berasal dari kimia bahan alam. Kimia bahan alam
telah memberikan nilai yang cukup besar untuk industri farmasi selama setengah
abad ke-19 hingga saat ini, generasi ahli kimia bahan alam telah menerapkan
keterampilan dan kecerdasan mereka untuk puluhan ribu molekul yang berasal dari
alam. Senyawa yang berperan dalam tanaman ini adalah molekul organik
(Baker,chu,oza & Rajgarhia, 2007).

B.Tujuan Praktikum

Mahasiswa mampu memeriksa simplisia pada parameter spesifik penetapan


senyawa Alkaloid.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder terbanyak yang memiliki atom


nitrogen, yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan dan hewan. Sebagian besar
senyawa alkaloid bersumber dari tumbuh-tumbuhan, terutama angiospermae lebih
dari 20% spesies angiospermae mengandung alkaloid. Senyawa alkaloid berkhasiat
sebagai antidiare, antidiabetes, antimikroba dan antimalaria. Akan tetapi beberapa
senyawa golongan senyawa alkaloid bersifat racun sehingga diperlukan adanya
identifikasi senyawa golongan alkaloid yang dapat diketahui manfaatnya (winn,
2008).

Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organik yang banyak terdapat
dialam. Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua senyawa alkaloid
mengandung paling sedikit satu atom Nitrogen. Alkaloid dapat ditemukan dalam
kasar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang
berasal dari jaringan tumbuhan (winn,2008).

Pada tanaman, alkaloid ditemukan dalam bentuk garam yang larut dalam air
seperti sitrat, malat, mekonat, tartrat, isobutirat, benzoat atau kadang-kadang
kombinasi dengan tanin. Secara mikrokimia, ditemukan bahwa alkaloid banyak
ditemukan pada jaringan perifer dari batang atau akar. Alkaloid disintesis pada
tempat yang spesifik seperti pada akar yang sedang tumbuh, kloroplas dan sel
laktiferus (Dewa, Ayu, 2007).

Tanaman bangle hitam (Zingiber cassumunar) merupakan herba berumur


tanaman. Tanaman bangle bersifat adaptif, dapat hidup didataran rendah hingga
daerah dengan ketinggian 1.300 m diatas permukaan laut. Pertumbuhannya
memerlukan tanah yang subur, gembur, cukup sinar matahari dan memerlukan jarak
tanaman yang cukup luas (muhlisah, 2011).

Harendong bulu (Clidemia hirta) adalah tumbuhan yang inovatif yang memiliki
ciri-ciri yang halus menyerupai rambut. Permukaan daun serta batangnya berwarna
hijau berminyak. Daunnya memiliki bentuk bujur, daunnya lebar dan meruncing
dibagian ujungnya (Herba, 2014).

Tumbuhan tembelekan memiliki manfaat, dimana akar tanaman tembelekan


berfungsi sebagai pereda demam, penghilang nyeri serta menghentikan peradangan
dan peredaran darah. Selain itu juga ada manfaat lain dalam pemanfaatan luar
sebagai radang kulit, enzim jamur kulit lunak berdasar dari gigitan serangga,
sedangkan pada bagian daun berfungsi untuk menghilangkan gatal, anti toksin,
menghilangkan bengkak dan rangsang muntah. Sedangkan bagian bunga pada
tembelekan berfungsi untuk menghentikan peredaran darah dan pendarahan. Daun
tembelekan sangat bermanfaat bagi masyarakat indonesia, terutama dalam
kelompok famili verbenaceae (wijaya et, al, 2016).
BAB III

PROSEDUR KERJA

A. Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan :
a. Batang pengaduk
b. Cawan porselin
c. Gelas kimia 50 ml, dan 250 ml
d. Erlenmeyer
e. Kaca arloji
f. Kompor listrik
g. Lap kasar
h. Lap halus
i. Penjepit tabung reaksi
j. Pipet tetes
k. Plat tetes
l. Rak tabung
m. Sendok tanduk
n. Tabung reaksi

2. Bahan yang digunakan :


a. Aquadest
b. Asam klorida 2 N
c. Amonian
d. Asam sulfat 2 N
e. Bouchardat Lp
f. Dragendraff
g. Etanol
h. Hcl 2 N
i. Kertas saring
j. Kloroform
k. Label
l. Pereaksi Mayer Lp
m. Pereaksi wagner
n. Serbuk simplisia banglai hitam
o. Serbuk simplisia batang harendong bulu
p. Serbuk simplisia tembelekan
q. Tissue

B. Cara kerja

1. Ditimbang 500 mg serbuk simplisia, ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9


ml air, panaskan diatas Tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring,
pindahkan masing-masing 3 tetes filtrat pada 4 kaca arloji.

a. Ditambahkan 2 tetes mayer LP pada kaca arloji 1, terbentuk endapan


menggumpal berwarna putih.
b. Ditambahkan 2 tetes Bouchard LP pada kaca Loji 2, terbentuk endapan
berwarna coklat sampai hitam.
c. Ditambahkan 2 tetes dragendroff pada kaca arloji 3, terdapat endapan
jingga.
d. Ditambahkan 2 tetes wagner pada kacang arloji 4, terbentuk endapan
warna merah basa.

2. Sebanyak 4 gr serbuk simplisia ditambahkan kloroform secukupnya kemudian


ditambahkan 10 ml amoniak dan 10 ml kloroform. Larutan disaring ke dalam
tabung reaksi dan filtrat ditambahkan asam sulfat 2 N sebanyak 10 tetes.
Filtrat dikocok dengan teratur kemudian didiamkan beberapa lama sampai
terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas dipindahkan ke dalam tiga tabung reaksi
masing-masing 2,5 ml. Ketiga larutan ini dianalisis dengan pereaksi mayer,
dragendroff, dan Wagner. Terbentuknya endapan menunjukkan bahwa
contoh tersebut mengandung alkaloid reaksi dengan pereaksi mayer akan
terbentuk endapan putih, pereaksi dragendroff terbentuk endapan merah
jingga dan dengan preaksi wagner terbentuk endapan coklat.
3. Ditambahkan 3 g serbuk simplisia ditambahkan 6 ml etanol, dikocok dan
disaring dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditetesi dengan HCL 2 N, lalu
dibagi dalam beberapa tabung reaksi. Tiap tabung ditambahkan dengan
masing-masing pereaksi. Pada penambahan pereaksi mayer, positif
mengandung alkaloid jika membentuk endapan putih atau kuning, Pada
penambahan pereaksi Wagner, positif mengandung alkaloid jika terbentuk
endapan coklat, pada pereaksi dragendroff terbentuk endapan jingga.

4. Sebanyak 1 g serbuk simplisia ditambahkan dengan 5 ml amoniak 25 % dan


digerus dalam mortir lalu ditambahkan 2 ml kloroform dan digerus kuat.
Campuran disaring sehingga diperoleh lapisan air dan lapisan pelarut organik.
Lapisan air ditambahkan 2 tetes pereaksi dragendroff atau pereaksi Mayer.
Jika terbentuk warna orange dengan pereaksi dragendroff atau pereaksi
mayer. Jika terbentuk warna orange dengan pereaksi dragendroff atau
terbentuk endapan putih dengan penambahan pereaksi mayer berarti ekstrak
mengandung alkaloid.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan sampel Daun Bangle Hitam

Golongan Komponen
NO Pereaksi Hasil Foto Hasil Pengamatan
senyawa kimia

Alkaloid ( serbuk
1.
simlisplisi + asam
Dragendorff (-)
klorida + air )

Alkaloid ( serbuk
2. simlisplisi + asam Dragendorff (-)
klorida + air )

Alkaloid ( serbuk
simlisplisi + asam
klorida + air )
3.
Mayer (-)
No Golongan komponen
pereaksi Hasil Foto hasil pengamatan
senyawa kimia

Alkaloid secara umum


(asam klorida + air ) Mayer Lp (+)

2.

Alkaloid (asam klorida


Wagner
+ air ) (+)

3.

Alkaloid (asam klorida


Bouchardat
+air ) (+)

4. Alkaloid (asam klorida


+ air)

Dragendorff (+)

B. Hasil pengamatan Sampel Daun Tembelekan


No Golongan Komponen Pereaksi Hasil Foto Hasil
. senyawa kimia Pengamatan

1.
(Senyawa Alkaloid)
Serbuk simliplisia + HCL 2 Mayer Lp (+)
N + Air panas

(Senyawa Alkaloid)
Wagner (+)
Serbuk simliplisia + HCL 2
N + Air panas

(Senyawa Alkaloid)

Serbuk simliplisia + HCL 2 Bouchardat (+)


N + Air panas

(Senyawa Alkaloid)
Dragendorff (+)
Serbuk simliplisia + HCL 2
N + Air panas
2.

Alkaloid ( serbuk simplisia


Mayer (-)
+ Kloroform + Amoniak +
Asam Sulfat 2 N )

Alkaloid ( serbuk simplisia


Wagner (+)
+ Kloroform + Amoniak +
Asam Sulfat 2 N )

Alkaloid ( serbuk simplisia (+)


Dragendorff
+ Kloroform + Amoniak +
Asam Sulfat 2 N )

3.

Alkaloid ( serbuk simplisia


+ etanol + HCL 2 N ) Mayer (-)
Alkaloid ( serbuk simplisia
Wagner (-)
+ etanol + HCL 2 N )

Alkaloid ( serbuk simplisia Dragendorff (+)


+ etanol + HCL 2 N )

4.

Senyawa Alkaloid
Mayer (-)
(Amoniak + kloroform)

Senyawa Alkaloid Dragendorff (-)


(Amoniak + kloroform)
C. Sampel Batang Harendong Bulu

Golongan Komponen
No Pereaksi Hasi Foto Hasil
senyawa kimia Pengamatan
l
1.
( Alkaloid )
Serbuk simliplisia + HCL 2 Wagner (+)
N + Air panas

( Alkaloid )
Serbuk simliplisia + HCL 2 Dragendorff (+)
N + Air panas

( Alkaloid )
Serbuk simliplisia + HCL 2 Mayer (+)
N + Air panas
( Alkaloid )
Serbuk simliplisia + HCL 2 Bouchardat (+)
N + Air panas

2.

Alkaloid (serbuk simplisia + Mayer (-)


Kloroform + Amoniak +
Asam Sulfat 2 N )

Alkaloid (serbuk simplisia + Wagner (+)


Kloroform + Amoniak +
Asam Sulfat 2 N )

Alkaloid
(serbuk simplisia + Dragendorff (+)
Kloroform + Amoniak +
Asam Sulfat 2 N )
3.

Alkaloid ( serbuk simplisia Dragendorff (+)


+ etanol + HCL 2 N )

4.

Senyawa Alkaloid Mayer (+)


(Amoniak + kloroform)

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil percobaan simplisia parameter spesifik senyawa alkaloid


pada sampel bangle hitam, harendong bulu dan tembelekan masing-masing sampel
ditambahkan 1 ml asam klorida dan air kemudian diteteskan dengan pereaksi mayer
LP, Bouchard, dragendroff dan Wagner. Pada perlakuan kedua masing-masing
sampel ditambahkan dengan amonia, kloroform asam sulfat pekat kemudian ditetesi
masing-masing dengan pereaksi dengan dragendroff. Pada perlakuan ketiga
masing-masing sampel ditambahkan HCl dan direaksikan dengan pereaksi
dragendroff. Dan pada perlakuan keempat ditambahkan amoniak kloroform dan
pereaksi mayer pada masing-masing sampel. Tujuan penambahan HCL adalah
karena alkaloid bersifat basa sehingga biasanya diekstrak dengan pelarut yang
mengandung asam (Harbone,1996).

Pada uji kandungan alkaloid bangle hitam memiliki hasil positif pada percobaan
1 2 dan 3 sedangkan percobaan satu (P. Mayer) dan percobaan memiliki hasil
negative.

Selanjutnya dilakukan pada sampel harendong bulu didapatkan hasil positif


pada percobaan 1 dan 4. Sedangkan pada percobaan 2 dan 3 memiliki hasil negatif.

Berdasarkan hasil positif yang diperoleh pada sampul bangle hitam telah sesuai
dengan literatur jika terbentuk warna orange dengan pereaksi dragendroff reaksi
mayer mengandung alkaloid (Fransworth,1966).

Pada hasil yang diperoleh pada sampel tembelekan hal ini sesuai dengan
literatur jika terbentuk warna orange dan membentuk endapan putih berarti
mengandung alkaloid (Fransworth,1966).

BAB VI

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
1. Alkaloid merupakan sekelompok metabolit sekunder alami yang mengandung
nitrogen yang aktif secara farmakologis.
2. Tujuan penambahan kloroform pada percobaan alkaloid agar garam dalam
alkaloid dapat larut, serta amoniak berfungsi membebaskan alkaloid dari
garamnya.
3. Sampel simplisia bangle hitam, bantang harendong bulu dam temblekan
positif mengandung alkaloid.

PERTANYAAN DISKUSI

1. Tuliskan manfaat senyawa alkaloid manusia dan tumbuhan


Jawab:
a. Manusia, senyawa alkaloid bermanfaat sebagai pengobasan sakit telinga dan
bagian aldominal senyawa sel kanker dan juga senyawa alkaloid berkhasiat
sebagai anti diare,antidi abetes,dan anti malaria
b. Tanaman,senyawa alkaloid bermanfaat untuk pelindung tanaman dari
penyakit,serangan hama.sebagai pengatur perkembangan dan sebagai basa
meniral untuk mengatur keseimbangan ion pada bagian-bagian tanaman.

2. Tuliskan reagen prereaksi pengendapan, pereaksi warna dan pereaksi


khusus pada penentuan senyawa alkaloid
Jawab:
1) Pengendapan
a. Reangen mayer (kalium memiliki iodida) pereaksi positif terjadi
endapan putih
b. Reangen dragendorff (polasium iodide) reaksi positif terjadi endapan
jingga
c. Reangen wagner (1/ki iodin/petasium iodida) reaksi positif terjadi
endapan warna merah bata
d. Reangen hagers (larutan atau pelarut pekat) reaksi positif terjadi
endapan kuning
2) Warna
a. Erdman s : campuran asam sulfat pekat dengan sedikit asam nitrat
b. Froend s : asam sulfat dengan asam molidar asam aluminium
molibolarl
c. Marqui s : campuran famaldehida dalam H2SO4 pekat
d. Ridenevn s : campuran asam sulfat pekat dengan asam vanedat atau
ammonium vakedat

3. Tuliskan contoh bagian tanaman yang memiliki kandungan senyawa alkaloid


jika diambil dari penelitian tuliskan judul dan meneliti
Jawab:
Daun
a. Judul penelitian : identifikasi alkaloid pada daun sirsak (annona muricata l)
b. Peneliti : adenne c woller junathan schadim andriani N.K wardhani

DAFTAR PUSTAKA
Amody,2, Anggreani, 2017. Identification Of Glyoside Compounds Of Gebong Rooth
(Coryphautan) Origin Of Village Landayya Of Banraeng. Majalah
Farmasi : 14,8-13.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi lv, ssi, 713. Jakarta.

Evans,w.c.2002. Pharmakognosi. Edisi 15.W.B. Sanders Philedelphia.

Gunawan,D dan Mulyadi. S. 2004. Ilmu Obat Alam ( Farmakognosi ). Penerbit


Suladaya: Jakarta.

Harbone. J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Menganalisis Tumbuhan.


ITB, BANDUNG.

Lumbessy,M.Abidjune.J dan Jessy,J. 2013. Uji Total Flavonoid Pada Beberapa


TanamanObat Indonesia. Jurnal MIPA Unsrat. Vol 2(1) Hal 50.

Marliana, S.D, Suryanti.v, dan Suryono. 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Labu Jilen ( Sochian Edule
Jacy. Swart 2 ) Dalam Titran Etanol. Biofarmasi 3(1), 26-31

Anda mungkin juga menyukai