KUNJUNGAN INDUSTRI
Disusun Oleh :
1. Dyan Ariani (1200074)
2. Fadila (1200075)
3. Febi Rahmayani (1200076)
4. Fella Eka Putri (1200078)
5. Nanda Nur Arifah (1200079)
6. Nes Neng Neni (1200080)
7. Nindy Ariestantya (1200081)
8. Tri Andika Putra (1200082)
9. Sugiarti (1200083)
10. Vify Lestari (1200085)
Disetujui Oleh :
Pembimbing Lokasi
Mengetahui,
Ketua Prodi D-III Farmasi
SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat mengikuti dan menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dalam bentuk Kunjungan
Industri di PT. Martina Berto yang berlangsung pada Rabu, 07 maret 2017, Cikarang, Jawa
Barat.
Pelaksanaan kunjungan industri di di PT. Martina Berto ini merupakan salah satu
syarat untuk mengikuti Karya Tulis Ilmiah pada Program Studi D-III Farmasi yang bertujuan
agar penulis yang akan menjadi calon ahli madya farmasi nantinya dapat menjalankan fungsi
Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan kunjungan yang telah kami lakukan.
Tersusunnya laporan praktek kerja lapangan ini tentu tidak lepas dari bantuan dari berbagai
pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
1. Bapak selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Yayasan Universitas Riau.
2. Ibu Septi muharni, M,Farm.Apt, selaku Ketua Program Studi Diploma III Sekolah Tinggi
3. Bapak emma susanti, M. Farm, Apt selaku Pembimbing Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Kunjungan Industri Mahasiswa/i Program Studi D III Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Riau.
4. Seluruh staff dan karyawan/ti PT. Martina Berto yang ikut berperan serta dalam kegiatan
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
Akhir kata penulis berharap agar laporan ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat
Penulis
DAFTAR ISI
Lampiran Halaman
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Sejarah
Dr. HC. Martha Tilaar mengawali usaha dengan membuka salon kecantikan pada
tahun 1970. Selain itu beliau terus menimba ilmu tentang kecantikan dan perawatan tubuh ke
pusat kecantikan di Amerika dan Eropa. Hal inilah yang membangkitkan semangat dan
kesadaran beliau bahwa bahan baku yang berasal dari Indonesia jika diolah dengan baik dan
professional dapat menghasilkan kosmetika alami dan jamu tradisional yang dapat
mempercantik wanita Indonesia dan dunia secara holistic. Setelah sukses dalam bisnis salon
kecantikan dengan beberapa salon di Jakarta, Ibu Martha Tilaar mendirikan sekolah
kecantikan Puspita Martha yang mencetak ahli kecantikan, penata rias, penata rambut dan
terapis. Salon dan sekolah tersebut dioperasikan dibawah bendera PT. Martha Beauty Gallery
(Martha Tilaar Group, 2105).
3.2.1 Visi
Menjadi perusahaan perawatan kecantikan dan spa (Beauty & Spa) yang terkemuka di
dunia dengan produk yang bernuansa ketimuran dan alami, melalui pemanfaatan teknologi
modern dan menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai sarana peningkatan nilai
tambah bagi konsumen dan pemangku kepentingan lainnya (Martha Tilaar Group,2014).
3.2.2 Misi
Mengembangkan pasar kosmetika dan jamu internasional dengan fokus jangka menengah
di kawasan Asia Pasifik dengan produk dan merek pilihan, dan fokus jangka panjang di pasar
global (Martha (Tilaar Group,2014).
3.2.3 Logo
PT. Martina Berto TBK disimbolkan dengan nama perusahaan itu sendiri. Kata
“martina” pada logo perusahaan merupakan nama simbolis dari nama Dr. HC. Martha Tilaar,
dan kata “berto” itu sendiri berasal dari bahasa spanyol yang berarti berakal dan pandai.
Dengan pemberian nama ini, diharapkan PT. Martina Berto TBK dapat mempunyai karakter
sesuai dengan Dr. HC. Martha Tilaar yang selalu giat dan inspiratif dalam mengembangkan
usaha kosmetiknya dengan pandai (Martha Tilaar Group, 2014).
3.2.4 Kebijakan
PT. Martina Berto Tbk memiliki sebuah filosofi kebijakan yang dikenal dengan sebutan
DJITU di dalam perusahaannya. DJITU merupakan sebuah akronim dari Disiplin, Jujur,
Inovatif, Tekun, dan Ulet. Filosofi ini berlaku bagi segenap karyawan untuk mencapai visi dan
misi yang telah digariskan oleh perusahaan (Martha Tilaar Group, 2015).
1. Disiplin
Menjadi sebuah sikap yang menunjukkan komitmen setiap karyawan dalam menepati
waktu demi efisiensi jalannya setiap kegiatan dalam perusahaan.
2. Jujur
Dari sikap jujur para karyawannya, sebuah perusahaan dapat tumbuh menjadi sebuah
perusahaan yang sehat dan mampu terus berkembang.
3. Inovatif
Karyawan dengan pola piker yang inovatif dan sikap yang proaktif adalah asset berharga
bagi perusahaan, yang penting untuk terus dijaga. Dari pola piker inovatif inilah akan tercipta
terobosan-terobosan baru dalam perusahaan.
4. Tekun
Sikap tekun dan selalu fokus dalam melakukan dan mengembangkan hal-hal yang
berkaitan dengan tanggung jawab akan memungkinkan pencapaian target perusahaan sesuai
waktu yang telah ditentukan, dan ketekunan juga akan meningkatkan kualitas karyawan.
5. Ulet
Mau bekerja keras, berkomitmen, dan gigih dalam menggali setiap tugas yang belum
terselesaikan menunjukkan bahwa seseorang memiliki rasa tanggung jawab pada
pekerjaannya. Hal ini penting bagi keberlangsungan dan kemajuan perusahaan.
Berdasarkan pada rencana pengembangan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, masing-
masing pabrik mempunyai fokus produksi tertentu. Martina Berto Plant I fokus pada produksi
produk kosmetik, perawatan tubuh, dan kulit. Sedangkan Martina Berto Plant II fokus pada
produksi jamu dan makanan kesehatan.
Selain 2 pabrik Martina Berto, Tbk juga mempunyai kebun budidaya tanaman dan
penelitian yang terletak di Sawangan dan Cikarang. Kebun koleksi tanaman obat dan
kosmetika seluas 0,7 hektar terletak di Sawangan dan kebun pengembangan dan produksi
tanaman obat dan kosmetik seluas 10 hektar terletak di Cikarang.
3.3.1 Produk
Perseroan dan anak perusahaan memiliki produksi yang terbagi kedalam empat kategori, yaitu
(Martha Tilaar Group, 2015):
1. Kosmetik cair
Kosmetik cair termasuk didalamnya cairan pembersih muka, pelembab, toner, alas
bedak, body splash cologne, dan produk cair lainnya.
2. Kosmetik kering
Kosmetik kering termasuk didalamnya eye shadow, blush on, loose powder dan
compact powder dan produk kering lainnya.
Kosmetik semi padat termasuk didalamnya lipstik, creamy foundation dan lain-lain.
4. Obat tradisional
a. Belia
b. Caring colour
1. Preparat make-up : lip colour, liquid foundation, loose powder, dual action cake, cheek
cake, lipstik, BB cream.
2. Preparat mata : eye shadow, eye candy
d. Cempaka kosmetik
1. Skin care : pelembab, cleansing milk, face tonic, hand and body lotion.
2. Make up base : alas bedak, krim pemutih, bedak tabur, two way cake UV, whitening,
foundation, bedak padat, cempaka powder, face powder.
3. Decorative : beauty kit, maskara.
e. Dwi Sri Spa : preparat untuk kebersihan badan : lavender oil, green tea and lemon oil,
VCO, Javanese rose , dan lain-lain.
f. Mirabella
1. Make up base : make up remover, brush cleaner, lipstik, blush on, foundation, lip
gloss, lipstick pencil, liner, lip color.
2. Preparat mata : liquid eyeliner, eyeshadow, mascara.
h. Sariayu
1. Preparat make up : lipstik, alas bedak, blush on, lip gloss, bedak tabur, cleansing,
penyegar.
2. Preparat mata : eye brow, eye make up, eye shadow.
3. Preparat untuk perawatan : facial foam acne, krim masker jerawat, body lotion dan
lain-lain.
4. Jamu : kaplet jerawat. Kaplet susut perut dan lain-lain.
3.3.2 Pelayanan
Selain memproduksi produk-produk kecantikan berkualitas, Martha Tilaar Group juga
memiliki anak perusahaan yang menawarkan pelayanan jasa dibidang kecantikan. Empat anak
perusahaan yang menawarkan pelayanan jasa dibidang kecantikan. Empat anak perusahaan
adalah PT Martha Beauty Gallery yang menawarkan pelayanan jasa pendidikan, salon,
kesenian, dan kecantikan, PT Cantika Puspa Pesona yang menawarkan kerjasama manajemen
waralaba baik lokal maupun internasional untuk salon dan spa, PT Creative Style yang
merupakan agensi periklanan serta PT Kreasi Boga Primatama merupakan agensi sumber daya
manusia (Anonim,2012).
3.4 Pengamatan Lapangan
3.4.1 Bangunan
Bangunan untuk industry kosmetik harus dipilih dari lokasi yang sesuai, dirancang,
dibangun dan dipelihara sesuai kaidah, dimana bangunan ini memiliki kaidah sebagai berikut
(Anonim,2012):
1. Dilakukannya upaya yang efektif untuk mencegah kontaminasi dari lingkungan sekitar.
2. Hendaknya disediakan loker dilokasi yang tepat untuk ruang ganti pakaian dan
menyimpan pakaian serta barang-barang yang lain milik karyawan.
3. Westafel dan toilet harus dengan ventilasi yang baik dan terpisah dari area produksi
guna mencegah terjadinya kontaminasi.
4. Bangunan hendaknya menerima penerangan yang efektif dan mempunyai ventilasi
yang sesuai untuk kegiatan dalam ruangan.
5. Laboratorium hendaknya terpisah secara fisik dari area produksi.
6. Area gudang hendaknya mempunyai luas yang memadai dengan penerangan yang
sesuai, diatur dan diberi perlengkapan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
penyimpanan bahan dan produk dalam keadaan kering, bersih dan rapi.
3.4.2 Ruangan
Ada beberapa ruangan yang kami kunjungi di pabrik Martina Bertho, beberapa ruangan itu
antara lain (Anonim,2012):
a. Innovation Center,
b. Development Habition,
c. Development Cosmetics,
d. Development Packaging,
e. Ruang Pengujian Produk,
f. Liquid Packing Area,
g. Lipstick Packing Area, dan
h. Decorative Packing Area
3.4.3 Proses Produksi
a. Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku berupa simplisia diperoleh dari petani dan kebun sendiri, untuk bahan baku
berupa minyak antara lain yang diambil sarinya dengan kadar tertentu yang diperoleh dari
supplier dalam bentuk sediaan yang sudah jadi. Instrument-instrumen yang ada di PT. Martina
Berto untuk pembuatan standar bahan baku antara lain micrometer untuk membuat lapisan
tipis dari preparat jaringan, melting point, HPLC, TLC densitometer spektrofotometer, pH
meter, Viskometer dan lain-lain. Standar pemeriksaan bahan baku (SBB) yang nantinya akan
digunakan oleh QC (Quality Control) untuk acuan pemeriksaan bahan baku yang akan
digunakan dalam produksi (Anonim,2012).
Secara umum warehouse ,memiliki 3 bagian besar yaitu gudang raw, material (bahan
baku), packaging material (bahan kemas), dan finish goods (produk jadi). Bahan baku
disimpan berdasarkan jenisnya yaitu liquid, wax, dan granular, parfum, zat warna, dan serbuk.
Bahan baku parfum biasanya disimpan dalam ruang khusus bersuhu 22o C untuk mengurangi
terjadinya penguapan sedangkan bahan baku dengan logo B3 disimpan dalam ruang khusus
yang terpisah dari penyimpanan bahan baku lainnya dengan dilengkapi secondary
containment. Gudang juga memiliki ruangan tersendiri khusus untuk menyimpan barang-
barang retur yang akan dikembalikan ke supplier. Waktu penyimpanan untuk produk dry
biasanya adalah 4-1 tahun sedangkan untuk produk liquid 3+1 tahun, dimana 1 tahun adalah
waktu penyimpanan tanpa ada pemeriksaan.
c. Proses Produksi/Pembuatan
Produksi kosmetik yang dilakukan di PT Martina Berto Tbk, ada 4 macam yaitu produksi
liquid, lipstik, make-up base, dan dekoratif. Pembuatan sediaan kosmetik.
a) Bedak Tabur
Bahan dicampur kemudian dihaluskan melalui mesin penghalus kemudian ditambah talk
dan bahan tambahan lalu siap untuk diperiksa ketebalan dan zat-zat yang ada disediaan
tersebut. Jika memenuhi standar maka siap untuk dikemas. Setelah dikemas dilakukan lagi
pemeriksaan apakah sesuai dengan standar quality control. Jika memenuhi maka akan
dipasarkan, dan jika tidak memenuhi standar akan dikembalikan keruangan R & D.
b) Bedak Padat
Bahan dihaluskan dengan mesin penghalus tambahkan pengikat dan pelican kemudian
dicetak langsung pada wadahnya dengan tekanan tertentu, semua proses ini dilakukan oleh
mesin yang canggih.
c) Lipstik
Dibuat dengan basis minyak tengkawang, ditambahn karbowaks, paraffin di tambah zat
pewarna dan minyak zaitun. Lalu dilumerkan pada suhu tertentu hingga diperoleh massa cair.
Kemudian dimasukkan ke cetakan, didinginkan untuk memadatkan. Setelah memadat
dilakukan pemeriksaan apakah sesuai dengan standar quality control. Jika memenuhi maka
akan dipasarkan, dan jika tidak memenuhi standar akan dikembalikan ke ruangan R & D. Bila
sesuai maka dimasukkan kedalam kemasan dan dilewatkan pada api khusus untuk
menghasilkan lipstick yang mengkilat, membuat tekstur lipstik yang rata, dan agar warna
menjadi lebih cerah. Kemudian dilakukan QC untuk memeriksa warna, tekstur, bau dan
kebocorannya.
Setiap hasil uji diberi label status sesuai hasil pemeriksaannya. Label status tersebut
antara lain label released (warna hijau) untuk pemeriksaan yang memenuhi spesifikasi
pemeriksaan. Label rejected (warna merah) untuk hasil pemeriksaan yang memerlukan
keputusan penanganan lebih lanjut. Bahan baku released dipindahkan penyimpanannya dari
ruang karantina ke ruang penyimpanan bahan baku.
Untuk menjaga kualitas bahan baku yang ada dilakukan pemeriksaan ulang. Setiap
bahan baku memiliki masa periksa ulang yang berbeda. Bahan baku cair mempunyai masa
periksa ulang (PU) 6 bulan sekali untuk bahan yang tidak sensitif dan 3 bulan untuk bahan
yang sensitif. Bahan baku serbuk mempunyai masa periksa ulang 1 tahun sekali untuk bahan
yang tidak sensitif dan 6 bulan untuk bahan yang sensitive. Sedangkan bahan baku parfum
mempunyai masa periksa ulang 1 tahun sekali dan zat warna 2 tahun sekali.
Bahan kemas cetak yang datang dari supplier, dibuatkan BPPB (Bon Penerimaan
Pembelian Barang) oleh petugas gudang dan masuk ke dalam ruang karantina. Kemudian
sampler QC akan melakukan sampling sejumlah tertentu yang telah ditetapkan oleh standar
sampling. Semua sampel tersebut terlebih dahulu diperiksa oleh sampler, kemudian dibawa ke
laboratorium QC untuk dilakukan pemeriksaan yang lebih detail. Apabila dari hasil
pemeriksaan ditemukan banyak ketidaksesuaian, maka akan dilakukan sampling ulang dan
diperiksa kembali untuk memastikan hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan bulk WIP dilakukan terhadap bulk, bulk ruahan, dan produk antara baik
liquid dan dry. Bulk WIP disampling oleh staf QC yang bertugas sebagai sampler. Parameter
pemeriksaan untuk bulk liquid berdasarkan SPR (Standar Produk Ruahan) yang ditetapkan
oleh R&D dan hasilnya dicatat dalam buku hasil pemeriksaan serta diberi nomor CA dan label
status. Bulk liquid yang sudah memenuhi persyaratkan dari standar dapat langsung dikemas,
dan apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi syarat maka bulk liquid akan diberikan status
hold dan dilakjukan penelusuran. Bulk dengan status hold jika masih memungkinkan
dilakukan rework, tapi jika tidak memungkinkan akan diberi status reject dan dimusnahkan.
Parameter pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemerian, viskositas, pH, densitas, warna,
titik leleh, dan homogenitas.
Berbeda dengan bulk liquid, pemeriksaan terhadap bulk dry dilakukan terhadap produk
antara dan ruahan. Produk antara merupakan produk hasil produksi yang masih mengalami
pengolahan selanjutnya sebelum siap kemas. Sedangkan produk ruahan merupakan produk
hasil produksi yang dapat langsung dikemas. Parameter untuk pemeriksaan bulk dry antara
lain homogenitas, warna, densitas, moisture content, dan titik lelehg (standar ditetapkan oleh
R&D).
Pemeriksaan mikrobiologi juga menjadi bagian dari pengawasan mutu. Parameter
mikrobiologi menjadi perhatian penting bagi produk kosmetik karena resiko kontaminasi
dapat berasal dari berbagai sumber meskipun dalam produk sudah mengandung bahan
antimikroba.
1. Kelengkapan lampiran pada PCO (Packing order) dan LPK (lembar petunjuk kemas)
2. Kesesuaian pada produk kemasan
3. Hasil penimbangan
4. Kesesuaian kemasan
5. Penampilan produk
6. Fungsi kemasan
7. Kelengkapan kemasan
8. Tahap akhir kemasan
Untuk produk kering seperti make up base , lipstik dan dekoratif dilakukan pemeriksaan
outgoing product. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap produk yang telah dimasukkan dalam
inner/master box. Pada pemeriksaannya disesuaikan nama produk dan nama inner box, nomor
batch, nomor regristrasi/notifikasi, expired date, jumlah produk, kondisi produk serta
kelengkapan produk.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kunjungan industri ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau (STIFAR) dalam rangka agenda Praktek Kerja Lapangan
(PKL). Kegiatan ini dilakukan di PT. Martina Berto TBK karena PT. ini berkompeten untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman di bidang farmasi serta PT. Martina Berto juga
merupakan salah satu industri farmasi khususnya kosmetik yang sangat terkenal menghasilkan
produk-produk unggulan dengan sistem dan alat yang sudah tersertifikasi secara nasional.
Dalam kegiatan kunjungan industri ini dimana kegiatan yang seharusnya dilakukan
selama kunjungan industri adalah mengamati dan memenuhi protab-protab CPKOB yang
mengamati proses pengawasan mutu (In roses Control). Namun karena ada sedikit kkendala
sehingga kami tidak masuk ke ruangan prosuksi, maka kelompok kami tidak dapat melakukan
PT Martina Berto TBK itu tersendiri merupakan salah satu perusahaan terbesar diasia
tenggara, dimana perusahaan ini teelah menghasilkan produk-prodk unggulan seperti sri ayu,
dewi sri spa, boikos, carim collours, belia, merabella, dan masih banyak lainya. Dimana
produk- produk unggulan tersebut sudah terferivikasi secara nasional bahkan internasional.
Selama kegiatan kunjungan ini yang bertepat pada tanggal 7 maret 2017, awal
kedatangan mahasiswa mahasiswi sekolah tinggi ilmu farmasi riau ( STIFAR ) telah disambut
dengan baik oleh pihak dari PT Martina Berto TBK, dimana awal kedatangan telah siberikan
pengetahuan yang sangat besar mengenai sejarah dari PT. Martina Berto serta pemiliknya,
dang pengetahuan luas tentang sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya untuk
PT Martina berto ini juga merupakan salah satu peruahaan yang mensuplai bahan baku
sendiri dengan membangun kampong jamu organik di Bekasi dengan obat- obatan yang akan
diproduksi menjadi jamu, kosmetik dan hal yang menyehatkan lainnya. Tujuan lain kampong
jamu juga sebagai pemasok bahan baku untuk pabrik produk herbal Mustika Berto untuk
mempercantik wanita Indonesia dengan empat pilar beauty culture, beauty education, beauty
Perserikatan Bangsa- Bangsa ( PBB ) menilai Martina Berto sudah menjalankan prinsip-
prinsip Global Compact di dalam visi dam misi maupun strategi usahanya. Dimana PT
Martina Berto Tbk memiliki misi menjadi salah satu perusahaan kosmetik dan produk spa
Aktivitas utama dari PT Martina Berto TBK itu sendiri merupakan, memproduksi
barang kosmetik dan obat tradisional ( jamu ), serta Pemasaran dan Niaga Kosmetik,
perawatan kecantikan dan barang obat tradisional. Selain itu, perusahannya, PT cedefindo,
yang kosmetik manufaktur kontrak atau makloon dengan kering, semi-padat, cair, dan
baku/kemasan, proses produksi, pengemasan, dan satu-stop layanan logistic untuk internal
LPK ( Lembar Petunjuk Kemas ) yang dibuat oleh R&D. LPP dan LPK ini memuat semua
perintah pembuatan sampai pengemasan suatu bets produk tertentu. Penggunaan LPP dan LPK
bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa produk yang dibuat dengan prosedur yang tetap
dan tervalidasi sehingga keberulangan kualitas produk selalu terjaga dan quality control
merupakan bagian penting dari CPKB karena menberi jaminan konsistensi mutu produk
Secara umum bagian QC melakukan pengawasan mutu mulai dari incoming material, in
process control, dan mikrobiologi. Untuk incoming material meliputi pemeriksaan terhadap
bahan baku dan bahan kemas. Pengawasan mutu produk diawali pada saat gudang menerima
bahan awal ( incoming material ) yang akan digunakan untuk proses produksi suatu produk.
Bahan awal tersebut meliputi bahan baku dan bahan kemas. Setelah bahan baku dan bahan
kemas dipesan oleh bagian purchasing dan diterima oleh gudang maka gudang akan
memeriksa kesesuain barang yang dating dengan standing order dan dilihat kelengkapan
kemasan. Setelah semua spesifikasi visual sesuai kemudian bagian gudang akan membuat Bon
Penerimaan Pembelian Barang ( BPPB ) dan barang berada dalam status karantina.
Berdasarkan BPBP tersebut bagian Quality Control akan melakukan pemeriksaan terhadap
Untuk bahan kosmetik yang telah dibuat kemudian diletakkan di luar agar terkena sinar
matahari. Hal ini bertujuan menguji ketahanan dari produk tersebut, semakin kuat berada pada
suhu luar atau terkena sinar matahari maka kosmetik tersebut akan tahan terhadap suhu luar.
Developent kosmetik merupakan pengujian dalam skala macam produk yang digunakan dalam
skala industry besar. PT Martina Berto mempunyai 9 Brand yaitu Biokos, Caring Color,
Sariayu, Mirabella, Belia, Cempaka, PAC, Rudy Hadisuwarno, dan Dewi Sri SPA.
Saat mengunjungi pabrik PT Martina Berto ini, terhadap beberapa ruangan yaitu ruang
Ruang pengukian produk, Liquid packing area, Lipstick packing area, serta Decorative
packing area. Dimana di setiap ruangan telah di bangun sesuai dengan persyaratan yang
seharusnya dan telah dilengkapi alat-alat yang canggih begitupun dengan personalia yang
mengerjakannya.
Produk yang telah di produksi oleh PT Martina Berto ini menggunakan standar
internasional yaitu ISO 140001, dimana standar tersebut tentang uji mutu produk dan uji
ramah lingkungan. Dari kunjungan ini juga dapat diketahui cara-cara, komposisi, proses
harus dikemas dengan baik, karena kemasan mempengaruhi mutu produk dan produk pun
harus bias berlabel halal, karena mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia yang
berperan sebagai konsumen adalah muslim dah harus ada label “No anymore testing” yang
berate tidak pernah diujikan kepada hewan melainkan ditubuh manusia tepatnya dibagian
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Hal:712.
Anonim. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI . Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan. Jakarta. 163
Anonim. 2005. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.
Aziz, S. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun dan Umbi Bakung Putih
(Crinum Asiaticum L.) Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat.
Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, Jakarta.nya, Elex Media Komputindo.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2003. Kosmetik. Badan Pengawasan Obat dan
Makanan. Jakarta.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2010. Petunjuk Operasional Pedoman Cara
Pembuatan Kosmetik Yang Baik. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.
Bakhri, A.S, Risandi, Y.L, & Madjid, P.J. 2010. Laporan Khusus Praktek Kerja Profesi
Apoteker Di PT Martina Berto TBK. Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2010. Petunjuk Operasional
Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik. Jakarta.
PT Martina Berto TBK. 2014. Local Wisdom Go Global. PT Martina Berto TBK. Jakarta.
PT Martina Berto TBK. Di Akses di
http://www.marthatilaargroup.com/id/perusahaan/sejarah.html pada tanggal 1 April
2017