Disusun oleh:
12018060
2018
INFUS AMONIUM KLORIDA 0,5 %
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan formulasi yang tepat dalam pembuatan sediaan Infus Amonium
Klorida 0,5 %.
2. Dapat melakukan pembuatan sediaan infus dengan teknik sterilisasi akhir
dengan baik dan benar.
3. Menentukkan hasil evaluasi sediaan Infus Amonium Klorida 0,5 %.
II. PENDAHULUAN
Pengertian Sediaan Parental
Sediaan parental (menurut British Pharmacopoea 2009 Volume III dalam
Parental Preparation, hal. 1) merupakan sediaan steril yang dimaksudkan untuk
pemberian secara injeksi, infus atau implan pada tubuh manusia atau hewan.
Cahaya -
Ph Antara 4,6 dan 6,0 [FI IV, hal. 94-95]
Penyimpana Penyimpanan pada wadah yang tertutup rapat, sejuk dan kering.
n
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan : Garam
Bentuk sediaan : Larutan
Cara sterilisasi sediaan : Sterilisai akhir
Kemasan : Botol
Pemerian Kristal tidak berwarna atau kristal putih atau bubuk granul,
tidak berbau, berasa manis.
Kelarutan Sedikit larut dalam etanol 95% dan eter, larut dalam methanol
1 banding 120, larut dalam air 1 banding 1.1 pada suhu 25°C,
larut dalam air 1 banding 0,8 pada suhu 30°C, larut dalam air
1 banding 0,41 pada suhu 50°C, larut dalam air 1 banding
0,28 pada suhu 70°C, larut dalam air 1 banding 0,18 pada
suhu 90°C.
Stabilitas Memiliki stabilitas yang baik pada kondisi penyimpanan
kering. Larutan encer dapat disterilisasi menggunakan
autoklaf. Pemanasan yag berlebih dapat mengakibatkan
penurunan Ph dan karamelisasi larutan.
Kegunaan Agen tonisitas
Inkompatibilitas Larutan dekstrosa tidak kompatibel dengan beberapa obat-
obatan seperti cyanocobalamin, kanamisin sulfat, natrium
novobiocin, dan sodium warfarin. Eritromisin gluceptate
tidak stabil dalam larutan dekstrosa pada pH kurang dari 5.05.
Dekomposisi vitamin B-kompleks dapat terjadi jika
menghangat dengan dekstrosa. Dalam bentuk aldehida,
dekstrosa dapat bereaksi dengan amina, amida, asam amino,
peptida, dan protein.
Warna coklat dan dekomposisi terjadi dengan alkalis kuat.
Dekstrosa dapat menyebabkan pencoklatan tablet yang
mengandung amina (Reaksi Maillard).
V. PENDEKATAN FORMULA
Larutan bersifat hipotonis karena kurang dari 0,9% NaCl, maka perlu
ditambahkan zat pengisotonis yang setara dengan 0,254 % NaCl (0,9 % -
0,646% = 0,254% NaCl), zat pengisotonis yang digunakan adalah Dekstosa, 1
g dekstrosa setara dengan 0,16 g NaCl. Maka :
1g
x 0,245%=1,58 % Dekstosa dalam sediaan
0,16 g
Osmolalitas
Diketahui :
NH4Cl 2,75 g (BM : 53,49 g/mol)
Na EDTA 1,2 g (BM : 380.20 g/mol)
Dekstrosa 9,48 g (BM : 198 g/mol)
Perhitungan :
g
m Osm = L x 1000 x ∑ ion
BM
2,75 g
0,6 L mOsm
m Osm NH4Cl = x 1000 x 2 = 171,37
L
53,48 g . mol−1
1,2 g
mOsm
m Osm Na EDTA = 0,6 L x 1000 = 5.26
L
380.20 g . mol−1
9,48 g
mOsm
m Osm Dekstrosa = 0,6 L x 1000 = 79,9
L
198 g . mol−1
+
mOsm
m Osm larutan = 256,53
L
Sediaan Infus Amonium Klorida 0,5 % bersifat sedikit hipotonis karena berada
mOsm
di rentan 250-269 [Codex 12th]
L
VII. PENIMBANGAN
Sediaan infus Amonium Klorida 0,5 % yang dibuat sebanyak 2,5 g/500 mL
Total volume sediaan yang dibuat sebanyak 600 mL berdasarkan pertimbangan
volume terpindahkan dan kehilangan selama proses produksi.
No. Nama Bahan Jumlah yang Ditimbang
1. NH4Cl 2,75 g
2. Dekstrosa 1,2
3. NaEDTA 9,48
4. WFI ad 600 mL
VIII. STERILISASI
a. Alat
b. Wadah
RUANG PROSEDUR
Grey Area Sterilisasi alat dan wadah:
(Ruang C) 1. Alat-alat yang akan digunakan dicuci, dikeringkan dan dibungkung
menggunakan kertas perkamen atau aluminium, sebelumnya botol
infus dikalibrasi 515 ml dan beker gelas 800 ml dikalibrasi 600 ml.
2. Alat-alat yang disterilisasi menggunakan autoklaf dimasukkan
kemudian ditata dan disteriliasasi pada suhu 121°C selama 15 menit.
3. Alat-alat dan wadah yang disterilisasi menggunakan oven
dimasukkan kemudian ditata dan disterilisasi pada suhu 160°C
selama 2 jam.
4. Alat-alat yang terbuat dari karet disterilisasi menggunakan alkohol
70% selama 24 jam dengan cara direndam.
5. Setelah proses sterilisasi selesai alat dimasukkan ke dalam box
isolator steril
6. Semua alat dan wadah dimasukkan dalam lemari penyimpanan alat
steril.
Penimbangan bahan :
Timbang masing-masing bahan dengan menggunakan cawan, yaitu :
Grey Area
1. 2,75 g NH4Cl kemudian ditutup dengan menggunakan aluminium
(Ruang
foil.
Penimbangan
2. Dekstrosa 1,2 gram kemudian ditutup dengan menggunakan
dan Evaluasi,
aluminium foil.
Ruang C)
3. Na EDTA 9,48 GRAM kemudian ditutup dengan menggunakan
aluminium foil.
1. Meja kerja dan sarung tangan dibersihkan terlebih dahulu dengan
etanol 70 %.
2. Amonium klorida sebanyak 2,5 gram dilarutkan secukupnya oleh
WFI dalam beker gelas 50 ml, cawan tempat penyimpanan
ammonium klorida dibilas dua kali dengan menggunakan sedikit
WFI, hasil bilasan dimasukkan ke dalam beker gelas yang sama.
3. Dekstrosa sebanyak 1,2 gram dilarutkan secukupnya oleh WFI
dalam beker gelas 50 ml, cawan tempat penyimpanan ammonium
klorida dibilas dua kali dengan menggunakan sedikit WFI, hasil
Grey Area bilasan dimasukkan ke dalam beker gelas yang sama.
(mixing room, 4. Na EDTA sebanyak 9,48 gram dilarutkan secukupnya oleh WFI
Ruang C) dalam beker gelas 50 ml, cawan tempat penyimpanan ammonium
klorida dibilas dua kali dengan menggunakan sedikit WFI, hasil
bilasan dimasukkan ke dalam beker gelas yang sama.
5. Ketiga larutan tersebut dicampurkan dan dipastikan melarut secara
sempurna dalam beker gelas 800 ml yang telah dikalibrasi, masing-
masing beker gelas 50 ml dibilas sebanyak 2 kali dengan sedikit
WFI, tambahkan WFI hingga hampir tanda batas ukur ph larutan,
jika tidak sesuai dengan ph tarket sediaan asamkan dengan
menggunakan HCl atau basakan dengan menggunakan NaOH.
Setelah ph target didapat maka ad WFI hingga tanda batas.
White Area – 1. Disinfektan LAF dengan menggunakan etanol 70% yang
Ruang A sebelumnya telah dinyalakan dan disinari oleh sinar ultraviolet.
(Filling) 2. Siapakan alat-alat yang dibutuhkan
3. Saring sediaan menggunakan membrane filtrasi ukuran 0,45 µm
sebanyak dua kali kemudian dilanjutkan dengan filtarsi berukuran
0,22 µm.
4. Masukkan sediaan ke dalam botol infus dan tutup dengan
menggunakan penutup karet. Bawa sediaan ke Ruang C
Grey Area – 1. Botol infus ditutup menggunakan penutup aluminium, setelah itu
Ruang C dimasukkan ke dalam mesin untuk mengecangkan penutup
(Penutupan aluminium di grey area.
Botol Infus 2. Sterilisasi sediaan menggunakan alat autoklaf pada suhu 121°C
dan Sterilisasi selama 15 menit.
Sediaan) 3. Setelah selesai, ambil sediaan dan keringkan botol infus
1. Etiket luar ditempel
2. Lakukuan evaluasi sediaan terhadap sediaan tersebut, yang meliputi:
a. Volume terpindahkan
b. Uji partikulat
Grey Area – c. Kejernihan
Ruang C d. Uji sterilitas
(Pemasangan e. Organoleptik
Etiket dan f. Uji pirogen
Evaluasi) g. Uji kebocoran
h. Uji stabilitas
i. Pengecekan ph
j. Uji endotoksin
k. Uji Kompatibilitas
XII. KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan steril injeksi/ infus adalah sebagai berikut.
Jenis sterilisasi yang digunakan dalam pembuatan infus amonium klorida 0,5%
adalah sterilisasi akhir
Dari evaluasi didapatkan bahwa sediaan amonium klorida 0,5% yang dibuat
adalah tidak memenuhi syarat.
XIII. DAFTAR PUSTAKA