Anda di halaman 1dari 4

SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK DAUN BELIMBING HUTAN

(Baccaurea Angulata Merr)

Disusun Oleh :

Nama : 1. Maherawati Noni Istiqomah (1904052)

2. Mega Dewi Nurhidayah (1904053)

Kelas : 2B

Dosen Pembimbīng : Muchson Arrosyid, S.Si.,M.Pharm.Sci.,Apt

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN
TAHUN 2020
A. DESKRIPSI SIMPLISIA
 Nama : DAUN BELIMBING HUTAN (Baccaurea angulata Merr)
 Tempat Asal Pengambilan Simplisia : Kecamatan Kembayan, Kabupaten
Sanggau, Kalimantan barat
 Bagian Yang Digunakan : DAUN BELIMBING HUTAN (Baccaurea
angulata Merr)
 Kondisi Simplisia : Kering
B. METODE PENELITIAN
a) Uji Alkaloid
Uji alkaloid dilakukan menggunakan pereaksi Mayer (kalium
tetraiodomerkurat (II)), Wagner (iodin dalam kalium iodida) dan Dragendroff
(bismut nitrat dalam kalium iodida). Sampel yang mengandung alkaloid akan
membentukendapan jingga sampai kecoklatan dan terbentuk endapan apabila
direaksikan dengan masing-masing dari ketiga reagen tersebut.
b) Uji Flavonoid
Identifikasi senyawa flavonoid dilakukan dengan menggunakan pereaksi
serbuk magnesium (Mg) dan asam klorida pekat (HCl). Penambahan serbuk
Mg bertujuan agar membentuk ikatan dengan gugus karbonil pada senyawa
flavonoid. Penambahan HCl bertujuan untuk membentuk garam flavilium
yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah jingga.
c) Uji Saponin
Uji saponin dilakukan dengan melarutkan sampel dalam akuades kemudian
dipanaskan selama 15 menit lalu dikocok selama 10 detik. Jika terbentuk buih
yang stabil selama kurang lebih 10 menit dan ditambahkan beberapa tetes
asam klorida 2 N, maka sampel positif mengandung saponin.
d) Uji Tanin / Polifenol
Uji tanin/ polifenol dilakukan dengan menambahkan larutan FeCl3 5 %
terhadap sampel. Sampel yang mengandung polifenol akan membentuk
senyawa kompleks Fe3+ - tanin / polifenol dengan ikatan koordinasi dengan
terjadinya perubahan warna menjadi biru kehitaman atau hijau kecoklatan. Hal
ini terjadi karena atom O pada tanin / polifenol dapat mendonorkan pasangan
elektron bebasnya ke Fe3+ yang memiliki orbital d kosong membnetuk ikatan
kovalen koordinat untuk menjadi suatu senyawa kompleks.
e) Uji terpenoid dan steroid
Uji nterpenoid/ steroid dilakukan dengan melarutkan sampel dengan pereaksi
Liebermann Burchard (asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat). Sampel
yang mengandung senyawa golongan steroid akan berubah warna menjadi
hijau kebiruan. Sedangkan senyawa golongan triterpenoid akan berubah warna
membentuk cincin coklat atau violet.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel dimaserasi selama 3x24 jam dengan pelarut metanol. Setiap 1x24 jam
pelarut metanol diganti dengan yang baru. Ekstrak metanol yang diperoleh dari hasil
maserasi selanjutnya dipartisi dengan metode ekstraksi cair-cair. Partisi yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan 2 pelarut yaitu n-heksana dan etil asetat.
Partisi adalah suatu proses pemisahan komponen-komponen dalam suatu senyawa
berdasarkan perbedaan kelarutan, dengan prinsip distribusi zat terlarut dalam dua
pelarut yang tidak saling campur.
Hasil yang diperoleh dari ekstraksi sebesar 17,094 gram dari 1,2 kg sampel
yang digunakan. Ekstrak kasar metanol yang digunakan dalam partisi sebanyak 2
gram. Hasil yang diperoleh dari partisi ekstrak kasar metanol yaitu fraksi n-heksana
sebesar 0,078 gram, fraksi etil asetat sebesar 0,235 gram sedangkan fraksi metanol
sebesar 1,461 gram.
Uji Fitokimia dilakukan sebagai uji pendahuluan secara kualitatif untuk
mengetahui kandungan senyawa kimia (metabolit sekunder) dalam tumbuhan (daun).
Kandungan kimia yang diuji secara fitokimia pada daun tumbuhan yaitu alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin/polifenol dan terpenoid/steroid. Pelarut yang bersifat polar
mampu mengekstrak senyawa alkaloid, komponen fenolik, tanin, gula, asam amino,
glikosida. Ekstrak kasar metanol daun belimbing hutan mengandung alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid serta steroid. Fraksi n-heksana hanya
mengandung flavonoid dan steroid, fraksi etil asetat mengandung alkaloid, flavonoid,
polifenol dan steroid. Sedangkan sedangkan fraksi methanol positif mengandung
alkaloid, flavonoid, saponin, dan steroid.
Ekstrak daun Belimbing Hutan pada ekstrak kasar metanol dan fraksi metanol
terdeteksi mengandung saponin. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan
bersifat seperti sabun yang dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk
busa. Saponin termasuk golongan triterpenoid yang mempunyai kerangka karbon
berdasarkan isoprena. Septiadi et al. (2013) melaporkan bahwa saponin berkontribusi
sebagai anti jamur dengan mekanisme menurunkan tegangan permukaan membran
sterol sehingga protein dan enzim dalam sel mikroba terlepas.
D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
ekstrak kasar metanol mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol, terpenoid
maupun steroid, fraksi n-heksana hanya mengandung flavonoid dan steroid, fraksi etil
asetat mengandung alkaloid, flavonoid, polifenol dan steroid. Sedangkan sedangkan
fraksi metanol positif mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan steroid.
E. LAMPIRAN
Andriyanto, B. E., Ardiningsih, P., & Idiawati, N. (2016). Skrining Fitokimia Ekstrak Daun
Belimbing Hutan (Baccaurea angulata Merr.). Jurnal Kimia Khatulistiwa, 5(4).

16453-49091-1-PB.p
df

Anda mungkin juga menyukai