Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UNDANG-UNDANG REGULASI

FARMASI
STUDI KASUS

DISUSUN OLEH :
1. Ahmad Fadhillah 1704026006
2. Citra Tamara Rinanda 1704026019
3. Dian Kristinandari 1704026028
4. Euis Puji Lestari 1704026039
5. Ika Septiani 1704026057
6. Kusuma Dwi Utami 1704026069

PROGRAM STUDI APOTEKER


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
JAKARTA
2017
Studi kasus :

A. Kasus 20

Apoteker pengelola apotik menerima pesanan obat dari dokter di daerah terpencil,
Apoteker di apotek tersebut menyerahkan obatnya kepada dokter dan dokter melakukan
penyerahan / dispensing langsung kepada pasien.

1. Identifikasi kata kunci:


apoteker mengirimkan pesanan obat kepada dokter di daerah terpencil. Dokter
tersebut melakukan penyerahan/ dispensing kepada pasien.
2. Pelanggaran :-
3. Peraturan yang dilanggar :-
4. Penjelasan / alasan kenapa disebut pelanggaran:-
5. Sanksi yang diterima :-
6. Tindakan pencegahan :-

B. Kasus 21

Apoteker melayani pembelian diazepam injeksi oleh bidan praktek mandiri

1. Identifikasi kata kunci :


apoteker menjual diazepam ke bidan praktek mandiri
2. Pelanggaran :
Hukum, disiplin dan kode etik
3. Peraturan yang dilanggar :
 Hukum
UU no. 5 tahun 1997 tentang psikotropika pasal 12, 14
Pasal 12 : penyaluran psikotropika hanya dapat dilakukan oleh pabrik obat, PBF dan
sarana penyimpanan pemerintah
Pasal 14 : penyerahan psikotropika dalam rangka peredaran hanya dapat dilakukan
oleh apotik, RS, puskesmas, balai pengobatan dan Dokter. Penyerahan psikotropika
oleh apotek hanya dapat dilakukan kepada apotek lainnya, RS, Puskesmas, balai
pengobatan, Dokter dan kepada pengguna/ pasien.
 Disiplin
Butir 8 : melakukan pengadaan (termasuk produksi dan distribusi) obat dan/atau
bahan baku obat, tanpa prosedur yang berlaku, sehingga berpotensi menimbulkan
tidak terjaminnya mutu, khasiat obat
 Kode etik
Pasal 1: seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
Sumpah/ janji Apoteker
4. Penjelasan / alasan kenapa disebut pelanggaran
Karena apoteker menjual langsung diazepam injeksi kepada bidan praktek mandiri.
5. Sanksi yang diterima :
Pidana penjara paling lama 3-5 tahun dan pidana denda paling banyak 60 -100 juta.
6. Tindakan pencegahan :
Tidak melayani pembelian diazepam injeksi untuk bidan praktek mandiri
C. Kasus 22

Apoteker menyarankan dan menjual tablet levonorgestrel-etinil estradiol kepada seorang


pasien yang telah dikenalnya dan mengalami oedem/ pembengkakan pada pergelangan
kaki karena gangguan ginjal.

1. Identifikasi kata kunci : apoteker menjual tablet levonorgestrel-etinil estradiol kepada


pasien tanpa resep dokter dan mengalami oedem/ pembengkakan pada pergelangan
kaki karena gangguan ginjal.
2. Pelanggaran : disiplin dan kode etik
3. Peraturan yang dilanggar :
 Disiplin
Butir 12 : Dalam penatalaksanaan praktek kefarmasian, melakukan yang seharusnya
tidak dilakukan atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan, sesuai dengan
tanggung jawab profesionalnya, tanpa alasan pembenar yang sah, sehingga dapat
membahayakan pasien.
 Kode etik
Pasal 7 : seorang apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya
4. Penjelasan / alasan kenapa disebut pelanggaran
Karena Apoteker tidak menggali informasi tentang riwayat penyakit pasien yang
berupa gangguan ginjal, sebelum memberikan obat levonorgestrel-etinil estradiol
meskipun obat tersebut termasuk dalam salah satu Daftar Obat Wajib Apotek tapi
tidak disarankan untuk pasien dengan gangguan ginjal sehingga dapat membahayakan
pasien.
5. Sanksi yang diterima : pemberian peringatan tertulis, rekomendasi pembekuan
dan/atau pencabutan STRA atau SIKA.
6. Tindakan pencegahan
Sebaiknya sebelum memberikan obat tersebut, apoteker menggali informasi tentang
identitas pasien, riwayat pengobatan, riwayat penyakit dan riwayat alergi.

D. Kasus 23

Apoteker melakukan peracikan kosmetik yang mengandung hidrokuinon dan arbutin


untuk pasien dalam rangka pelayanan swamedikasi

1. Identifikasi kata kunci : Apoteker melakukan peracikan kosmetika yang mengandung


hidrokuinon dan arbutin untuk pelayanan swamedikasi
2. Pelanggaran : hukum, disiplin dan kode etik
3. Peraturan yang dilanggar
 Hukum
PMK 1010 tahun 2008 tentang registrasi obat pasal 2 : Obat yang diedarkan diwilayah
Indonesia sebelumnya harus dilakukan registrasi untuk memperoleh izin edar.
 Disiplin
Butir 1 : melakukan praktik kefarmasian dengan tidak kompeten
Penjelasan: melakukan praktek kefarmasian tidak dengan standar praktek profesi/
standar kompetensi yang benar, sehingga berpotensi menimbulkan atau
mengakibatkan kerusakan, kerugian pasien atau masyarakat
 Kode etik
Pasal 5 : didalam menjalankan tugasnya seorang apoteker harus menjauhkan diri dari
usaha untuk mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan
tradisi luhur jabatan kefarmasian
4. Penjelasan / alasan kenapa disebut pelanggaran
Karena Apoteker melakukan peracikan kosmetika yang mengandung hidrokuinon dan
arbutin yang belum teregistrasi BPOM dan tidak terdapat resep dokter untuk
pelayanan swamedikasi
5. Sanksi yang diterima : sanksi pidana dan penjara.
6. Tindakan pencegahan
Sebaiknya apoteker tidak melakukan pelayanan swamedikasi untuk obat racikan yang
belum teregistrasi.

Anda mungkin juga menyukai