Anda di halaman 1dari 12

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT MANGGA SEBAGAI MASKER WAJAH

PROPOSAL

OLEH

1. Muhammad Sholikhul Hadi (21801061083)


2. Muhammad Iqbal Mustaqim (21801061074)
3. Shafyan Khairus Shaleh (21801061097)

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JANUARI 2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...…………………………………………………….....i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………....ii
PENDAHULUAN…………………………………………………………………....1
KAJIAN PUSTAKA…………...………………………………………………….…2
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pohon mangga (Mangifera indica L.) merupakan pohon yang cukup besar karena
memiliki tinggi 5-10 m. Berbentuk simetris dengan bentuk yang menyerupai kubah. Memiliki
batang yang berwarna cokelat sampai hitam dan agak tebal. Memiliki akar yang panjang dan
bercabang cabang, panjang akar sekitar 6-8 m atau lebih. Bunganya bertangkai pendek dan
memiliki bau yang manis. Serbuk sari berbentuk variabel dengan ukuran bervariasi 20-35
mikron. Memiliki buah berbiji dan berdaging, memiliki ukuran, bentuk, warna, aroma, rasa
yang bervariasi.
Pohon mangga (Mangifera indica L.) juga mamiliki banyak kandungan dan manfaat.
Selain buahnya manis dan memiliki kandungan vitamin c, biasanya buah mangga juga banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat dikarenakan buah mangga yang banyak tumbuh di Indonesia.
Oleh karna itu masyarakat biasanya menjadikan buah mangga sebagai obat herbal di karnakan
banyaknya khasiat yang terkandung pada buahnya. Adapun khasiatnya yaitu : mengatasi
peredaran darah yang berlebihan selama haid, obat cacingan yang sering dialami oleh anak-
anak, menurunkan berat badan yang berlebihan, melancarkan peredaran darah, meremajakan
kulit, membantu mengobati dan menghilangkan jerawat.
Tidak hanya buah mangganya yang banyak memiliki kandungan dan khasiat. Pada kulit
buah mangga juga terdapat banyak kandungan dan khasiat. Sesuai apa yang telah di katakan
oleh Kim et al.(2010) bahwa kulit buah mangga menunjukkan kandungan fenolik sebanyak
tiga kali lipat dibandingkan dengan daging buahnya. Banyak masyarakat yang tidak
mengetahui akan khasiat dan kandungan yang ada dalam kulit buah mangga. Oleh sebab itu,
banyak masyarakat yang mengabaikan kulit buah mangga dan membuangnya begitu saja.
Bahkan pada daerah – daerah tertentu kulit buah mangga menjadi limbah.
Hasil penelitian Kuganesan et al.(2017)menunjukan adanya aktivitas antioksidan dan
antiinflamasi pada ekstrak etil asetat dari kulit buah mangga (Mangifera indicaL.), Pada uji
yang dilakukan ekstrak kulit buah mangga (Mangifera indica L.) memiliki kandungan
flavonoid dan fenolik yang diketahui dapat digunakan sebagai antiinflamasi, dimana
antiinflamasi ialah satu dar respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Dari
hasil penelitian dan khasiat yang telah di terangkan di atas kita akan memanfaatkan kulit buah
mangga sebagai masker wajah yang dapat meningkatkan kecantikan wajah. Dimana pada
umumnya masker wajah dibuat dengan bahan-bahan kimiawi dan memiliki efek samping. Dari
sinilah kita memanfaatkan kulit buah mangga yang memiliki banyak khasiat menjadi masker
wajah yang herbal tanpa efek samping, dan dapat meningkatkan kecantikan wajah.
Banyaknya orang yang tidak mengetahui akan manfaat yang ada pada kulit mangga
sehingga masyarakat menganggap kulit mangga tidak mempunyai harga jual kemudian
dibiarkan begitu saja bahkan menjadi limbah dibeberapa tempat. Oleh sebab itu, kita
memanfaatkan limbah Kuman (kulit mangga) sebagai masker wajah yang berkhasiat untuk
meremajakan kulit yang mulai menua, melancarkan peredaran darah sehingga dapat
mengencangkan kulit, mengobati dan menghilangkan bekas jerawat yang menghitam.
Kandungan gizi yang berada pada kulit mangga yaitu, vitamin A, ini di kenal sebagai
vitamin yang sangat baik untuk menjaga kesehatan mata, vitamin C, di percaya dapat
membantu memulihkan penyembuhan luka, merangsang pertumbuhan yang baik serta zat anti
oksidan yang bisa menangkal radikal bebas, dan ada juga kandungan vitamin E, yang bisa
membuat kulit lebih sehat atau mengatasi berbagai kondisi yang berkaitan dengan kulit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah perbedaan khasiat masker yang sering dipakai dengan masker yang dibuat
dengan kulit mangga ?
2. Bagaimana penerapan inovasi masker kulit mangga dapat diterima masyarakat
sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal ?
3. Bagaimana strategi pemasaran masker kulit mangga agar bernilai jual tinggi dan
bernilai fungsional dibandingkan dengan masker yang sejenis ?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari proposal ini untuk meningkatkan daya jual kulit mangga karena selama ini
kulit mangga selalu dikesampingkan oleh masyarakat dan tidak ada yang tahu akan manfaat
dari kulit tersebut. Oleh karena itu, kami akan memperkenalkan manfaat dan kegunaan kulit
mangga sebagai masker yang berfungsi sebagai meremajakan kulit yang mulai menua,
melancar peredaran darah sehingga dapat mengencangkan kulit wajah, mengobati jerawat, dan
menghilangkan bekas jerawat yang menghitam.
1.4 Manfaat
1. Bagi masyarakat
Usaha masker kulit mangga dapat menjadi sumber lapangan kerja dan dapat menjadi
obat alternatif bagi mayarakat karena didalamnya memiliki banyak manfaat untuk
kesehatan.
2. Bagi Pemerintah
Adanya usaha masker kulit mangga ini dapat membantu pemerintah mengurangi tingkat
pengangguran yang terjadi di Indonesia.

3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menumbuhkan jiwa entrepreneurship muda yang aktif, tinggi,
dan kompeten.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kulit Mangga
2.1.1 Pengertian kulit mangga
Buah yang memiliki nama latin Mangifera indica L atau mangga merupakan salah
satu jenis buah yang keberadaanya sangat melimpah di Indonesia. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika kemudian hargannya lebih murah ketimbang buah lainnya dan
melimpahnnya buah mangga di Indonesia ternyata juga melimpahnya kulit dari buah mangga,
Kulit luar pada buah mangga (exocarpium), merupakan lapisan tipis yang biasanya berwarna
hijau tua, tetapi banyak juga kulit buah mangga yang berwarna selain hijau tua, kulit buah
mangga seringkali kuat atau kaku seperti kulit, yang permukaannya licin. Mangga (Mangifera
indica L) merupakan buah terpenting dalam family Anacardiaceae, buah tropical dengan nilai
nutrisi dan nilai medis yang tinggi. Penelitian mengenai ekstrak bagian tumbuhan buah mangga
telah banyak dilakukan baik untuk mencari kandungan aktif maupun kegunanaan dari ekstrak
tumbuhan ini, kandungan yang aktif seperti saponin, tannin, flavonoid, steroid ditemukan pada
dadun mangga. Dan ditemukan senyawa fenol, flavonoid, β karoten, vitamin C, dan mineral
pada daging mangga. Senywa aktif pada buah mangga telah diteliti memiliki beberapa fungsi
sebagai anti oksidan, antiploferatif, analgetik, antiinflamasi (Garrido et al, 2001).

2.1.2 Kandungan kulit mangga


Kulit buah mangga yang pada awalnya hanya menjadi bahan buangan dan dipandang
sebelah mata, setelah diteliti ternyata mengandung senyawa aktif penting seperti mangiferin,
flafanoid, asam fenol, karetonoid, dan beberapa enzim aktif (ajila, 2007). Kulit mangga juga
mengandung flavonoid sebanyak 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan daging buahnya.
Flavonoid adalah senyawa fenol yang paling sering ditemukan diseluruh dibagian tanaman,
penelitian mengenai fungsi flavonoid dalam bidang medis telah banyak dilakukan, baik
sebagai anti oksidan, anti bakteri, dan lain sebagainya.

2.1.3 Manfaat kulit mangga


Buah mangga mempunyai banyak vitamin yaitu vitamin A, yang memmpunyai manfaat
untuk kesehatan mata, tetapi pada kenyataanya vitamin A memiliki banyak kebaikan bagi
kesehatan organ tubuh. Vitamic C, yang mempunyai manfaat untuk mengobati sariawan.
Vitamin E, manfaat vitamin E ialah untuk kekebalan tubuh, kesehatan kulit, dan mata.
Manfaat dari kulit mangga itu sendiri ialah untuk meremajakan kulit yang bertujuan untuk
mencegah timbulnya kerutan pada kulit wajah sebelum waktunya, membantu menghilangkan
jerawat yang terdapat pada wajah, melancarkan peredaran darah, dan obat cacing untuk anak
kecil yang mengalami penyakit cacingan

2.2 Masker
2.2.1 Pengertian Masker
Masker adalah salah satu kosmetik perawatan kulit, yang banyak digemari oleh kaum hawa
terutama. Namun, proses pemakaian masker pada umumnya cukup rumit, padahal gaya hidup
masyarakat perkotaan dipenuhi dengan kesibukan. Sehingga dibutuhkan produk masker yang
praktis dalam pemakaiannya, salah satu jenis masker wajah adalah masker wajah gel peel off
(Irawati dan Sulandjari, 2013). Masker peel off merupakan sediaan kosmetik perawatan kulit
yang berbentuk gel dan setelah diaplikasikan ke kulit selama 15-30 menit, dapat diangkat dari
kulit dengan cara dikelupas.Setelah alkohol yang terkandung dalam masker menguap,
terbentuklah lapisan film transparan yang elastis, sehingga dapat dikelupaskan.

Usaha masker wajah kulit mangga ini sangat menjanjikan mengingat animo masyarakat
yang tinggi terhadap produk kecantikan wajah. Apalagi sekarang ini produk-produk alami sulit
ditemui di pasaran. Masker peel off memiliki banyak keunggulan dibandingkan masker jenis
lain , karena sediaannya berbentuk gel yang sejuk mampu merelaksasikan dan membersihkan
wajah secara maksimal dengan mudah Keuntungan lain diantaranya penggunaan yang mudah,
serta mudah untuk dibilas dan dibersihkan. Selain itu, dapat juga diangkat atau dilepaskan
seperti membran elastik (Harry,1973).

Secara sistematik, masker wajah yang bertindak merangsang sirkulasi aliran darah
maupun limpa, merangsang dan memperbaiki kulit melaluai percepatan proses regenerasi dan
memberikan nutrisi pada jaringan kulit. Pemakaian masker sangat baik untuk melancarkan
sirkulasi pada kulit wajah, sehingga oksigen dan nutrisi yang dibawa dapat digunakan secara
maksimal oleh sel-sel kulit. Masker juga dapat mengangkat kotoran, serta sel-sel kulit mati,
memperbaiki pori-pori kulit dan menghaluskan kulit wajah. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal gunakan masker seminggu sekali setelah kulit dibersihkan. Setelah dioleskan biarkan
selama 2-3 menit ( Emma Madjid, 2011).

2.2.2 Manfaat Masker


Msker memiliki berbagai manfaat bagi kulit wajah diantaranya kulit yang rutin di rawat
menggunakan masker wajah akan meningkatkan kebersihan, kesehatan, dan kecantikannya
kulit tampak lebih kencang, halus, dan dapat menjaga kelembapan kulit, kulit yang rutin
menggunakan masker wajah akan terhindar dari gejala penuaan dini, wajah akan tampak lebih
cerah, segar, dan sehat (Dewi M dan Neti Suryana, 2013)
BAB III
METODELOGI
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam
bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil
wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif bertolak dari filsafat
konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan
suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh individu-individu.
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut
perspektif partisipan.

3.2 Kehadiran penelitian


Kehadiran peneliti di lapangan dalam penelitan kuantitatif adalah suatu yang mutlak,
karena penelitan bertindak sebagai intrumen sekaligus pengumpul data. Keuntungan yang
di dapat dari kehadiran peneliti sebagai instrumen adalah subjek lebih tanggap akan
kehadiran peneliti, peneliti dapat menyesuaikan diri setting penelitian, keputusan yang
berhubungan dengan penelitian dapat diambil dengan cara cepat dan tararah, demikian juga
dengan informasi dapat di peroleh melalui sikap dan cara informan dalam memberikan
informasi
.
3.3 Latar penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Islam Malang sebagai tempat penelitian kulit mangga sebagai masker
wajah dan gedung B 02.3 Universitas Islam Maang sebagai tempat uji coba masker wajah
yang sudah jadi.

3.4 Sumber data


Sumber data dalam penelitian adalah manusia dan bukan manusia . Sumber data
manusia dapat dikatakan sebagai informan, seperti Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah, guru, serta masyarakat umum. Kemudian sumber data bukan manusia antara
lain catatan lapangan, dokumen-dokumen, dan rekaman hasil wawancara.

Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling


purposive, agar data yang diperoleh dari informan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
penelitian. Pengambilan sampel bukan dimaksud untuk mewakili populasi, melainkan
didasarkan pada relevansi dan kedalaman informasi serta didasarkan pada tema yang
muncul di lapangan.

Pemilihan waktu juga dilakukan saat melakukan wawancara agar diperoleh


informasi yang akurat dari narasumber. Penulis memilih melakukan wawancara pada
saat jam istirahat agar bisa sekaligus melakukan observasi. Peneliti tidak menemukan
kendala berarti ketika mengumpulkan data berupa dokumentasi dari mahasiswa. Proses
observasi berjalan dengan baik karena mendapat dukungan dari pihak mahasiswa.
3.5 Prosedur pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

3.6 Pengecekan keabsahan data


pengujian di atas yang paling utama adalah uji kredibilitas data, yaitu dengan
melakukan perpanjangan pengamatan, maningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi teman
sejawat, member check, dan analisis kasus negatif. Pengujian kredibilitas data
menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama
yaitu teknik observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi untuk
sumber data yang sama secara serentak. Triangulasi juga dapat diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggambungkan berbagai teknik pengumpulan data sari
sumber data yang ada.

3.7 Analisis data


Tehnik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif, yaitu proses analisisnya mulai dari menelaah dan mengkaji seluruh data yang
telah diperoleh dari berbagai sumber yang terkait. Analisis dalam penelitian kualitatif
dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai
dilapangan. Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2008) menyatakan “Analisis telah mulai
sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung
terus sampai penulisan hasil penelitian.
Aktivitas dalam analisis data, peneliti menggunakan tiga cara yaitu :
1. Data Reduction (Reduksi Data)
2. Data Display (Penyajian Data)
3. Conclusion Drawing / Verification (Penarikan Kesimpulan)

3.8 Tahapan penelitian


pelaksanaan penelitian ada empat tahap, yaitu:
(1) tahap sebelum ke lapangan,
(2) tahap ke lapangan,
(3) tahap analisis data, dan
(4) tahap penulis laporan.

3.8.1 Tahap sebelum ke lapangan


Tahap Pra-Lapangan (studi pendahuluan), kegiatan yang dilakukan adalah
(a)mencari isu tentang alat kosmetik yang unik, menarik, dan layak untuk dijadikan
topik penelitian, (b) berdasarkan isu tersebut, akhirnya dipilihlah topik pemanfaatan
kulit mangga sebagai masker wajah. (d) menetapkan subtansi penelitian, (e) proposal
penelitian yang diajukan dan dikonsultasikan dengan pembimbing proposal, (f) setelah
mendapat persetujuan pembimbing proposal, kemudian dilaksanakan pembuatan
proposal.
Peneliti ingin mengetahui bagaimana pemanfaatan kulit mangga sebagai
masker wajah ketika di pasarkan langsung.

keadaan setempat untuk mencari isu-isu yang dapat dikembangkan. Setelah


menemukan beberapa isu, maka peneliti berdiskusi dengan beberapa pihak untuk
memperkecil lingkup masalah agar lebih fokus. Setelah memilih isu yang hendak
dibahas, peneliti mulai fokus memperhatikan masalah tersebut.

3.8.2 Tahap pekerjaan lapangan


Tahap pekerjaan lapangan merupakan tahapan studi terfokus yang dilakukan
di lapangan dengan kegiatan pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan,
dan pengkajian dokumen.
Pada tahap pekerjaan lapangan, peneliti mulai melakukan penelitian melalui
wawancara, observasi, dokumentasi, dan triangulasi untuk mendapatkan informasi
yang lebih lengkap. Peneliti adalah instrumen pengumpulan data. Peneliti
melakukan wawancara terhadap mahasiswa.

Setelah itu hasil wawancara dibandingkan dengan hasil observasi dan


peneliti mulai mengolah dan mendeskripsikan data yang didapat di lapangan
berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumen yang didapat sehingga
triangulasi digunakan lebih akurat.

3.8.3 Tahap analisis data


Tahap analisis data, secara operasional dibaca berulang-ulang untuk dipilih
yang terkait dengan fokus penelitian dan diberi kode berdasarkan sub fokus
penelitian dan sumbernya.

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data untuk membuat kesimpulan
sementara dan mereduksi data hingga akhirnya peneliti mampu membuat
kesimpulan akhir dari proses penelitian di lapangan.

3.8.4 Tahap penulisan laporan


Tahap Pelaporan Hasil Penelitian dilakukan melalui kegiatan penajaman,
penggolongan, penyeleksian, dan pengorganisasian data. Penyajian data dilakukan
dengan menyajikan sekumpulan data berupa, gambar, jaringan, grafik, serta
jaringan. Tahap pelaporan hasil penelitian merupakan hasil dari beberapa tahap
sebelumnya, berupa draf hasil penelitian. Hasil penelitian terdiri atas: Latar
belakang, tinjauan pustaka, metode penelitian, penyajian atau pemaparan data
temuan dan pembahasan, dan penarikan kesimpulan yang ditulis secara naratif.
DAFTAR PUSTAKA

Ajila, and Rao, U.J.S.P.,2008. Protection Aagainst Hydrogen Peroxyde Incuded Oxidative
Demege in Rat Erythrocytes by Mangifera indica L. Peel Extract, Food and Chemical
Thoxycologi.
Emma, Madjid, 2011. 500 Rahasia Cantik Alami, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Garrido-Gallego, j., Garcia-Mediavilla, M.V., 2001. Fruit Polyphenols, Immunity, and


Inflamation. British Journal of Nutrition.
Harry, R.G. 1973, Harry’s Cosmeticology. London : Leonard Hill Books

Irawati dan Sulandjari, 2013. Pengaruh Komposisi Masker Kulit Buah Manggis dan Pati
Bengkoang Terhadap Hasil Penyembuhan Jerawat-Jerawat Pada Kulit Wajah Berminyak,
E-Journal. Volume 02. No. 02. Hal. 40-48

Anda mungkin juga menyukai