Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

KUNJUNGAN INDUSTRI

PT. MARTINA BERTO TBK

(07 MARET 2017)

Disusun Oleh :
1. Dyan Ariani (1200074)
2. Fadila (1200075)
3. Febi Rahmayani (1200076)
4. Fella Eka Putri (1200078)
5. Nanda Nur Arifah (1200079)
6. Nes Neng Neni (1200080)
7. Nindy Ariestantya (1200081)
8. Tri Andika Putra (1200082)
9. Sugiarti (1200083)
10. Vify Lestari (1200085)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
KUNJUNGAN INDUSTRI
PT. MARTINA BERTO TBK
(07 MARET 2017)

Laporan Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menempuh


Ujian Akhir Program Studi Diploma III
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Yayasan Universitas Riau
Pekanbaru

Disetujui Oleh :
Pembimbing Lokasi

(Emma Susanti, M. Farm, Apt)


NIDN :

Mengetahui,
Ketua Prodi D-III Farmasi

(Septi Muharni, M.Farm, Apt)


NIDN :
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat mengikuti dan menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dalam bentuk Kunjungan

Industri di PT. Martina Berto yang berlangsung pada Rabu, 07 maret 2017, Cikarang, Jawa

Barat.

Pelaksanaan kunjungan industri di di PT. Martina Berto ini merupakan salah satu

syarat untuk mengikuti Karya Tulis Ilmiah pada Program Studi D-III Farmasi yang bertujuan

agar penulis yang akan menjadi calon ahli madya farmasi nantinya dapat menjalankan fungsi

dan peranannya dalam kegiatan keprofesiannya dibidang farmasi.

Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan kunjungan yang telah kami lakukan.

Tersusunnya laporan praktek kerja lapangan ini tentu tidak lepas dari bantuan dari berbagai

pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

1. Bapak selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Yayasan Universitas Riau.

2. Ibu Septi muharni, M,Farm.Apt, selaku Ketua Program Studi Diploma III Sekolah Tinggi

Ilmu Farmasi Riau.

3. Bapak emma susanti, M. Farm, Apt selaku Pembimbing Lokasi Praktek Kerja Lapangan

Kunjungan Industri Mahasiswa/i Program Studi D III Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu

Farmasi Riau.

4. Seluruh staff dan karyawan/ti PT. Martina Berto yang ikut berperan serta dalam kegiatan

Kunjungan Industri ini.


5. Semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terlaksananya Praktek Kerja Lapangan

Kunjungan Industri ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata penulis berharap agar laporan ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat

bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khusunya.

Pekanbaru, Maret 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 3


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 5
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................... 6
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... 8
BAB III ........................................................................................................................................ 9
TINJAUAN KHUSUS ................................................................................................................ 9
PT. MARTINA BERTO TBK (MARTHA TILAAR GROUP) ................................................. 9
3.1 Sejarah ............................................................................................................................... 9
3.2 Profil Industri ................................................................................................................... 10
3.2.1 Visi ........................................................................................................................ 10
3.2.3 Logo ...................................................................................................................... 11
3.2.4 Kebijakan .............................................................................................................. 11
3.2.5 Lokasi dan Fasilitas .............................................................................................. 12
3.3 Produk Keunggulan Martha Tilaar .................................................................................. 13
3.3.1 Produk ................................................................................................................... 13
3.3.2 Pelayanan .............................................................................................................. 15
3.4 Pengamatan Lapangan ..................................................................................................... 16
3.4.1 Bangunan .............................................................................................................. 16
3.4.2 Ruangan ................................................................................................................ 16
3.4.3 Proses Produksi ..................................................................................................... 17
3.4.4 Quality Control (QC) ............................................................................................ 18
BAB IV ...................................................................................................................................... 22
PEMBAHASAN........................................................................................................................ 22
BAB V ....................................................................................................................................... 26
KESIMPULAN ......................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 27
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

Lampiran Halaman

gambar 1. Logo PT Martina Berto............................................................................................. 11


BAB III

TINJAUAN KHUSUS

PT. MARTINA BERTO TBK (MARTHA TILAAR GROUP)

3.1 Sejarah
Dr. HC. Martha Tilaar mengawali usaha dengan membuka salon kecantikan pada
tahun 1970. Selain itu beliau terus menimba ilmu tentang kecantikan dan perawatan tubuh ke
pusat kecantikan di Amerika dan Eropa. Hal inilah yang membangkitkan semangat dan
kesadaran beliau bahwa bahan baku yang berasal dari Indonesia jika diolah dengan baik dan
professional dapat menghasilkan kosmetika alami dan jamu tradisional yang dapat
mempercantik wanita Indonesia dan dunia secara holistic. Setelah sukses dalam bisnis salon
kecantikan dengan beberapa salon di Jakarta, Ibu Martha Tilaar mendirikan sekolah
kecantikan Puspita Martha yang mencetak ahli kecantikan, penata rias, penata rambut dan
terapis. Salon dan sekolah tersebut dioperasikan dibawah bendera PT. Martha Beauty Gallery
(Martha Tilaar Group, 2105).

Kesuksesan tersebut mendorong Ibu Martha Tilaar memulai untuk memproduksi


kosmetika dan jamu dan mendirikan PT. Martina Berto pada tanggal 1 Juni 1977 dengan mitra
usaha yaitu Bapak Bernard Pranata (alm) dan Ibu Theresia Harsini Setiady. Adapun merek
pertama yang diproduksi dan dipasarkan adalah “ Sari Ayu Martha Tilaar “ sebagai kosmetika
alami yang berkonep holistik, dengan laboratorium praktek di salon dan sekolah kecantikan
tersebut. Hal ini meenyebabkan produk-produk Sari Ayu Martha Tilaar selalu berkiblat kepada
pendidikan dan layanan konsumen yang praktisdan muda diterapkan. Karena sambutan pasar
yang tinggi maka pada tanggal 22 Desember 1981 didirikan pabrik modern yang pertama PT.
Martina Berto di jalan Pulo Ayang kawasan industry Pulo Gadung, Jakarta Timur. Dengan
berjalannya waktu, pabrik kekurangan kapasitas produksi, kemudian pada tahun 1986
didirikan pabrik ke dua di Jalan Pulo Kambing II/1, Kawasan industry Pulo Gadung dengan
konsentrasi pada kosmetika kering, semi padat dan jamu sedangkan pabrik yang pertama
dikonsentrasikan pada poduk kosmetika cair (Martha Tilaar Group, 2015).

Pada periode 1988-1994 Perseroan melahirkan merek-merek kosmetika baru seperti


Cempaka, Martina, Pesona, Biokos Martha Tilaar, Caring Colours Martha Tilaar dan Belia
Martha Tilaar untuk mengantisipasi permintaan pasar yang meningkat. Produk-produk ini
telah membantu menyerap kapasitas pabrik cukup besar. Perubahan strategis berikutnya,
setelah tahun 2000 adalah penataan ulang atas merek-merek, yang terbagi dalam 2 kelompom
yaitu: merek-merek yang berlabel “Martha Tilaar” dengan lisensi dari Dr. Martha Tilaar dan
keluarga, dan merek-merek yang tetap menjadi hak intelektual Perseroan seperti “Cempaka”
dan “Pesona”.

Periode 1993-1995 Perseroan mengakuisisi beberapa anak perusahaan yang bergerak


di bidang kosmetik, yaitu PT. Codefindo (CFD), PT. Kurnia Harapan Raya (KHR) dan PT.
Estrella Laboratories (Estrella). Untuk mencapai efisiensi produksi pada periode 1995-1996
Perseroan melakukan proses restrukturisasi usaha dan relokasi pabrik. Perkembangan strategis
berikutnya dalam periode 2001-2009 antara lain, pemetaan ulang merek-merek di segmen
yang berbeda yang akan dibahas di bab tersendiri. Pada tahun 2011 bekerja sama dengan
Alfred Fahringer, Perseroan mendirikan Eastern Beauty pelago Pie Limited yang
berkedudukan di Singapore yang bertujuan untuk mengelola dan mengembangkan Martha
Tilaar Shop (MTS) serta pasar Perseroan diluar negeri (Martha Tilaar Group,2015).

3.2 Profil Industri

3.2.1 Visi
Menjadi perusahaan perawatan kecantikan dan spa (Beauty & Spa) yang terkemuka di
dunia dengan produk yang bernuansa ketimuran dan alami, melalui pemanfaatan teknologi
modern dan menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai sarana peningkatan nilai
tambah bagi konsumen dan pemangku kepentingan lainnya (Martha Tilaar Group,2014).

3.2.2 Misi

a. Mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produk perawatan kecantikan dan


spa yang bernuansa ketimuran dan alami dengan stnadar mutu internasional guna
memenuhi kebutuhan konsumen diberbagai segmen pasar dari premium, menengah
atas, menengah bawah dalam suatu portofolio yang sehat dan setiap merek mampu
mencapai posisi 3 besar di Indonesia disetiap segmen pasar yang dimasukinya;
b. Menyediakan layanan yang prima kepada semua pelanggan dalam porsi yang
seimbang, termasuk konsumen dan para penyalur produ;
c. Mempertahankan kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan bisnis;
d. Merekrut, melatih dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten dan produktif
sebagai bagian dari asset perusahaan;
e. Memanfaatkan metode operasi, sistim dan tekhnologi yang efisien dan efektif di
seluruh unit dan fungsi usaha;
f. Menerapkan “Good Corporate Governance” secara konsisten demi kepentingan
pemangku kepentingan (stakeholders);
g. Memberikan tingkat keuntungan yang wajar kepada para pemegang saham;

Mengembangkan pasar kosmetika dan jamu internasional dengan fokus jangka menengah
di kawasan Asia Pasifik dengan produk dan merek pilihan, dan fokus jangka panjang di pasar
global (Martha (Tilaar Group,2014).

3.2.3 Logo
PT. Martina Berto TBK disimbolkan dengan nama perusahaan itu sendiri. Kata
“martina” pada logo perusahaan merupakan nama simbolis dari nama Dr. HC. Martha Tilaar,
dan kata “berto” itu sendiri berasal dari bahasa spanyol yang berarti berakal dan pandai.
Dengan pemberian nama ini, diharapkan PT. Martina Berto TBK dapat mempunyai karakter
sesuai dengan Dr. HC. Martha Tilaar yang selalu giat dan inspiratif dalam mengembangkan
usaha kosmetiknya dengan pandai (Martha Tilaar Group, 2014).

gambar 1. Logo PT Martina Berto

3.2.4 Kebijakan
PT. Martina Berto Tbk memiliki sebuah filosofi kebijakan yang dikenal dengan sebutan
DJITU di dalam perusahaannya. DJITU merupakan sebuah akronim dari Disiplin, Jujur,
Inovatif, Tekun, dan Ulet. Filosofi ini berlaku bagi segenap karyawan untuk mencapai visi dan
misi yang telah digariskan oleh perusahaan (Martha Tilaar Group, 2015).

1. Disiplin

Menjadi sebuah sikap yang menunjukkan komitmen setiap karyawan dalam menepati
waktu demi efisiensi jalannya setiap kegiatan dalam perusahaan.

2. Jujur

Dari sikap jujur para karyawannya, sebuah perusahaan dapat tumbuh menjadi sebuah
perusahaan yang sehat dan mampu terus berkembang.

3. Inovatif

Karyawan dengan pola piker yang inovatif dan sikap yang proaktif adalah asset berharga
bagi perusahaan, yang penting untuk terus dijaga. Dari pola piker inovatif inilah akan tercipta
terobosan-terobosan baru dalam perusahaan.

4. Tekun

Sikap tekun dan selalu fokus dalam melakukan dan mengembangkan hal-hal yang
berkaitan dengan tanggung jawab akan memungkinkan pencapaian target perusahaan sesuai
waktu yang telah ditentukan, dan ketekunan juga akan meningkatkan kualitas karyawan.

5. Ulet

Mau bekerja keras, berkomitmen, dan gigih dalam menggali setiap tugas yang belum
terselesaikan menunjukkan bahwa seseorang memiliki rasa tanggung jawab pada
pekerjaannya. Hal ini penting bagi keberlangsungan dan kemajuan perusahaan.

3.2.5 Lokasi dan Fasilitas


Saat ini PT. Martina Berto, Tbk memiliki 2 pabrik dengan lokasi yang berbeda yaitu
(Martha Tilaar Group, 2015):
a) Martina Berto Plant 1, terletak di Kawasan Industri Pulogadung, didirikan pada tahun
1986 dengan luas area 10.245 m2
b) Martina Berto Plant II, terletak di Gunung Putri didirikan pada tahun 1994 dengan luas
area 10.629 m2.

Berdasarkan pada rencana pengembangan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, masing-
masing pabrik mempunyai fokus produksi tertentu. Martina Berto Plant I fokus pada produksi
produk kosmetik, perawatan tubuh, dan kulit. Sedangkan Martina Berto Plant II fokus pada
produksi jamu dan makanan kesehatan.

Selain 2 pabrik Martina Berto, Tbk juga mempunyai kebun budidaya tanaman dan
penelitian yang terletak di Sawangan dan Cikarang. Kebun koleksi tanaman obat dan
kosmetika seluas 0,7 hektar terletak di Sawangan dan kebun pengembangan dan produksi
tanaman obat dan kosmetik seluas 10 hektar terletak di Cikarang.

3.3 Produk Keunggulan Martha Tilaar

3.3.1 Produk
Perseroan dan anak perusahaan memiliki produksi yang terbagi kedalam empat kategori, yaitu
(Martha Tilaar Group, 2015):

1. Kosmetik cair

Kosmetik cair termasuk didalamnya cairan pembersih muka, pelembab, toner, alas
bedak, body splash cologne, dan produk cair lainnya.

2. Kosmetik kering

Kosmetik kering termasuk didalamnya eye shadow, blush on, loose powder dan
compact powder dan produk kering lainnya.

3. Kosmetik semi padat

Kosmetik semi padat termasuk didalamnya lipstik, creamy foundation dan lain-lain.
4. Obat tradisional

Obat tradisional termasuk didalamnya masker, lulur , dan teh herbal.

Selain pembagian kategori produk berdasarkan proses produksi, perseroan membagi


produk-produk yang dimilikinya berdasarkan kategori produk yaitu: colour cosmetic, skin
care, body care, hair care, jamu (obat tradisional), dan lain-lain. Produk kosmetik PT Martina
Bertho antara lain (Martha Tilaar Group, 2015):

a. Belia

1. Preparat wangi-wangian : mist cologne


2. Preparat make up : lipstik, compact powder

b. Caring colour

1. Preparat make-up : lip colour, liquid foundation, loose powder, dual action cake, cheek
cake, lipstik, BB cream.
2. Preparat mata : eye shadow, eye candy

c. Biokos : skin care untuk semua usia

d. Cempaka kosmetik

1. Skin care : pelembab, cleansing milk, face tonic, hand and body lotion.
2. Make up base : alas bedak, krim pemutih, bedak tabur, two way cake UV, whitening,
foundation, bedak padat, cempaka powder, face powder.
3. Decorative : beauty kit, maskara.

e. Dwi Sri Spa : preparat untuk kebersihan badan : lavender oil, green tea and lemon oil,
VCO, Javanese rose , dan lain-lain.
f. Mirabella

1. Preparat make up : lipstik, lip gloss, lip perfection


2. Eye make up : eye liner dan eyebrow pencil, eyeliner liquid pen, eyeshadow
3. Make up base : cleansing milk, face tonic, foundation stick, blush on
4. Hair care : urang aring lotion

g. PAC (Profesional Artist Cosmetics)

1. Make up base : make up remover, brush cleaner, lipstik, blush on, foundation, lip
gloss, lipstick pencil, liner, lip color.
2. Preparat mata : liquid eyeliner, eyeshadow, mascara.

h. Sariayu

1. Preparat make up : lipstik, alas bedak, blush on, lip gloss, bedak tabur, cleansing,
penyegar.
2. Preparat mata : eye brow, eye make up, eye shadow.
3. Preparat untuk perawatan : facial foam acne, krim masker jerawat, body lotion dan
lain-lain.
4. Jamu : kaplet jerawat. Kaplet susut perut dan lain-lain.

3.3.2 Pelayanan
Selain memproduksi produk-produk kecantikan berkualitas, Martha Tilaar Group juga
memiliki anak perusahaan yang menawarkan pelayanan jasa dibidang kecantikan. Empat anak
perusahaan yang menawarkan pelayanan jasa dibidang kecantikan. Empat anak perusahaan
adalah PT Martha Beauty Gallery yang menawarkan pelayanan jasa pendidikan, salon,
kesenian, dan kecantikan, PT Cantika Puspa Pesona yang menawarkan kerjasama manajemen
waralaba baik lokal maupun internasional untuk salon dan spa, PT Creative Style yang
merupakan agensi periklanan serta PT Kreasi Boga Primatama merupakan agensi sumber daya
manusia (Anonim,2012).
3.4 Pengamatan Lapangan

3.4.1 Bangunan
Bangunan untuk industry kosmetik harus dipilih dari lokasi yang sesuai, dirancang,
dibangun dan dipelihara sesuai kaidah, dimana bangunan ini memiliki kaidah sebagai berikut
(Anonim,2012):

1. Dilakukannya upaya yang efektif untuk mencegah kontaminasi dari lingkungan sekitar.
2. Hendaknya disediakan loker dilokasi yang tepat untuk ruang ganti pakaian dan
menyimpan pakaian serta barang-barang yang lain milik karyawan.
3. Westafel dan toilet harus dengan ventilasi yang baik dan terpisah dari area produksi
guna mencegah terjadinya kontaminasi.
4. Bangunan hendaknya menerima penerangan yang efektif dan mempunyai ventilasi
yang sesuai untuk kegiatan dalam ruangan.
5. Laboratorium hendaknya terpisah secara fisik dari area produksi.
6. Area gudang hendaknya mempunyai luas yang memadai dengan penerangan yang
sesuai, diatur dan diberi perlengkapan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
penyimpanan bahan dan produk dalam keadaan kering, bersih dan rapi.

3.4.2 Ruangan
Ada beberapa ruangan yang kami kunjungi di pabrik Martina Bertho, beberapa ruangan itu
antara lain (Anonim,2012):

a. Innovation Center,
b. Development Habition,
c. Development Cosmetics,
d. Development Packaging,
e. Ruang Pengujian Produk,
f. Liquid Packing Area,
g. Lipstick Packing Area, dan
h. Decorative Packing Area
3.4.3 Proses Produksi
a. Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku berupa simplisia diperoleh dari petani dan kebun sendiri, untuk bahan baku
berupa minyak antara lain yang diambil sarinya dengan kadar tertentu yang diperoleh dari
supplier dalam bentuk sediaan yang sudah jadi. Instrument-instrumen yang ada di PT. Martina
Berto untuk pembuatan standar bahan baku antara lain micrometer untuk membuat lapisan
tipis dari preparat jaringan, melting point, HPLC, TLC densitometer spektrofotometer, pH
meter, Viskometer dan lain-lain. Standar pemeriksaan bahan baku (SBB) yang nantinya akan
digunakan oleh QC (Quality Control) untuk acuan pemeriksaan bahan baku yang akan
digunakan dalam produksi (Anonim,2012).

b. Penyimpanan Bahan Baku

Secara umum warehouse ,memiliki 3 bagian besar yaitu gudang raw, material (bahan
baku), packaging material (bahan kemas), dan finish goods (produk jadi). Bahan baku
disimpan berdasarkan jenisnya yaitu liquid, wax, dan granular, parfum, zat warna, dan serbuk.
Bahan baku parfum biasanya disimpan dalam ruang khusus bersuhu 22o C untuk mengurangi
terjadinya penguapan sedangkan bahan baku dengan logo B3 disimpan dalam ruang khusus
yang terpisah dari penyimpanan bahan baku lainnya dengan dilengkapi secondary
containment. Gudang juga memiliki ruangan tersendiri khusus untuk menyimpan barang-
barang retur yang akan dikembalikan ke supplier. Waktu penyimpanan untuk produk dry
biasanya adalah 4-1 tahun sedangkan untuk produk liquid 3+1 tahun, dimana 1 tahun adalah
waktu penyimpanan tanpa ada pemeriksaan.

c. Proses Produksi/Pembuatan

Produksi kosmetik yang dilakukan di PT Martina Berto Tbk, ada 4 macam yaitu produksi
liquid, lipstik, make-up base, dan dekoratif. Pembuatan sediaan kosmetik.
a) Bedak Tabur

Bahan dicampur kemudian dihaluskan melalui mesin penghalus kemudian ditambah talk
dan bahan tambahan lalu siap untuk diperiksa ketebalan dan zat-zat yang ada disediaan
tersebut. Jika memenuhi standar maka siap untuk dikemas. Setelah dikemas dilakukan lagi
pemeriksaan apakah sesuai dengan standar quality control. Jika memenuhi maka akan
dipasarkan, dan jika tidak memenuhi standar akan dikembalikan keruangan R & D.

b) Bedak Padat

Bahan dihaluskan dengan mesin penghalus tambahkan pengikat dan pelican kemudian
dicetak langsung pada wadahnya dengan tekanan tertentu, semua proses ini dilakukan oleh
mesin yang canggih.

c) Lipstik

Dibuat dengan basis minyak tengkawang, ditambahn karbowaks, paraffin di tambah zat
pewarna dan minyak zaitun. Lalu dilumerkan pada suhu tertentu hingga diperoleh massa cair.
Kemudian dimasukkan ke cetakan, didinginkan untuk memadatkan. Setelah memadat
dilakukan pemeriksaan apakah sesuai dengan standar quality control. Jika memenuhi maka
akan dipasarkan, dan jika tidak memenuhi standar akan dikembalikan ke ruangan R & D. Bila
sesuai maka dimasukkan kedalam kemasan dan dilewatkan pada api khusus untuk
menghasilkan lipstick yang mengkilat, membuat tekstur lipstik yang rata, dan agar warna
menjadi lebih cerah. Kemudian dilakukan QC untuk memeriksa warna, tekstur, bau dan
kebocorannya.

3.4.4 Quality Control (QC)


Bagian quality control melakukan pengawasan mutu secara menyeluruh, mulai dari
incoming material, in process control dan outgoing product. Incoming material meliputi
pemeriksaan terhadap bahan baku dan bahan kemas. Sedangkan in process control meliputi
pemeriksaan terhadap produk ruahan dan produk antara (work in process) serta pengawasan di
line produksi dan pengemasan. Pemeriksaan outgoing product meliputi pemeriksaan terhadap
produk yang telah dikemas dalam inner/master box pada tahap akhir pengemasan sebelum
dikirim ke gudang transit (Anonim, 2012).
Proses pemeriksaan dilakukan oleh QC mengacu pada standar yang telah ditetapkan.
Standar yang digunakan adalah standar mutu internal yang dibuat oleh R & D. Acuan
digunakan untuk penetapan standar adalah berbagai kompendial seperti Farmakope Indonesia,
BP, USP, dan sebagainya.

Laboratorium QC terdiri dari 5 bagian pemeriksaan yaitu : (1) pemeriksaan raw


material, (2) pemeriksaan packaging material, (3) pemeriksaan bulk work in process, (4)
pemeriksaan mikrobiologi, dan (5) pemeriksaan in process control dan outgoing produict.
Pemeriksaan raw material dilakukan terhadap setiap bahan baku yang akan menyampling
bahan baku yang telah diberi status karantina. Jumlah sampel yang disampling adalah n+1
(n=kemasan) untuk jumlah kemasan diatas 20 buah. Sedangkan kemasan dalam jumlah
dibawah 20 maka akan diperiksa secara keseluruhan. Jumlah sampel yang diambil dalam tiap
kemasan disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksaan.

Setiap hasil uji diberi label status sesuai hasil pemeriksaannya. Label status tersebut
antara lain label released (warna hijau) untuk pemeriksaan yang memenuhi spesifikasi
pemeriksaan. Label rejected (warna merah) untuk hasil pemeriksaan yang memerlukan
keputusan penanganan lebih lanjut. Bahan baku released dipindahkan penyimpanannya dari
ruang karantina ke ruang penyimpanan bahan baku.

Untuk menjaga kualitas bahan baku yang ada dilakukan pemeriksaan ulang. Setiap
bahan baku memiliki masa periksa ulang yang berbeda. Bahan baku cair mempunyai masa
periksa ulang (PU) 6 bulan sekali untuk bahan yang tidak sensitif dan 3 bulan untuk bahan
yang sensitif. Bahan baku serbuk mempunyai masa periksa ulang 1 tahun sekali untuk bahan
yang tidak sensitif dan 6 bulan untuk bahan yang sensitive. Sedangkan bahan baku parfum
mempunyai masa periksa ulang 1 tahun sekali dan zat warna 2 tahun sekali.

Pemeriksaan packaging material sam seperti pemeriksaan bahan baku. Parameter


pemeriksaan berdasarkan standar bahan kemas yang telah ditetapkan oleh R&D. packaging
material terdiri dari wadah kemas dan kemas cetak. Kemas cetak meliputi pemeriksaan warna,
bentuk, dimensi, uji kebocoran, berat , daya cengkram, uji printing, body text, dan uji fungsi.
Uji kebocoran wadah yang dilakukan ada 3 macam yaitu uji kebocoran positif, uji kebocoran
negatif dan uji kebocoran dengan air pressure. Ketiga metode tersebut dilakukan tergantung
dari jenis wadah kemas. Biasanya wadah botol dilakukan tergaantung dari jenis wadah kemas.
Biasanya wadah botol dilakukan uji kemas positif dan negatif, sedangkan wadah kemas yang
tube dilakukan uji kebocoran dengan air pressure. Sama seperti wadah kema, pemeriksaan
kemas cetak meliputi warna, bentuk, dimensi, uji printing, body text, jenis material, berat jenis,
daya rekat, dan uji fungsi terhadap wadah.

Bahan kemas cetak yang datang dari supplier, dibuatkan BPPB (Bon Penerimaan
Pembelian Barang) oleh petugas gudang dan masuk ke dalam ruang karantina. Kemudian
sampler QC akan melakukan sampling sejumlah tertentu yang telah ditetapkan oleh standar
sampling. Semua sampel tersebut terlebih dahulu diperiksa oleh sampler, kemudian dibawa ke
laboratorium QC untuk dilakukan pemeriksaan yang lebih detail. Apabila dari hasil
pemeriksaan ditemukan banyak ketidaksesuaian, maka akan dilakukan sampling ulang dan
diperiksa kembali untuk memastikan hasil pemeriksaan.

Pemeriksaan bulk WIP dilakukan terhadap bulk, bulk ruahan, dan produk antara baik
liquid dan dry. Bulk WIP disampling oleh staf QC yang bertugas sebagai sampler. Parameter
pemeriksaan untuk bulk liquid berdasarkan SPR (Standar Produk Ruahan) yang ditetapkan
oleh R&D dan hasilnya dicatat dalam buku hasil pemeriksaan serta diberi nomor CA dan label
status. Bulk liquid yang sudah memenuhi persyaratkan dari standar dapat langsung dikemas,
dan apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi syarat maka bulk liquid akan diberikan status
hold dan dilakjukan penelusuran. Bulk dengan status hold jika masih memungkinkan
dilakukan rework, tapi jika tidak memungkinkan akan diberi status reject dan dimusnahkan.
Parameter pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemerian, viskositas, pH, densitas, warna,
titik leleh, dan homogenitas.

Berbeda dengan bulk liquid, pemeriksaan terhadap bulk dry dilakukan terhadap produk
antara dan ruahan. Produk antara merupakan produk hasil produksi yang masih mengalami
pengolahan selanjutnya sebelum siap kemas. Sedangkan produk ruahan merupakan produk
hasil produksi yang dapat langsung dikemas. Parameter untuk pemeriksaan bulk dry antara
lain homogenitas, warna, densitas, moisture content, dan titik lelehg (standar ditetapkan oleh
R&D).
Pemeriksaan mikrobiologi juga menjadi bagian dari pengawasan mutu. Parameter
mikrobiologi menjadi perhatian penting bagi produk kosmetik karena resiko kontaminasi
dapat berasal dari berbagai sumber meskipun dalam produk sudah mengandung bahan
antimikroba.

Untuk melaksanakan pengawasan mutu secara menyeluruh, pemeriksaan lain yang


penting dilakukan adalah pemeriksaan IPC (In Process Control) dan outgoing product.
Pemeriksaan IPC dilakukan pada tahap awal, tengah dan akhir pengemasan. Parameter yang
diperiksa oleh IPC antara lain (Anonim, 2012).

1. Kelengkapan lampiran pada PCO (Packing order) dan LPK (lembar petunjuk kemas)
2. Kesesuaian pada produk kemasan
3. Hasil penimbangan
4. Kesesuaian kemasan
5. Penampilan produk
6. Fungsi kemasan
7. Kelengkapan kemasan
8. Tahap akhir kemasan

Untuk produk kering seperti make up base , lipstik dan dekoratif dilakukan pemeriksaan
outgoing product. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap produk yang telah dimasukkan dalam
inner/master box. Pada pemeriksaannya disesuaikan nama produk dan nama inner box, nomor
batch, nomor regristrasi/notifikasi, expired date, jumlah produk, kondisi produk serta
kelengkapan produk.
BAB IV

PEMBAHASAN

Kunjungan industri ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau (STIFAR) dalam rangka agenda Praktek Kerja Lapangan

(PKL). Kegiatan ini dilakukan di PT. Martina Berto TBK karena PT. ini berkompeten untuk

meningkatkan pengetahuan dan pengalaman di bidang farmasi serta PT. Martina Berto juga

merupakan salah satu industri farmasi khususnya kosmetik yang sangat terkenal menghasilkan

produk-produk unggulan dengan sistem dan alat yang sudah tersertifikasi secara nasional.

Dalam kegiatan kunjungan industri ini dimana kegiatan yang seharusnya dilakukan

selama kunjungan industri adalah mengamati dan memenuhi protab-protab CPKOB yang

digunakan, mengamati proses produksi yang berlangsung di industri, memahami dan

mengamati proses pengawasan mutu (In roses Control). Namun karena ada sedikit kkendala

sehingga kami tidak masuk ke ruangan prosuksi, maka kelompok kami tidak dapat melakukan

plan tour, sehingga kami hanya diberikan beberapa penjelasan.

di PT Martina Berto TBK terletak di jaln pulokambing II no I kawasan INDUSTRI

PULOGADUNG Jakarta timur,

PT Martina Berto TBK itu tersendiri merupakan salah satu perusahaan terbesar diasia

tenggara, dimana perusahaan ini teelah menghasilkan produk-prodk unggulan seperti sri ayu,

dewi sri spa, boikos, carim collours, belia, merabella, dan masih banyak lainya. Dimana

produk- produk unggulan tersebut sudah terferivikasi secara nasional bahkan internasional.

Selama kegiatan kunjungan ini yang bertepat pada tanggal 7 maret 2017, awal

kedatangan mahasiswa mahasiswi sekolah tinggi ilmu farmasi riau ( STIFAR ) telah disambut

dengan baik oleh pihak dari PT Martina Berto TBK, dimana awal kedatangan telah siberikan
pengetahuan yang sangat besar mengenai sejarah dari PT. Martina Berto serta pemiliknya,

dang pengetahuan luas tentang sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya untuk

digunakan sebagai obat dan juga terlebih sebagai kosmetik.

PT Martina berto ini juga merupakan salah satu peruahaan yang mensuplai bahan baku

sendiri dengan membangun kampong jamu organik di Bekasi dengan obat- obatan yang akan

diproduksi menjadi jamu, kosmetik dan hal yang menyehatkan lainnya. Tujuan lain kampong

jamu juga sebagai pemasok bahan baku untuk pabrik produk herbal Mustika Berto untuk

mempercantik wanita Indonesia dengan empat pilar beauty culture, beauty education, beauty

green dan empowering women sebagai landasan.

Konsistensi PT Martina Berto Tbk dalam inovasinya telah mengantarkan perseroan

meraih banyak penghargaan nasional dan internasional. Bahkan lembaga internasional

Perserikatan Bangsa- Bangsa ( PBB ) menilai Martina Berto sudah menjalankan prinsip-

prinsip Global Compact di dalam visi dam misi maupun strategi usahanya. Dimana PT

Martina Berto Tbk memiliki misi menjadi salah satu perusahaan kosmetik dan produk spa

terkemuka di dunia. Untuk memperkuat posisinya di bidang kosmetik dan kecantikan,

perseroan terus perbanyak gerai.

Aktivitas utama dari PT Martina Berto TBK itu sendiri merupakan, memproduksi

barang kosmetik dan obat tradisional ( jamu ), serta Pemasaran dan Niaga Kosmetik,

perawatan kecantikan dan barang obat tradisional. Selain itu, perusahannya, PT cedefindo,

yang kosmetik manufaktur kontrak atau makloon dengan kering, semi-padat, cair, dan

aerosol,. Selain itu, termasuk layanan formulasi, pendaftaran, pembuatan bahan

baku/kemasan, proses produksi, pengemasan, dan satu-stop layanan logistic untuk internal

Martha Tilaar Group dan eksternal kepada perusahaan lain.


Seluruh kegiatan produksi dilakukan berdasarkan LPP ( Lembar Petunjuk Proses ) dan

LPK ( Lembar Petunjuk Kemas ) yang dibuat oleh R&D. LPP dan LPK ini memuat semua

perintah pembuatan sampai pengemasan suatu bets produk tertentu. Penggunaan LPP dan LPK

bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa produk yang dibuat dengan prosedur yang tetap

dan tervalidasi sehingga keberulangan kualitas produk selalu terjaga dan quality control

merupakan bagian penting dari CPKB karena menberi jaminan konsistensi mutu produk

kosmetik yang dihasilkan.

Secara umum bagian QC melakukan pengawasan mutu mulai dari incoming material, in

process control, dan mikrobiologi. Untuk incoming material meliputi pemeriksaan terhadap

bahan baku dan bahan kemas. Pengawasan mutu produk diawali pada saat gudang menerima

bahan awal ( incoming material ) yang akan digunakan untuk proses produksi suatu produk.

Bahan awal tersebut meliputi bahan baku dan bahan kemas. Setelah bahan baku dan bahan

kemas dipesan oleh bagian purchasing dan diterima oleh gudang maka gudang akan

memeriksa kesesuain barang yang dating dengan standing order dan dilihat kelengkapan

kemasan. Setelah semua spesifikasi visual sesuai kemudian bagian gudang akan membuat Bon

Penerimaan Pembelian Barang ( BPPB ) dan barang berada dalam status karantina.

Berdasarkan BPBP tersebut bagian Quality Control akan melakukan pemeriksaan terhadap

bahan baku dan bahan kemas.

Untuk bahan kosmetik yang telah dibuat kemudian diletakkan di luar agar terkena sinar

matahari. Hal ini bertujuan menguji ketahanan dari produk tersebut, semakin kuat berada pada

suhu luar atau terkena sinar matahari maka kosmetik tersebut akan tahan terhadap suhu luar.

Developent kosmetik merupakan pengujian dalam skala macam produk yang digunakan dalam

skala industry besar. PT Martina Berto mempunyai 9 Brand yaitu Biokos, Caring Color,

Sariayu, Mirabella, Belia, Cempaka, PAC, Rudy Hadisuwarno, dan Dewi Sri SPA.
Saat mengunjungi pabrik PT Martina Berto ini, terhadap beberapa ruangan yaitu ruang

Innovation Centre, Development habition, Development cosmetics, Development Packaging,

Ruang pengukian produk, Liquid packing area, Lipstick packing area, serta Decorative

packing area. Dimana di setiap ruangan telah di bangun sesuai dengan persyaratan yang

seharusnya dan telah dilengkapi alat-alat yang canggih begitupun dengan personalia yang

mengerjakannya.

Produk yang telah di produksi oleh PT Martina Berto ini menggunakan standar

internasional yaitu ISO 140001, dimana standar tersebut tentang uji mutu produk dan uji

ramah lingkungan. Dari kunjungan ini juga dapat diketahui cara-cara, komposisi, proses

packaging serta penganalisisan sebuah produk kosmetik. Dalam pembuatan kosmetikpun

harus dikemas dengan baik, karena kemasan mempengaruhi mutu produk dan produk pun

harus bias berlabel halal, karena mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia yang

berperan sebagai konsumen adalah muslim dah harus ada label “No anymore testing” yang

berate tidak pernah diujikan kepada hewan melainkan ditubuh manusia tepatnya dibagian

punggung ( Martha Tilaar Group, 2014).


BAB V

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Hal:712.

Anonim. 1986. Farmakope Indonesia, ed 4, Jakarta.

Anonim. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI . Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan. Jakarta. 163

Anonim. 2005. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.

Anggraeni, M.D. 2012. Uji Disinfeksi Bakteri E. coli Menggunakan Kavitas


Water Jet, Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Aziz, S. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun dan Umbi Bakung Putih
(Crinum Asiaticum L.) Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat.
Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, Jakarta.nya, Elex Media Komputindo.

Benenson AS (ed.). 1995. Control of Communicable Diseases Manual, Sixteenth Edition.


United Book Press, Baltimore, pp. 140-150.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2003. Kosmetik. Badan Pengawasan Obat dan
Makanan. Jakarta.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2010. Petunjuk Operasional Pedoman Cara
Pembuatan Kosmetik Yang Baik. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.

Bakhri, A.S, Risandi, Y.L, & Madjid, P.J. 2010. Laporan Khusus Praktek Kerja Profesi
Apoteker Di PT Martina Berto TBK. Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.
Makassar.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010 Tentang Industri Farmasi. Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 1175/MENKES/PERNIII/2010 Tentang Izin Produksi kosmetik. Jakarta.

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2010. Petunjuk Operasional
Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan


Kefarmasian. Lembaga Negara RI Tahun 2009, Nomor 124. Sekretariat Negara. Jakarta.

PT Martina Berto TBK. 2014. Local Wisdom Go Global. PT Martina Berto TBK. Jakarta.
PT Martina Berto TBK. Di Akses di
http://www.marthatilaargroup.com/id/perusahaan/sejarah.html pada tanggal 1 April
2017

Anda mungkin juga menyukai