Anda di halaman 1dari 3

Nama : Given A.

Mamusung
Nim : 18101105079
Kelas : Farmasi B

PROSEDUR PENDETEKSIAN ALKALOID

1. Kaliumbismutiodida ( pereaksi dragenoff )


Sebanyak 5 mL larutan uji direaksikan dengan 2 mL larutan gdragendorff,
kemudian disentrifugasi selama 3 menit dengan kecepatan 200 rpm, didekantasi dan dicuci
dengan etanol.Kemudian ditambahkan disodium sulfida sebanyak 2 mL dan disentrifugasi dan
didekantasi kembali. Endapan yang terbentuk dilarutkan dalam 2 mL asam nitrit dan volume
dicukupkan hingga 10 mL dengan aquadest. Kemudian direaksikan dengan 5 mL thiourea.
Serapan diukur pada panjang gelombang 435 nm dan dihitung terhadap standar piperin
(Sreevidya & Mehrotra, 2003).Perhitungan total alkaloid yang dilakukan merupakan cara tidak
langsung karena yang diukur adalah bismut yang berikatan pada alkaloid. Penambahan reagen
Dragendorff menyebabkan terbentuknya endapan kompleks senyawa alkaloid dan bismut.
Bismut terlepas dari ikatan alkaloid dengan penambahan disodium sulfida. Penambahan thiourea
dalam medium asam nitrit menyebabkan terbentuknya kompleks Bi[CS(NH2)3]}(NO3)3 yang
berupa endapan berwarna kuning. Endapan tersebut diukur dengan sinar tampak 435 nm
2. Asam fosfomolibdat

Penetapan Kadar Fenol Total Pengukuran kadar total fenol dilakukan menggunakan
reagen Folin-Ciocalteu (Ghosh et al. 2014; Baba & Malik, 2015; Do et al. 2014; Sanchez-Rangel
et al. 2013; Ahmad et al. 2015). Reagen Folin-Ciocalteu mengandung asam fosfomolibdat dan
asam fosfotungstat yang akan tereduksi oleh senyawa polifenol dan membentuk senyawa
molybdenumtungsten, suatu kompleks berwarna ungu kebiruan (Sundang et al. 2012; Sanchez-
Rangel et al. 2013). Sampel didiamkan selama 3 menit di tempat gelap agar campuran bereaksi
sempurna tanpa teroksidasi oleh cahaya. Setelah diinkubasi selama 40 menit pada suhu 40°C,
terbentuk endapan berwarna agak keputihan di dasar vial. Penambahan Na2CO3 dan inkubasi
pada 40°C bertujuan untuk menstabilkan campuran agar pengambilan larutan bagian atas yang
jernih menjadi lebih mudah. Larutan jernih diambil dan diukur pada panjang gelombang 750 nm.

3. Pereaksi mayer

Pengajuian dilakukan dengan mengambil masing-masing 2 mL sampel daun palado yang


telah diekstraksi dengan pelarut air dan etanol ke dalam 2 buah tabung reaksi yang berbeda.
Setelah itu masing-masing ekstrak ditambah dengan 5 tetes reagen Dragendroff. Jika masing-
masing larutan terbentuk endapan jingga maka positif mengandung alkaloid. Selanjutnya utuk
pengujian Alkaoid dengan menggunakan reagen mayer dilakukan dengan cara mengambil
masing-masing sebanyak 2 mL sampel daun palado yang telah diekstraks dengan pelarut air dan
etanol ke dalam 2 buah tabung reaksi yang berbeda. Setelah itu masingmasing ekstrak ditambah
3 tetes asam klorida pekat dan 5 tetes reagen Mayer. Jika masingmasing larutan terbentuk
endapan putih maka sampel positif mengandung alkaloid (Mustikasari & Ariyani, 2010)

4. asam silikowolframat
Beberapa mL ekstrak daun (kering dan segar) tanaman patikan emas dan bawang laut,
ditambahkan dengan 2 mL kloroform dan 2 mL amonia lalu disaring. Filtrat kemudian
ditambahkan 3- 5 tetes H2SO4 pekat lalu dikocok hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan atas
dipindahkan ke dalam tiga tabung reaksi masing-masing 2,5 mL. Ketiga larutan ini dianalisis
dengan pereaksi Mayer, Dragendorff dan Wagner sebanyak 4-5 tetes. Terbentuknya endapan
menunjukkan bahwa sampel tersebut mengandung alkaloid. Reaksi dengan pereaksi Mayer akan
terbentuk endapan putih, dengan pereaksi Dragendorff terbentuk endapan merah jingga dan
dengan pereaksi wagner terbentuk endapan coklat (Harborne, 1987).

5. asam fosfowolframat
dilakukan dengan metode Mayer,Wagner dan Dragendorff. Sampel sebanyak 3 mL
diletakkan dalam cawan porselin kemudian ditambahkan 5 mL HCl 2 M , diaduk dan
kemudian didinginkan pada temperatur ruangan. Setelah sampel dingin ditambahkan 0,5 g
NaCl lalu diaduk dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditambahkan HCl 2 M sebanyak 3 tetes
, kemudian dipisahkan menjadi 4 bagian A, B, C, D. Filtrat A sebagai blangko, filtrat B
ditambah pereaksi Mayer, filtrat C ditambah pereaksi Wagner, sedangkan filtrat D
digunakan untuk uji penegasan. Apabila terbentuk endapan pada penambahan pereaksi
Mayer dan Wagner maka identifikasi menunjukkan adanya alkaloid. Uji penegasan
dilakukan dengan menambahkan amonia 25% pada filtrat D hingga PH 8-9. Kemudian
ditambahkan kloroform, dan diuapkan diatas waterbath. Selanjutnya ditambahkan HCl 2M,
diaduk dan disaring. Filtratnya dibagi menjadi 3 bagian. Filtrat A sebagai blangko, filtrat B
diuji dengan pereaksi Mayer, sedangkan filtrat C diuji dengan pereaksi Dragendorff.
Terbentuknya endapan menunjukkan adanya alkaloid.

6. Pereaksi Platina (IV) Klorida


Ekstrak etanol buah lerak sebanyak 1 gram dibasakan dengan 5 mL amonia encer sambil digerus
dalam mortir kemudian ditambahkan 20 mL kloroform sambil terus digerus. Kemudian disaring,
filtrat dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 5 mL asam klorida 2 N.
Campuran dikocok kuat–kuat sampai terbentuk dua lapisan. Lapisan asam dipisahkan kemudian
dibagi menjadi 3 bagian. Bagian I digunakan sebagai blanko, bagian II ditambah 2–3 tetes
pereaksi Mayer kemudian diamati ada atau tidaknya endapan berwarna putih. Bagian III
ditambahkan 2-3 tetes pereaksi Dragendorff dan diamati ada atau tidaknya endapan berwarna
jingga coklat.

7. Pereaksi hager
Uji alkaloid dilakukan dengan pereaksi Hager. Seujung sudip ekstrak ditambah HCl 2N
kemudian dilakukan pemanasan kemudian disaring. Filtrat yang didapatkan kemudian
direaksikan dengan pereaksi Hager. Hasil positif mengandung senyawa alkaloid didapatkan
endapan berwarna kuning
Daftar pustaka
Ahmad Islamudin dkk, KADAR TOTAL ALKALOID, FENOLAT, DAN FLAVONOID DARI
EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA SURUHAN (Peperomia pellucida [L] Kunth)
,Laboratorium Riset dan Pengembangan Kefarmasian FARMAKA TROPIS, Fakultas
Farmasi, Universitas Mulawarman, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar ,Laboratorium Farmakognosi-
Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia
Inarah Fajriaty, SKRINING FITOKIMIA DAN ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DARI
EKSTRAK ETANOL BUAH LERAK (Sapindus rarak), Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak

Mondonga.R.Fendy , Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun
Patikan Emas (Euprorbia prunifolia Jacq.) dan Bawang Laut (Proiphys amboinensis
(L.) Herb) Jurusan Kimia, FMIPA, Unsrat, Manado

Marliana.d.Soerya, Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia
Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol, Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS).

Soebiyanto, Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Kelabang (Scolopendrasp.) terhadap Trichophyton


rubrum ,Program Studi D-IIIAnalis Kesehatan ,Program Studi D-IV Analis Kesehatan
,Fakultas IlmuKesehatan, Universitas Setia Budi.

Anda mungkin juga menyukai