Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

UJI EFEK ANALGETIK DIKLOFENAK DAN


KOMBINASINYA SECARA INTRAPERITONEAL
TERHADAP MENCIT JANTAN DDY

Dosen Pengampu :
Dra. Sujati Woro Indijah M. Si.Apt
Yudha Sukowati S. Si, M. Farm,
Apt Kelompok 2
Kelas DF21-2B
Disusun Oleh :
1. Arlita Febriyanti (332198421052)

2. Arya Damara (332198421210)

3. Aqilla Syifa Ulvia (332198421082)

4. Dwi Febriyanti (332198421044)

5. Dwi Amalia (332198421057)

6. Emilia Christina (332198421049)

7. Hazimatunnisa (332198421059)

8. Herlina Dessy Nursiami (332198421014)

9. Mita Anggraeni (332198421126)

10. Nibras Munifah (332198421072)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA


1
PROGRAM STUDI D3 FARMASI
TAHUN AJARAN 2021 / 2022

2
Nama Mahasiswa:

1. Arlita Febryanti (332198421052)

2. Arya Damara (332198421210)

3. Aqilla Syifa Ulvia (332198421082)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia nya
yang telah diberikan, sehingga memberikan kami kemudahan untuk dapat
menyelesaikan laporan praktikum berjudul “uji efek analgetik diklofenak dan
kombinasinya secara intraperitoneal terhadap mencit jantan ddy ”

Tujuan dari penyusunan laporan praktikum farmakologi ini adalah untuk melengkapi
tugas mata kuliah Praktikum Farmakologi yang diempu oleh Dra.Sujati Woro Indijah
M.Si,.Apt. Dan Yudha Sukowati, S.Si,.M.Farm,.Apt.
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu,
kami selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang
membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga
laporan ini bermanfaat untuk kita semua

Jakarta, 24 November 2022

Penyusun,
II
Daftar isi

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan Praktikum..........................................................................................................2
1.4 Manfaat Praktikum........................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................3
2.1 Pengertian Analgetik .....................................................................................................3
2.2 Mekanisme kerja analgetik ............................................................................................3
2.3 Penggolongan analgetik.................................................................................................4
2.4 Karakteristik Mencit.......................................................................................................4
2.5 Zat – zat tersendiri..........................................................................................................5
BAB III............................................................................................................................7
3.1 Prosedur kerja.................................................................................................................7
3.2 Alat – Bahan..................................................................................................................8
3.3 Pembuatan Sediaan........................................................................................................9
3.4 Definisi Operasional.....................................................................................................10
3.5 Cara Analisis................................................................................................................10
3.6 Penomoran mencit........................................................................................................11
3.7 Perhitungan dosis.........................................................................................................13
BAB IV..........................................................................................................................17
4.1 Tabel Hasil Praktikum..................................................................................................17
4.2 Tabel rata -rata Efek Analgetik Diclofenak & Paracetamol........................................17
4.3 Tabel Perlakuan & % getik dan grafik .......................................................................19
4.5 PEMBAHASAN..........................................................................................................20
BAB V............................................................................................................................21
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................21
5.2 Saran.............................................................................................................................21
DAFTAR PUSAKA.......................................................................................................22

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Analgetika adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak enak
dan yang berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan • Ambang Nyeri adalah tingkat
(level) di mana nyeri dirasakan untuk pertama kali • Mediator nyeri adalah polipeptida
(rangkaian asam amino) yang dibentuk dari protein plasma (a.l. : histamin, serotonin,
bradykinin, leukotrien dan prostaglandin).
(Farmakologi & Terapi, 2007)
Penyebab Nyeri :
 Peradangan (rema, encok)
 Infeksi jasad renik
 Kejang otot
 Rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis (kalor, listrik) kerusakan jaringan
melepas zat mediator nyeri reaksi radang & kejang-kejang & aktivasi reseptor
nyeri otak pusat nyeri rasa nyeri (Guyton, Anfisman )
Penggolongan Analgetik
 Analgetika perifer (non-narkotika)
Yaitu merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer
 Analgetika sentral (narkotik)
Yaitu memblokir pusat nyeri di SSP dengan berikatan ke reseptor
opiatum
 Analgetik sentral non narkotik
Pada praktikum ini kami melihat hubungan pemberian efek analgetik
diklofenak dan kombinasinya terhadap perubahan kondisi fisiologis pada
hewan percobaan (mencit) untuk membandingkan kekuatan analgetik dari
obat dan membuktikan perbedaan efek dari obat yang digunakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh obat analgetik pada hewan percobaan?

2. Apakah terdapat hubungan kombinasi obat dengan efek?

3. Bagaimanakah perbedaan efek obat Analgetik terhadap hewan percobaan?

1
11111
1.3 Tujuan Praktikum

1. Membuktikan diklofenak dan kombinasinya berefek analgetik

2. Menghitung % efek analgetik

3. Membandinglan efek analgetik tiap perlakuan

4. Membuktikan hubungan efek kombinasi obat dengan zat tunggal

1.4 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat yang didapat dari praktikum ini, diantaranya :

1. Dapat mengetahui bahwa DIKLOFENAK dan KOMBINASINYA mempunyai

efek analgetik

2. Dapat mengamati dan menganalisa perbedaan pengaruh obat a n a l g e t i k


terhadap hewan percobaan.
3. Dapat mengolah dan memahami data dari percobaan tersebut.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Analgetik

Analgetik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau


menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Analgetik dibagi
menjadi dua golongan, yaitu golongan opioid dan non-opioid.

Analgetik narkotik disebut juga analgetik opioid yaitu obat-obat yang


daya kerjanya meniru opioid endogen yaitu endorfin.

Analgesik golongan non-narkotik adalah obat yang


digunakan untuk mengurangi rasa nyeri (biasanya gejala nyeri
ringan sampai nyeri sedang)

2.2 Mekanisme kerja analgetik


Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat analgetik dapat dibagi
menjadi 2 golongan yaitu :

 Analgetik narkotik
Disebut juga analgetik opioid yaitu obat-obat yang daya kerjanya
meniru opioid endogen yaitu endorfin. Endorfin merupakan
sistem penghambat nyeri tubuh sendiri yang bekerja dengan
menduduki reseptor nyeri di sistem saraf pusat (SSP), sehingga
perasaan nyeri dapat diblokir. Analgetik narkotik bekerja dengan
menduduki sisa-sisa reseptor nyeri yang belum ditempati dengan
endorfin tersebut, sehingga jika digunakan terus menerus akan
menstimulasi pembentukan reseptor-reseptor baru yang
mengakibatkan kebiasaan dan ketagihan (Tjay, 2007 dalam Taba,
2016). Zat ini mempunyai daya penghalau nyeri yang kuat sekali
dengan titik kerja yang terletak di sistem saraf sentral, zat ini

3
umumnya menurunkan kesadaran (sifat meredakan dan
menidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman (euphoria), serta
mengakibatkan ketergantungan fisik dan psikis (ketagihan, adiksi)
dengan gejala-gejala abstinensia bila pengobatan dihentikan
(Sariana, 2011)
 Analgetik Non Narkotika
Mekanisme kerja analgetik ini adalah menghambat enzim
siklooksigenase yang menyebabkan asam arakhidonat menjadi
endoperoksida siklik. Endoperoksida siklik merupakan prazat dari
prostaglandin, sehingga proses sintesa prostaglandin dipengaruhi.
Sebagai efek samping yang paling umum terjadi dari analgetik
golongan ini adalah gangguan saluran cerna, perdarahan saluran
cerna, kerusakan hati, ginjal, retensi air, dan retensi natrium. Efek
samping ini terjadi terutama pada penggunaan jangka panjang
atau dalam dosis tinggi (Mutschler, 1991 dalam Taba, 2016).
Biasanya obat yang kerjanya triple action yaitu bekerja sebagai
analgesik, anti inflamasi, dan antipiretik digolongan sebagai obat
Anti Inflamasi Non Steroid (AINS).

2.3 Penggolongan ANALGETIKA


Golongan Narkotika

 Sentral narkotika, contohnya : Morfin, Kodein, Fentanil


 Sentral non narkotika, contohnya : Tramadol

Golongyan Non Narkotika


 Contohnya : Asam Mefenamat, Asetosal, Ibuprofen, Paracetamol, Diklofenak,
Piroxicam

2.4 Karakteristik Mencit

Adapun karakteristik mencit, yaitu :

1.Mudah ditangani

4
2.Bersifat penakut, fotofobic

3.Cenderung berkumpul sesamanya

4.Kecenderungan untuk bersembunyi

5.Lebih aktif pada malam hari

6.Kehadiran manusia akan menghambat mencit

2.5 Zat – zat tersendiri

Diklofenak

• Diklofenak adalah obat antiinflamasi nonsteroid golongan derivate asam fenil asetat.
– bersifat non selektif pada proses penghambatan siklooksigenase. Na diklofenak bukan
hanya penghambat siklooksigenase yang kuat tetapi juga memiliki efek antipiretik dan
analgesic.
– Pemberian diklofenak secara sistemik mengakibatkan efek samping tukak lambung karena
berkurangnya sifat proteksi mukosa lambung.
• Kelarutan: Mudah larut dalam methanol, larut dalam etanol, agak sukar larut dalam air,
praktis larut dalam kloroform dan dalam eter (FI IV, hal 1405)
• Farmakokinetik: absorpsi baik per oral. Obat selanjutnya akan mengikuti siklus
enterohepatik, berakhir di urine dan feses.
• Dosis: oral, 75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis, sebaiknya setelah makan. Injeksi intramuskular
ke dalam otot panggul, untuk nyeri pascabedah dan kambuhan akutnya, 75 mg sekali sehari
(pada kasus berat dua kali sehari) untuk pemakaian maksimum 2 hari. – Mencit: 8 mg/kg bb
per hari (The Laboratory mouse

5
Paracetamol

• Analgetik paling aman, diperkuat oleh kofein dan kodein


• Kelarutan: larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam bagian aseton P
dalam 40 bagian gliserol P dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali
hidroksida.
• Kinetik:
– resorbsi di usus cepat & tuntas
– PP 25% ; t1/2 = 1-4 jam – Metabolisme: diuraikan menjadi metabolit toksis (diikat glutation,
maks 10g PCT) yg diekskresi sbg konyugat-glukoronida dan sulfat  ES: dosis kronis 3-4g/hr
 kerusakan hati
• Dosis: 2-3 dd 0,5-1 g, maks 4 g/hari – Mencit 300 mg/kg bb tiap 4 jam (The Laboratory
mouse)

6
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Prosedur Kerja


1. mencit puasa makan 16-18 jam
2. Ambil 6 mencit untuk tiap meja beri nomor, timbang
3. tiap mencit diberi per ip : gom 2% (N), Pct500 mg/kg, Diklofenac 8mg/kg,
kombinasi Cod30-Pct300 dan kombinasi D8-Pct300 mencit , kembalikan ke
kandang bulat
4. 30 menit kemudian suntik ip larutan asam asetat 1% 75 mg/kg BB sebagai
induksi nyeri bejana pengamatan
5. Catat jam mencit mulai menggeliat (ambang nyeri)
6. Amati dan catat jumlah geliatan setiap 5 menit selama 30 menit, pencatatan
dimulai 10 menit setelah pemberian induksi nyeri
7. Rata2kandata tiap perlakuan dan buatlah grafik Efek Analgetik
8. Buat Laporan

7
3.2 BAHAN DAN ALAT
Bahan
• Tablet kodein 10 mg

• Tablet Diklofenac 25 mg
• Tablet Parasetamol 500 mg
• Gom 2% • Asam asetat 1%
• Etanol 70%, kapas
• Mencit putih DDY

Alat
• Timbangan mencit
• Alat suntik 1 ml
• Bejana pengamatan
• Alat pengukur waktu

Syarat:
Terseleksi kepekaannya : min 1-2 geliatan yang muncul dalam maksimum 5 menit setelah
pemberian asam asetat ip

8
3.3 Pembuatan Sediaan
Nama Mahasiswa :
1. DWI FEBRIYANTI (332198421044)

2. DWI AMALIA (332198421057)

Dosis Sediaan
Perlakuan Etiket
Mencit Mencit Bahan
Vol (ml) vol (ml)
Mg/kg 20g (mg)
Gom (N) - 2% 0,30 1000 50 Gom 2%
DIKLOFENAC
diklofenac SEDIAAN INDUK 25 10
2,5MG/ML
DIKLOFENAC
DIKLOFENAC 8 0,16 0,32 5 10
0,5MG/ML
CODEIN 30 0,6 0,30 20 10 KODEIN 2MG/ML
PCT 500 10 0,30 500 15 PCT 33MG/ML
AS.ASETAT 75 1,5 0,15 1000 100 AS.ASETAT 1%

Pembuatan Sediaan :

1. Pembawa : timbang gom 2gram/100ml x50ml=1 gram,gerus dalam lumpang, basahkan


dengan tetes air,encerkan dengan aquadest yang mengalir melalui tepi lumpang ad 50ml,
beri etiket : gom 2%.
2. Sediaan induk diklofenak : gerus 1 tablet diklofenak @25mg encerkan gerus dengan
gom 2% ad 10ml. Beri etiket D 25mg/10ml atau D2,5 mg/ml.
3. Diklofenak 8mg : ukur 2ml sediaan induk D (2X2,5mg=5mg)masukkan ke vial,
tambahkan 8ml gom 2%,aduk homogen, beri etiket D 5mg/10ml atau D 0,5mg/ml.
4. Kodein 30mg : gerus 1 tablet codein 20mg atau 2 tablet codein 10mg. encerkan gerus
dengan gom 10ml ad homogen,beri etiket : kodein 20mg/10ml atau kodein 2mg/ml.
5. Pct 500mg : gerus 1 tablet pct, gerus encerkan dengan 15ml gom 2% ad homogen, beri
etiket pct 500mg/15ml atau pct 33mg/ml.
6. Asam asetat 1% : sedot dengan penyedot karet 1ml asam asetat glasial dalam pipet
volume, alirkan melalui diding gelas ukur berisi aquadest 99ml ad homogen, etiket asam
asetat 1%

9
3.4 Definisi operasional
1. 1 geliatan : kedua pasang kaki kedepan dan kebelakang
serta perut menekan lantai kandang.

2. Mencit yang memenuhi syarat untuk uji


geliat adalah maksimal 5 menit mencit dapat
menggeliat 1-2 geliatan.

3. Induktor nyeri: Asam Asetat 1 % dengan dosis


75mg/kg BB

3.5 Cara analisis

1. Tabulasi data jumlah geliatan

2. Lakukan perbandingan data antara Diklofenak / kodein / Kodein-


parasetamol/ Diklofenak-parasetamol terhadap normal (N)

3. Ambang nyeri : waktu (jam) mulai ada geliatan dikurangi waktu


(jam) pemberian asam asetat

4. Adanya aktivitas analgetika bila jumlah


geliatan ≤ 50% kelompok kontrol

Atau dengan rumus :

Efek analgetik =

(100 – U/N x 100)% > 50%

U = jumlah geliat kelompok uji


N = jumlah geliat kelompok Normal

5. Buat kurva perlakuan berbanding % efek analgetik dari rata- rata


jumlah geliat selama 30 menit sebagai fungsi dari dosis setiap perlakuan

10
3.6 Penomoran mencit
Meja 1 : No 1-25 Ekor mencit :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

11
19.

20.

21.

26.

27.

28.

31.

32.

33.

38.

39.

42.

43.

12
3.7 Perhitungan dosis

Nama Mahasiswa:

1.Emilia Christina (332198421049)

2. Hazimatunnisa (332198421059)

3.Herlina Dessy Nursiami (332198421014)

Perlakuan Etiket

Pembawa Gom 2%

Diklofenac Diclofenac 0,5 mg/ml

Codein Kodein 2mg/ml

Paracetamol Paracetamol 33mg/ml

Asam Asetat Asam Asetat 1%

DOSIS DICLOFENAC DAN ASAM ASETAT NYA

Mencit no.10 = D8 = 8mg x 0,040 = 0,32mg x 1 ml = 0,64 ml


0,5 mg
AsamAsetat = 75 mg x 40 = 3 x 100 ml = 0,3 ml
1000gr 1000mg

Mencit no. 11= D8 = 8mg x 0,032 = 0,25mg x 1ml = 0,5 ml


0,5 mg
AsamAsetat =75 mg x 32 = 2,4 x 100ml = 0,24ml
1000gr 1000mg

Mencit no. 26 = D8 = 8mg x 0,025 = 0,2mg x 1ml = 0,4 ml


0,5 mg
AsamAsetat =75 mg x 25 = 1,87 x 100ml = 0,18ml
1000gr 1000mg

Mencit no. 27 = D8 = 8mg x 0,025 = 0,2mg x 1ml = 0,4 ml

13
0,5 mg
AsamAsetat =75 mg x 25 = 1,87 x 100ml = 0,18ml
1000gr 1000mg
Mencit no. 28 = D8 = 8mg x 0,031 = 0,24mg x 1ml = 0,48 ml
0,5 mg
AsamAsetat =75 mg x 31 = 2,32 x 100ml = 0,23ml
1000gr 1000mg
Mencit no. 29 = D8 = 8mg x 0,025 = 0,2mg x 1ml = 0,4 ml
0,5 mg
AsamAsetat =75 mg x 25 = 1,87 x 100ml = 0,18ml
1000gr 1000mg

Mencit no. 30 = D8 = 8mg x 0,025 = 0,2mg x 1ml = 0,4 ml


0,5 mg
AsamAsetat =75 mg x 25 = 1,87 x 100ml = 0,18ml
1000gr 1000mg
Mencit no. 31 = D8 = 8mg x 0,031 = 0,24mg x 1ml = 0,48 ml
0,5 mg
AsamAsetat =75 mg x 31 = 2,32 x 100ml = 0,23ml
1000gr 1000mg
Mencit no. 32 = D8 = 8mg x 0,025 = 0,2mg x 1ml = 0,4 ml
0,5 mg
AsamAsetat =75 mg x 25 = 1,87 x 100ml = 0,18ml
1000gr 1000mg

DOSIS KOMBINASI D8-PCT 500MG


0,30 mg
mencit no. 9 = D8 = 8 mg × 0,038 = × 1 ml = 0,6 ml
0,5 mg

19 mg
Pct 500 = 500 mg × 0,038 = × 1 ml = 0,57 ml
33 mg

38 mg 2,85
75 mg × = × 100 ml = 0,28 ml
1000 gr 1000 mg
1000 mg
0,24
Mencit no. 40 = D8 = 8 mg × 0,031 = × 1 ml = 0,48 ml
0,5

15,5
Pct 500 = 500 × 0,031 = × 1 ml = 0,46 ml
33

31 2,32
Asam asetat = 75 mg × = = × 100 ml = 0,23 ml
1000 gr 1000 mg

14
0,20
Mencit no. 41 = D8 = 8 mg × 0,026 = × 1 ml = 0,4 ml
0,5

13
Pct 500 = 500 × 0,026 = × 1 ml = 0,39 ml
33

26 1,95
Asam asetat = 75 mg × = × 100 = 0,19 ml
1000 1000

0,2
Mencit no. 42 = D8 = 8 mg × 0,025 = × 1 ml = 0,4 ml
0,5 mg

12,5
Pct 500 = 500 mg × 0,025 = × 1 ml = 0,37 ml
33

25 1,87
Asam asetat = 75 mg × = × 100 ml = 0,18 ml
1000 g 1000 mg
1000g
0,28
Menicit no. 43 = D8 = 8 mg × 0,036 = × 1 ml = 0,56 ml
0,5
18
Pct 500 = 500 × 0,036 = × 1 ml = 0,54 ml
33

36 2,7
Asam asetat = 75 mg × = × 100 = 0,27 ml
1000 1000

0,26
Mencit no. 44 = D8 = 8 mg × 0,033 = × 1 ml = 0,52 ml
0,5

16,5
Pct 500 × 0,033 = × 1 ml = 0,5 ml
33

33 2,47
Asam asetat 75 mg × = × 100 ml = 0,24 ml
1000 1000

0,025
Mencit no 45. D8 = 8 mg × = 0,2 × 1 ml = 0,4 ml
0,5

12,5
Pct 500 = 500 mg × 0,025 = × 1 ml = 0,37 ml
33

38 2,85
Asam asetat = 75 mg × = × 100 ml = 0,285 ml
1000 1000

15
0,22
Mencit no 46. D8 = 8 × 0,028 = × 1 ml = 0, 44 ml
0,5

14
Pct = 500 × 0,028 = × 1 ml = 0,42 ml
33

28 2,1
Asam asetat = 75 mg × = × 100 = 0,21 ml
1000 1000

PerhitunganDosis Normal
Diketahui N = 0.3ml/20g
36 kg
Mencit no. 11 = N = x 0,3ml = 0,54 ml
20 g
36 kg 2,7
Asam asetat : 75mg x = x 100ml = 0,27 ml
1000 gr 1000 mg
37 kg
Mencit no. 12 = N = X 0,3ml = 0,55 ml
20 gr
37 kg 2,8
Asam asetat : 75mg x = x 100ml = 0,28ml
1000 gr 1000 mg
27 kg
Mencit no. 47 = N = x 0,3ml = 0,40ml
20 g
27 kg 2,02
Asam asetat : 75mg x = x 100ml = 0,20ml
1000 gr 1000 mg
33 kg
Mencit no.48 = N = x 0,3 ml = 0,49 ml
20 gr
33 kg 2,47
Asam asetat : 75mg x = x 100 ml = 0,24 ml
1000 gr 1000 mg

29 kg
Mencit no. 49 = N = X 0,3ml = 0,43 ml
20 gr
29 kg 2,17
Asam asetat : 75mg x = x 100 ml = 0,21 ml
1000 gr 1000 mg

35 kg
Mencit no. 50 = N = X 0,3ml = 0,52ml
20 gr
35 kg 2,62
Asam asetat : 75mg x = x 100 ml = 0,26 ml
1000 gr 1000 mg

33 kg
Mencit no. 51 = N = x 0,3 ml = 0,49 ml
20 gr
33 kg 2,47
Asam asetat : 75mg x = x 100 ml = 0,24 ml
1000 gr 1000 mg

33 kg
Mencit no. 52 = N = x 0,3 ml = 0,49 ml
20 gr

16
33 kg 2,47
Asam asetat : 75mg x = x 100 ml = 0,24 ml
1000 gr 1000 mg

36 kg
Mencit no. 53 = N = x 0,3 ml = 0,54 ml
20 gr
36 kg 2,7
Asam asetat : 75mg x = x 100 ml = 0,27 ml
1000 gr 1000 mg

Nama Mahasiswa :

1. Mita Anggraeni (332198421126)

2. Nibras Munifah (332198421072)

BAB IV

17
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Praktikum

Tabel 4.2 Tabel rata-rata Efek Analgetik Diclofenac & paracetamol

Start Kumula %
Obat As. Asetat Geliat 5' ke…
No Perlakua Bera Geliat tif GETIK
. n t (g) (ml (ml
Jam Jam Jam (') 1 2 3 4 5 6 30'
) )

0,6
D8 - 7 0,3
3 42 8.51 9.21 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pct500 0,6 2
4

0,6
D8 - 0,2 1
9 38 8.43 0,5 9.13 9.24 0 0 0 0 0 0 0
Pct500 8 1
7

0,4
D8 - 8 0,2 1
40 31 9.08 9.43 9.53 3 8 6 3 0 4 24
Pct500 0,4 3 0
6

0,4
D8 - 0,1 1
41 26 9.10 0,3 9.45 9.55 4 10 15 12 11 6 58
Pct500 9 0
9

0,4
D8 - 0,1 10.0 1
42 25 9.18 0,3 9.48 0 7 9 6 4 2 28
Pct500 8 3 5
7

0,5
D8 - 6 0,2 10.0 1
43 36 9.20 9.5 0 4 2 8 2 2 18
Pct500 0,5 7 5 5
4

18
0,5
D8 - 2 0,2 10.1 1
44 33 9.29 9.59 0 5 5 3 4 3 20
Pct500 4 4 5
0,5

0,4
D8 - 0,1 10.0 2
45 25 9.18 0,3 9.48 0 0 4 8 6 4 22
Pct500 9 8 0
7

0,4
D8 - 4 0,2 10.1 1
46 28 9.26 9.56 1 3 3 6 4 1 18
Pct500 0,4 1 0 4
2

RATA RATA 20 67

0,5 0,2
4 D8 32 8.56 9.26 9.32 6 9 11 12 8 4 1 45
1 4

0,6 1
10 D8 40 8.55 9.25 0,3 9.35 4 3 3 2 1 0 13
4 0

13.1 13.4 0,1 13.5


26 D8 25 0,4 5 8 2 3 13 6 6 38
5 8 8 3

13.1 13.4 0,1 13.4


27 D8 25 0,4 6 9 6 6 6 5 4 36
1 2 8 8

0,4 0,2 10.0 2


28 D8 31 9.10 9.4 0 0 3 5 6 11 25
8 3 3 3

13.1 13.4 0,1 13.5


29 D8 25 0,4 5 8 2 10 13 6 6 45
5 8 8 3

13.1 13.4 0,1 13.4


39 D8 25 0,4 6 9 6 16 6 5 4 46
1 2 8 8

0,4 0,2 1
31 D8 31 8.57 9.27 9.39 13 8 7 6 10 9 53
8 3 2

13.1 13.4 0,1 13.5


32 D8 25 0,4 5 15 7 1 3 3 5 34
5 8 8 3

RATA RATA 38 41

19
0,2
5 N 33 8.54 0,2 9.24 9.29 5 9 6 7 3 1 1 27
5

0,5 0,2 1
6 N 36 9.03 9.33 9.46 13 8 5 0 0 0 26
4 7 3

0,5 0,2 1
11 N 36 8.55 9.27 9.37 8 9 6 4 3 3 33
4 7 0

0,5 0,2 1
12 N 37 8.54 9.24 9.34 10 8 6 4 3 2 33
5 8 0

0,4 0,2 1
47 N 27 9.00 9.30 9.44 5 16 17 10 13 10 71
0 0 4

0,4 0,2 10.0 1


48 N 33 9.20 9.50 15 21 19 19 11 11 96
9 4 1 1

0,4 0,2 10.0 1


49 N 29 9.25 9.55 7 19 21 16 15 9 87
3 1 5 0

0,5 0,2 1
50 N 35 9.04 9.34 9.47 26 23 9 8 9 12 87
2 6 3

0,4 0,2 10.0


51 N 33 9.26 9.56 9 26 23 21 20 11 14 115
9 4 5

RATA RATA 64

Tabel 4.3 Tabel Perlakuan & % getik

Perlakuan %getik +/-

D8-PCT500 67%
Positif
D8 41%

Grafik 4.3 Efek Analgetik Diclofenac & paracetamol

20
4.5 PEMBAHASAN

Puasakan mencit 16-18 jam. tiap mencit diberi per ip : gom 2% (N), Pct500mg/kg, Diklofenak 8mg/kg,
kombinasj Cod30-Pct300 dan kombinasi D8-Pct300 mencit, kembalikan ke kandang bulat. 30 menit kemudian
suntikan ip larutan asam asetat 1% 75mg/kg BB sebagai induksi nyeri —> bejana pengamatan. catat jam mencit
mulai menggeliat (ambang nyeri). amati dan catat jumlah geliatan setiap 5 menit selama 30 menit, pencatatan
dimulai 10 menit setelah pemberian induksi nyeri.

Berdasarkan data hasil percobaan analgetik, dengan melakukan 3 perlakuan diperoleh hasil sebagai berikut :

21
1. %analgetik zat tunggal diklofenak dan kombinasi obatnya lebih besar daripada nilai normal, artinya zat
tunggal diklofenak dan kombinasi obatnya memiliki efek analgetik

2. %analgetik kombinasi obat diklofenak lebih besar daripada zat tunggal, artinya kombinasi obat
mempengaruhi kekuatan efek analgetik

22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Diklofenak dan kombinasinya berefek analgetik, karena %analgetiknya lebih besar dari N

2. Efek analgetik kombinasi obat diklofenak lebih besar dari zat tunggal

3. Terdapat hubungan positif kombinasi obat dengan zat tunggal

5.2 Saran

a. Jarum suntik harus di cek terlebih dahulu agar tidak ada yang tumpul sehingga menyebabkan Mencit
kesakitan
b. Menyuntikan jarumnya dengan cara yang benar agar tidak membuat mencit kesakitan dan bagian perut
sudah di oleskan alkohol dengan benar seta meranik kulit bagian perut agar mudah menyuntikannya

23
DAFTAR PUSAKA

Tan H. T dan Rahardja. 2007,. Obat-Obat Penting , Gramedia Pustaka umum. Jakarta

Kee, Evelyn R.Hayes, 1994, Farmakologi, EGG, Jakarta

Goodman & Gilman G. 2012. Dasar Farmakologi dan Terapi “Pengertian dan Dosis Analgetik”. Buku

kedokteran EGC, Jakarta.

Anonim., 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : DEPKES RI. Ditjen POM

Anonim., 1995, Farmakope Indonesia Edisi Empat. Jakarta : DEPKES RI. Ditjen POM

http://eprints.umg.ac.id/3179/3/4.%20Bab%202.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai