Anda di halaman 1dari 25

PRAKTIKUM FITOKIMIA

SKRINING DAN KARAKTERISASI EKSTRAK DAUN


TAMBORA (Argertum conyzoides L.) DENGAN METODE
EKSTRAKSI MASERASI

Nama Kelompok : 1. Agnes Melani (16.114054.1193)


2. Ajifa Eed Lutfy D. R. (16.114054.1195)
3. Alqi Muhammad Maruf (16.114054.1197)
4. Avisha Citra Marcelina P.(16.114054.1203)
5. Cindy Aulia Dewi (16.114054.1206)
6. Cindy Siska Vita (16.114054.1207)
7. Deniansyah (16.114054.1210)
8. Devi Atiska (16.114054.1211)
9. Dewi Rachmasuari (16.114054.1212)
10. Endhys Normarinda (16.114054.1218)
11. Faridah (16.114054.1221)
12. Ibda Yolandita (16.114054.1229)
13. Linarti (16.114054.1242)
14. Marhamah (16.114054.1245)

Dosen Pembimbing : Anita Apriliana, S.Si., M. Farm., Apt.

LABORATORIUM TERPADU III


AKADEMI FARMASI SAMARINDA
TAHUN AJAR 2018/2019

HASIL DAN PEMBAHSAN


A. Hasil skrining fitokimia ekstrak daun tambora
No Uji Senyawa Pereaksi Hasil (Warna/endapan)

1. Uji Alkaloid a. Dragendorf Larutan berwarna merah bata


(+)

Tidak terbentuk endapan


b. Mayer
berwarna putih (-)

Larutan berwarna coklat (+)


c. Bouchardat
2. Flavanoid Serbuk Mg + HCL(P) + Terdapat lapisan amil alkohol
Amil alkohol barwarna kuning (+)

3. Tanin +1-2 tetes pereaksi Fecl3


1%

+ 1-2 tetes pereaksi Fecl3


10%

4. Saponin 5 ml larutan preparasi + Berbuih + HCL → berbuih (+)


1 tetes HCL 2N

5. Terpenoid Asam asetat anhidrat + Berwarna merah jingga


H2SO4 (P) (+) dan warna biru (+)

Keterangan :
+ : Mengandung Senyawa Kimia
- : Tidak mengandung senyawa kimia

1. Alkaloid
Pada uji alkaloid dimasukkan filtrate dari ekstrak maserasi kedalam 3 tabung
reaksi kemudian diberikan HCl yang bertujuan untuk membentuk garam alkaloid,
dikarenakan sifat dari alkaloid adalah basa dan dapat larut dengan pelarut yang
bersifat asam.
Pada tabung pertama digunakan pereaksi dragendorff, pada pereaksi ini
didapatkan hasil yang positif yaitu berbentuk larutan yang berwarnaa merah bata.
Pada pereaksi dragendorff dapat mengendapkan alkaloid karena pada senyawa
alkaloid terdapat gugus nitrogen yang memiliki satu pasang electron bebas yang
menyebabkan senyawa alkaloid bersifat basa. Oleh sebab itu, senyawa alkalkoid
mampu mengikat ion logam berat dan juga mempunyai muatan positif sehingga
terbentuk warna merah bata.
Kemudian pada tabung kedua digunakan pereaksi mayer, pada pereaksi ini
didapatkan hasil yang negative dikarenakan tidak terdapat endapan putih namun
memiliki larutan yang berwarna kekuningan yang pekat. Pada pereaksi mayer ini
bertujuan untuk mengetahui apakah senyawa alkaloid ini berikatan melalui ikatan
koordinasi antara atom N dengan Hg, sehingga menghasilkan senyawa kompleks
yang non polar dan endapan berwarna putih. Pada pereaksi mayer ini atom N
menyumbangkan pasangan elekrtron bebas atom Hg sehingga membentuk senyawa
yang kompleks.
Pada tabung ketiga digunakan pereaksi bouchardat, pada peraksi ini didapatkan
hasil yang positif yaitu terbentuk larutan berwarna coklat. Pada pereaksi bouchardat
ini terdapat senyawa kalium iodide dan iod, sehingga hasil yang didapat adalah
positif.

2. Flavonoid
Didalam ekstrak kental bandotan senyawa flavonoid berikatan dengan suatu gula
yang membentuk senyawa yang disebut dengan glikosida flavonoid. Glikosida adalah
senyawa yang terdiri dari senyawa gula (glikon) dan senyawa bukan gula (aglikon).
Dalam hal glikosida flavonoid, aglikonnya adalah flavonoid. Agar flavonoid bisa
diidentifiikasi maka ikatan glikosida dengan flavonoid haruss diputus. Dengan cara
mereduksi ikatan tersebut. Untuk keperluan ini maka digunakan serbuk Mg dan HCl
pekat, yang mana merupakan reaksi oksidasi sehingga pada saat yang sama terjadi
reaksi reduksi pada ikatan glikosida flavonoid yang sudah bebas ditarik oleh amil
alkohol sehingga amil alkohol yang mulanya tidak berwarna berubah yang mana
berasal dari flavonoid. Amil alkohol mempunyai sifat polar, karena itu dapat
disimpulkan bahwa senyawa flavonoid bersifat polar.

3. Tanin
Tanin merupakan senyawa polyphenol yang bobot molekulnya tinggi dan
menggandung gugus hidroksil dan gugus lainnya. Tanin juga mengandung sebagian
besar gugus hidroksifenolik.
Pada pratikum kali ini yaitu penguji tanin yang di larutkan dengan fecl3 10% dan
1% dan hasil yang di dapat kan (+) positif berwarna hijau gelap dan jika semakin
pekat warna hijau gelap yang timbul maka semakin banyak kandungan tanin di dalam
daun bandotan.
4. Saponin
Saponin adalah senyawa glikosida triterpen dan sterol yang berfungsi sebagai
detergen alami. Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam
tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat sabun, serta
dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis
sel darah. Sifar yang khas dari saponin antara lain berasa pahit, berbusa dalam air,
mempunyai sifat detergen yang baik, mempunyai aktivitas hemolisis (merusak sel
darah merah), tidak beracun bagi binatang berdarah panas, mempunyai sifat anti
eksudat dan mempunyai sifat anti inflamatori.
Pada praktikum kali ini saponin terjadi reaksi buih setelah melakukan pengocokan
tabung reaksi dan ditambahkan Nacl 2 N lalu di diamkan sebentar ditambahkan
sedikit air bereaksi berbuih dan ada sedikit busa. Hasil yang didapat adalah positif (+)
berbuih.

5. Terpenoid
Uji terpenoid dilakukan untuk mengetahui apakah ekstrak kental daun tambora
mengandung senyawa terpenoid atau tidak. Hal pertama yang dilakukan ialah filtrate
dari ekstrak daun tambora yang sudah ditambahkan etanol 70% dimasukan kedalam
cawan porselin sebanyak 5 ml, setelah itu ditangas dengan menggunakan penangas air
hingga filtrate tersebut menjadi kering. Jika sudah kering maka didinginkan sebentar
kemudian di tetesi deengan H2SO4 pekat dan Asam Asetat Anhidrat sebanyak 3 tetes.
Penambahan H2SO4 dan Asam Asetat Anhidrat yaitu untuk membentuk turunan
asetil. Tujuannya ialah untuk mengukur adanya steroid secara keselurahan juga
termasuk terpenoid jika memang terdapat senyawa tersebut dalam ekstrak kental
daun tambora yang digunakan.
Reaksi H2SO4 pekat dan Asam Asetat Anhidrat dengan steroid akan membentuk
warna hijau, sedangkan terpenoid akan membentuk warna biru yang didahului dengan
terbentuknya warna lembayung (ungu). Hasil yang didapat dari pengujian terpenoid
ini berhasil membuktikan bahwa ekstrak kental dari daun tambora positif
mengandung senyawa terpernoid.

B. Hasil karakteristik ekstrak daun tambora


1. Organoleptis
Berbau khas aromatik, rasa agak pahit lama-lama memualkan dan agak kelat.

2. Makroskopi
Daun umumnya utuh, warna hijau sampai hijau tua atau hijau kelabu, berbentuk
bundar telur, panjang 3,5 cm, lebar 2,5 cm, ujung daun runcing, pangkal daun tumpul,
pinggir daun bergeringgit, tangkal daun 3 cm, tulang daun pada permukaan atas dan
bawah berambut, dan muda agak berambut rapat warna rambut keputih-putihan,
tulang daun menyirip. Pengamatan pada ekstrak daun tambora atau bandotan
berwarna coklat gelap dam bentuknya seperti ekstrak kental

3. Mikroskopi
Pengujian mikroskopi di maksudkan untuk mengetahui ciri anatomi dan fragmen
pengenal daun yaitu dengan cara mengamati ekstrak simplisia di bawah mikroskop.
Seperti pembuluh kayu, rambut penutup, sel sekresi dan mesofil

No GAMBAR KETERANGAN

1. Rambut penutup

2.

Pembuluh kayu
3.

Sel sekresi

4. Penetapan kadar air


Dalam uji penetapan kadar air praktikan terlebih dahulu menyiapkan bahan
dan peralatan yang di perlukan, bahan yaitu ekstraksi simplisia daun TAMBORA
( Argeratum conyzoides L. ) sebanyak 1 gram dan perlatan yang dibutuhkan, cawan
proselin, oven, desikator, sendok tanduk/spatel besi, penjepit kayu dan timbangan
analitik.
Tujuan dari uji kadar air ini adalah untuk mengetahuai sisa persentase kadar
air dalam ekstraksi simplisia daun TAMBORA ( Argeratum conyzoides L. ). Hasil
yang di dapat untuk penetapan kadar air adalah 16%.

Hitungan persentase kadar air


Dikertahui : berat sampel = 1 gram
berat cawan kosong = 29,25 gram
berat cawan + sampel = 30,25 gram (sebelum di oven)
berat cawan + sampel = 30,17 gram - 29,25gram
= 0,92 gram (hasil oven selama 2jam/pemansan ke-1)
berat cawan + sampel = 30,09 gram – 29,25 gram
= 0,84 gram (hasil oven selama 1jam/pemanasan
ke-2)

𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛+ 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)


Rumus persentase kadar air = x 100 %
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

1 𝑔𝑟𝑎𝑚−0,84 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100%
1 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 16 %
Kesimpulan :
Hasil hitungan persentase kadar air di peroleh sebesar 16 % jadi, kadar air masuk
dalam persyaratan kadar air yaitu, tidak boleh > 5% dan tidak boleh < 30%.

5. Penetapan kadar sari larut etanol


Penetapan kadar sari larut etanol ekstrak daun tambora dilakukan untuk
mengetahui berapa persen kadar dari simplisia (ekstrak ) yang terlarut atau dapat
dilarutkan pada pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan pada penetapan kadar di
praktikum ini adalah etanol 70%.

Hal pertama yang dilakukan pada penetapan kadar sari larut etanol ekstrak daun
tambora adalah dengan cara menimbang 1 g ekstrak kental daun tambora dan
dilarutkan dengan etanol 70% sebanyak 100 ml aduk sampai tercampur sempurna,lalu
larutan diletakkan diatas hot plate selama 15 menit, diamkan larutan selama 24 jam.
Setelah didiamkan selama 24 jam larutan disaring menggunakan kertas saring, setelah
disaring diambil filtrat sebanyak 20 ml untuk ditangas menggunakan cawan poselin
sampai mengering, lalu ditimbang. Setelah ditimbang sari ekstrak di oven dengan
suhu 105o C selama 30 menit. Ulangi untuk pengovenan yang kedua.
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data pada penetapan kadar sari larut etanol
ekstrak daun tambora ini yaitu :

 Cawan kosong : 89,23 g

 Cawan + ekstrak : 90,23 g

 Setelah ditangas : 89,50 g

 Oven I : 89,44 g – 89,23 g = 0,21 g

 Oven II : 89,42 g – 89,23 g = 0,19 g

 Selisih : 0,02 g x 100 = 2 g

Karena hasil oven ke 2 lebih rendah beratnya maka hasil yang digunakan adalah
data hasil oven ke 2.

Berat sari = Berat oven 2 – Cawan kosong

= 89,42 – 89,23

= 0,19 g

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑟𝑖 100


% Kadar sari larut etanol = x x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 20

0.19 g 100
= x x 100%
1 g 20

= 95%

6. Penetapan kadar sari larut air

Kadar sari larut air merupakan pengujian untuk penetapan jumlah atau berapa
persen kandungan senyawa yang dapat terlarut dalam air (kadar sari larut air). Metode
penentuan kadar sari digunakan untuk menentukan jumlah senyawa aktif yang
terekstraksi dalam pelarut dari sejumlah simplisia atau ekstrak.

Ketika penentuan kadar sari larut air, hal yang pertama dilakukan adalah
menimbang cawan porselin yang kosong dan dicatat beratnya, kemudian ditimbang
ekstrak daun tambora sebanyak 1 g, setelah itu ekstrak kental daun tambora dilarutkan
dengan aquadest sebanyak 100 ml yang sudah ditambahkan 3 tetes kloroform,
penambahan kloroform tersebut bertujuan sebagai zat antimikroba atau sebagai
pengawet. Jika ekstrak kental daun tambora sudah larut dalam aquadest dengan
campuran kloroform maka filtrat tersebut didiamkan selama 24 jam di dalam
erlenmayer. Setelah 24 jam maka filtrat tersebut disaring dengan menggunakn kertas
saring sebanyak 20 ml kemudian ditangas diatas penangas air dengan cawan porselin.
Hasil tangasan yang sudah kering kemudian ditimbang beratnya dan di oven selama
30 menit dengan suhu 105°C.

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data pada penetapan kadar sari larut air
ekstrak daun tambora ini :

- Cawan kosong : 95,65 g

- Cawan + isi : 96,65 g

- Setelah ditangas : 95,83 g

- Oven 1 : 95,88 g

- Oven 2 : 95,80

Berat Sari = Berat oven 2 - cawan kosong

= 95,80 g – 95,65 g

= 0,15 g

Dikarenakan berat sari yang diperoleh dari pemanasan dengan oven 1 beratnya
semakin naik, maka hasil yang digunakan adalah data hasil setelah di oven ke 2
karena lebih rendah beratnya dibanding setelah di oven 1.

% Kadar sari larut dalam air = Berat sari x 100 x 100%

Berat ekstrak 20

= 0,08 g × 5 × 100%

= 75%

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil kadar sari larut air ekstrak daun
tambora sebesar 75%.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil skrining dari daun
tambora atau bandotan dengan metode maserasi adalah penetapan kadar air 16%,
Penentapan kadar sari larut air 75% dan penetapan kadar sari larut etanol adalah 95%.
karena kadar sari larut etanol lebih besar dari pada air maka ekstrak di ketahui lebih
larut dalam etanol dibandingkan air.
Lampiran

1. Alkaloid

Gambar Keterangan
Pada pereaksi dragendorf didapatkan larutan merah
bata (positif)

Pada pereaksi bouchardat didapatkan larutan coklat


kehitaman (positif)

Pada pereaksi mayer didapatkan larutanberwarna kuning


keruh kehijauan dan tidak didapatkan endapan putih
(negative)

Hasil uji skrinning alkaloid pada ekstrak maserasi

2. Flavanoid
Gambar Keterangan
Flavonoid
(+) Terdapat lapisan amil alkohol barwarna
kuning

3. Tanin
Gambar Keterangan

4. Saponin
Air panas dikocok + HCL 2 N
Hasil : Berbuih + HCL →
berbuih (+)

5. Terpenoid

Gambar Keterangan
Filtrat yang sudah ditambahkan dengan
etanol 70%

Ditangas diatas penangas air hingga


kering
Hasil yang sudah ditetesi dengan H2SO4
dan Asam Asetat Anhidrat membentuk
warna biru lembayung

6. Penetapan kadar air


7. Penetapan kadar sari larut air

Gambar Keterangan

Cawan porselin kosong

Cawan+isi ekstrak

Cawan yang sudah di oven 30 menit 1 kali


Cawan yang sudah di oven 30 menit 2 kali

4. penetapan kadar sari larut etanol

 Penimbangan cawan kosong 89,23  Penimbangan cawan kosong dan


g ekstrak 90,23 g

 Pembuatan larutan etanol dan  Larutan etanol dan ekstrak daun


ekstrak daun tambora tambora

 Proses pengadukan larutan  Penyaringan setelah didiamkan


ekstrak daun tambora selama 24 jam
 Penangasan 20 ml sari larut etanol  Penimbangan setelah di Oven I 89,4g

 Penimbangan setelah di Oven II 89,42


 Penimbangan setelah ditangas
g
89,50 g
9. Frakasinasi

NO. GAMBAR KETERANGAN

1. Menimbang ekstrak kental sebanyak 5 gram

Disiapkan aquades sebanyak 50 ml ke dalam


2.
beaker gllas

Disiapkan etanol 70 % sebanyak 50 ml ke


3.
dalam gelas ukur
Memasukan ekstrak bandotan yang sudah
4. di timbang ke dalam beaker gllas yang berisi
aquadst

Membilas sisa ekstrak yang ada di cawan


porselin dengan menggunakan etanol 70%
5.
yang sudah di ukur lalu di aduk ad larut
secara sempurna

Dimasukan larutan ekstrak kedalam corong


6.
pisah

dan di tambahkan n-heksan sebanyak 20


7.
ml gojok secara perlahan
Di tunggu sampai n heksan dan ekstrak
terlihat terpisah lalu di pisakan antara larutan
8.
ekstrak dan n heksan lalu di ulang lagi
sebanyak 3x menggunakan n heksan

Hasil larutan n heksan yang sudah di pisah


setelah itu timbang capor kosong 99,06 g
9. dimasukan n heksan kedalam cawan porselin
Dan di tangas di penangas air hingga larutan
n heksan sisa sedikit sampai larut

10. Hasil larutan n heksan yang sudah di tangas


Hasil yang sudah di tangas masukan ke dalam
11. vial bening dan di tutupi dengan aluminium
foil

Dimasukan kembali larutan ekstrak sisa ke


dalam corong pisah yang sebelumnya sudah di
12. masukan n heksan,selanjutnya dan di
tambahkan klorofrom sebanyak 20 ml
gojok secara perlahan

Di tunggu sampai klorofrm dan ekstrak


terlihat terpisah lalu di pisakan antara larutan
13.
ekstrak dan klorofrm lalu di ulang lagi
sebanyak 3x menggunakan kloroform

larutan klorofrom yang di masukan ke


14. dalam cawan porselin 89,18 g dan akan di
tangas di penangas air
15. Hasil larutan klorofrm yang sudah di tangas

Hasil yang sudah di tangas masukan ke dalam


16. vial bening dan di tutupi dengan aluminium
foil

Dimasukan kembali larutan ekstrak sisa ke


dalam corong pisah yang sebelumnya sudah di
16. masukan kloroform selanjutnya dan di
tambahkan etil astat sebanyak 20 ml gojok
secara perlahan

Di tunggu sampai etil asetat dan larutan


ekstrak terlihat terpisah lalu di pisakan antara
17.
larutan ekstrak dan etil asetat lalu di ulang lagi
sebanyak 3x menggunakan kloroform
larutan etil asetat yang di masukan ke dalam
18. cawan porselin 95,33 g dan akan di tangas
di penangas air

Hasil larutan klorofrm yang sudah di tangas

19.
Hasil yang sudah di tangas masukan ke dalam
vial bening dan di tutupi dengan aluminium
foil

Anda mungkin juga menyukai