Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM V

SKRINING FITOKIMIA

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
a. Membuat berbagai macam pereaksi warna
b. Menjelaskan prosedur tentang identifikasi metabolit sekunder
c. Mengidentifikasi jenis metabolit sekunder dengan menggunakan pereaksi warna

B. TEORI
Skrining fitokimia merupakan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk
mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman, yang biasanya
punya aktivitas biologi, secara tepat dan teliti. Oleh karena itu, skrining fitokimia
mengambil peran sangat besar dalam tahapan awal analisis fitokimia. Pada dasarnya
skrining fitokimia berupa uji kualitatif yang sebagian besar merupakan reaksi warna.
(1) Skrining fitokimia tumbuhan dijadikan informasi awal dalam mengetahui
golongan senyawa kimia yang terdapat didalam suatu tumbuhan. Dalam percobaan
ini, skrining fitokimia dilakukan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu
sehingga dapat diketahui golongan senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan
tersebut. (2)
Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna
dengan menggunakan pereaksi warna, hal penting yang berperan penting dalam
skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi.(3) Skrining
fitokimia serbuk simplisia dan sampel dalam bentuk basah meliputi pemeriksaan
kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid/steroid, tanin, saponin dan
senyawa metabolit lain. (2)
Alkaloid adalah kelompok metabolit sekunder terpenting yang ditemukan pada
tumbuhan. Keberadaan alkaloid di alam tidak pernah berdiri sendiri. Golongan
senyawa ini berupa campuran dari beberapa alkaloid utama dan beberapa kecil.
Alkaloid khas yang berasal dari sumber tumbuhan, senyawa ini bersifat basa,
mengandung satu atau lebih atom nitrogen (biasanya dalam cincin heterosiklik) dan
mereka biasanya memiliki aktivitas fisiologis yang pada manusia atau hewan lainnya.
(4)
Flavonoid adalah senyawa fenol, sehingga warnanya berubah bila ditambah
basa atau amoniak. Terdapat sekitar 10 jenis flavonoid yaitu antosianin,
proantosianidin, flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil, khalkon, auron, flavanon,
dan isoflavon. (2)
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam
lebih dari 90 genus pada tumbuhan. Glikosida adalah suatu kompleks antara gula
pereduksi (glikon) dan bukan gula (aglikon). Banyak saponin yang mempunyai satuan
gula sampai 5 dan komponen yang umum ialah asam glukuronat. Adanya saponin
dalam tumbuhan ditunjukan dengan pembentukan busa yang sewaktu mengekstraksi
tumbuhan atau memekatkan ekstrak. (2)
Tanin adalah senyawa umum yang terdapat dalam tumbuhan berpembuluh,
memiliki gugus fenol, memiliki rasa sepat dan mampu menyamak kulit karena
kemampuannya menyambung silang protein. Jika bereaksi dengan protein
membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air. Tanin secara kimia
dikelompokan menjadi dua golongan yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis.
Tanin terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan
cara kondensasi katekin tunggal yang membentuk senyawa dimer dan kemudian
oligomer yang lebih tinggi. Tanin terhidrolisis mengandung ikatan ester yang dapat
terhidrolisis jika dididihkan dalam asam klorida encer. (2)
Glikosida adalah suatu senyawa metabolit sekunder yang berikatan dengan
senyawa gula melalui ikatan glikosida. Glikosida memainkan peranan penting dalam
sistem hidup suatu organisme. Beberapa tumbuhan menyimpan senyawa-senyawa
kimia dalam bentuk glikosida yang tidak aktif. Senyawa-senyawa kimia ini akan
dapat kembali aktif dengan bantuan enzim hydrolase yang menyebabkan bagian gula
putus, menghasilkan senyawa kimia yang siap untuk digunakan. Beberapa glikosida
dalam tumbuhan digunakan dalam pengobatan. (4)

C. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Bahan dan Alat
Bahan : Sampel hasil ekstraksi, pereaksi Mayer, pereaksi Dragendroff, Amonia
30%,
Aqua dest, Kloroform, asam klorida pekat, Magnesium sulfat, Asam
Klorida 2N, pereaksi Liebermann Burchard, FeCl3, Gelatin 1%, Kalium
fericyanida, Ammonia encer, difenilamina, etanol 96%, asam asetat
glasial,
Alat : Tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet plastik, pipet kaca, botol semprot,
kertas saring, dan alat gelas lainnya

2. Prosedur kerja
a. Pembuatan Reagen (4)
1) Pereaksi Mayer
Sebanyak 1,36 g HgCl2 dilarutkan dalam 60 mL akuades. Pada bagian
yang lain larutkan pula 5 g KI dalam 10 mL akuades. Kedua larutan ini
kemudian dicampur dan diencerkan dengan akuades sampai 100 mL.
Reagen ini harus disimpan dalam botol yang berwarna coklat, agar tidak
terjadi kontak langsung dengan cahaya.
2) Pereaksi Dragendorff
Sebanyak 8 g KI dilarutkan dalam 20 mL akuades, sedangkan pada
bagian yang lain dilarutkan 0,85 g bismut subnitrat dalam 10 mL asam
asetat glasial dan 40 mL akuades. Kedua larutan ini kemudian dicampurkan.
Larutan disimpan dalam botol berwarna coklat. Dalam penggunaannya,
larutan ini diencerkan dengan 2/3 bagian larutan 20 mL asam asetat glasial
dalam 100 mL akuades.
3) Pereaksi Wagner
Sebanyak 1,27 g I2 dan 2 g KI dilarutkan dalam 5 mL akuades.
Larutan ini kemudian diencerkan dengan akuades hingga 100 mL. Endapan
yang terbentuk disaring dan disimpan dalam botol berwarna coklat.
4) Pereaksi Liebermann-Burchard
Pereaksi Liebermann-Burchard terdiri dari anhidrida asam asetat (p.a)
dan asam sulfat (p.a) dengan perbandingan 3:1

b. Uji Alkaloid (2)


Beberapa mL ekstrak, ditambahkan dengan 2 mL kloroform dan 2 mL
amonia lalu disaring. Filtrat kemudian ditambahkan 3- 5 tetes H 2SO4 pekat lalu
dikocok hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan atas dipindahkan ke dalam tiga
tabung reaksi masing-masing 2,5 mL. Ketiga larutan ini dianalisis dengan
pereaksi Mayer, Dragendorff dan Wagner sebanyak 4-5 tetes. Terbentuknya
endapan menunjukkan bahwa sampel tersebut mengandung alkaloid. Reaksi
dengan pereaksi Mayer akan terbentuk endapan putih, dengan pereaksi
Dragendorff terbentuk endapan merah jingga dan dengan pereaksi wagner
terbentuk endapan coklat.

c. Uji Flavonoid (2)


Beberapa mL ekstrak, ditambahkan dengan 100 mL air panas, didihkan
selama 5 menit, kemudian disaring. Filtrat sebanyak 5 mL ditambahkan 0,05 g
serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat, kemudian dikocok kuat-kuat. Uji positif
ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah, kuning atau jingga.

d. Uji Saponin (2)


1) Uji Busa
Beberapa mL ekstrak, ditambahkan dengan 10 mL air sambil
dikocok selama 1 menit, lalu ditambahkan 2 tetes HCl 1 N. Bila busa yang
terbentuk tetap stabil selama kurang lebih 7 menit, maka ekstrak positif
mengandung saponin.
2) Uji Warna
Sampel sebanyak 0,1 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
telah berisikan kloroform 10 ml, dipanaskan selama 5 menit dengan
penangas air sambil dikocok. Kemudian ditambahkan beberapa tetes
pereaksi Liebermann Burchard. Jika terbentuk cincin coklat atau violet
maka menunjukkan adanya saponin triterpen, sedangkan warna hijau atau
biru menunjukkan adanya saponin steroid.

e. Uji Tanin
1) Uji Ferri Klorida (2)
Beberapa mL ekstrak, ditambahkan dengan 10 tetes FeCl3 10%.
Ekstrak positif mengandung tanin apabila menghasilkan warna hijau
kehitaman atau biru kehitaman
2) Uji Gelatin (1)
0,3 gram ekstrak ditambah 10 ml akuades panas, diaduk dan
dibiarkan sampai temperatur kamar, lalu tambahkan 3-4 tetes 10% NaCl,
diaduk, dan disaring. Tambahkan larutan gelatin dan 5 ml NaCl 10%.
Positif tanin ditunjukkan dengan adanya endapan putih, sedangkan
polifenol tidak menunjukan endapan putih.
3) Uji dengan Kalium Fericyanida dan Ammonia Encer
Penambahan Kalium fericyanida dan ammonia encer, sampel yang
mengandung tanin akan bereaksi positif, memberikan warna merah tua.

f. Uji Glikosida (4)


Uji dengan Difenilamina :
Sampel ekstrak 0.1 gram dilarutkan 5 gram difenilamina dalam 50 ml
etanol 96%. Tambahkan 40 ml asam klorida pekat dan 10 ml asam asetat
glasial. Semprotkan pada plat dan tutup dengan plat kaca yang lain. Panaskan
pada suhu 110 derajat celcius selama 30-40 menit sampat tebentuk spot yang
terlihat. spot biru menunjukkan adanya glikosida/ glikolipid.

D. LATIHAN SOAL
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metabolit primer dan metabolit sekunder!
2. Apakah persyaratan dari skrining fitokimia!
3. Jelaskan bagaimana melakukan skrining fitokimia golongan metabolit alkaloid!

E. DAFTAR PUSTAKA
1. Anindi L, dkk. Pengantar Fitokimia. Qiara media. Pasuruan. 2020
2. Harborne, J. B. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Institut Teknologi Bandung (Diterjemahkan oleh Kosasih
Padmawinata dan Iwang Soediro). 1987
3. Kristianti, A.N, N. S Aminah, M. Tanjung, dan B. Kurniadi. Buku Ajar
Fitokimia. Surabaya. Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik FMIPA
Universitas. 2008
4. Tatang S.J. Fitokimia. Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia. UII.
Yogyakarta. 2019
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Nama Praktikan :
Kelas/ Kelompok :
Judul :
Hari/ Tanggal :
Sampel :

A. HASIL PERCOBAAN
No Senyawa Kimia Pereaksi Hasil Kesimpulan

1 Alkaloid

2 Flavonoid

3 Saponin

4 Tanin

5 Glikosida
B. PEMBAHASAN

C. KESIMPULAN

D. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai