Anda di halaman 1dari 15

APOTEK PELAYANAN RESEP

MANGLONGSARI
FARMA
NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2
Ditetapkan
Apoteker
STANDAR OPERASIONAL
Terbitan I
PROSEDUR
Apt. Nadya Faradani S.Farm
SIPA 19960671/SIPA_33.07/II/2023/2010

I. PENGERTIAN Pelayanan resep adalah kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk


memenuhi kebutuhan pasien dengan sistem resep perorangan oleh apotik
fadilah.

II. TUJUAN Tercapainya pelayanan kefarmasian dengan mutu cakupan dan efisiensi
yang optimal melalui pelayanan perbekalan farmasi

III. KEBIJAKAN  Dilaksanakan setiap hari pada jam kerja


 Melayani pasien:
o Umum

IV. PROSEDUR 1. Penderita menyerahkan resep kepada petugas Farmasi.


2. Petugas farmasi menerima resep, meneliti, menghitung harga,
membubuhi paraf, memberi nomor resep dan menyerahkan nomor
pengambilan obat kepada penderita.
3. Petugas Farmasi meracik obat sesuai resep dokter, memberi etike dan
copy resep (bila obat tidak tersedia).
4. Petugas Farmasi mencatat obat yang keluar pada kartu stock barang.
5. Petugas Farmasi meneliti kebenaran obat (sesuai dengan resep) dan
menyerahkannya pada penderita.
6. Penderita menerima obat sesuai nomor pengambilan obat yang disertai
bukti lunas.
7. Petugas Farmasi merekap pengeluaran barang dan mencatat dalam
buku pengeluaran barang atau stock barang.
8. Petugas Farmasi merekap semua penerimaan dan pemakaian obat dan
alat kesehatan yang digunakan.

V. UNIT TERKAIT  Apoteker dan Asisten apoteker


PERENCANAAN PERBEKALAN FARMASI
NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2
Ditetapkan
Apoteker
STANDAR OPERASIONAL
Terbitan I
PROSEDUR
Apt. Nadya Faradani S.Farm
SIPA 19960671/SIPA_33.07/II/2023/2010

I. PENGERTIAN Perencanaan perbekalan farmasi adalah suatu proses kegiatan dalam


pemilihan jenis, jumlah dan harga sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.

II. TUJUAN Tercapainya perencanaan perbekalan farmasi dengan mutu, cakupan dan
efisiensi yang baik di Apotek Manglongsari Farma

III. KEBIJAKAN  Perencanaan dilaksanakan sekali seminggu


 Sesuai anggaran yang tersedia.

IV. PROSEDUR 1. Merekap serta menyusun kebutuhan sementara dengan


mempertimbangkan perbekalan farmasi yang masih ada di stok serta
data pemakaian harian, untuk penyusulan anggaran belanja obat.
2. Berdasarkan pada platfon anggaran yang tersedia, disusun kembali
rancangan kebutuhan perbekalan farmasi dengan memperhatikan / skala
prioritas.

V. UNIT TERKAIT
 Apoteker dan Asisten Apoteker
PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI
APOTEK MANGLONGSARI
FARMA NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2
Ditetapkan
Apoteker
STANDAR OPERASIONAL
Terbitan II
PROSEDUR
Apt. Nadya Faradani S.Farm
SIPA 19960671/SIPA_33.07/II/2023/2010

I. PENGERTIAN Pengadaan perbekalan farmasi adalah proses / kegiatan untuk


merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui.

II. TUJUAN Tersedianya perbekalan farmasi dalam jumlah, jenis yang cukup di Instalasi
Farmasi pada saat dibutuhkan.

III. KEBIJAKAN  Pengadaan perbekalan farmasi dilaksanakan, sesuai perencanaan /


kebutuhan dengan mempertimbangkan ketersediaan anggaran.
 Perbekalan farmasi tidak boleh berlebih dalam stock karena akan terjadi
“Invesment Cash”
 Pesanan dilakukan pada distributor utama dan subdist.

1. Berdasarkan rencana kebutuhan Instalasi Farmasi 1 tahun,


IV. PROSEDUR
penanggungjawab pengadaan barang membuat rencana pengadaan
untuk 1 triwulan.
2. Waktu pemesanan disesuaikan dengan rencana keuangan Apotek
Manglongsari Farma.
3. Untuk pesanan cito atau setiap pesanan dibuatkan SP (Surat Pesanan)
yang ditandatangani oleh Apoteker dan atau Asisten apoteker,
4. Surat Pesanan dibuat 2 rangkap (asli untuk PBF, sedangkan
rangkapannya untuk manajemen Apotek Manglongsari Farma).
5. Pada akhir bulan menyiapkan laporan kegiatan pengadaan barang
selama 1 bulan.

V. UNIT TERKAIT  Apoteker


 Asisten apoteker
PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI
APOTEK MANGLONGSARI
FARMA NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2
Ditetapkan
Apoteker
STANDAR OPERASIONAL
Terbitan I
PROSEDUR
Apt. Nadya Faradani S.Farm
SIPA 19960671/SIPA_33.07/II/2023/2010

I. PENGERTIAN Penerimaan perbekalan farmasi adalah kegiatan untuk menerima perbekalan


farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui
pembelian langsung.

II. TUJUAN Tercapainya penerimaan perbekalan farmasi dengan mutu, cakupan dan
efisiensi yang optimal di Apotek Manglongsari Farma.

III. KEBIJAKAN  Dilaksanakan di Apotek Manglongsari Farma.


 Barang yang diterima Expire Date minimal 2 tahun untuk obat-obatan dan
6 bulan untuk bahan kimia.

1. Petugas farmasi memeriksaan dan penerimaan barang berdasarkan SP.


IV. PROSEDUR
2. Petugas farmasi memeriksa kualitas fisik, Expire Date dan kuantitas
barang.
3. Petugas farmasi memeriksa dan penerimaan barang menandatangani
bukti pengiriman barang dan membuat berita acara pengriman barang.

V. UNIT TERKAIT
 APOTEKER
 ASISTEN APOTEKER
PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI
APOTEK MANGLONGSARI
FARMA NO. 2 No. Revisi: Halaman: 1 / 2
Ditetapkan
Apoteker
STANDAR OPERASIONAL
Terbitan I
PROSEDUR
Apt. Nadya Faradani S.Farm
SIPA 19960671/SIPA_33.07/II/2023/2010

I. PENGERTIAN Penyimpanan perbekalan farmasi adalah kegiatan pengaturan perbekalan


farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan.

II. TUJUAN Tercapainya / terselenggaranya penyimpanan perbekalan farmasi dengan


mutu, cakupan dan efisiensi yang optimal di Rumah Sakit.

III. KEBIJAKAN Penyimpanan perbekalan farmasi disyaratkan sebagai berikut:


 Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya.
 Dibedakan menurut Efek Farmakologi.
 Dibedakan menurut kestabilan / suhu.
 Dibedakan menurut mudah / tidaknya terbakar.
 Dibedakan menurut tahan / tidaknya terhadap cahaya.

1. Barang farmasi yang diterima dan sudah memenuhi persyaratan


IV. PROSEDUR
disimpan di dalam gudang penyimpanan menurut jenis barang (obat jadi,
cairan infus, alat perawatan, alat kedokteran, alat kesehatan habis
pakai,).
2. Penyimpanan dilakukan secara baik, teratur sesuai dengan aturan
farmasi yang berlaku agar mutu tetap terjamin, mudah dicari dengan
cepat dan aman.
3. Cara penyimpanan dilakukan dengan metode FIFO (First In First Out)
dan kecepatan distribusi barang.
4. Peetugas farmasi memasukkan barang ke dalam kartu stock.
5. Petugas farmasi membukukan barang farmasi tersebut pada buku bukti
barang masuk.
7. Petugas farmasi mengarsipkan berkas Berita Acara Penerimaan Barang,
dan bukti pengiriman barang / tanda terima.Panitia penerima barang.
V. UNIT TERKAIT
 APOTEKER
 ASISTENT APOTEKER
APOTEK MANGLONGSARI
FARMA PELAYANAN INFORMASI OBAT
NO. 2 No. Revisi: Halaman: 1/ 2
Ditetapkan
APOTEKER
STANDAR OPERASIONAL
Terbitan II
PROSEDUR
Apt. Nadya Faradani S.Farm
SIPA 19960671/SIPA_33.07/II/2023/2010

I.PENGERTIAN Informasi obat adalah setiap data atau pengetahuan objektif, diuraikan
secara ilmiah dan terdokumentasi mencakup farmakologi dan penggunaan
terapi dari obat. Pelayanan informasi obat (PIO) adalah kegiatan pelayanan
yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat,
tidak biasa dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan
lainnya dan pasien.

 Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien.


II. TUJUAN
 Meningkatkan profesionalisme Apoteker.
 Menunjang terapi obat yang rasional
 Faktor yang harus diperhatikan : sumber informasi obat, tempat, tenaga
dan perlengakapan.

III. KEBIJAKAN

VI. PROSEDUR / 1. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif
KEGIATAN dan pasif.
PELAYANAN 2. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka.
3. Membuat bulletin, leaflet danlabel obat.

V. UNIT TERKAIT  Apoteker


 Asisten Apoteker
ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
APOTEK MANGLONGSARI
FARMA NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2
Ditetapkan
Apoteker
STANDAR OPERASIONAL
Terbitan I
PROSEDUR
Apt. Nadya Faradani S.Farm
SIPA 19960671/SIPA_33.07/II/2023/2010

I. PENGERTIAN Administrasi dan pelaporan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan


pencatatan manajemen perbekalan farmasi serta penyusunan laporan yang
berkaitan dengan prbekalan farmasi secara rutin atau tidak rutin dalam
periode bulanan, triwulanan atau tahunan.

II. TUJUAN  Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi.


 Tersedianya informasi yang akurat.
 Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan.
 mendapat data/laporan yang lengkap untuk membuat perencanaan.
 Agar anggaran yang tersedia untuk pelayanan dan perbekalan farmasi
dapat dikelola secara efisien dan efektif.

 Proses pendataan dan pelaporan dapat dilakukan secara:


Tulis tangan
Otomatis dengan menggunakan computer (software)
 Pelaporan dilaksanakan setiap bulan
III. KEBIJAKAN  Laporan yang dibuat :
Laporan permintaan Perbekalan Farmasi
Laporan pemakaian Perbekalan Farmasi
Laporan penggunaan narkotik dan psikotropik

1. Petugas farmasi membuat pencatatan dan merekap setiap akhir bulan.


IV. PROSEDUR 2. Petugas farmasi merekap semua data yang dibutuhkan untuk pembuatan
masing-masing laporan.
3. Petugas farmasi dan pelaporan mengarsipkan laporan-laporan dengan
rapi.

V. UNIT TERKAIT  Apoteker


 Asisten apoteker
DISTRIBUSI PERBEKALAN FARMASI
NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2
Ditetapkan
DIREKTUR RSB GIA LESTARI
STANDAR OPERASIONAL
Terbitan II
PROSEDUR
Apt. Nadya Faradani S.Farm
SIPA 19960671/SIPA_33.07/II/2023/2010

I. PENGERTIAN Distribusi/pendistribusian perbekalan farmasi merupakan kegiatan


mendistribusikan perbekalan farmasi di Rumah Sakit untuk pelayanan
individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap, rawat jalan serta untuk
menunjang pelayanan medis.

II. TUJUAN Tercapainya distribusi perbekalan farmasi dengan mutu, cakupan dan
efisiensi yang optimal di Rumah Sakit.

III. KEBIJAKAN  Distribusi untuk unit pelayanan rawat inap dilaksanakan 1 kali dalam
seminggu.
 Distribusi untuk unit pelayanan rawat jalan dilaksanakan 1 kali dalam
seminggu
 Distribusi untuk unit/instalasi penunjang pelayanan medis dilaksanakan 1
kali dalam sebulan.

1. Permintaan obat/alkes habis pakai ditulis dalam formulir permintaan


IV. PROSEDUR barang, dalam rangkap 2 (asli untuk gudang dan rangkapannya untuk
unit yang bersangkutan).
2. Dalam mengisi item dan jumlah permintaaan, sisa pemakaian obat/alkes
habis pakai dari permintaan sebelumnya harus dicantumkan.
3. Formulir permintaan yang telah diisi, ditandatangani oleh
penanggungjawab unit pelayanan dan diketahui oleh Kepala Instalasi
Farmasi. Kemudian diserahkan kepada diserahkan kepada petugas
gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
4. Petugas gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit menyiapkan obat/alkes
yang diminta dan mencatat dalam buku pengeluaran barang dan kartu
stock gudang.
5. Pada saat serah terima barang, petugas unit pelayananyang menerima
melakukan pengecekan. Setelah cocok, petugas gudang yang
menyerahkan maupun petugas yang menerima membubuhkan nama dan
paraf.
6. Permintaan dilakukan 1 kali seminggu.

 Unit Pelayanan Rawat Inap


 Unit Pelayanan Rawat Jalan
V. UNIT TERKAIT
 Unit Pelayanan Rawat Darurat
 Petugas gudang.
VISI DAN MISI
NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 1
Ditetapkan
Terbitan I
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

VISI Menjadi Instalasi Farmasi yang terbaik di Sulawesi Selatan

dengan pelayanan bermutu dan profesional berkode etik

apoteker.

MISI 1. Melaksanakan pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical

Care) yang berorientasi pada tercapainya hasil

pengobatan yang maksimal bagi pasien.

2. Bertanggungjawab atas pengelolaan Farmasi Rumah

Sakit yang berdaya guna dan berhasil guna.

3. Menciptakan suasana aman dan nyaman.

4. Menata unit pelayanan Instalasi Farmasi menjadi lebih

mandiri, kredibel, efektif dan efisien.

5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan Instalasi Farmasi.

PELAYANAN RESEP DI LUAR JAM KERJA


(IRD)
NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2
Ditetapkan
Terbitan I
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

I. PENGERTIAN Pelayanan resep di luar jam kerja (IRD) adalah kegiatan


pendistribusian/pelayanan perbekalan farmasi untuk memenuhi
kebutuhan pasien diluar jam kerja (IRD).

II. TUJUAN  Tercapainya pelayanan kefarmasian dengan mutu, cakupan


dan efisiensi yang optimal melalui pelayanan perbekalan
farmasi pasien rawat darurat.
 Terjaminnya pemberian obat secara rasional sesuai
formularium selama 24 jam.

 Apotik Rumah Sakit buka 24 jam

III. KEBIJAKAN  Dilaksanakan dengan 2 kali pergantian jaga.

1. Dokter di IRD menulis / memberikan resep kepada pasien..


IV. PROSEDUR 2. Pasien menyerahkan resep kepada petugas farmasi
3. Petugas farmasi menerima resep.
4. Pasien membayar pada sentral pembayaran
5. Petugas farmasi melakukan peracikan, memberi label/etiket
dan menyiapkan obat, bahan dan alat yang diminta setelah
pasien/keluarnya pasien menyerahkan bukti pelunasan.
6. Petugas farmasi menyerahkan obat, bahan/alat kesehatan
pada pasien.

INSTALASI FARMASI
PELAYANAN RESEP DI LUAR JAM KERJA (IRD)
NO. No. Revisi: Halaman: 2 / 2
Ditetapkan
Terbitan II
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

7. Petugas farmasi mencatat pengeluaran barang farmasi


pada kartu stock dan mencatat dalam buku pencatatan.
8. Petugas farmasi merekap semua pemakaian setiap akhir
bulan dan merekap penulisan.
9. Resep generik dan non generik
10. Petugas Farmasi di apotik IRD membuat laporan kepada
Kepala Instalasi Farmasi paling lambat tanggal 5 bulan
berjalan.

V. UNIT TERKAIT  Perawat


 Petugas Farmasi
Apoteker

Apt. Nadya Faradani S.Farm

PENGHAPUSAN DAN ATAU PEMUSNAHAN


PERBEKALAN FARMASI
NO. 2 No. Revisi: Halaman: 1 / 2
Ditetapkan
Terbitan II
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

I. PENGERTIAN Perbekalan farmasi yang sudah kadaluarsa atau rusak tidak


boleh digunakan dan harus dikembalikan ke distributor atau
dimusnahkan.

II. TUJUAN Untuk penghapusan dan atau pemusnahan perbekalan


farmasi yang sudah kadaluarsa atau rusak.

III. KEBIJAKAN 1. Apabila ada perbekalan farmasi yang kadaluarsa atau


rusak dimusnahkan dengan cara ditanam dengan terlebih
dahulu dilarutkan atau dibakar.
2. Apabila ada perbekalan farmasi yang hampir kadaluarsa
diinformasikan kepada Panitia Farmasi dan Terapi,SMF
dan atau Kepala Instalasi Farmasi untuk ditukar ke
distributor.

1. Apabila ada perbekalan farmasi yang mendekati


IV. PROSEDUR kadaluarsa atau rusak petugas Instalasi Farmasi lapor
kepada Kepala Instalasi Farmasi / Wakilnya.
2. a. Perbekalan farmasi yang mendekati kadaluarsa oleh
Kepala Instalasi Farmasi atau Wakilnya
diinformasikan pada Staf Medis Fungsional.
b. Perbekalan farmasi mendekati kadaluarsa atau rusak
diinformasikan kepada distributor, apakah barang
tersebut dapat ditukar.
3. Apabila perbekalan farmasi tersebut ditukar maka barang
diserahkan kepada distributor dengan membuat tanda
terima barang.
4. Tanda terima disimpan oleh petugas gudang dan
diserahkan kembali ke distributor apabila barang
pengganti datang.

PENGHAPUSAN DAN ATAU PEMUSNAHAN


PERBEKALAN FARMASI
NO. 2 No. Revisi: Halaman: 2 / 2
Ditetapkan
Terbitan II
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

5. Apabila perbekalan farmasi yang kadaluarsa dan atau


rusak tidak dapat ditukar maka dilakukan pemusnahan.
6. Pemusnahan dilakukan bersama dengan petugas IPSRS
dengan cara ditanam atau dibakar dengan incenetor.
Sebelum ditanam atau dibakar barang terlebih dahulu
dihancurkan / dilarutkan.
7. Dibuat berita acara pemusnahan dengan disaksikan oleh 2
(dua) orang petugas dan selanjutnya dilaporkan kepada
Direktur oleh Kepala Instalasi Farmasi serta diarsipkan.

V. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi


PENANGANAN KESALAHAN PENYERAHAN
PERBEKALAN FARMASI KEPADA PASIEN
NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2
Ditetapkan
Terbitan I
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
I. PENGERTIAN Yang dimaksud dengan penanganan kesalahan penyerahan
perbekalan farmasi kepada pasien adalah jalan penyelesaian
bila terjadi kesalahan penyerahan perbekalan farmasi kepada
pasien.

II. TUJUAN Guna memperlancar penanganan apabila terjadi kesalahan


pemberian perbekalan farmasi kepada pasien baik rawat inap
maupun rawat jalan.

1. Apabila terjadi kesalahan penyerahan perbekalan farmasi


III. KEBIJAKAN
kepada pasien rawat jalan maka kepada petugas Instalasi
Farmasi segera lapor kepada Kepala Instalasi Farmasi
dan atau Wakilnya / Koordinator untuk segera dicari jalan
penyelesaiannya.
2. Apabila terjadi pada pasien rawat inap maka apabila
petugas Instalasi Farmasi lebih dahulu mengetahui, maka
harus segera menghubungi petugas ruang perawatan
untuk segera diselesaikan, tetapi sebaliknya apabila
petugas ruang perawatan yang mengetahui lebih dahulu
maka petugas ruang perawatan segera menghubungi
Instalasi Farmasi untuk diselesaikan.

A. Penanganan Kesalahan Penyerahan Perbekalan Farmasi


kepada Pasien Rawat Jalan.
IV. PROSEDUR
1. Petugas Instalasi Farmasi menginformasikan kepada
Kepala Instalasi Farmasi / Wakilnya / Koordinator.
2. Petugas yang bersangkutan mencari alamat pada
poliklinik asal resep.
PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2


Ditetapkan
Terbitan I
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

I. PENGERTIAN Yang dimaksud dengan penyimpanan obat narkotikadalah


penyimpanan obat tersebut di almari khusus narkotik.

1. Demi tercapainya pengamanan, pemantauan dan


II. TUJUAN pengawasan obat narkotika maka penyimpanan obat
narkotika (khususnya pethidin/morphin injeksi) hanya di
Instalasi Farmasi.
2. IRD boleh menyimpan untuk kasus darurat sejumlah
maksimal 2 ampul.

1. Semua obat narkotika disimpan di Instalasi Farmasi pada


lemari khusus.
III. KEBIJAKAN
2. Ruang perawatan tidak diperbolehkan menyimpan obat
narkotika untuk persediaan.
3. IRD dan IBS diperkenankan menyimpan obat narkotika pada
temapat / lemari khusus maksimal 2 (dua) ampl, untuk
persediaan kasus darurat maksimal 1 (satu) ampul.
4. Penyimpanan narkotika di RSB.GIA LESTARI didasarkan
pada UU Narkotika.

1. a. Ruang / Instalasi lain yang mempunyai persediaan


narkotikdiserahkan ke Instalasi Farmasi oleh petugas
dengan bukti serah terima.
IV. PROSEDUR b. IRDbila mempunyai persediaan narkotika lebih dari 2 (dua)
ampul dan ICU lebih dari 1 (satu) ampul diserahkan ke
Instalasi Farmasi oleh petugas dengan bukti serah terima.
2. Di Instalasi Farmasi obat narkotika tersebut disimpan di
lemari khusus dan dicatat pada buku penitipan obat
narkotika.

Anda mungkin juga menyukai