Anda di halaman 1dari 64

PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PT TRI SAPTA JAYA

TANGGAL: 19 DESEMBER 2022 - 14 JANUARI 2023

Disusun Oleh
Fitriana Utami 4890101220015
Juliana Safitri 4890101220016

Angkatan V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS BORNEO LESTARI
BANJARBARU
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER


DI PBF TRI SAPTA JAYA

TANGGAL : 19 DESEMBER 2022 – 14 JANUARI 2023

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Universitas
Borneo Lestari.

Disetujui oleh :

Pembimbing PKPA Internal Universitas Borneo Lestari TTD


1. apt. Nurul Mardiati,S.Farm., M.Sc.
NIK. 10815068 .....................

Preseptor Lahan Praktik


2. apt. Yuyun Syerliana., S.Farm
SIKA. 503/118/SIPA/6371/VI.13/Dinkes .....................

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker
Universitas Borneo Lestari

apt. Rahmi Muthia, M.Si


NIK. 011114058

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Laporan Praktek
Kerja Profesi Apoteker di PBF Tri Sapta Jaya 19 Desember 2022 sampai 14
Januari 2023“ yang dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar Apoteker Fakultas Farmasi Universitar Borneo Lestari
Banjarbaru. Pada kesempatan ini, dengan segala hormat penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Apt. Hafiz Ramadhan, M.Sc selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Borneo Lestari Banjarbaru.
2. Ibu apt. Rahmi Muthia, M.Si selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Falkutas Farmasi Universitas Borneo Lestari Banjarbaru.
3. Ibu apt. Nurul Mardiati, M.Sc selaku Pembimbing PKPA Internal Universitas
Borneo Lestari yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, koreksi dan masukan selama berlangsungnya praktek kerja
Profesi Apoteker serta penyusunan laporan.
4. Ibu apt. Yuyun Syerliana, S.Farm selaku Pembimbing Lahan Praktek yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, koreksi dan
masukan selama di PBF Tri Sapta Jaya Banjarmasin.
5. Seluruh staf di PBF Tri Sapta Jaya Unit Banjarmasin yang telah memberikan
saran, kritik, dan informasi dalam melaksanakan praktik kerja Profesi
Apoteker di PBF.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun bagi kesempurnaan
laporan ini sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat
bermanfaat untuk pengetahuan dan perkembangan ilmu farmasi terutama untuk
teman – teman calon apoteker.
Banjarbaru, Januari 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
RINGKASAN.......................................................................................................viii
BAB I PROFILLAHANPKPA................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan PKPA............................................................................................3
1.3 Manfaat PKPA..........................................................................................4
BAB II KEGIATANPKPA......................................................................................5
2.1 Ruang Lingkup CDOB..............................................................................5
1. Manajemen Mutu...............................................................................5
2. Organisasi Manajemen dan Personalia..............................................6
3. Bangunan dan Peralatan.....................................................................8
4. Operasional........................................................................................9
5. Inspeksi Diri.....................................................................................15
6. Keluhan Obat dan/atau Bahan Obat Kembalian..............................16
7. Transportasi......................................................................................16
8. Sarana Distribusi Berdasarkan Kontrak...........................................17
9. Dokumentasi....................................................................................17
10. Ketentuan Khusus Bahan Obat........................................................17
11. Ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin........................................18
3. Ketentuan Khusus Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi18
BAB III PENUTUP...............................................................................................20
3.1 Kesimpulan..............................................................................................20
3.2 Saran........................................................................................................20
REFERENSI..........................................................................................................21
LAMPIRAN...........................................................................................................22

iv
RINGKASAN

Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilaksanakan oleh mahasis


wa Universitas Borneo Lestari di PT. Tri Sapta Jaya (TSJ) Banjarmasin pa
da tanggal 19 Desember 2022 – 14 Januari 2023. Adapun tujuan dilakukan
PKPA di Pedagang Besar Farmasi (PBF) yaitu untuk meningkatkan pemah
aman calon apoteker tentang peran, fungsi dan tanggung jawab apoteker da
lam bidang distribusi di PBF, membekali calon apoteker agar memiliki wa
wasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman melakukan pekerjaan
kefarmasian, serta memberikan gambaran nyata tentang permasalahan peke
rjaan kefarmasian dibidang distribusi di PBF. Suatu PBF dalam melakukan
proses pendistribusian sediaan farmasi harus berpedoman pada Cara Distib
usi Obat yang Baik (CDOB) yang bertujuan untuk memastikan mutu sepan
jang jalur distribusi sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya.
PT. Tri Sapta Jaya berdiri sejak tahun 2006 menjadi bagian dari ana
k perusahaan PT Enseval Putera Megatrading Tbk, Tri Sapta Jaya terus me
ngembangkan layanan dengan standar terbaik di 23 kota di Indonesia. Sem
ua cabang PT. Tri Sapta Jaya sudah memiliki sertifikat CDOB. PT.Tri Sapt
a Jaya Cabang Banjarmasin memperoleh sertifikat CDOB pada bulan maret
2019. Kegiatan PKPA di PT. TSJ yaitu mempelajari tentang aspek CDOB,
serta pekerjaan kefarmasian dibidang distribusi meliputi perencanaan, peng
adaan, penerimaan, penyimpanan, pengiriman dan kegiatan retur.

v
BAB I
PROFIL LAHAN PKPA

1.1 Latar Belakang


Berdiri pada tahun 1966, Kalbe telah jauh berkembang dari usaha seder
hana di sebuah garasi menjadi perusahaan farmasi terdepan di Indonesia. Mela
lui proses penggabungan usaha dan akuisisi, Kalbe telah bertransformasi menj
adi penyedia solusi kesehatan terintegrasi melalui 4 kelompok divisi usahanya,
diantaranya yaitu divisi obat resep, divisi produk kesehatan, divisi nutrisi, sert
a divisi distribusi dan logistik. Keempat divisi usaha tersebut mengelola portof
olio obat resep dan obat bebas yang komprehensif, produk-produk minuman e
nergi dan nutrisi, serta usaha distribusi yang menjangkau lebih dari satu juta o
utlet di seluruh kepulauan Indonesia (Kalbe, 2020). Dari keempat devisi usaha
Kalbe Group yang salah satunya Divisi Distribusi and Logistik, PT Enseval Pu
tra Megatrading Tbk merupakan salah satu entitas anak dari Kalbe Farma untu
k mengelola fungsi distribusi tersebut.
PT Enseval Putra Megatrading Tbk tidak hanya mendistribusikan prod
uk farmasi saja, namun juga produk konsumen dan alat-alat kedokteran. Pada
1 Agustus 1994, Perseroan tercatat. Bursa Efek Jakarta sebagai PT Enseval Pu
tera Megatrading Tbk, dimana untuk Perseroan memiliki 76 entitas anak salah
satunya yaitu PT. Tri Sapta Jaya (Enseval, 2018). Lebih dari satu dasawarsa, P
T. Tri Sapta Jaya telah menjadi bagian yang mendukung seluruh wilayah Indo
nesia bahkan sampai di kota – kota kecil.kesehatan masyarakat Indonesia mela
lui distribusi obat – obatan berkualitas ke
PT. Tri Sapta Jaya berdiri sejak tahun 2006 menjadi bagian dari anak p
erusahaan PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, Tri Sapta Jaya terus mengem
bangkan layanan dengan standar terbaik di 23 kota di Indonesia. Setiap bagian
di Tri Sapta Jaya menjadi bagian dari tim yang akan memenangkan Tri Sapta J
aya dalam setiap kompetisi bisnis dengan mendasarkan pada nilai nilai luhur p
erusahaan.

1
2

Tri Sapta Jaya didukung dengan satu Distribution Center yang akan
mendistribusikan produk produk dari pabrik (principal) ke seluaruh cabang
Tri Sapta Jaya. DC Tri Sapta memiliki fasilitas yang sangat memadai untuk
memastikan kualitas produk dari pabrik sampai ke cabang terjaga. Suhu
ruangan dijaga sesuai dengan kebutuhan produk, ada Ambient Room dan
cool room (< 25º Celcius).
Patner PBF Tri Sapta Jaya :
1. Farmasi

2. OTC dan Consumer Health

3. Alat Kesehatan
3

Tri Sapta Jaya didukung dengan satu Distribution Center yang akan
mendistribusikan produk produk dari pabrik (principal) ke seluruh cabang
Tri Sapta Jaya. DC Tri Sapta memiliki fasilitas yang sangat memadai untuk
memastikan kualitas produk dari pabrik sampai ke cabang terjaga. Suhu
ruangan dijaga sesuai dengan kebutuhan produk, ada Ambient Room dan
cool room (< 25º Celcius).
Armada dan Operasional yang Handal
Armada tranportasi, motor, mobil box dan truck siap mengantar
pesanan ke seluruh wilayah indonesia di 23 cabang TSJ.
Channels for Order Management System
 PDA Salesman
 Phone / Fax / Email
 EMOS ( Electronic Mobile Order System Market Place)
Visi PBF Tri Sapta Jaya
Menjadi perusahaan jasa distribusi dan logistic yang terintegrasi di
bidang kesehatan melalui penyediaan layanan yang prima, sumber daya
manusia yang kompeten, dan penggunaan teknologi.
Misi PBF Tri Sapta Jaya
Berkontribusi di dalam meningkatkan kualitas kesehatan melalui
ketersediaan produk.
1.2 Tujuan PKPA
Adapun tujuan penyelenggaraan PKPA di bidang distribusi PBF adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi dan
tanggung jawab apoteker dalam bidang distribusi PBF.
2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di bidang distribusi meliputi pemilihan, perencanaan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian, pemusnahan dan penarikan
sediaan farmasi.
3. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja.
4

4. Memberikan gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian


di bidang distribusi di PBF.
5. Sebagai sarana pembelajaran untuk menghadapi ujian kompetensi
Apoteker baik itu CBT maupun OSCE.
1.3 Manfaat PKPA
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan PKPA di bidang distribusi PBF
adalah :
1. Mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian dalam bidang distribusi PBF.
2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di
bidang distribusi meliputi pemilihan, perencanaan, pengadaan,
penyimpanan dan distribusi, pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi.
3. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan sediaan farmasi
di PBF.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang professional
di bidang industri.
BAB II
KEGIATAN PKPA
2.1 Ruang Lingkup CDOB
1. Manajemen Mutu
Fasilitas distribusi harus mempertahankan sistem mutu yang
mencakup tanggung jawab, proses dan langkah manajemen risiko terkait
dengan kegiatan yang dilaksanakan. Fasilitas distribusi harus memastikan
bahwa mutu obat dan/atau bahan obat dan integritas rantai distribusi
dipertahankan selama proses distribusi. Seluruh kegiatan distribusi harus
ditetapkan dengan jelas, dikaji secara sistematis dan semua tahapan kritis
proses distribusi dan perubahan yang bermakna harus divalidasi dan
didokumentasikan. Sistem mutu harus mencakup prinsip manajemen risiko
mutu. Pencapaian sasaran mutu merupakan tanggung jawab dari
penanggung jawab fasilitas distribusi, membutuhkan kepemimpinan dan
partisipasi aktif serta harus didukung oleh komitmen manajemen puncak.
Sistem Mutu Harus Memastikan Bahwa:
a. Obat Dan/Atau Bahan Obat Diperoleh, Disimpan, Disediakan,
Dikirimkan Atau Diekspor Dengan Cara Yang Sesuai Dengan
Persyaratan CDOB
b. Tanggung Jawab Manajemen Ditetapkan Secara Jelas
c. Obat Dan/Atau Bahan Obat Dikirimkan Ke Penerima Yang Tepat
Dalam Jangka Waktu Yang Sesuai
d. Kegiatan Yang Terkait Dengan Mutu Dicatat Pada Saat Kegiatan
Tersebut Dilakukan
e. Penyimpangan Terhadap Prosedur Yang Sudah Ditetapkan
Didokumentasikan Dan Diselidiki
f. Tindakan Perbaikan Dan Pencegahan (CAPA) Yang Tepat Diambil
Untuk Memperbaiki Dan Mencegah Terjadinya Penyimpangan Sesuai
Dengan Prinsip Manajemen Risiko Mutu.
Beberapa cara yang dilakukan PT. Tri Sapta Jaya cabang
Banjarmasin dalam kegiatan manajemen mutu obat yaitu, mempunyai
Standard Operating Procedure (SOP) yang digunakan sebagai acuan dalam

5
6

kegiatan distribusi obat mulai dari penerimaan sampai pendistribusian obat


ke pelanggan. SOP di PT. Tri Sapta Jaya Banjarmasin dibuat oleh kantor
pusat dari PT. TSJ sehingga seluruh cabang mempunyai SOP yang sama.
Standar operasional prosedur diperbarui terus menerus sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang farmasi serta ketentuan
perundang-undangan. Salah satu manajemen mutu yang rutin dilakukan
mahasiswa selama PKPA di PBF Tri Sapta Jaya adalah melakukan
monitoring suhu penyimpanan obat, dimana terdapat 5 lokasi
penyimpanan yang dimonitoring suhunya yaitu ruang penyimpanan alat
kesehatan ruang penyimpanan obat OOT dan precursor, Cool Room,
ruang penyimpanan obat dengan suhu biasa (<30℃ ¿ yang terdapat di
lantai satu gudang dan di lantai dua gudang. Fungsi dilakukannya
manajemen mutu adalah untuk mengkaji prosedur yang dilakukan,
mengetahui dampak dan cara mengatasi jika tidak sesuai syarat CDOB.
2. Organisasi Manajemen dan Personalia
Pelaksanaan dan pengelolaan sistem manajemen mutu yang baik
serta distribusi obat dan/ atau bahan obat yang benar sangat bergantung
pada personil yang menjalankannya. Harus ada personil yang cukup dan
kompeten untuk melaksanakan semua tugas yang menjadi tanggung jawab
fasilitas distribusi. Tanggung jawab masing-masing personil harus
dipahami dengan jelas dan dicatat. Semua personil harus memahami
prinsip CDOB dan harus menerima pelatihan dasar maupun pelatihan
lanjutan yang sesuai dengan tanggung jawabnya.
Harus ada struktur organisasi untuk tiap bagian yang dilengkapi
dengan bagan organisasi yang jelas. Tanggung jawab, wewenang dan
hubungan antar semua personil harus ditetapkan dengan jelas. Penanggung
jawab harus seorang Apoteker yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi
sesuai peraturan perundang-undangan. Di samping itu, telah memiliki
pengetahuan dan mengikuti pelatihan CDOB yang memuat aspek
keamanan, identifikasi obat dan/atau bahan obat, deteksi dan pencegahan
masuknya obat dan/atau bahan obat palsu ke dalam rantai distribusi.
7

Semua personil harus memahami fungsi dan tugas masing –


masing, serta memahami prinsip CDOB dan harus menerima pelatihan
dasar maupun pelatihan lanjutan mengenai CDOB. Struktur organisasi PT.
TSJ cabang Banjarmasin terdiri atas beberapa bagian diantaranya adalah
sebagai berikut:

a. Branch Manager yaitu seseorang yang menjadi pimpinan cabang dan


bertanggung jawab atas semua pelaksanaan kegiatan perusahaan
kepada PBF pusat.
b. Apoteker penanggung Jawab (APJ) adalah seseorang yang
bertanggung jawab mengawasi kegiatan distribusi berjalan sesuai
regulasi CDOB.
c. Penanggung Jawab Alat Kesehatan di PT. TSJ adalah seorang sarjana
farmasi yang salah satu tugasnya membantu apoteker untuk
mengawasi CDOB dan CDAKB agar berjalan sesuai regulasi.
d. Koordinator Gudang merupakan penanggung jawab gudang yang
berkoordinasi dengan APJ terkait kebijakan penyimpanan obat dan alat
kesehatan, secara struktur kepala gudang juga bertugas mengkoordinir
para checker, picker dan admin gudang.
e. Admin Log dilakukan juga oleh apoteker untuk mencetak order list
pesanan dan menangani administrasi retur dan surat jalan ekspedisi.
8

f. Picker seseorang yang melakukan penyiapkan pesanan orderan dari


outlet.
g. Checker yaitu seseorang yang melakukan pengecekan ulang picklist
dan faktur sebelum di packing.
h. FinAcc Coord (FAC) adalah seseorang yang bertanggung jawab
terhadap segala aktivitas keuangan, baik dari pengelolaan, penerimaan,
transaksi, pencatatan dan laporan, serta melakukan pengecekan piutang
setiap outlet.
i. Kasir merupakan seseorang yang menerima pembayaran, mengurus
pembayaran, operasional dan jenis pembayaran lainnya seperti service
jasa dengan vendor atau pihak ke-3.
j. Data Proses adalah seseorang yang menginput pesanan/orderan
sebelum diproses, membuat pesanan ke supplier dan menginput
pesanan.
k. Pool Faktur adalah seseorang yang menerima dan menyimpan faktur
asli yang belum lunas, mengontrol piutang dan nota kredit outlet.
l. Ekspedisi merupakan seseorang yang melakukan penyaluran barang
dari PBF ke outlet yang sudah bekerjasama.
m. Salesman adalah seseorang yang bertugas menawarkan produk barang
yang ada di jual pada PT. TSJ.
Dalam meningkatkan pesonalia seluruh staf, PT. TSJ rutin
memberikan pelatihan setahun sekali untuk masing – masing staf dan
sosialisasi tiap bulan sebagai upaya selalu mengikuti pembaharuan
Prosedur Cara Distribusi Obat yang Baik.
3. Bangunan dan Peralatan
Fasilitas distribusi harus memiliki bangunan dan peralatan untuk
menjamin perlindungan dan distribusi obat dan/atau bahan obat. Bangunan
harus dirancang dan disesuaikan untuk memastikan bahwa kondisi
penyimpanan yang baik dapat dipertahankan, mempunyai keamanan yang
memadai dan kapasitas yang cukup untuk memungkinkan penyimpanan
dan penanganan obat yang baik, dan area penyimpanan dilengkapi dengan
pencahayaan yang memadai untuk memungkinkan semua kegiatan
9

dilaksanakan secara akurat dan aman. Harus ada area terpisah dan terkunci
antara obat dan/atau bahan obat yang menunggu keputusan lebih lanjut
mengenai statusnya, meliputi obat dan/atau bahan obat yang diduga palsu,
yang dikembalikan, yang ditolak, yang akan dimusnahkan, yang ditarik,
dan yang kedaluwarsa dari obat dan/atau bahan obat yang dapat
disalurkan. Jika diperlukan area penyimpanan dengan kondisi khusus,
harus dilakukan pengendalian yang memadai untuk menjaga agar semua
bagian terkait dengan area penyimpanan berada dalam parameter suhu,
kelembaban dan pencahayaan yang dipersyaratkan.
Area penerimaan, penyimpanan dan pengiriman harus terpisah,
terlindung dari kondisi cuaca, dan harus didesain dengan baik serta
dilengkapi dengan peralatan yang memadai. Semua peralatan untuk
penyimpanan dan penyaluran obat dan/atau bahan obat harus didesain,
diletakkan dan dipelihara sesuai dengan standar yang ditetapkan. Harus
tersedia program perawatan untuk peralatan vital, seperti termometer,
genset, dan chiller.
PT. Tri Sapta Jaya Cabang Banjarmasin telah dilengkapi dengan
bangunan dan fasilitas yang baik yaitu dengan tersedianya :
a. Bangunan 3 lantai yang telah dirancang sedemikian rupa agar
mempermudah kegiatan distribusi dan telah memenuhi syarat suatu
PBF. Di bagian depan bangunan terdapat papan nama PBF yang berisi
nama PBF, nomor izin PBF dan alamat. Pada lantai satu bangunan
terdapat gudang obat, loading room, ruang admin logistik untuk kepala
gudang dan Apoteker. Lantai dua terdapat gudang obat, ruang alat
kesehatan, ruang prekursor, dan cool room untuk penyimpanan obat di
bawah suhu 25℃ serta ruang ED dekat, kantor utama dan principal
PT. Tri Sapta Jaya cabang Banjarmasin terletak di lantai tiga.
b. Bagian gudang terbagi menjadi beberapa ruangan :
1) Ruang khusus prekursor dan Obat-Obat Tertentu (OOT) yaitu
ruang yang digunakan untuk penyimpanan obat-obatan yang
mengandung prekursor dan OOT, ruangan ini mempunyai suhu 25
℃ - 30℃ .
10

2) Ruang Ambient, ruang penyimpanan produk obat dengan suhu 25


℃ - 30℃ .
3) Cool room merupakan ruang untuk penyimpanan obat yang
Expired Date yang dipisahkan dari stok good, ruangan ini terbagi
menjadi 2 yaitu ruang ED dekat untuk obat yang memerlukan suhu
dibawah 25℃ dan ruang ED dekat untuk obat dengan suhu 25 ℃ -
30℃ .
4) Tempat karantina untuk obat-obat yang di retur, dengan suhu ruang
25℃ - 30℃ .
5) Mempunyai sistem memerlukan suhu dibawah 25℃ .
6) Ruang penyimpanan Alkes merupakan ruang penyimpanan alat-
alat kesehatan. Suhu diruangan ini yaitu 25℃ - 30℃ .
7) Ruang ED dekat digunakan untuk penyimpanan obat mendekati
c. Komputerisasi yang baik untuk menunjang kegiatan distribusi.
d. Peralatan di gudang dilengkapi dengan :
1. Rak penyimpanan yang kokoh
2. Pallet agar barang tidak bersentuhan langsung dengan lantai dan
menghindari dari kelembaban
3. AC untuk mengatur suhu ruangan agar sesuai dengan suhu
penyimpanan produk yang di kontrol menggunakan thermometer
yang ada di setiap ruangan
4. Genset untuk mengantisipasi jika terjadi pemadaman listrik untuk
menjaga kondisi penyimpanan produk agar tetap terkendali
5. Alat pemadam kebakaran pada ruangan penyimpanan obat
6. Alat pelindung diri seperti helm
e. Adanya kerja sama dengan rentokil untuk pengendalian hama.
Selama PKPA di PT.TSJ mahasiswi dijelaskan tentang Maaping suhu,
dimana kegiatan ini merupakan proses identifikasi penyebaran suhu dalam
suatu area tertentu untuk mengetahui lokasi mana yang mengalami suhu
tinggi atau rendah. Kegiatan ini dilakukan selama tujuh hari saat kondisi
cerah menggunakan alat data logger. Data logger adalah alat perekam suhu
dan RH yang dapat mengambil data suhu-RH pada rentang waktu yang
11

ditentukan, kemudian data disimpan dalam memori internal yang


selanjutnya oleh computer akan dicari nilai rata – rata suhu tujuh hari dan
suhu kritis dalam tujuh hari tersebut. Kegiatan Mapping suhu di PT.TSJ
dilakukan setiap dua tahun sekali.

4. Operasional
Semua tindakan yang dilakukan oleh fasilitas distribusi harus dapat
memastikan bahwa identitas obat dan/atau bahan obat tidak hilang dan
distribusinya ditangani sesuai dengan spesifikasi yang tercantum pada
kemasan. Fasilitas distribusi harus menggunakan semua perangkat dan
cara yang tersedia untuk memastikan bahwa sumber obat dan/atau bahan
obat yang diterima berasal dari industri farmasi dan/atau fasilitas distribusi
lain yang mempunyai izin sesuai peraturan perundang-undangan untuk
meminimalkan risiko obat dan/atau bahan obat palsu memasuki rantai
distribusi resmi.
a. Kualifikasi Pemasok
Fasilitas distribusi harus memperoleh pasokan obat dan/atau bahan
obat dari pemasok yang mempunyai izin sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Kualifikasi pemasok di PT.TSJ untuk PBF
antara lain:
a. Pemasok memiliki izin sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku, seperti memiliki sertifikat CPOB atau sertifikat CDOB.
b. Penanggung jawab seorang Apoteker.
c. Memiliki NPWP dan atau sudah terdaftar pada Direktorat Jenderal
Pajak yang dapat dibuktikan dengan adanya Surat Pengukuhan
Perusahaan Kena Pajak/SP-PKP.
Pemasok di PT. TSJ terdiri dari :
1. Pemasok dari pusat yaitu Hexfarm dan Obor.
2. Pemasok local yaitu PT. Anugrah Pharmindo Lestari (APL).
b. Kualifikasi Pelanggan
Fasilitas distribusi harus memastikan bahwa obat dan/atau bahan
obat hanya disalurkan kepada pihak yang berhak atau berwenang
12

untuk menyerahkan obat ke masyarakat. Hal-hal yang perlu


diperhatikan dokumen resmi pelanggan saat pendataan :
a. NPWP
b. SIUP
c. KTP
d. Surat Izin Apotek (SIA)
e. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)
f. Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian (SIPTTK)
g. Kualifikasi pelanggan di PT.TSJ untuk outlet dengan mengisi form
spesimen dan data pelanggan. Apoteker melengkapi data diri
beserta SIA, SIPA, SIPTTK untuk tenaga teknis kefarmasian.
Beberapa Pelanggan di PT. TSJ yaitu :
1. Toko Obat
2. Apotek
3. PBF
4. Rumah Sakit
5. Klinik
c. Pengadaan
Pengadaan di PT. TSJ cabang Banjarmasin ada tiga yaitu
pengadaan dari Pusat, antar cabang PT. TSJ lain (relokasi), dan
distributor lokal.
a. Pengadaan dari Pusat terbagi menjadi 2 yaitu alokasi pusat dan
pesta (pesanan tambahan). Alokasi pusat merupakan pengadaan
yang item obatnya telah di tentukan beserta jumlahnya oleh pusat
yang dilakukan 1 bulan sekali, sedangkan pesta (pesanan
tambahan) dilakukan apabila jumlah obat dari pengadaan alokasi
pusat masih kurang sehingga perlu dilakukan pesanan tambahan.
b. Pengadaan antar cabang PT. TSJ lain (relokasi) merupakan
pengadan obat dari Cabang Tri Sapta Jaya dari daerah lain yang
dilakukan secara fleksibel (sesuai kebutuhan) untuk memenuhi
kebutuhan obat. Pengadaan ini dilakukan karena pertimbangan
biaya dan kecepatan pengirimiman.
13

c. Pengadaan melalui distributor lokal di lakukan dengan pemesanan


obat kepada PBF lain di wilayah Banjarmasin untuk memenuhi
kebutuhan obat.
d. Penerimaan
Proses penerimaan bertujuan untuk memastikan bahwa kiriman
obat dan/atau bahan obat yang diterima benar, berasal dari pemasok
yang disetujui, tidak rusak atau tidak mengalami perubahan selama
transportasi. Proses penerimaan di PT.TSJ Banjarmasin yaitu dengan
melakukan pengecekan kesesuaian antara jumlah obat, nomor bets,
bentuk sediaan dan tanggal kadaluarsa dengan dokumen barang seperti
faktur untuk penerimaan barang dari distributor lokal, surat jalan untuk
penerimaan barang dari pusat serta shipment number untuk
penerimaan dari cabang PT.TSJ lain. Apabila ditemukan
ketidaksesuian, maka dibuat berita acara ketidaksesuaian barang dan
dikirimkan ke pemasok.
Pada kegiatan penerimaan di PT. TSJ mahasiswa ikut serta dalam
proses penerimaan barang, salah satunya penerimaan barang dari
distributor lokal yaitu PT Anugrah Pharmindo Lestari (APL).
Melakukan cek kesesuaian antara faktur dan surat pesanan,
pengecekan yang dilakukan yaitu kesesuaian antara fisik barang dan
faktur yang diterima, nomor batch, jumlah barang yang datang, ED
dan bentuk sediaan oleh warehouseman. Obat yang diterima yaitu
OBH Combi Batuk Berdahak 100 ml dengan nomor batch 21K069,
sejumlah 210 botol dengan tanggal expired 31 januari 2024.
Kemudian APJ menandatangani faktur dan di stampel. Farktur
terdiri dari 4 rangkap yang kemudian 3 rangkapnya dikembalikan ke
distributor dan 1 rangkapnya akan menjadi arsip. Obat yang diterima
disimpan ke loketer yang sudah ditentukan yang dipisahkan
berdasarkan suhu penyimpanan, golongan obat, dan alat kesehatan.
Setelah penentuan loketer penyimpanan kemudian dilakukan
penginputan ke sistem oleh kepala gudang agar menjadi stok di
gudang.
14

e. Penyimpanan
Penyimpanan dan penanganan obat dan/atau bahan obat harus
mematuhi peraturan perundang-undangan. Obat harus disimpan
terpisah dari produk selain obat dan/atau bahan obat dan terlindung
dari dampak yang tidak diinginkan akibat paparan cahaya matahari,
suhu, kelembaban atau faktor eksternal lain. Perhatian khusus harus
diberikan untuk obat dan/atau bahan obat yang membutuhkan kondisi
penyimpanan khusus. Harus diambil langkah-langkah untuk
memastikan rotasi stock sesuai dengan tanggal kedaluwarsa obat
dan/atau bahan obat mengikuti kaidah First Expired First Out (FEFO).
Untuk menjaga akurasi persediaan stok, harus dilakukan stock opname
secara berkala berdasarkan pendekatan risiko. Penyimpanan obat di PT
TSJ dipisahkan berdasarkan 5 ruangan yaitu:
1. Suhu Kamar (Ambient room)
Ambient room merupakan ruang penyimpanan obat-obatan
yang stabil pada suhu 25-30 C, ruangan ini dilengkapi dengan
thermometer untuk mengntrol suhu agar tetap stabil dan berada
dalam rentanf suhu yang sudah ditenteukan. Contoh obat yang
disimpan diruangan ini antara lain, Fasgo Forte 500 mg, Diabit 500
mg dan dextaf.
2. Cool room
Cool room merupakan ruang penyimpanan obat atau
produk yang stabil pada suhu di bawah 25C, , ruangan ini
dilengkapi dengan thermometer untuk mengntrol suhu agar tetap
stabil dan berada dalam rentanf suhu yang sudah ditenteukan.
Contoh obat yang disimpn diruangan ini antara lain, Sangobion
Vita Tonik, Vicee, Neurobion Foerce dan Enervon C.
3. Ruang Prekursor dan OOT
Merupakan ruangan yang digunakan untuk penyimpanan
obat- obat yang mengandung prekursor dan Obat-obat Tertentu
(OOT). Contoh obat yang ada di ruang prekursor dan OOT. Contoh
15

obat yang disimpan diruangan ini antara laian, Mixagrif Flu dan
Batuk, Vicks Formula 44, Asmasolon dan Neozep.
4. Ruang ED dekat
Ruangan ini merupakan ruangan yang digunakan untuk
menyimpan produk atau obat yang mendekati masa expired yaitu 6
bulan sebelum Expired Date.
5. Ruang Alkes
Ruangan ini digunakan untuk menyimpan alat-alat
kesehatan. Contoh alat kesehatan yang ada di ruang alkes antara
lain Masker onemed anak duckbil dan Hansaplast roll kain.
Obat diletakkan di rak atau di atas pallet dan tidak menyentuh
dinding hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan obat akibat
pengaruh kelembaban dan kotoran. Untuk menjaga kelembaban dan
suhu ruang penyimpanan, PT.TSJ Banjarmasin melakukan pemantauan
suhu area penyimpanan rutin setiap 4 kali sehari (Jam 08.00, 11.00,
14.00 dan 16.00) dan dicatat dalam kartu monitoring suhu.
Penyimpanan obat juga dipisahkan berdasarkan loketer untuk
mempermudah pencarian obat untuk menyiapkan orderan.
f. Pemisahan Obat Dan/Atau Bahan Obat
Obat dan/atau bahan obat yang mempunyai persyaratan khusus
harus disimpan di tempat terpisah dengan label yang jelas. Harus
tersedia tempat khusus dengan label yang jelas, aman dan terkunci
untuk penyimpanan obat dan/atau bahan obat yang ditolak,
kedaluwarsa, penarikan kembali, produk kembalian dan obat diduga
palsu dan ditangani sesuai dengan prosedur tertulis. PT TSJ memiliki
ruangan khusus untuk memisahkan obat-obatan yang hamper
kadaluwarsa yaitu 6 bulan sebelum tanggal kadaluwarsa. Penyimpanan
ini juga dipisahkan berdasarkan ruangan penyimpan yaitu ambient
room, cool room, dan prekursor.
Untuk pemusnahan obat dan atau alat kesehatan dilakukan di
kantor PT. TSJ pusat dalam satu tahun dua kali.
16

g. Pengambilan
Proses pengambilan obat dan/atau bahan obat harus dilakukan
dengan tepat sesuai dengan dokumen yang tersedia untuk memastikan
obat yang diambil benar. Obat yang diambil harus memiliki masa
simpan yang cukup sebelum kedaluwarsa dan berdasarkan FEFO.
Nomor bets obat dan/atau bahan obat harus dicatat. Pengecualian dapat
diizinkan jika ada kontrol yang memadai untuk mencegah
pendistribusian obat dan/atau bahan obat kedaluwarsa.
Proses awal orderan di PT TSJ dimulai dari adanya pemesanan
obat dari outlet, salah satu cara order yaitu melalui sales PT TSJ, dan
Aplikasi EMOS Market Place, Sales melakukan order, kemudian
masuk ke bagian data proses untuk mencetak picklist. Pengambilan
obat dilakukan sesuai dengan dokumen pengambilan (picklist).
Apoteker Penanggung Jawab (APJ) melakukan pengecekan lembar
picklist sebelum diserahkan ke warehouseman meliputi cek kewajaran
pesanan outlet dengan meminta outlet mengisi dokumen penggunaan
obat tersebut selama di outlet, dan memeriksa kelengkapan dokumen
seperti Surat Pesanan (SP) prekursor apabila outlet memesan obat yang
mengandung prekursor. Pada saat melakukan pengambilan harus
diperhatikan letak barang, nama barang, jenis sediaan, nomor bets,
serta jumlah barang sesuai dengan yang tertera pada lembar picklist.
h. Pengemasan
Obat dan/atau bahan obat harus dikemas sedemikian rupa sehingga
kerusakan, kontaminasi dan pencurian dapat dihindari. Kemasan harus
memadai untuk mempertahankan kondisi penyimpanan obat selama
transportasi. Kontainer obat dan/atau bahan obat yang akan dikirimkan
harus disegel.
i. Pengiriman
Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus ditujukan kepada
pelanggan yang mempunyai izin sesuai dengan peraturan
perundangundangan.
17

Dokumen untuk pengiriman obat dan/atau bahan obat harus


disiapkan dan harus mencakup sekurang-kurangnya informasi berikut:
1) Tanggal pengiriman.
2) Nama lengkap, alamat (tanpa akronim), nomor telepon dan status
dari penerima (misalnya Apotek, rumah sakit atau klinik).
3) Deskripsi obat dan/atau bahan obat, misalnya nama, bentuk sediaan
dan kekuatan (jika perlu),nomor bets dan tanggal kedaluwarsa.
4) Kuantitas obat dan/atau bahan obat, yaitu jumlah kontainer dan
kuantitas per kontainer (jika perlu).
5) Nomor dokumen untuk identifikasi order pengiriman.
6) Transportasi yang digunakan mencakup nama dan alamat
perusahaan ekspedisi serta tanda tangan dan nama jelas personil
ekspedisi yang menerima (jika menggunakan jasa ekspedisi) dan
kondisi penyimpanan.
Kegiatan pengiriman PT. Tri Sapta Jaya Cabang Banjarmasin telah
dilakukan dengan baik yaitu dengan ekspedisi internal dan eksternal.
Untuk pengiriman dalam kota di lakukan oleh ekspedisi dari PT. Tri
Sapta Jaya Banjarmasin sendiri dengan menggunakan mobil box yang
terstandar. Untuk ekspedisi eksternal PT. TSJ Banjarmasin
menggunakan jasa pengiriman dari luar yang telah memiliki kontrak
tertulis untuk memenuhi standar CDOB yaitu CV. APUY, CV. KUB,
dan PT. BAS untuk luar kota, dan untuk luar pulau menggunakan
ekspedisi Indah Logistik.
5. Inspeksi Diri
Program inspeksi diri dirancang untuk melihat kesesuaian sistem
dalam pelaksanaan CDOB dan untuk menetapkan tindakan perbaikannya.
Semua pelaksanaan inspeksi diri dicatat untuk dibuat laporan yang berisi
semua pengamatan yang dilakukan selama inspeksi. Jika dalam
pengamatan ditemukan adanya penyimpangan dan kekurangan, maka
penyebabnya tersebut diidentifikasi dan dibuat Corrective Action
Preventive Action (CAPA). CAPA kemudian didokumentasikan dan
ditindak lanjuti sebagai bentuk evaluasi. Program inspeksi diri diperiksa
18

oleh audit lain untuk menghindari data manipulatip dan dapatkan hasil
yang sebenar – benarnya.
Pada kegiatan inspeksi diri preceptor memberikan gambaran
pemeriksaan dan penilaian audit pada kondisi penyimpanan gudang.

Berdasarkan kondisi gudang penyimpanan ditemukan beberapa


temuan yaitu terdapat barang yang diletakan dilantai, penyimpanan barang
tidak dilakukkan secara alphabet, pencahayaan kurang, dan penyusunan
obat belum sesuai CDOB yaitu jarak antara barang dan barang penuh
sampai langit – langit. CAPA (Corrective Action and Preventive Action)
dari kondisi gudang penyimpanan seperti itu adalah :
 Corrective Action
1. Melakukan penambahan pallet
2. Memperbaiki system penyusunan barang sesuai CDOB
 Preventive Action berupa
1. Apoteker memberikan sosialisasi kepada petugas gudang tentang
penyusunan barang yang sesuai CDOB
2. Apoteker melakukan monitoring rutin terkait penyimpanan di
gudang
6. Keluhan Obat dan/atau Bahan Obat Kembalian
Semua keluhan dan informasi lain tentang obat dan/atau bahan
obat berpotensi rusak harus dikumpulkan, dikaji dan diselidiki sesuai
dengan prosedur tertulis. Obat dan/atau bahan obat yang akan dijual
kembali harus melalui persetujuan dari personil yang bertanggung jawab
sesuai dengan kewenangannya. Diperlukan koordinasi dari setiap instansi,
industri farmasi dan fasilitas distribusi dalam menangani obat dan/atau
19

bahan obat yang diduga palsu. Jika diperlukan, dibutuhkan suatu sistem
yang komprehensif.
Kegiatan retur di PT. Tri Sapta Jaya cabang Banjarmasin,
mahasiswa telah mempelajari bagaimana prosedur retur suatu produk,
kriteria retur, serta dokumen-dokumen yang harus dilengkapi, seperti copy
faktur barang yang diretur dan STTRB (Surat Tanda Terima Retur Barang)
yang diisi oleh outlet, serta melakukan pengecekan kesesuaian antara
nomor batch, jumlah dengan copy faktur.
Untuk kegiatan retur di PT. Tri Sapta Jaya cabang Banjarmasin, ma
hasiswa telah mempelajari bagaimana prosedur retur suatu produk, kriteria
retur, serta dokumen-dokumen yang harus dilengkapi, seperti copy faktur
barang yang diretur dan STTRB (Surat Tanda Terima Retur Barang) yang
diisi oleh outlet, serta melakukan pengecekan kesesuaian antara nomor bat
ch, jumlah dengan copy faktur.
Dalam kegiatan retur mahasiswi mencocokan nomor batch obat den
gan salinan faktur yang kami miliki, menghitung jumlah obat yang di retur,
melakukan cek fisik obat apakah masih memenuhi standar yang bisa di ret
ur atau tidak, jika memenuhi standar retur maka obat tersebut disimpan dal
am ruang ED dekat di ambient lantai 2 dan menunggu untuk selanjutnya di
retur kembali ke pusat. Contoh kegiatan retur yang kami lakukan antara lai
n menerima retur dari outlet yaitu Plantacid Forte Suspensi karena tanggal
expired date dekat.
Selain itu mempelajari prosedur retur mahasiswa juga mempelajari
cara untuk mengetahui sediaan farmasi diduga palsu dengan melakukan pe
ngecekan Nomor Izin Edar (NIE) pada kemasan suatu produk. NIE yang te
rcantum kemudian dicek pada website BPOM, dan untuk alat kesehatan di
cek melalui website e- infoalkes. Kami melakukan pengecekan NIE obat
Benostan 500 mg dengan nomor registrasi DKL8802313409A1 pada webs
ite BPOM dan alat kesehatan Hypafix Leukoplast 5 cm x 5 m dengan
nomor registrasi AKL10902020290 pada website info alkes. Jika NIE suat
u produk diduga palsu atau tidak terbaca pada website maka APJ melakuka
n konfirmasi ke bagian pusat.
20

7. Transportasi
Selama proses transportasi, harus diterapkan metode transportasi
yang memadai. Obat dan/atau bahan obat harus diangkut dengan kondisi
penyimpanan sesuai dengan informasi pada kemasan. Metode transportasi
yang tepat harus digunakan mencakup transportasi melalui darat, laut,
udara atau kombinasi di atas. Apapun moda transportasi yang dipilih,
harus dapat menjamin bahwa obat dan/atau bahan obat tidak mengalami
perubahan kondisi selama transportasi yang dapat mengurangi mutu.
Pendekatan berbasis risiko harus digunakan ketika merencanakan rute
transportasi.
Distribusi di PT. Tri Sapta Jaya Cabang banjarmasin telah di bagi
sesuai wilayah baik dalam Kota, Luar kota, dan bahkan Luar Pulau.
Armada transportasi yang digunakan merupakan mobil box yang telah
terstandar untuk distribusi obat.
8. Sarana Distribusi Berdasarkan Kontrak
Cakupan kegiatan kontrak terutama yang terkait dengan keamanan,
khasiat dan mutu obat dan/atau bahan obat yaitu kontrak antara fasilitas
distribusi dengan pihak penyedia jasa seperti transportasi dan pengendali
hama. Di PT. Tri Sapta Jaya Banjarmasin untuk ekspedisi bekerja sama
dengan CV. Karya usaha Bersama, CV. APUY dan PT.BAS, dan untuk
pengendalian hama kontrak dengan rentokil. Semua kegiatan kontrak
harus tertulis antara pemberi kontrak dan penerima kontrak serta setiap
kegiatan harus sesuai dengan persyaratan CDOB yang di perbaharui setiap
satu tahun sekali.
9. Dokumentasi
Dokumentasi yang baik merupakan bagian penting dari sistem
manajemen mutu. Dokumentasi tertulis baik secara manual maupun
elektronik harus jelas untuk mencegah kesalahan dari komunikasi lisan
dan memenuhi prinsip ketelusuran, keamanan, aksebilitas, integritas dan
validitas. Dokumentasi yang di arsipkan di PT. TSJ yaitu, picklist, faktur,
surat pesanan, surat tanda terima barang, surat jalan, dan cycle count.
21

10. Ketentuan Khusus Bahan Obat


a. Pengemasan Ulang dan Pelabelan Ulang
Pengemasan dilakukan dengan bahan kemas primer yang
spesifikasinya sama atau lebih baik dari kemasan aslinya. Tidak
diperbolehkan menggunakan kemasan bekas atau daur ulang sebagai
kemasan primer.
b. Penanganan Bahan obat Tidak Sesuai
Bahan obat yang tidak sesuai harus ditangani sesuai dengan prosedur
yang dapat mencegah masuknya bahan obat tersebut ke pasar.
Dokumentasi harus tersedia, mencakup semua kegiatan termasuk
pemusnahan dan pengembalian.
c. Dokumentasi Bahan Obat
Bahan obat dari industri farmasi asal yang disalurkan kepada fasilitas
distribusi harus disertai dengan sertifikat analisis asli. Sertifikat
analisis yang dikeluarkan oleh industri farmasi asal harus
menunjukkan hasil analisis yang diperoleh dari pengujian acak.
Direkomendasikan untuk menggunakan format sertifikat analisis
seperti yang disarankan oleh WHO Expert Committee On
Specification For Pharmaceutical Preparation. (BPOM, 2020). Di PT.
Tri Sapta Jaya Banjarmasin tidak melakukannya, karena PT.TSJ
Banjarmasin tidak mendistribusikan sediaan farmasi yang memerlukan
perlakukan tersebut.
11. Ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product/CCP)
Terdapat persyaratan khusus distribusi produk rantai dingin yang
harus dipenuhi sebagai standar selain yang dipersyaratkan dalam CDOB,
antara lain meliputi aturan yang berkaitan dengan masalah suhu pada saat
penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman. Area yang memadai harus
disediakan untuk menerima dan mengemas produk rantai dingin yang
dikirimkan pada kondisi suhu yang terjaga. Produk rantai dingin harus
dipastikan disimpan dalam ruangan dengan suhu terjaga, cold room/chiller
(2 s/d 80℃ ), freezer room/freezer (-25 s/d – 150℃ ) (BPOM, 2020). Di
PT. Tri Sapta Jaya Banjarmasin tidak melakukannya, karena PT.TSJ
22

Banjarmasin tidak mendistribusikan sediaan farmasi yang memerlukan


perlakukan tersebut.
12. Ketentuan Khusus Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi
Distribusi Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi (NPP)
wajib memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan CDOB,
Penanggung jawab fasilitas distribusi NPP yaitu Apoteker sesuai dengan
Perundang undangan. Kunci tempat penyimpanan NPP dipegang oleh
Apoteker dan akses personil ketempat penyimpanan NPP harus dibatasi.
Pemasok wajib memiliki izin khusus sebagai fasilitas distribusi atau
industri farmasi yang memproduksi Narkotika, izin khusus dikeluarkan
oleh Menteri Kesehatan. Pengadaan NPP harus berdasarkan surat pesanan
dengan format khusus sesuai peraturan perundang-undangan.
Penyimpanan NPP dilakukan pada 1 area dan mudah diawasi oleh
penanggung jawab fasilitas distribusi (BPOM,2020).
PT. Tri Sapta Jaya Cabang Banjarmasin telah melakukan
pendistribusian Prekursor Farmasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Penanggung jawab distribusi Prekursor di PT. Tri Sapta Jaya
adalah Apoteker Penanggung Jawab (APJ). PT. Tri Sapta Jaya Cabang
Banjarmasin telah mendapat izin untuk pendistribusian Prekursor oleh
Menteri Kesehatan. Beberapa contoh obat yang mengandung prekursor
dan OOT yang ada di PT. TSJ cabang Banjarmasin adalah OBH Combi
Batuk plus Flu Jahe, OBH Combi Anak Batuk Plus Flu Rasa Jeruk, OBH
Nellco Spesial Madu, Librofed tablet dan sirup, Silabat, Neozep Forte,
Decolgen, Paratusin, Vicks Formula 44, Mextril, Procold, dan Decolsin.
Format penuliasan surat pesanan regular mencantumkan nama
obat, bentuk sediaan, kekuatan atau dosis, dan jumlah. Sedangkan Format
penulisan surat pesanan obat precursor yaitu nama obat, kekuatan atau
dosis,bentuk sediaan, kandungan obat, dan jumlah obat yang ditulis
dengan angka dan huruf.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktik Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) di PBF PT. Tri Sapta Jaya Cabang Banjarmasin adalah :
1. Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) di PBF Tri Sapta Jaya Cabang
Banjarmasin sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan
nomor 6 tahun 2020.
2. Kegiatan yang dilakukan selama PKPA di PBF Tri Sapta Jaya antara lain
melakukan seleksi kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan pemusnahan
sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan ketentuan perundangan
secara efektif dan efisien.
3. Selama PKPA di PBF Tri Sapta Jaya calon apoteker mendapatkan banyak
bimbingan oleh preseptor mengenai peran, fungsi dan tanggung jawab
apoteker dalam bidang distribusi di PBF Tri Sapta Jaya.
3.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di PBF Tri Sapta Jaya adalah tetap mempertahankan penerapan Cara
Distribusi Obat yang Baik mengikuti perkembangan perundang-undangan
yang terkait dengan PBF.

23
24

REFERENSI

BPOM, 2012. Pedoman Cara Pendistribusian Obat Yang Baik. BPOM RI:
Jakarta.

BPOM, 2015. Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang baik, BPOM RI:
Jakarta

BPOM, 2019. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 9 Tahun
2019 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik. BPOM
RI, Jakarta.

Depkes RI. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun


2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Depkes RI: Jakarta.

Depkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi. Depkes RI:
Jakarta.

Enseval. 2018. Service Excellence Throughdigital Capability. Laporan Tahunan


Pt Enseval Putera Megatrading.

Permenkes. 2006. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan


di Daerah Kepulauan. Kementerian Kesehatan. Jakarta.
25

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tugas Pembuatan SOP


Nama : Fitriana Utami
NPM : 4890101220013
NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 1 dari 3
PERUSAHAAN PENARIKAN OBAT DAN/ATAU BAHAN Nomor 1234
OBAT
PT MITRA Departemen/Divisi Seksi/Sub Divisi/Sub Tanggal berlaku
JAYA ABADI / Bagian/Unit* Bagian/Sub Unit* 01 Januari 2023
........................... ........................
..
........
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti**
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
.........................
apt. Fitriana Utami, apt. Juliana Safitri, apt. Yuyun Syerliana, ..
S.Farm S.Farm S.Farm

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023

1. Pendahuluan
Penarikan (Recall) adalah penarikan obat dan/atau bahan obat atas instruksi dari
Prinsipal. Prinsipal memberikan perintah Penarikan berdasarkan inisitif sendiri atau atas
perintah dari BPOM. Fasilitas Distribusi harus bisa melaksanakan penarikan obat
dan/atau bahan obat tersebut dari gudang dan/atau pelanggan (outlet) secara cepat dan
tepat berdasarkan Surat Perintah tertulis dari Prinsipal atau BPOM. Penarikan tersebut
dapat berupa penarikan untuk seluruh produk dan atau untuk produk dengan nomor
bets tertentu.

2. Tujuan
Proses penarikan obat ini bertujuan untuk memastikan proses penarikan obat dan/atau
bahan obat dari seluruh gudang dan/atau pelanggan (outlet) dalam tenggang waktu yang
sudah ditetapkan dapat dilakukan dengan tepat waktu, tepat jumlah, dan dengan proses
dengan baik dan benar sesuai permintaan dari prinsipal/BPOM sehingga tidak
26

menimbulkan kerugian.

3. Ruang Lingkup
Proses ini mencakup semua proses yang ditujukan agar penanganan penarikan obat
dan/atau bahan obat dapat dilakukan dengan baik dan sesuai informasi/instruksi prinsipal.
POB ini meliputi proses penerimaan informasi penarikan obat dan/atau bahan obat dari
Prinsipal, menyiapkan arahan ke gudang dan cabang, sampai dengan merekap hasil
penarikan ke Prinsipal atau BPOM.

4. Tanggung Jawab
4.1 Penanggung Jawab/Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab
menyiapkan, mengkaji dan melatihkan POB ini serta mengkoordinasikan
pelaksanaan penarikan kembali obat dan/atau bahan obat.
4.2 Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab untuk melakukan pembekuan dan
penarikan kembali obat dan/atau bahan obat.
4.3 Kepala Bagian Gudang bertanggung jawab untuk menerima, memisahkan produk
yang ditarik dari pasar ke tempat yang sudah ditentukan dan rekonsiliasi hasil
penarikan produk.

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 2 dari 3


PERUSAHAAN PENARIKAN OBAT DAN/ATAU BAHAN Nomor 1234
OBAT
PT MITRA Departemen/Divisi Seksi/Sub Divisi/Sub Tanggal berlaku
JAYA ABADI / Bagian/Unit* Bagian/Sub Unit* 01 Januari 2023
........................... ........................
..
........
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti**
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
.........................
apt. Fitriana Utami, apt. Juliana Safitri, apt. Yuyun Syerliana, ..
S.Farm S.Farm S.Farm
27

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023

5. Prosedur
5.1 Prinsipal mengeluarkan Surat Penarikan (Recall) berupa surat resmi yang ditujukan
kepada Pimpinan Fasilitas Distribusi, yang didalamnya berisi:
 Nama item dan atau no. bets bila diperlukan di recall sampai level bets.rr
 Batas waktu penarikan hingga pengembalian ke prinsipal.
5.2 Pimpinan Fasilitas Distribusi menerima informasi penarikan berupa Surat
Penarikan (Recall) Obat dan/atau Bahan Obat dari Prinsipal.
5.3 Pimpinan Fasilitas Distribusi memberikan disposisi kepada Penanggung Jawab
untuk melakukan Penarikan.
5.4 Penanggung Jawab memberikan instruksi penarikan kepada Bagian Logistik,
Bagian Pemasaran, Bagian Administrasi dan keuangan serta bagian lainnya yang
terkait dengan Penarikan. Instruksi tersebut juga mencakup informasi mengenai
nama obat dan/atau bahan obat yang ditarik, nomor bets, serta batas waktu
Penarikan.
5.5 Kepala Bagian Logistik melakukan pelacakan data untuk mengetahui lokasi dan
jumlah di gudang serta catatan penjualan ke pelanggan untuk mengetahui jumlah
obat dan/atau bahan obat yang akan ditarik.
5.6 Apabila tidak ditemukan obat dan/atau bahan obat dengan nomor bets yang
ditarik, Kepala Bagian Logistik akan melakukan konfirmasi ulang ke Bagian
Pemasaran dan Penanggung Jawab untuk disampaikan kepada Prinsipal.
5.7 Bagian Pemasaran dan Bagian Administrasi Keuangan memblok data di sistem
agar obat dan/atau bahan obat yang akan ditarik dan masih ada di gudang tidak
dapat terproses untuk penjualan.
5.8 Apabila obat dan/atau bahan obat yang ditarik sudah ada yang terjual ke pelanggan
(outlet), Bagian Pemasaran harus memberitahukan mengenai Penarikan tersebut
kepada pelanggan (outlet) dan meminta mereka untuk menangguhkan
penjualannya.
5.9 Bagian Pemasaran bekerja sama dengan Bagian Logistik melakukan penarikan
stok fisik di pelanggan sesuai dengan batas waktu yang diinstruksikan oleh
Penanggung Jawab dengan menggunakan Form Surat Peryataan Pernyataan
Penarikan (Recall) yang harus diisi dan ditandatangani oleh pelanggan.
5.10 Penanggung Jawab memantau pelaksanaan penarikan
28

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 3 dari 3


PERUSAHAAN PENARIKAN OBAT DAN/ATAU BAHAN Nomor 1234
OBAT
PT MITRA JAYA Departemen/Divisi Seksi/Sub Divisi/Sub Tanggal berlaku
ABADI / Bagian/Unit* Bagian/Sub Unit* 01 Januari 2023
........................... ........................
..
........
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh (nama, Mengganti*
(nama, jabatan, (nama, jabatan, jabatan, tanda * No.
tanda tangan) tanda tangan) tangan) Tanggal
.......................
apt. Fitriana Utami, apt. Juliana Safitri, .
S.Farm S.Farm apt. Yuyun Syerliana,
S.Farm
Tanggal Tanggal
01 Januari 2023 02 Januari 2023 Tanggal
03 Januari 2023

5.11 Bagian Logistik menerima fisik barang yang ditarik dari pelanggan dengan
mencocokkan jumlah dan nomor bets.
5.12 Fisik barang setelah Penarikan harus tetap disimpan sesuai dengan suhu yang tertera
pada kemasan (ketentuan dari Prinsipal)
5.13 Bagian Logistik membuat catatan rekapitulasi obat dan/atau bahan obat, baik yang
masih berada di gudang fasilitas distribusi maupun yang berhasil ditarik dari
pelanggan.
5.14 Berdasarkan catatan rekapitulasi penarikan tersebut, Penanggung Jawab membuat
Surat Pengajuan Retur Penarikan kepada Prinsipal. Surat ini harus mendapat
persetujuan dari Pimpinan Fasilitas Distribusi sebelum dikirimkan ke Prinsipal.
5.15 Setelah Surat Pengajuan Retur Penarikan tersebut mendapatkan tanggapan dan
persetujuan dari Prinsipal, Penanggung Jawab segera membuat Laporan Pelaksanaan
Penarikan Obat dan/atau Bahan Obat kepada BPOM.
5.16 Bagian Logistik dengan persetujuan Penanggung Jawab akan mengembalikan fisik
obat dan/atau bahan obat hasil Penarikan kepada Prinsipal berdasarkan persetujuan
Surat Pengajuan Retur Penarikan dari Prinsipal.

6. Lampiran:
-
29

7. Riwayat
Daftar dari nomor POB termasuk alasan untuk perubahan.
Versi Nomor Tanggal Mulai Riwayat Perubahan
Berlaku
1 ............. ........................ ........................
2 .............. ......................... .............................

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 1 dari 4


PERUSAHAAN PENGIRIMAN OBAT DAN BAHAN OBAT Nomor 1234

Departemen/Divisi Seksi/Sub Divisi/Sub Tanggal berlaku


PT MITRA
/ Bagian/Unit* Bagian/Sub Unit* 01 Januari 2023
JAYA ABADI
........................... ........................
..
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti**
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
...........................
apt.Fitriana Utami, apt. Juliana Safitri, Apt. Yuyun Syerliana, .
S.Farm S.Farm S.Farm

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023
30

1. Tujuan
Untuk memastikan bahwa:

 Produk yang dikirim sesuai dengan yang dipesan oleh pelanggan.


 Pemesanan produk psikotropik harus disertai dengan Surat Pesanan yang ditandatangani
oleh penanggung jawab pelanggan.
 Produk yang dikirim ke pelanggan mencantumkan dilengkapi dengan nomor bets dan
expire date.

2. Ruang Lingkup
Proses pengiriman barang ke pelanggan, atau industri farmasi yang meliputi penerimaan faktur
dan BKB/ Surat Jalan sampai dengan pengumpulan faktur atau Dokumen Tanda Terima

3. Tanggung Jawab
Kepala Ekspedisi bertanggung awab atas keberhasilan pengiriman sesuai CDOB.

4. Prosedur

Proses pengiriman barang terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :

 Kiriman ke Industri Farmasi


 Kiriman ke pelanggan

Kiriman ke Industri Farmasi dan pelanggan :

a. Kriteria kiriman ke Industri Farmasi :

 Recall
 Pengiriman Barang Retur ke Gudang Barang Retur

b. Kriteria kiriman ke pelanggan:

 Pesanan regular yang diterima melalui Customer Service/ Salesman

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 2 dari 4


PERUSAHAAN PENGIRIMAN OBAT DAN BAHAN OBAT Nomor 1234

Departemen/Divisi Seksi/Sub Divisi/Sub Tanggal berlaku


31

PT MITRA / Bagian/Unit* Bagian/Sub Unit*


JAYA ABADI ........................... ........................ 01 Januari 2023
..
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti*
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, * No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
.......................
apt.Fitriana Utami, apt. Juliana Safitri, apt. Yuyun Syerliana, .....
S.Farm S.Farm S.Farm

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023

4.1 Petugas ekspedisi (Pihak ke 3/Pengantar ekpedisi ) menerima barang dari petugas
gudang berupa fisik barang serta dokumen. Petugas ekspedisi melakukan verifikasi
dengan cara:
a. Pengecekan Nomor Surat Jalan/BKB/Faktur
b. Pengecekan jumlah fisik barang vs dokumen
c. Pengecekan jenis pengiriman produk bersuhu dingin atau regular; pengemasan
barang, kemasan.
d. Pengecekan tujuan pengiriman (kepelanggan atau ke Industri Farmasi )
e. Jika barang vs dokumen tidak sesuai maka petugas ekspedisi (3rd Party/Pengantar
ekpedisi ) mengkonfirmasikan hal tersebut kepada Ka Bagian agar dapat
dilakukan koreksi fisik barang yang sesuai dengan dokumen.
4.2 Untuk pengiriman ke Industri Farmasi /antar sarana distribusi melalui ekspedisi
rekanan, maka dokumen serah terima barang harus ditandatangani kedua belah pihak.
4.3 Adm Ekspedisi/Ka Ekspedisi menginput Dokumen melalui sistem untuk konfirmasi
keberangkatan Armada
4.4 Untuk pengiriman ke pelanggan, Adm Ekspedisi membagi faktur berdasarkan Dok
Pengiriman (DP) kepada petugas ekspedisi pihak ke 3/Driver & Pengantar ekpedisi
dan copy DP disimpan oleh Adm. Ekspedisi. Kemudian Ka Ekspdisi melakukan cross
check faktur untuk melihat apakah sesuai dengan barang yang telah diterima dari
petugas gudang dengan menggunakan SPB/Surat jalan yang kemudian di tanda
tangani dan diberi nama jelas.
4.5 Adm. Ekspedisi menyerahkan dokumen ke Petugas Pengantar Barang untuk
melakukan proses pengiriman ke pelanggan berupa :
a. Faktur
b. Daftar Pengiriman (DP).
32

c. PO Pelanggan/Surat Pesanan (Contoh: Supermarket dan Rumah Sakit)


4.6 Faktur tersebut harus ditandatangani dan dicantumkan tanggal, jam terima barang dan
distempel pelanggan sebagai konfirmasi penerimaan barang.
4.7 Khusus untuk pelanggan Pharma non psikotropika yang pesan melalui telpon, maka
Surat Pesanan harus diambil oleh Petugas ekspedisi/ Delivery.
4.8 Jika pihak pelanggan tidak dapat memberikan Surat Pesanan, maka barang
dibawa kembali ke Gudang .
Khusus untuk barang yang harus disimpan pada suhu 2 – 8 °C, harus
dicantumkan suhu pada saat terima barang dari Gudang dan suhu pada saat diterima
oleh pelanggan dalam “Form Serah Terima Barang Bersuhu 2 – 8 C

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 3 dari 4


PERUSAHAAN PENGIRIMAN OBAT DAN BAHAN OBAT Nomor 1234

Departemen/Divisi Seksi/Sub Divisi/Sub Tanggal berlaku


PT MITRA
/ Bagian/Unit* Bagian/Sub Unit* 01 Januari 2023
JAYA ABADI
........................... ........................
..
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti*
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, * No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
.......................
apt.Fitriana Utami, apt. Juliana Safitri, apt. Yuyun Syerliana, .....
S.Farm S.Farm S.Farm

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023
33

5. Pengiriman di luar jam kerja


Jika dalam keadaan darurat dibutuhkan pengiriman diluar jam kerja agar dilakukan
sebagai berikut:

5.1 Pesanan harus ada persetujuan dari pimpinan


5.2 Adanya petugas yang diberikan wewenang melakukan proses ini
5.3 Membuat Surat Jalan Manual dilengkapi dengan nomor urut Surat Jalan
5.4 Mencatat Unit, no batch dan ED produk yang dikirim
5.5 Mengirim ke pelanggan dan meminta tanda tangan nama jelas serta no SIPA
penanggung jawab di pelanggan
5.6 Keesokan harinya segera menyerahkan Surat jalan Asli ke Kepala Gudang untuk
proses difakturkan
5.7 Ka Gudang, proses faktur dan mengirimkan faktur bersama surat jalan manual untuk
dimintakan tanda tangan dan cap pelanggan

6. Dokumentasi

7. Riwayat

Versi Nomor Tanggal Alasan Perubahan


1. Xxxxx .......... Baru

2. Yyyyy .......... Tambahan ..............................

8. Distribusi

Asli : Penanggung Jawab


Fotokopi
No.1: Pimpinan Fasilitas Distribusi
No.2: Kepala Bagian Departemen Terkait
No.3: Kepala Bagian Logistik/Gudang

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 4 dari 4


PERUSAHAAN PENGIRIMAN OBAT DAN BAHAN OBAT Nomor 1234
34

Departemen/Divisi Seksi/Sub Divisi/Sub Tanggal berlaku


PT MITRA / Bagian/Unit* Bagian/Sub Unit* 01 Januari 2023
JAYA ABADI ........................... ........................
..
........
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti**
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
.........................
apt.Fitriana Utami, apt. Juliana Safitri, apt. Yuyun Syerliana, ..
S.Farm S.Farm S.Farm

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023

9. Distribusi
Asli: Penanggung Jawab/Kepala Bagian Pemastian Mutu
Fotokopi:
No. 1: Pimpinan Fasilitas Distribusi
No. 2: Kepala Bagian Logistik
No. 3: Kepala Bagian Pemasaran
No. 4: Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
35

Nama : Juliana Safitri


NIM : 4890101220016
NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 1 dari 6
PERUSAHAAN PENYIMPANAN Nomor 4321

Departemen/Divisi Seksi/Sub Divisi/Sub Tanggal berlaku


PT. BAKTI
/ Bagian/Unit* Bagian/Sub Unit* 01 Januari 2023
SEMPURNA
........................... ........................
..
........
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti**
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
.........................
apt. Juliana Safitri, apt. Fitriana Utami, apt. Yuyun Syerliana, ..
S.Farm S.Farm S.Farm

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023

1. Tujuan
Untuk memastikan barang-barang di gudang, disimpan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh
Principal dan peraturan Pemerintah serta terjaga kualitasnya.

2. Ruang Lingkup
Proses penyimpanan yang dilakukan di gudang dan kontrol terhadap barang-barang yang disimpan, fas
ilitas infrastruktur untuk penyimpanan seperti bangunan gudang, suhu/kelembaban, material handling e
quipment, kartu barang dan stock opname.

3. Prosedur dan Proses


3.1. Infrastruktur Penyimpanan Infrastruktur yang harus diperhatikan dan memenuhi persyaratan
diantaranya adalah bangunan/ruangan untuk gudang sebagai tempat penyimpanan barang,
suhu dan kelembaban ruangan, serta material handling equipment. Apabila infrastruktur dan
fasilitas tidak memadai, maka Kepala Logistik mengusulkan kepada Pimpinan untuk
memenuhi kekurangannya.

Kepala Logistik harus memperhatikan bangunan/ruangan untuk penyimpanan (gudang), melip


uti : Area dan fasilitas penyimpanan harus didesign sedemikian rupa sehingga menjamin kond
isi penyimpanan yang baik, seperti harus bersih, bebas dari banjir, bebas dari sampah, debu, u
36

nggas, serangga, hama, kebocoran atau pecahan, mikrorganisme dan kontaminasi silang. Pem
eliharaan secara berkala harus dilakukan untuk menjamin fasilitas penyimpanan selalu dalam
kondisi yang baik.

3.1.1. Ruangan untuk penyimpanan barang farmasi hendaknya dibangun dan dipelihara untuk
melindungi barang yang disimpan dari pengaruh perubahan temperatur dan
kelembaban (tingkat kelembaban harus dijaga antara 60 % - 80 %), banjir, rembesan
melalui tanah, masuk Ukuran dan layout bangunan gudang harus sesuai dengan ijin
PBF. Bila ada perubahan ukuran dan atau layout gudang maka perlu disampaikan
kepada Dinas Kesehatan Provinsi setempat untuk mendapat perubahan ijin PBF,
khususnya bangunan Gudang.

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 2 dari 6


PERUSAHAAN PENYIMPANAN Nomor 4321

Departemen/Divisi Seksi/Sub Divisi/Sub Tanggal berlaku


PT. BAKTI
/ Bagian/Unit* Bagian/Sub Unit* 01 Januari 2023
SEMPURNA
........................... ........................
..
........
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti**
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
.........................
apt. Juliana Safitri, apt. Fitriana Utami, apt. Yuyun Syerliana, ..
S.Farm S.Farm S.Farm

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023

3.1.2. Infrastruktur dan peralatan yang tersedia di gudang unit merujuk pada persyaratan
minimum yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3.1.3. Tempat penyimpanan produk rantai dingin perlu dilengkapi sistem alarm dan genset.
3.1.4. Memiliki sirkulasi udara yang baik
3.1.5. Dilengkapi dengan penerangan yang cukup untuk dapat melakukan kegiatan dengan
aman dan benar. Dilengkapi dengan perlengkapan yang memadai untuk penyimpanan
barang yang memerlukan pengamanan maupun kondisi penyimpanan khusus
37

3.1.6. Program pemeliharaan area dan fasilitas penyimpanan harus dibuat secara tertulis
yang merinci frekuensi pembersihan dan metode yang dipakai.
3.1.7. Dilakukan pengamanan fisik khusus untuk ruang penyimpanan maupun untuk seluruh
bangunan.

Kepala Logistik harus selalu mengontrol suhu dan kelembaban ruang penyimpanan, meliput
i:

3.2. Penyimpanan barang-barang di gudang harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh
Principal, untuk menghindari kerusakan karena cahaya, kelembaban atau suhu
3.2.1. Tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan peralatan pengatur suhu (AC),
pengukur suhu, pencatat suhu atau alat lain yang bisa mengidentifikasi suhu ruangan
untuk kurun waktu tertentu.
3.2.2. Pemetaan suhu ruang penyimpanan dilakukan dalam proses validasi dan mapping
temperatur. Thermometer ditempatkan pada titik panas dan titik dingin serta didekat
pintu suatu ruang penyimpanan  Suhu harus diperiksa serta dimonitor tiga kali
sehari dan dicatat pada kartu monitor suhu untuk menjaga semua bagian dari area
penyimpanan tetap dalam suhu yang ditentukan
3.2.3. Alat pengukur suhu (Thermometer) yang digunakan harus dikalibrasi secara berkala
minimal setahun sekali.
3.2.4. Pencatatan harus disimpan selama 5 tahun ditambah 1 tahun, atau sesuai dengan
Peraturan Pemerintah
38

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 3 dari 6


PERUSAHAAN PENYIMPANAN Nomor 4321

Departemen/Divisi Seksi/Sub Divisi/Sub Tanggal berlaku


PT. BAKTI
/ Bagian/Unit* Bagian/Sub Unit* 01 Januari 2023
SEMPURNA
........................... ........................
..
........
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti**
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
.........................
apt. Juliana Safitri, apt. Fitriana Utami, apt. Yuyun Syerliana, ..
S.Farm S.Farm S.Farm

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023

Kepala Logistik melakukan penataan dan identifikasi tempat penyimpanan dengan mempertimbangk
an:
a. Alur penyimpanan dan pengeluaran barang K.
b. Ketersediaan alat penyimpanan barang seperti Rack, shelving, lemari, chiller/freezer dan
flow rack.
c. Jumlah jenis barang per kelompok tipe penyimpanan
d. Luas lorong antar rack/shelving/flow rack yang dapat digunakan untuk lalu lintas reach
truck/hand pallet/picker
e. Tempat berjalan dan tempat transit barang baik di area penerimaan barang maupun di area
pengiriman.
f. Ruang Karantina untuk produk sub standard dan recall
4. Sistem Penyimpanan

Kepala Logistik harus menyimpan barang pada tempat yang sesuai dengan persyaratan dan suhu penyi
mpanan yang telah ditentukan oleh pabrikan dan/atau peraturan pemerintah yang berlaku. Untuk produk
farma dan alkes disimpan dalam satu gudang dengan lokasi terpisah (dapat disimpan dalam ruangan, ra
k, shelfing terpisah). Pemisahan dapat dilakukan dengan menggunakan pembatasan rak (wiremesh, gyp
sum).
a. Kepala Logistik harus memperhatikan instruksi penyimpanan yang tertera pada karton barang
39

b. Definisi dari instruksi penyimpanan yang tertera pada karton mempunyai pengertian :
Instruksi Pengertiannya
Do not store over 30℃ Harus disimpan antara +2 ℃ s/d +30℃

Do not store over 25℃ Harus disimpan antara +2 ℃ s/d +25℃

Do not store over 15℃ Harus disimpan antara +2 ℃ s/d +15 ℃


40

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 4 dari 6


PERUSAHAAN PENYIMPANAN Nomor 4321

Departemen/Divisi Seksi/Sub Divisi/Sub Tanggal berlaku


PT. BAKTI
/ Bagian/Unit* Bagian/Sub Unit* 01 Januari 2023
SEMPURNA
........................... ........................
..
........
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti**
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
.........................
apt. Juliana Safitri, apt. Fitriana Utami, apt. Yuyun Syerliana, ..
S.Farm S.Farm S.Farm

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023

Penyimpanan barang-barang di gudang harus berdasarkan kategori sebagai berikut:


Katagori Produk Penyimpanan
Suhu +2℃ s/d +8℃ Produk yang tertulis pada kemas-an Disimpan di Cold Storage, Chiller
(suhu dingin) harus disimpan +2℃ s/d +8 ℃ atau lemari pendingin
(Refrigerator)
Suhu +8 ℃ s/d +15℃ Produk yang tertulis pada kemasan Disimpan pada ruang yang
(suhu sejuk) harus disimpan +8 ℃ s/d +15 ℃ menggunakan Air Condition (AC)
dan harus di atas pallet
Suhu +15 oC s/d +25 oC Produk Injeksi, produk jenis antibiotik, Disimpan pada ruang yang
(suhu kamar terkendali produk yang bersalut gula, produk yang menggunakan Air Condition (AC)
berbentuk ointment atau cream dengan dan harus di atas pallet.
kemasan tube.
Suhu +26 oC s/d +30 oC Produk yang dapat disimpan pada Disimpan pada ruangan dan harus
(suhu kamar suhu normal. di atas pallet.
Produk Psikotropika Produk yang termasuk golongan obat Disimpan pada ruangan atau
keras yang secara khusus diawasi oleh lemari khusus dan harus selalu
Pemerintah. terkunci serta diperlukan
pengawasan khusus.
Produk dengan nilai harga Produk yang harganya mahal (di atas Disimpan pada ruangan atau
mahal Rp. 1 juta per boxnya) dan produk fast lemari dan keamanannya terjaga
41

moving yang rawan hilang.


Produk Beraroma Keras Produk consumer Harus disimpan dan diletakkan
berjauhan dari produk farmasi dan
makanan seperti susu, minuman
(yang dikonsumsi masuk ke dalam
tubuh manusia).
Barang Recall, Barang Produk recall, rusak dan kadaluarsa Dikumpulkan dan dipisahkan dari
Rusak dan Kadaluarsa yang tidak layak jual / pakai. produk komersil lainnya atau
disebut Karantina
42

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 5 dari 6


PERUSAHAAN PENYIMPANAN Nomor 4321

Departemen/Divisi Seksi/Sub Divisi/Sub Tanggal berlaku


PT. BAKTI
/ Bagian/Unit* Bagian/Sub Unit* 01 Januari 2023
SEMPURNA
........................... ........................
..
........
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti**
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
.........................
apt. Juliana Safitri, apt. Fitriana Utami, apt. Yuyun Syerliana, ..
S.Farm S.Farm S.Farm

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023

1) Kepala Logistik dalam menyimpan barang-barang di gudang tidak diperkenankan meletakkan


langsung di atas lantai tanpa menggunakan pallet atau alas penyekat. Barang-barang harus
diletakkan di rak, lemari yang telah ditentukan dan/atau di atas pallet/alas penyekat untuk
menghindari kerusakan barang akibat pengaruh kelembaban dan kotoran.
2) Sistem penyimpanan dan penempatan barang hendaknya harus memperhatikan kemudahan
dalam memonitor :

 FEFO (First Expiry First Out)

 FIFO (First In First Out)


3) Penyimpanan barang yang diterima disesuaikan dengan persyaratan yang dituntut untuk masing-
masing barang. Hendaknya diusahakan agar barang yang baru diterima dengan masa kadaluarsa
yang lebih panjang ditempatkan di belakang barang yang kadaluarsanya lebih pendek. Demikian
pula dengan barang yang baru diterima, ditempatkan di belakang stock lama sehingga
penyaluran barang dapat dilakukan atas dasar prinsip pertama masuk dengan kadaluarsa yang
lebih pendek adalah yang pertama keluar.
4) Kelompok tiap jenis barang harus terpisah dengan jelas dan disimpan secara rapi / teratur untuk
mencegah resiko tercampur dan pencemaran serta memudahkan pemeriksaan ataupun
pemeliharaan dan pengambilannya.
5) Stock disimpan dalam susunan dan urutan yang rapi, hendaknya diusahakan ada jarak antara
tiap urutan yang memungkinkan adanya aliran udara. Produk yang disimpan pada long span
shelving menggunakan divider sebagai pembatas.
43

6) Stock disimpan dalam susunan dan urutan yang rapi, hendaknya diusahakan ada jarak antara
tiap urutan yang memungkinkan adanya aliran udara. Produk yang disimpan pada long span
shelving menggunakan divider sebagai pembatas.
7) Untuk barang-barang yang harus disimpan dalam suhu tertentu (misalnya +2ºC s/d +8ºC) harus
langsung disimpan di dalam Cold Storage/Chiller/refrigerator begitu dikeluarkan dari
styrofoam, tidak boleh melebihi 30 menit sejak barang diterima di suhu luar.
8) Barang-barang yang disimpan harus terhindar dari kondisi-kondisi yang dapat mengurangi atau
merusak kualitas barang, misalnya :

 Terkena sinar matahari secara langsung


 Terkena tetesan air sehingga menjadi basah
 Debu
 Disusun terlalu tinggi
 Terkena barang yang menyebabkan terjadinya kontaminas
 Gangguan tikus/ serangga lain yang dapat merusak kemasan atau kualitas baran
44

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 6 dari 6


PERUSAHAAN PENYIMPANAN
Nomor 4321
PT. BAKTI SEMPURNA Departemen/Divisi Seksi/Sub Tanggal berlaku
/ Bagian/Unit* Divisi/Sub 01 Januari 2023
.......................... Bagian/Sub Unit*
... ......................
........ ..
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti**
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
...........................
apt. Juliana Safitri, apt. Fitriana Utami, apt. Yuyun Syerliana,
S.Farm S.Farm S.Farm

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023
45

5. Sistem Pencatatan
a. Sistem pencatatan pada kartu gudang dilakukan oleh Petugas Gudang dengan memperhatikan :
1. Nama barang
2. Tanggal
3. Nomor dokumen
4. Kuantitas
5. Expired Date
6. Bets
b. Pencatatan kartu Gudang wajib dilakukan untuk produk-produk yang disimpan pada lokasi yang
tetap (flow rack, shelving, long span shelving, strong room, gold room, cold room)
c. Alokasi untuk Penempatan Produk
d. Alokasikan produk sesuai dengan karakteristik barang

 Barang berat, kemasan botol, cairan diletakkan di bawah.


 Barang-barang kecil, mudah pecah (inj./vial) diletakkan semudah mungkin untuk
pengambilannya

 Barang slow moving dapat diletakkan yang paling jauh dari jangkauan/alur pengambilan
barang :
e. Kelompokan per prinsipal untuk memudahkan penghitungan. Buat list produk sesuai dengan
ABC sesuai dengan ketersediaan tempat sesuai dengan layout
f. Prioritaskan relokasi produk fast moving class karena hal ini sudah mencakup lebih dari 80%
(delapan puluh persen) transaksi.
g. Barang berat/bulky sebaiknya tidak diletakan di atas.

6. Dokumentasi

7. Riwayat
VERSI NOMOR TANGGAL ALASAN PERUBAHAN
1 Xxxxx .......... Baru
2 Yxxxx .......... Tambahan ..............................
8. Distribusi
Asli : Penanggung Jawab/Kepala Bagian Pemastian Mutu
No.1: Pimpinan Fasilitas Distribusi
No.2 : Kepala Bagian Departemen Terkait
No.3 : Kepala Bagian Logistik/Guda

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 6 dari 6


46

PERUSAHAAN PENYIMPANAN
Nomor 4321
PT. BAKTI SEMPURNA Departemen/Divisi Seksi/Sub Tanggal berlaku
/ Bagian/Unit* Divisi/Sub 01 Januari 2023
.......................... Bagian/Sub Unit*
... ......................
........ ..
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti**
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
...........................
apt. Juliana Safitri, apt. Fitriana Utami, apt. Yuyun Syerliana,
S.Farm S.Farm S.Farm

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023
47

1. Tujuan
 Meminimalkan peredaran produk palsu.
 Melakukan proses penanganan obat palsu secara benar.
 Untuk menghindari penyalahgunaan pemakaian, baik yang berakibat pada keselamatan
pasien, maupun kerugian penjualan.

2. Ruang Lingkup
Menjamin bahwa produk palsu yang ditemukan atau dicurigai dapat segera di tindak
lanjuti.

3. Tanggung Jawab
Pimpinan dan Apoteker Penanggung Jawab, bertanggung jawab atas
pelaksanaan proses penanganan produk palsu dan diduga palsu

4. Prosedur
A. Informasi Produk Palsu
Selalu mengikuti berita atau informasi mengenai obat palsu yang ditemukan di pasaran
melalui Surat Pemberitahuan dari BPOM dan Principal, maupun dari media.
B. Penarikan Produk Palsu
Penarikan Produk Palsu atas perintah BPOM atau Principal dilakukan sesuai prosedur
Recall yaitu :
1. Apoteker penanggung jawab mengeluarkan Surat Pemberitahuan Penarikan Produk
(SP3) ke Pelanggan,
2. Pengisian tanda terima SP3 oleh Pelanggan berikut Nama dan Cap,
3. Penarikan Fisik Barang oleh Team Sales dengan Form Retur dengan memberi
keterangan ”Recall Produk Palsu”,
4. Serah Terima fisik barang palsu dengan Gudang,
5. Gudang tidak perlu input di sistem
6. Gudang melakukan karantina sampai batas waktu penarikan dan diberi label
7. Apoteker penanggung jawab membuat laporan manual yang meliputi data:
 Jenis barang palsu yang telah ditarik
 Nama Pelanggan
 Jumlah Barang
Lanjutkan ke Pengembalian ke Principal
48

NAMA Prosedur Operasional Baku Halaman 6 dari 6


PERUSAHAAN PENYIMPANAN
Nomor 4321
PT. BAKTI SEMPURNA Departemen/Divisi Seksi/Sub Tanggal berlaku
/ Bagian/Unit* Divisi/Sub 01 Januari 2023
.......................... Bagian/Sub Unit*
... ......................
........ ..
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti**
(nama, jabatan, (nama, jabatan, (nama, jabatan, No.
tanda tangan) tanda tangan) tanda tangan) Tanggal
...........................
apt. Juliana Safitri, apt. Fitriana Utami, apt. Yuyun Syerliana,
S.Farm S.Farm S.Farm

Tanggal Tanggal Tanggal


01 Januari 2023 02 Januari 2023 03 Januari 2023
49

C. Penemuan Produk Diduga Palsu


Apabila ditemukan atau dicurigai produk palsu saat menerima retur dari Pelanggan,
segera lakukan langkah sebagai berikut:
a. Lakukan karantina atas produk tersebut tanpa memproses retur pada sistem
b. Segera catat nama dan alamat pelanggan yang mengembalikan produk tersebut
c. Laporkan secara tertulis kepada principal dan instansi yang berwenang (Badan
POM c.q Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA, tembusan
Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT)

D. Pengembalian Produk Palsu ke Principal


Atas produk palsu yang ditemukan atau ditarik tersebut, segera koordinasikan kepada
Principal terkait untuk cara pengembaliannya, sebagai berikut:
 Pengembalian fisik barang menggunakan Surat Jalan Manual dengan
menyebutkan keterangan ”Pengembalian Produk Palsu”.
 Laporan pengembalian produk palsu ke Principal harus ditembuskan ke Badan
POM.

5. Dokumentasi

6. Riwayat
Versi Nomor Tanggal Alasan Perubahan
1. Xxxxx .......... Baru
2. Yyyyy .......... Tambahan ..............................

7. Distribusi
Asli : Penanggung Jawab/Kepala Bagian Pemastian Mutu Kopi
No.1: Pimpinan Fasilitas Distribusi
No.2: Kepala Bagian Departemen Terkait
No.3: Kepala Bagian Logistik/Gudang
50

LAMPIRAN 2. TUGAS MENCARI NIE OBAT

NAMA: Juliana Safitri

NIM: 4890101220016

GOLONGAN MASA
NO NAMA OBAT NIE
OBAT BERLAKU
AMLODIPINE BASILATE
1 GKL0702339410B1 KERAS 15/11/2024
KAPLET 10 MG
Q-VIT D3 1000 IU KAPSUL
2 POM SD211313351 SUPLEMEN -
LUNAK
MOXIFLOXACIN HCL INFUS
3 GKL1740309649A1 KERAS 10/12/2023
400MG
MEROPENEM THD SER
4 GKL0602338444B1 KERAS 05/02/2026
INJ/1G @10 VIAL
GABAPENTIN 300MG
5 GKL1702354801A1 KERAS 10/01/2025
@100’S
6 TOPCILLIN 500MG @100 DKL8504401404A1 KERAS 29/11/2024
TRANSMUCO 10 X 10
7 DKL0204420110A1 KERAS 24/04/2027
TABLET
8 KALBION DBL7211621217A1 BEBAS 22/06/2027
LIBROFED TABLET @100 BEBAS
9 DTL0204419110A1 17/12/2025
TABLET TERBATAS
10 SONAMIN 100 KAPLET DKL1108518204A1 KERAS 29/11/2024
11 ZEFTRIX PACK DKL9704415044A1 KERAS 05/12/2023
12 OVISKIN N 5 GRAM DKL0904426628A1 KERAS 17/11/2026
OBAT
TRADISIONAL
FRESH CARE SPLASH DAN
13 POM QD212608841 -
FRUITY SUPLEMEN
MAKANAN
(ASORT)
OBAT
TRADISIONAL
HOTIN CREAM DAN
14 POM QD143712861 -
AROMATHERAPY TUBE 120 SUPLEMEN
MAKANAN
(ASORT)
51

LEUKOP1R 1.25CM X 9.2 M +


15 AKL10902900911 ALKES 24/08/2025
DISPENSER
TENSOCREPE FK 3’(7.5CM X
16 AKD10902811029 ALKES 30/102023
4.55CM)
PROMAG SUSPENSI BOTOL
17 DBL1111641033A3 BEBAS 06/08/2025
60ML
WOODS COUGH SYR ATT BEBAS
18 DTL0111633037A1 02/01/2023
100ML TERBATAS
BEBAS
19 ROHTO V EXTRA DTL1840001046A1 04/09/2024
TERBATAS
20 SELSUN BLUE 60ML NA18191005426 KOSMETIKA -
21 ATOCALM LIQUID WASH NA18170701685 KOSMETIKA -
SCABIMITE CREAM TUBE
22 DKL9427801529A1 KERAS 12/07/2026
10GR
BEBAS
23 VICKS FORMULA 54ML DTL0304518837A1 04/05/2023
TERBATAS
OBAT
TRADISIONAL
DAN
24 VICKS VAPORUB 10GR POM QL031700281 -
SUPLEMEN
MAKANAN
(ASORT)
25 NATUR E ADVANCE 32 TAB POM SD151346941 SUPLEMEN -
BEBAS
26 STOP COLD DRAFEE 60 TAB DTL7204509116A1 27/10/2024
TERBATAS
BEBAS
27 INSTO DRY EYES DTL1438202146A1 27/04/2024
TERBATAS
MADURASA BOTOL JERUK BPOM
28 MAKANAN
NIPIS 150GR PE MD266611007220
CLPIDOGREL BISULFATE
29 GKL1702354217A2 KERAS 31/12/2026
75MG
30 AMPICILLIN 500MG GKL1040700104A1 KERAS 19/10/2025
ONDANSETRON 8 MG/4ML
31 GKL0702339743A1 KERAS 10/09/2024
INJ
32 PIRACETAM 1G/5ML INJ GKL0602338043A1 KERAS 10/09/2024
33 POLARIST TABLET DTL7802345210A1 KERAS 13/07/2017
BIOGASTRON TAB
34 DBL8102300663A1 KERAS 17/01/2026
KUNYAH
52

35 MASKER ONEMED TIE ON AKD21603410320 ALKES 12/12/2019


53

NAMA : Fitriana Utami


NIM : 4890101220013
NO. PRODUK NIE GOLONGAN MASA
OBAT BERLAKU
1 OBH NELLCO SPESIAL DTL1817207337A1 BEBAS 24/06/2024
MENTHOL PE 55 ML TERBATAS
2 OBH NELLCO SPESIAL DTL0917206937A1 BEBAS 17/11/2022
JAHE 100 ML TERBATAS
3 LARSI CAPS POM TR.212342571 TRADISIONAL -
4 CABERTIS KIDS 60 ML POM TR. 073669311 - -
5 ARKAVIT POM SD. 061525081 SUPLEMENT -
6 TIAFEN 400 MG DKL1101803217A1 KERAS 04/02/2026
7 HP KOYO HGT 10 RESEABLE POM QL071800021 KUASI -
8 BENOSTAN 500 MG KAP DKL8802313409A1 KERAS 05/07/2025
9 BROXAL TABLET DKL9702323710A1 KERAS 11/10/2025
10 VIRPES KRIM DKL9802325929A1 KERAS 31/12/2022
11 ACEPRESS 25 MG TABLET DKL8502310410A1 KERAS 01/02/2025
12 AMOBIOTIC DS SYRUP DKL9302300438B1 KERAS 22/02/2023
13 AMOXICILLIN 500 MG GKL1040700204A1 KERAS 07/08/2025
14 THROMBOGEL 10 GR DTL0526110928A1 BEBAS 01/05/2025
TERBATAS
15 THROMBOPHOP OINT DTL7226108930A1 BEBAS 05/04/2026
TERBATAS
16 YAZMIN DKI0768203717A1 KERAS 06/11/2023
17 YAZ DKI0868204317A1 KERAS 02/09/2027
18 OBHC BTK DAHAK JAHE 100 DBL0804130437A1 BEBAS 09/07/2023
ML
19 SUPERTIN POM SD. 171349891 SUPLEMENT -
20 ALLERIN EXP SYR 60 ML DTL1504522837A1 BEBAS 27/10/2024
TERBATAS
21 NATUR E 300 IU 32 TAB POM SD. 161348491 SUPLEMENT -
22 NEOZEP FORTE TABLET DTL1504523110A1 BEBAS 15/02/2023
TERBATAS
23 VICKS FORMULA JAHE MADUPOM TR. 212649431 TRADISIONAL -
28 ML
24 VICKS FORMULA JAHE MADUPOM TR. 212649431 TRADISIONAL -
56 ML
54

25 VICKS FORMULA 27 ML DTL0304518837A1 BEBAS 04/05/2023


TERBATAS
26 TEMPRA DROP STRAWBERRY DBL2124404236A1 BEBAS 23/12/2026
15 ML
27 COMBANTRIN ORANGE SYR DTL8819801933A1 BEBAS 06/12/2027
TERBATAS
28 MYLANTA LIQUID 150 ML DBL1441200233A1 BEBAS 21/01/2024
29 SULSUN YELLOW (OTC) 120 MLDTL1140000165A1 BEBAS 13/01/2026
TERBATAS
30 HYPAFIX LEUKOPLAST 5 CMX AKL10902020290 ALKES 16/07/2024
5M
31 LEUKOPLAST LEUKOMED T AKL10902122453 ALKES 04/08/2025
PLUS 7,2 X 5 CM
32 OVISKIN CREAM 10 GR DKL9004406829A1 KERAS 08/11/2023
33 SALBRON EKSPEKTORAN 100 DKL9004406337A1 KERAS 01/07/2025
34 TOPCILLIN DS 125 MG 60 CC DKL7804426838A1 KERAS 01/02/2025
35 MASKER ONEMED ANAK AKD21603910058 ALKES 14/02/2024
DUCKBILL STRW
55

No Pertanyaan Ya/Tidak Keterangan

1 Apakah ada penanggung jawab Ya Terdapat penanggung jawab


gudang obat? gudang

2 Apakah ada SOP penyimpanan? Ya Sudah terdapat SOP mengenai


cara penyimpanan obat yang
baik di gudang

3 Apakah obat disusun berdasarkan Ya Obat disimpan berdasarkan


FIFO dan FEFO? FIFO dan FEFO

4 Apakah obat disusun berdasarkan Tidak Tidak disusun berdasarkan


alphabet? Alphabet

5 Apakah ada obat yang diletakan Ya Karena keterbatasan pallet


dilantai, dan tidak di atas pallet? dan obat yang dilantai adalah
obat yang baru datang dan
masih dalam proses
penyususnan

6 Apakah penyususnan obat Tidak Tidak diberikan jarak karena


diberikan jarak antara barang satu keterbatasan ruangan
dengan yang lain?

7 Apakah obat selalubdisusun tinggi Ya Obat disusun hamper terkena


dan hampir terkena langit-langit langit-langir ruangan karena
ruangan? keterbatasan ruangan
penyimpanan

8 Apakah ada pendingin ruangan Ya Terdapat pendingin ruangan


dan thermometer? dan thermometer untuk
memonitoring suhu
penyimpanan

9 Apakah obat sediaan cair di Ya Obat dipisahkan berdasarkan


pisahkan dengan sediaan padat? jenis

10 Apakah pencahayaan ruangan Tidak Cahaya tidak baik karena ada


sudah baik? barang yang disususn terlalu
tinggi sehingga masih ada sisi
yang gelap

LAMPIRAN 3. TUGAS INSPEKSI DIRI GUDANG PENYIMPANAN


56
57
58

CORRECTIVE ACTION AND PREVENTIVE ACTION (CAPA)

CAPA PIC Due Date


Temuan Acuan Akar masalah
CA PA

Ada barang yang Barang harus 1. Pallet tidak 1. Ajukan Apoteker Satu Minggu
di letakan di lantai disimpan di atas memadai penambahan memberikan untuk
pallet untuk 2. Masih dalam pallet agar sosialisasi merapikan
menghindari proses mencukupi
kerusakan akibat mengenai SOP penyusunan
penyusunan 2. Penyusunan
kelembaban dan barang harus penyimpanan obat
kotoran
di rapikan
sebelum
barang baru
dataang
Penyimpanan Obat di kelompokan 1. Kurangnya 1. Apoteker Apoteker
barang tidak di atau disusun secara pengetahuan memberikan melakukan
lakukan secara alphabet untuk dalam sosialisasi pemantauan rutin
alphabet. mempermudah penyimpanan mengenai
pencarian dan terkait
barang penyimpanan
pengambilan obat yang baik penyimpanan

Pencahayaan Area penyimpanan 1. Karena ada 1. Penyusunan 1. Memiliki


kurang baik di lengkapi dengan barang yang harus cadangan bolam
pencahayaan yang disusun tinggi mengikuti lampu yang
memadai untuk sehingga ketentuan dari baru
memungkinkan menghalangi principal dan 2. Apoteker
semuaa kegiatan cahaya dirapikan lagi memberikan
59

dilaksanakan secara 2. Bolam lampu sosialisasi


akurat dan aman ada yang mati terkait cara
penyimpanan
obat yang baik
Penyimpanan obat Penyimpanan 1. Keterbatasan 1. Ajukan Apoteker
tidak diberi jarak diusahakan diberi ruangan perluasan memberikan
jarak tiap urutan ruangan sosialisasi
untuk aliran udara penyimpanan
mengenai
2. Penyusunan
lebih dirapikan penyimpanan obat
lagi yang baik

Obat disusun Penyimpanan 1. Kurangnya 1. Apoteker Apoteker


tinggi dekat barang harus pengetahuan memberikan melakukan
dengan langit- mengikuti ketentuan sosialisasi pemantauan rutin
langit ruangan yang ditetapkan ulang terkait
principal, untuk terkait
SOP
menghindari penyimpanan
kerusakan

Anda mungkin juga menyukai