Anda di halaman 1dari 28

PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI, BAHAN

MEDIS HABIS PAKAI DAN ALAT KESEHATAN Apoteker PenanggungJawab

No.Dokumen : SOP-01
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia,


S.Farm.,M.Si.
SIPA: 503/0206-
SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan perencanaan


pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan sehingga mendapatkan jumlah
1. Tujuan dan jenis yang sesuai kebutuhan dan menjamin ketersediaan sediaan farmasi
dan alat kesehatan di sarana pelayanan melalui pengadaan antar Apotek.

- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2. Referensi
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh Anggota Apotek

1. Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diadakan harus telah


memiliki izin edar atau nomor registrasi.
2. Mencatat sediaan farmasi dan alat kesehatan yang sisa dan
persediaan yang kosong pada buku de fecta
3. Membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi dan bahan medis
4. Prosedur
habis pakai dengan memperhatikan pola penyakit.

4. Membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi dan bahan medis


habis pakai dengan pertimbangan pola konsumsi dan kemampuan
masyarakat.
5. Apotek yang melayani permintaan obat dari Apotek lain membuat faktur
sebagai bukti pembeliaan obat.
PENGADAAN SEDIAAN FARMASI, BAHAN MEDIS
HABIS PAKAI DAN ALAT KESEHATAN
DALAM APOTEK Apoteker PenanggungJawab

No.Dokumen : SOP-02
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pengadaan


sediaan farmasi dan alat kesehatan sehingga mendapatkan jumlah dan jenis yang
1. Tujuan sesuai kebutuhan dan menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
di sarana pelayanan melalui pengadaan antar Apotek.

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Seluruh Anggota Apotek
3. Pelaksana

1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diadakan harus telah memiliki izin
edar atau nomor registrasi pada PBF resmi

2) Mencatat sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai serta alat kesehatan
yang sisa persediaannnya sudah sampai jumlah persediaan pada TITIK PESAN.
4. Prosedur
3) Dalam menetapkan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
akan diadakan/dipesan selalu dengan pertimbangan penggunaan obat, harga,
dan ketersediaan anggaran atau dengan menggunakan analisis Pareto-ABC
atau analisa EOQ-ABC.

4) Membuat Surat Pesanan minimal rangkap 2 (dua) kepada masing-masing


distributor dengan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan alat kesehatan
didasarkan pada data perencanaan yang telah dibuat dan data
monitoring/seleksi distributor.

5) Surat Pesanan harus ditanda tangan oleh Apoteker Pengelola Apotek.


6) Untuk pesanan Narkotika menggunakan form khusus Surat Pesanan Narkotika.
PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI BAHAN
MEDIS HABIS PAKAI DAN ALAT KESEHATAN Apoteker PenanggungJawab

No.Dokumen : SOP-03
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan penerimaan


1. Tujuan
sediaanfarmasi dan alat kesehatan.

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Seluruh Anggota Apotek
3. Pelaksana
1. Memeriksa legalitas faktur dan surat jalan. Antara lain mencakup: identitas
apotek pemesan dan identitas distributor.

4. Prosedur 2. Mecocokkan faktur dengan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima.
Mencakup: kesesuaiann nama sediaan farmasi dan alat kesehatan, jumlah,
kebenaran harga, keutuhankemasan, kebenaran label, tanggal kadaluwarsa.
Apabila sudah sesuai, baru disimpan.

3. Memberi paraf dan stempel pada faktur penerimaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan.

4. Menginformasikan kepada distributor apabila terjadi ketidaksesuaian agar


dilakukan perbaikan.

5. Mencatat jumlah, nomor batch, dan tanggal kadaluwarsa sediaan farmasi


dan alat Kesehatan di dalam kartu stok.
PEMINDAHAN
SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN Apoteker PenanggungJawab

No.Dokumen : SOP-04
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk meminimalkan kesalahan pengambilan dan


1. Tujuan
Mempercepat proses penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan.

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Seluruh Anggota Apotek
3. Pelaksana
1. Memastikan sediaan yang diambil dari tempat persediaan benar dan sesuai
dengan resep yang diterima.
4. Prosedur 2. Memeriksa dengan teliti label sediaan seperti Nomor Batch dan tanggal
kadaluwarsa.

3. Memindahkan sediaan farmasi dilakukan secara FIFO (First In First Out) atau
FEFO(First Expired First Out).

4. Memastikan bahwa bagian strip yang terpotong memuat No Batch dan


tanggalkadaluwarsa pada saat pemotongan strip.
PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI, BAHAN Apoteker PenanggungJawab
MEDIS HABIS PAKAI DAN ALAT KESEHATAN
No.Dokumen : SOP-05
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan penyimpanan sediaan, bahan


1. Tujuan
medis habis pakai dan alat kesehatan di dalam apotek untuk menjamin mutu,
stabilitas, potensi dan keamanannya.

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Seluruh Anggota Apotek
3. Pelaksana
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.

2. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
4. Prosedur
maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
pada wadah baru.

3. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa.emastikan sediaan yang diambil dari tempat persediaan benar dan
sesuai dengan resep yang diterima.

4. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.

5. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang


lainnya yang menyebabkan kontaminasi

6. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas


terapi Obat serta disusun secara alfabetis

7. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In
First Out)
PEMERIKSAAN TANGGAL KADALUWARSA Apoteker PenanggungJawab

No.Dokumen : SOP-06
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 2 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa


1. Tujuan
untuk menghindari pemakaian obat yang tidak terjamin mutu, stabilitas, potensi
dan keamanannya.

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh Anggota Apotek

1. Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa secara berkala (1, 2, atau3


bulan sekali).
4. Prosedur 2. Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa melalui 2 (dua) cara, yaitu:
- Melakukan pemeriksaan secara berkala pada masing-masing obat.
Melakukan pemeriksaan pada saat pengambilan obat pada tahapan
-
penyiapan obat.
3. Pemeriksaan tanggal kadaluwarsa secara berkala:
- Menetapkan petugas yang ditunjuk bertanggung jawab terhadap
permeriksaan tanggal kadaluwarsa.
- Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa untuk masing-masing obat
pada satu bagian dari rak.
- Untuk obat yang mendekati tanggal kadaluwarsa (1-3 bulan sebelumnya)
beri perhatian khusus agar didistribusikan sebelum tanggal kadaluwarsa.
Atau mengembalikan (retur) obat kepada distributor sesuai dengan
persyaratan yang disepakati.
- Menyisihkan obat yang telah kadaluwarsa dan simpan di tempat tersendiri
dengan diberi label/tulisan OBAT KADALUWARSA.
- Melakukan prosedur diatas kembali untuk bagian rak yang lain.
- Mencatat hasil pemeriksaan tanggal kadaluwarsa pada bukutersendiri.
4. Pemeriksaan tanggal kadaluwarsa pada saat pengambilan obat:
- Pada saat mengambil obat untuk pelayanan harus selalu melakukan
pemeriksaantanggal kadaluwarsa.
- Sisihkan obat yang telah kadaluwarsa dan simpan ditempattersendiri
dengandiberi label/tulisan OBAT KADALUWARSA.
- Mencatat hasil pemeriksaan tanggalkadaluwarsa pada buku
tersendiri.
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT Apoteker PenanggungJawab
KESEHATAN YANG TELAH KADALUWARSA
No.Dokumen : SOP-07
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk melakukan kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan
1. Tujuan
alat kesehatan yang telah kadaluwarsa.

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh Anggota Apotek

1. Menyediakan tempat khusus untuk menyimpan sediaan farmasi dan alat


kesehatan yangtelah kadaluwarsa.
4. Prosedur 2. Tempat khusus penyimpanan komoditi harus terpisah dari ruang peracikan.
3. Memberi label KOMODITI KADALUWARSA DILARANG DIJUAL pada tempat
khusus.
4. Menunjuk petugas yang bertanggungjawab mengelola komoditi ini.
5. Sebelum memasukkan komoditi yang telah kadaluwarsa pada tempat
khusus terlebih dahulu dilakukan pencatatan.
6. Melakukan pemusnahan komoditi sesuai tata cara yang berlaku.
PENANGANAN OBAT KEMBALIAN DARI Apoteker PenanggungJawab
PASIEN
No.Dokumen : SOP-08
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk melakukan penangannan sediaan farmasi dan alat
1. Tujuan
kesehatan yang dikembalikan oleh pasien

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh Anggota Apotek

1. memastikan sediaan farmasi yang dikembalikan berasal dari Apotek

4. Prosedur Al-Rasyid menunjukkan tanda bukti pembelian dan mengkonfirmasi


dengan kartu stok di apotek.

2. Menanyakan kepada pasien alas an pengembalian sediaan farmasi


yangtelah dibeli.

3. Memeriksa dengan teliti apakah sediaan yang dikembalikan


kondisinya masih baikdan bebas dariberbagai kerusakan.

4. Pergantian atas pengembalian sediaan ditetapkan oleh Apoteker


Penanggung Jawab.
PELAYANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT Apoteker PenanggungJawab
KESEHATAN TANPA RESEP
No.Dokumen : SOP-09
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 2 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan obat kepada pasien
1. Tujuan
yang ingin melakukan swamedikasi.

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh Anggota Apotek

1. mendengarkan keluhan dan atau permintaan obat dari pasien.


2. Menggali informasi dari pasien, meliputi:
4. Prosedur - Untuk siapa obat tersebut
- Tempat timbulnya gejala penyakit
- Seperti apa rasanya gejala penyakit tersebut
- Kapan mulai timbul gejala dan apa yang menjadi pencetusnya
- Sudah berapa lama gejala dirasakan
- Ada tidaknya gejala penyerta
- Pengobatan yang sebelumnya telah dilakukan
- Obat lain yang dikonsumsi untuk pengobatan penyakit lainnya
- Informasi lain sesuai kebutuhan
3. Buatlah keputusan professional: merujuk ke dokter, RS, atau
memberikan terapi obat, dsb.
4. Memilihkan obat sesuai dengan kerasionalan dan kemampuan ekonomi
pasien dengan menggunakan obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat
wajib apotek.
5. Memberikan informasi tentang obat yang diberikan kepada pasien,meliputi:
nama obat, tujuan pengobatan, cara pakai, lamanya pengobatan, efek
samping yang mungkin timbul, cara penyimpanan serta hal-hal lain yang
harus dilakukan maupun yang harus dihindari oleh pasien untuk menunjang
pengobatan. Bila sakit berlanjut/lebih dari 3 hari supaya menghubungi
dokter.
6. Melayani obat untuk pasien, setelah pasien memahami hal-hal yang
diinformasikan.
7. Mendokumentasikan data pelayanan swamedikasi yang telah dilakukan
pada PMR bila diperlukan.
8. Menjaga kerahasiaan data pasien.
PELAYANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT Apoteker PenanggungJawab
KESEHATAN DENGAN RESEP
No.Dokumen : SOP-10
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 2 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan tertulis


1. Tujuan
dari dokter,dokter gigi dan dokter hewan.

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh Anggota Apotek

Skrining Resep (dilakukan oleh Apoteker)


4. Prosedur 1. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu: nama
dokter, nomor ijin praktek dokter penulis resep, alamat, tanggal penulisan
resep, tanda tangan atau paraf dokter serta nama, alamat, umur, jenis
kelamin dan berat badan pasien.
2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetika yaitu: bentuk sediaan,
dosis, frekuensi, kekuatan sediaan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama
pemberian obat.
3. Mengkaji aspek klinis dengan cara melakukan patient assessment kepada
pasien yaitu: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi,
jumlah obat dan kondisi khusus lainnya), keluhan pasien dan hal lain yang
terkait dengan kajian aspek klinis. Instruksi kerja: patient assessment
terlampir.

4. Menetapkan ada tidaknya DRP dan membuat keputusan profesi (komunikasi


dengan dokter, merujuk pasien ke sarana kesehatan terkait, dsb).
5. Mengkomunikasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan.
Penyiapan sediaan farmasi
1. Menyiapkan sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan permintaan
pada resep.
2. Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum.
3. Mengambil obat dan pembawanya dengan menggunakansarung
tangan/spatula/sendok.
4. Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalikan ke
tempat semula (untuk tablet dalam wadah loss).
5. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok.
6. Menyiapkan etiket warna putih untuk obat dalam dan warna biru untuk obat
luar.
7. Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai
permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain.

Penyerahan sediaan farmasi (dilakukan oleh Apoteker)


1. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan (keserasian
anatara penulisan etiket dengan resep).
2. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh Apoteker.
3. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
4. Memeriksa identitas dan alamat pasien.
5. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
6. Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah disampaikan.
7. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan.
8. Mendokumentasikan semua tindakan apoteker dalam PMR (patient
Medication sRecord).
9. Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek samping, dsb.
PENYIAPAN DAN PENYERAHAN SIRUP Apoteker PenanggungJawab
KERING
No.Dokumen : SOP-11
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 2 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan penyiapan dan penyerahan sediaan sirup
1. Tujuan
kering berdasarkan resep

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh Anggota Apotek

▪ Peracikan sediaan farmasi


4. Prosedur 1. Menyiapkan sirup kering sesuai dengan permintaan pada resep.
2. Mencatat pengeluaran pada kartu stok.
3. Menawarkan kepada pasien apakah mau melakukan pengenceran
sendiri atau dibantu Apoteker.
4. Membuka logo obat, apabila rekonstitusi obat (penambahan air) dilakukan
oleh Apoteker.
5. Mengencerkan sirup kering dengan air yang layak minum sesuai takaran.
6. Menyiapkan stiket warna putih dan label kocok dahulu.
7. Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai
permintaan padaresep serta petunjuk dan informasi lain.
▪ Penyerahan sediaan farmasi (dilakukan oleh Apoteker)
1. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan
(keserasian anatara penulisan etiket dengan resep).
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
3. Memeriksa identitas dan alamat pasien.
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
5. Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah disampaikan.
6. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan.
7. Mendokumentasikan semua tindakan apoteker dalam PMR (patient
Medication Record).
8. Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek samping, dsb.
KONSELING Apoteker PenanggungJawab

No.Dokumen : SOP-12
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan konseling dengan resep,


1. Tujuan
sesuai dengan kondisi pasien.

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Apoteker

1. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien/keluarga pasien.


2. Menanyakan 3 (tiga) pertanyaan kunci menyangkut obat yang dikatakan oleh
dokter kepada pasien dengan metode open-ended question. Untuk resep baru
4. Prosedur bisa dengan 3 prime question:
o Apa yang telah dokter katakana mengenai obat ini?
o Bagaimana dokter menerangkan cara pemakaian?
o Apa hasil yang diharapkan dokter dari pengobatan ini?Untuk resep ulang:
o Apa gejala atau keluihan yang dirasakan pasien?
o Bagaimana cara pemakaian obat?
o Apakah ada keluhan selama penggunaan obat?
3. Memperagakan dan menjelaskan mengenai pemakaian obat-obattertentu
(inhaler,suppositoria, obat tetes, dsb.
4. Melakukan verifikasi akhir, meliputi:
o Mengecek pemahaman pasien
o Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
carapenggunaan obat guna mengoptimalkan terapi.
o Melakukan pencatatan konseling yang dilakukan pada kartu pengobatan.
PENYULUHAN FARMASI Apoteker PenanggungJawab

No.Dokumen : SOP-13
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 2 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan farmasi (Kampanye


1. Tujuan
DAGUSIBU)

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian

1. Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara sistematis untuk


memberikanpenyuluhan sesuai dengan tingkat pendidikan dan tingkat
pengetahuan masyarakat.
4. Prosedur 2. Menyiapkan materi penyuluhan.

3. Memberikan penyuluhan kepada kelompok masyarakat dengan temayang


actual/ yangberkaitan dengan masalah kesehatan yang sedang berkembang
di mmasyarakat.
4. Menjawab pertanyaan kelompok masyarakat dengan jelas dan mudah
dimengereti, tidak bias, kritis dan bijaksana.
5. Hal-hal yang perlu disampaikan kepada kelompok masyarakat:
• Cara mendapatkan obat yang bermutu/ aman dan manjur.

• Cara penggunaan obat yang benar.

• Cara penyimpanan obat yang baik.

• Peringatan/ efek samping obat.

• Cara membuang obat dengan aman.

• Pengenalkan penyakit ringan.

• Tanda- tanda penyakit kronis dan penggunaan obat penyakit kronis.


6. Menyediakan informasi aktif
7. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan penyuluhan Penyuluhan tidak
hanya berkaitan dengan obat tetapi dapat berkembang menjadi masalah hidup
bersih dan sehat, masalah keamanan pangan danmasalah-masalah yang
berkaitan dengan kesehatan
PELAYANAN RESIDENSIAL Apoteker PenanggungJawab
( PHARMACY HOME CARE)
No.Dokumen : SOP-14
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan residensial atau


1. Tujuan
farmasi kunjungan ke rumah pasien (Pharmacy Home Care)

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Apoteker

1. Melakukan seleksi pasien melalui kartu/catatan PMR.


2. Menawarkan kepada pasien untuk dilakukan pelayanan home care.

4. Prosedur 3. Mempelajari riwayat pengobatan pasien dari PMR.


4. Melakukan kesepakatan untuk melaksanakan kunjungan ke rumah
dengan konfirmasi melalui telepon.
5. Melakukan kunjungan rumah.
6. Melakukan tindak lanjut dengan memanfaatkan sarana komunikasi
yang ada atau kunjungan berikutnya secara berkesinambungan.
7. Melakukan pencatatan dan evaluasi pengobatan setelah kunjungan
dan tindak lanjut yang telah dilakukan.
8. Mendokumentasikan kegiatan pelayanan home care.
PEMBERSIHAN ALAT Apoteker PenanggungJawab

No.Dokumen : SOP-15
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 2 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pembersihan alat terutama alat
1. Tujuan
racik dalam pelayanan resep obat racikan

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh anggota apotek

1. mortir dan stemper harus segera dibersihkan setelah digunakan agar


tidak terjadiperkerakan dari noda yang sulit dibersihkan.
4. Prosedur 2. Pembersihan harus segera dilaksanakan setiap seteah selesai
menggunakan alat.

3. Setelah selesai pembersihan pada mortir dan stemper tempel label


bersih.

Alat Pembersih
1. Spon atau alat cuci
2. Lap kering yang tidak berserat /lap basah
Bahan pembersih yang digunakan
1. Air bersih
2. Aquadest
3. Alkohol 70%
Tempat untuk membersihkan
Tempat cuci alat wastafel
Bagian yang dibersihkan
Bagian dalam dan dalam mortir
Prosedur
1. Mencuci seluruh bagian dalam dan luar mortir dan stemper dibersihkan
sampai sisa bahan menjadi hilang dan bersih menggunakan spon/alat cuci.
2. Tiriskan di rak pengering alat
3. Di lap dengan lap kering.
4. Selanjutnya, dibalas dengan alkohol 70 % dan setelah kering dan yakin
bersih tempel label bersih
HIGIENE PERORANGAN Apoteker PenanggungJawab

No.Dokumen : SOP-16
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan menjaga kebersihan karyawan


1. Tujuan
selamamelakukan pekerjaan yang berkaitan dengan pelayanan kefarmasian.

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh anggota apotek

1. Mencuci tangan dengan sabun atau desinfektan setelah masuk ruang


pelayanan.
4. Prosedur 2. Memakai pakaian kerja yang bersih dan rapi.
3. Rambut harus rapi.
4. Tidak makan dan minum dan merokok di ruang peracikan.
5. Selalu menjaga kebersihan dan panjangnya kuku, tidak menggunakan cat
kuku .
6. Jangan menggunakan pakaian kerja sebagai lap/untuk mengeringkan
tangan.
PENGELOLAAN RESEP Apoteker PenanggungJawab

No.Dokumen : SOP-17
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pencatatan, pengarsipan, penyiapan


1. Tujuan
laporan dan penggunaan laporan dokumentasi resep

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh anggota apotek

1. Resep asli dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dandiurutkan


sesuai nomer resep.
4. Prosedur
2. Resep yang berisi narkotika digaris bawah dengan tinta merah.

3. Resep yang berisi psikotropika digaris bawah dengan tinta biru.

4. Resep dibendel sesuai kelompoknya, setiap hari dan dibendel perbulan.

5. Kumpulan resep diberi tanggal, bulan, dan tahun yang jelas dan disimpan
di tempat yang telah ditentukan.

6. Penyimpanan resep dilakukan secara berurutan dan teratur sehingga


dimudahkan untuk penelusuran resep.

7. Resep yang diambil pada saat penelusuran harus dikembalikan pada


tempat semula tanpa merubah urutan.

8. Resep disimpan dalam jangka waktu 5 tahun atau lebih dimusnahkan


dengan tata cara tertentu.
PEMUSNAHAN RESEP Apoteker PenanggungJawab

No.Dokumen : SOP-18
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pemusnahan resep yang telah
1. Tujuan
disimpan selama 5 (lima) tahun atau lebih.

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh anggota apotek

1. Menyiapkan administrasi laporan berita acara pemusnahan.


2. Menetapkan jadwal, metode, dan tempat pemusnahan.
4. Prosedur
3. Menyiapkan tempat pemusnahan.
4. Tata cara pemusnahan:
• Rsep narkotika dihitung jumlahnya.
• Resep lain ditimbang.
• Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar
5. Membuat laporan pemusnahan resep yang sekurang-kurangnya memuat:
• Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan resep.
• Jumlah resep narkotika dan berat resep yang dimusnahkan.
• Nama apoteker pelaksana pemusnahan.
• Nama saksi pelaksanaan pemusnahan.
6. Membuat berita acara pemusnahan (format terlampir) yang ditandatangani
oleh apoteker dan saksi dalam pelaksanaan pemusnahan resep.
PEMUSNAHAN Apoteker PenanggungJawab
SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
No.Dokumen : SOP-19
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pemusnahan sediaan farmasi


1. Tujuan
dan alat kesehatan yang rusak dan kedaluwarsa.

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh anggota apotek

1. Melakukan inventarisasi sediaan farmasi dan alat kesehatan yang akan


dimusnahkan.
4. Prosedur 2. Menyiapkan administrasi berupa laporan dan berita acara pemusnahan.
3. Menetapkan jadwal, metode dan tempat pemusnahan.
4. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan.
5. Membuat laporan pemusnahan, memuat:
- Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan sediaan farmasi dan
alat kesehatan.
- Nama dan jumlah sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
dimusnahkan.
- Nama apoteker pelaksanaan pemusnahan.
- Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan.
6. Membuat laporan pemusnahan
PENGATURAN SUHU Apoteker PenanggungJawab

No.Dokumen : SOP-20
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 1 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk menjamin obat tersimpan dengan temperature yang
1. Tujuan
sesuai,sehingga kualitas dan stabilitas sediaan farmasi tetap terjaga..

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh anggota apotek

1. Memeriksa tempratur ruangan dan lemari pendingin di apotek


secara harian
4. Prosedur
2. Mencatat temperature dan kelembaban ruangan apotek secara
berkala pada waktu yang berbeda.

3. Mengkalibrasi termohigrometer yang digunakan untuk mengukur


temperatur secara periodik.

4. Memelihara pendingin udara secara periodik.

5. Menjaga agar sediaan farmasi tidak terpapar dengan temperatur yang tidak
sesuai danterlindung dengan baik dari cahaya dan kelembaban.
CARA PEMBUATAN SPO Apoteker PenanggungJawab
(STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL)
No.Dokumen : SOP-21
No.Revisi : .................................................
Tanggal Terbit : 9 September 2022
Halaman : 2 Halaman

Nama Apotek APOTEK Al RASYID apt. Cszahreyloren Vitamia, S.Farm.,M.Si.


SIPA: 503/0206-SIPA/DPMPTSP/VII/2022

Prosedur ini dibuat untuk m enetapkan suatu bentuk standar untuk penulisan SPO
1. Tujuan
dan cara merevisinya

2. Referensi - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

3. Pelaksana
Seluruh anggota apotek

SPO hendaknya dimulai dengan bagian-bagian sebagai berikut:

4. Prosedur 1. Suatu pengantar yang berisi antara lain nomor dan tanggal diterbitkannya
SPO, atau nomor pengganti SPO lama, judul, nomor halaman, penyusun,
yang menyetujui, dan tanggal revisi SPO.

2. Keterangan mengenai tujuan SPO.

3. Paragraf standar, yang dimaksudkan untuk menekankan pada pemakai


dokumen tersebut bahwa mereka bertanggung jawab untuk memahami
isinya dan untuk memberitahukan tiap masalah yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan antara lain: setiap kesalahan atau hal yang tidak konsisten
yang terdapat dalam SPO.

4. Contoh: Bila ada sesuatu dalam SPO ini yang tidak dimengerti atau tidak
dapat ditetapkan sesuai dengan yang tertulis, segera beritahukan kepada
supervisor. Suatu intruksi yang jelas dan tepat tentang bagaimana
operasional dimaksud.
5. Dalam kondisi tertentu ada baiknya untuk menyebutkan penanggung jawab
bagi prosedur tertentu suatu kolom terpisah di bagian kanan pada teks
dokumen. Hal ini memungkinkan pemberian tanggung jawab secara lebih
spesifik daripada yang tersebut dalam pengantar umum.

6. Nama dan tanda tangan penanggung jawab yang mengesahkan : Bila


berkaitan dengan pelayanan kefarmasian maka yang menyusun adalah
Apoteker Pendamping atau Tenaga Teknis Kefarmasian dan disetujui oleh
Apoteker Penanggung Jawab (dua kolom), sedangkan bila berkaitan dengan
pembersihan maka yang menyusun adalah petugas, diperiksa oleh
Apoteker Pendamping atau Tenaga Teknis Kefarmasian dan disetujui oleh
Apoteker penaggung jawab (tiga kolom).

Anda mungkin juga menyukai