Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/ 1


RSUD KAREL
SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Tetap Direktris RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
20 JANUARI 2014

dr. K. Notanubun, M.Kes


NIP. 19631016 199803 2 002

Pengertian Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga
perbekalan farmasi dalam rangka pengadaan.
Tujuan 1. Untuk mengetahui jenis dan jumlah kebutuhan farmasi.
2. Menjamin tersedianya perbekalan farmasi yang dibutuhkan secara optimal.
3. Menjamin efisiensi penggunaan anggaran farmasi secara optimal.
4. Mencegah terjadinya kekosongan perbekalan farmasi yang dibutuhkan dalam Rumah
Sakit.
Kebijakan Untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi yang keperluannya sangat mendesak
(cito) permintaannya bisa langsung dibuat oleh pemakai dengan mengkoordinasikan
dengan Instalasi Farmasi. Perbekalan farmasi yang diadakan berdasarkan kontrak
kerja sama, yang diatur dalam perjanjian kontrak tersebut.
Prosedur 1. Mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan perencanaan, mencakup :
usulan kebutuhan bahan farmasi dari masing-masing unit dan pola penyakit.
2. Mengolah data usulan kebutuhan dari masing-masing unit dan pola penyakit yang ada
di rumah sakit
3. Menganalisa hasil pengolahan data kebutuhan, mencakup nama barang, merek dan
harga.
4. Menentukan jumlah kebutuhan barang farmasi untuk seluruh unit
8. Menyusun rencana kebutuhan barang farmasi bulanan, triwulan, dan tahunan.
Unit Terkait - Instalasi (Farmasi, Lab, UTD, Radiologi)
- Ruang-ruang perawatan
- Anastesi, Ok
- Dokter

1
PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/ 1


RSUD KAREL
SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Tetap Direktris RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
20 JANUARI 2014

dr. K. Notanubun, M.Kes


NIP. 19631016 199803 2 002

Pengertian Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi sesuai dengan pesanan.
Tujuan Menerima perbekalan farmasi harus diperiksa apakah sesuai dengan yang dipesan.
Kebijakan Semua penerimaan perbekalan farmasi harus diperiksa apakah sesuai dengan yang
dipesan.
Prosedur 1. Perbekalan farmasi diterima oleh Bendahara Barang,
2. Bendahara Barang bersama Panitia pemeriksa dan petugas farmasi memeriksa
kesesuaian perbekalan yang datang dengan pesanan, no batch/lot, tanggal
kadaluwarsa.
3. Bendahara Barang, Panitia pemeriksa menandatangani faktur dengan nama jelas,
tanggal penerimaan, kemudian menyerahkan ke petugas farmasi di gudang farmasi.
3. Petugas farmasi menerima dan mencatat dalam buku penerimaan perbekalan farmasi,
mencakup nama perbekalan farmasi, jumlah, no batch/lot, tanggal kadaluwarsa.
5. Petugas farmasi mengarsipkan faktur.
6. Petugas farmasi mencatat barang yang diterima pada kartu stok.
Unit Terkait - Bendahara Barang
- Panitia Pemeriksa Barang
- Farmasi

2
PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/ 1


RSUD KAREL
SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Tetap Direktris RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
20 JANUARI 2014

dr. K. Notanubun, M.Kes


NIP. 19631016 199803 2 002

Pengertian Merupakan kegiatan penyimpanan perbekalan farmasi didalam ruang penyimpanan


berdasarkan sistem FIFO dan FEFO dengan memperhatikan sifat barang.
Tujuan 1. Menjamin mutu tetap baik
2. Memudahkan dalam pencarian
3. Memudahkan pengawasan persediaan/stok serta barang kadaluwarsa
4. Menjamin keamanan dari kecurian/kehilangan dan kebakaran
5. Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat.
Kebijakan Agar perbekalan farmasi tersimpan dengan baik, aman, terjamin kualitas dan
kuantitasnya.
Prosedur 1. Perbekalan farmasi yang sudah diperiksa disimpan dengan baik dengan
memperhatikan :
- Sifat barang
- Bentuk sediaan
- Ukuran
- Alfabet
2. Mencatat setiap perbekalan pada buku penerimaan dan kartu stok
3. Menyimpan barang farmasi dengan baik di dalam rak dengan sistem FIFO dan
FEFO.
4. Untuk obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus dan terkunci.
5. Mengecek setiap mutasi pada kartu stok.
Unit Terkait - Petugas Farmasi di gudang Farmasi

3
PELAYANAN FARMASI TENTANG PERENCANAAN DAN
PEMESANAN OBAT-OBAT HIGH ALERT
No.Dokumen : No. Revisi Halaman : 1/ 1
RSUD KAREL
SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Ditetapkan oleh :


Tetap Tanggal Terbit Direktur RSUD Karel Sadsuitubun Langgur

20 Januari 2014
dr. K. NOTANUBUN, M.Kes.
NIP : 19631016 199803 2 002

Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang
berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan
urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Proses
perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran dan menentukan
strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat di gunakan
secara efektif dan efisien.
Tujuan Untuk menyusun kebutuhan perbekalan Farmasi yang tepat sesuai kebutuhan,
mencegah terjadinya kekosongan / kekurangan barang farmasi, mendukung /
meningkatkan penggunaan perbekalan farmasi yang efektif dan efisien.
Kebijakan Surat penugasan oleh Direktur rumah Sakit tentang pelayanan farmasi tentang
pemesanan dan peresepan obat yang perlu diwaspadai.
1. Pemesanan obat dilakukan pada penyedia besar farmasi (PBF) yang resmi.
Prosedur 2. Pemesanan obat menggunakan surat asli diberikan kepada sales sedang salinannya
di simpan sebagai arsip.
3. Untuk pemesanan obat-obat narkotika dan psikotropika menggunakan SP khusus.
4. Jumlah dan jenis obat yang dipesan harus disesuaikan dengan kebutuhan.
5. SP di tandatangani oleh apoteker dan harus di beri stempel.
Unit Terkait Apoteker, Perawat dan Sales Penyedia Obat.

4
PELAYANAN FARMASI TENTANG PENGADAAN DAN
PENYIMPANAN OBAT-OBAT HIGH ALERT
No.Dokumen : No. Revisi Halaman : 1/ 1
RSUD KAREL
SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Ditetapkan oleh :


Tetap Tanggal Terbit Direktur RSUD Karel Sadsuitubun Langgur

20 JANUARI 2014
dr. K. NOTANUBUN, M.Kes.
NIP : 19631016 199803 2 002

Pengertian Obat-obatan yang perlu diwaspadai (High – Alert Medication), adalah obat yang sering
menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang beresiko
tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (Adverse Outcome) seperti obat
yang terlihat mirip atau obat-obatan yang kedengarannya mirip ( Nama obat rupa dan
ucapan mirip / NORUM atau Look Alike Sound Alike / LASA.
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan perbekalan Farmasi yang berkualitas, rasional dan
harganya terjangkau oleh lapisan masyarakat. Untuk menghindari kesalahan
pemberian obat. Menjadikan pedoman petugas farmasi ketika menerima obat-obatan
High Alert.
Kebijakan Seluruh Tenaga Staf Medik Fungsional yang bekerja di fasilitas pelayanan Rumah
Sakit wajib melakukan pengecekan ulang untuk obat-obatan High Alert
a. Terima perbekalan farmasi sesuai dengan protap penerimaan perbekalan farmasi.
Prosedur b. Pisahkan obat high alert dari perbekalan yang lain.
c. Beri label High alert dan LASA
d. Simpan obat sesuai dengan Pedoman Penyimpanan Perbekalan Farmasi.
Unit Terkait - Instalasi Farmasi
- PBF

5
PELAYANAN FARMASI TENTANG PENDISTRIBUSIAN /
PENYALURAN OBAT-OBAT HIGH ALERT
No.Dokumen : No. Revisi Halaman : 1/ 1
RSUD KAREL
SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Ditetapkan oleh :


Tetap Tanggal Terbit Direktur RSUD Karel Sadsuitubun Langgur

20 JANUARI 2014
dr. K. NOTANUBUN, M.Kes.
NIP : 19631016 199803 2 002

Pengertian Tatanan kegiatan pengantaran sediaan obat oleh apoteker sesuai dengan yang ditulis
pada order/resep atas nama penderita, rawat, tinggal, tertentu melalui perawat ke ruang
penderita tersebut. Dalam sistem ini obat diberikan kepada pasien berdasarkan resep
yang ditulis oleh dokter.
Tujuan Untuk memberikan perbekalan farmasi yang tepat dan aman pada waktu dibutuhkan
oleh pasien.
Kebijakan Surat penugasan oleh Direktur rumah Sakit tentang pelayanan farmasi tentang
pendistribusian dan atau penyaluran obat yang perlu diwaspadai.
1. Penerimaan Resep
Prosedur A. Pemeriksaan Resep (Skrining Resep)
a. Memeriksa keabsahan resep, meliputi nama dan alamat dokter, no SIP,
serta tanda tangan / paraf dokter.
b. Memeriksa kelengkapan resep, meliputi tanggal resep, nama dan alamat
pasien, umur serta berat badan.
c. Analisa rasionalitas resep, meliputi nama obat, potensi, diminta, cara
pembuatan serta aturan pakai. Bila kurang jelas / ragu-ragu, maka perlu
dikomfirmasikan dengan penulis resep.
B. Pemeriksaan Ketersediaan Obat.
Untuk resep racikan, hitung dahulu jumlah obat yang dibutuhkan, jika obat
tidak tersedia / habis maka hendaknya pasien diberi alternative dengan obat
yang mempunyai kandungan yang sama dengan nama dagang yang berbeda.
C. Pemberian Harga
2. Peracikan Resep.
A. Resep di teliti sekali lagi untuk memastikan bahwa perhitungan dosis sudah
benar.
B. Obat di persiapkan dan diracik sesuai dengan permintaan yang tertulis di
resep setelah diracik, beri etiket dan bungkus dengan plastik.
C. Buatlah kopi resep jika memang diperlukan atau pasien memintanya.
3. Penyerahan Resep.
Sebelum di serahkan, dilakukan pemeriksaan sekali lagi untuk memastikan obat
dan etiket yang diberikan telah sesuai dengan resep obat diserahkan kepada pasien
dengan menjelaskan tentang aturan pemakaian dan kegunaannya serta hal-hal lain
yang dianggap perlu resep yang sudah dikerjakan kemudian diparaf dan di
simpan.
Unit Terkait Apoteker dan Perawat .

6
PELAYANAN FARMASI TENTANG PENCATATAN OBAT-OBAT
HIGH ALERT
No.Dokumen : No. Revisi Halaman : 1/ 1
RSUD KAREL
SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Ditetapkan oleh :


Tetap Tanggal Terbit Direktur RSUD Karel Sadsuitubun Langgur

20 JANUARI 2014
dr. K. NOTANUBUN, M.Kes.
NIP : 19631016 199803 2 002

Pengertian Merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara


tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di
Rumah Sakit / Puskesmas dan atau unit pelayanan lainnya.
Tujuan Untuk menjamin kemajuran, keamanan dan efisiensi penggunaan obat serta dalam
rangka meningkatkan penggunaan obat yang rasional.Tanggung jawab farmasis dalam
memberikan pelayanan farmasi klinik pada satelit farmasi ialah :
1. Monitoring ketepatan terapi obat, interaksi antar obat serta reksi samping obatyang
tidak diinginkan (adverse drug reaction)
2. Monitoring secara intensif terapi obat seperti total parenteral nutrition (TPN) dan
terapi antineoplastik.
3. Menyiapkan dosis farmakokinetik.
4. Menjadwalkan pengobatan obat terpilih.
5. Sebagai pusat informasi obat bagi dokter, perawat dan pasien.
6. Mengidentifikasi, mencegah dan memecahkan masalah kegiatan yang dilakukan
yaitu monitoring pengobatan pasien untuk memantau efek samping obat yang
merugikan serta menjamin pemakaian obat yang rasional.
Kebijakan Surat penugasan oleh Direktur Rumah Sakit tentang pelayanan farmasi tentang
pencatatan obat yang perlu diwaspadai.
1. Periksa keabsahan faktur meliputi nama dan alamat PBF serta tanda tangan
Prosedur penanggung jawab dan stempel PBF.
2. Mencocokan faktur dengan obat yang datang meliputi jenis dan jumlah serta no
batch sediaan.
3. Memeriksa kondisi fisik obat meliputi kondisi wadah dan sediaan serta tanggal
kadaluarsa. Bila rusak maka obat dikembalikan dan minta di ganti.
4. Setelah selesai diperiksa, faktur di tandatangani dan di beri tanggal serta stempel.
Faktur yang asli diserahkan kepada sales sedang salinan faktur di simpan oleh
apotek sebagai arsip.
Unit Terkait Apoteker dan PBF

7
MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT DENGAN KEWASPADAAN
TINGGI (HIGH ALERT MEDICATION)
No.Dokumen : No. Revisi Halaman : 1/ 1
RSUD KAREL
SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Ditetapkan oleh :


Tetap Tanggal Terbit Direktur RSUD Karel Sadsuitubun Langgur

20 JANUARI 2014
dr. K. NOTANUBUN, M.Kes.
NIP : 19631016 199803 2 002

Pengertian Obat dengan kewaspadaan tinggi “High Alert” adalah obat-obat yang secara signifikan
berisiko membahayakan pasien bila di gunakan dengan salah atau pengelolaan yang
kurang tepat.
Tujuan 1. Mencegah kesalahan pemberian obat akibat nama obat yang membingungkan
(Look alike and sound alike drugs) LASA / SALAD.
2. Mengurangi / menghilangkan kejadian kesalahan pemberian elektrolit konsentrat.
3. Mengurangi resiko medication error akibat obat-obat atau cairan lain dalam
kontainer yang tidak berlabel.
4. Melakukan pemantauan, pengumpulan data medication error akibat penggunaan
dan pengelolaan “high alert medication” analisa data dan rencana tindak lanjut
dari kecenderungan kejadian.
Kebijakan 1. Rumah Sakit menyususn daftar obat yang bentuknya mirip dan nama kedengaran
mirip LASA / SALAD, dan review minimal setiap 1 tahun.
2. Menetapkan tindakan pencegahan akibat kesalahan karena tertukar / salah
penempatan obat LASA / SALAD.
3. Elektrolit konsentrat tidak di stok / di simpan di ruang-ruang rawat kecuali untuk
kebutuhan klinik boleh di stok dalam jumlah terbatas, penyimpanan dan
pemberian harus sesuai dengan persyaratan.
4. Untuk memenuhi kebutuhan penggunaan elektrolit konsentrat pasien – pasien di
ruang-ruang rawat terutama potassium chloride, di siapkan langsung oleh staf
bagian farmasi dalam bentuk sediaan yang sudah di dilusi.
5. Obat dan cairan lain yang ditempatkan dalam kontainer harus diberi label
termasuk bila hanya ada 1 jenis obat yang sedang digunakan.
6. Ruang obat atau cairan segera bila ditemukan tidak berlabel.
7. Khusus di kamar operasi atau ruang prosedur vial / ampul / wadah obat atau
cairan jangan dibuang sampai prosedur atau tinbdakan selesai.
8. Laporkan setiap insiden “medication error” menggunakan format laporan insiden
yang baku sesuai kebijakan Rumah Sakit.
Prosedur A. Penempatan dan penanganan LASA / SALAD
a. Semua obat yang masuk dalam daftar LASA / SALAD tidak ditempatkan
diarea yang berdekatan. Tempat obat diberi label khusus dengan huruf cetak,
warna jelas dan label cetakan.
b. Berikan pencahayaan yang terang pada tempat obat.
c. Melakukan double cek oleh 2 orang petugas yang berbeda pada setiap
melakukan dispensing obat.
d. Melakukan pengecekan ulang pada kemasan dan label obat dengan
membandingkan label pada resep / catatan obat pasien.

8
e. Bubuhkan tanda tangan petugas yang menyiapkan dan saksi.
f. Memastikan benar pasien dengan dua cara identifikasi, benar obat, benar
dosis, benar waktu dan benar route setiap kali akan memberikan obat kepada
pasien.
g. Khusus obat injeksi dan narkotika lakukan double cek bersama satu orang
perawat lainnya mulai sejak meyiapkan obat sampai pemberian kepada
pasien
h. Tanda tangan perawat yang memberikan dan saksi pada catatan pengobatan
pasien.
B. Penyimpanan dan pengelolaan elektrolit konsentrat.
a. Resep elektrolit konsentrat (Potasium chloride) dikirimkan ke farmasi untuk
di siapkan
b. Petugas farmasi meyiapkan elektrolit konsentrat (potasium chloride) yang
sudah dilarutkan dalam cairan infus dengan volume sesuai resep dokter
untuk sekali pakai.
c. Menerapkan teknik aseptik pada setiap menyiapkan cairan.
d. Beri label, nama obat, jumlah, kekuatan dan waktu kadaluarsa.
e. Potasium chloride di kirimkan segera ke ruangan untuk diberikan kepada
pasien yang membutuhkan.
f. Tidak di rekomendasikan menyimpan potasium chloride yang sudah
dilarutkan.
g. Potasium chloride di siapkan hanya untuk sekali pakai.
C. Pelebelan obat dan container.
a. Segera beri label pada setiap obat atau cairan yang sudah di siapkan dalam
syringe atau container, termasuk kontainer steril.
b. Label dituliskan nama obat, kekuatan obat, jumlah, tanggal kadaluarsa dan
waktu kadaluarsa terjadi dalam waktu < 24 jam.
c. Gunakan label cetakan dengan huruf dan warna yang jelas.
d. Label pada kontainer steril segera lepaskan / buang pada setiap selesai suatu
prosedur / tindakan.
D. Pemantauan dan pengumpulan data insiden medication error.
a. Menentukan difinisi ke4jadian medication error yang harus dilaporkan dan
menetapkan alat pemantauan harian.
b. Melakukan pengumpulan data insiden medication error harian.
c. Menghitung data insiden setiap akhir bulan dengan parameter penghitungan :
Numerator x 100%
Deminator

- Numerator adalah total insiden dalam periode waktu tertentu.


- Denominator adalah total hari rawat pada periode waktu tertentu
Unit Terkait Seluruh area keperawatan, kamar Operasi, ruang Prosedur, rawat singkat. Instalasi
farmasi, rehabilitasi medis dan ruang pelayanan lainnya

9
DISTRIBUSI OBAT, BAHAN MEDIS HABIS PAKAI, REAGEN LAB
dan BAHAN RONTGEN

RSUD KAREL No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/ 1


SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Tetap Direktris RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
20 Januari 2014

dr. K. Notanubun, M.Kes


NIP. 19631016 199803 2 002

Pengertian Merupakan proses penyerahan perbekalan farmasi kepada pasien atau unit yang
membutuhkan sesuai dengan permintaan.
Tujuan Mendistribusikan barang secara cepat dan tepat.
Kebijakan Untuk memperlancar distribusi obat dan bahan habis pakai maka petugas apotek,
ruangan/poliklinik dapat langsung meminta ke gudang farmasi dengan membawa
buku permintaan barang yang sudah ditanda tangani oleh kepala ruangan/poliklinik
dan petugas pelayanan medik
Prosedur 1. Petugas farmasi Menerima daftar permintaan obat, BMHP, Reagen lab, bahan
Radiologi dari unit pemakai ( Apotek, ruangan, poliklinik, instalasi) yang tertulis
dalam buku anfrak yang telah ditandatangani oleh petugas dan petugas pelayanan
medik.
2. Petugas farmasi mengecek ketersediaan perbekalan farmasi disesuaikan dengan
permintaan, kemudian menyiapkan perbekalan farmasi yang sesuai dengan
permintaan, serta mengisi kartu stock
3. Petugas farmasi mengecek kembali perbekalan farmasi kemudian
menyerahkannya ke petugas unit pemakai..
Unit Terkait - Gudang Farmasi
- Unit Pemakai (Instalasi, ruang perawatan, UGD, Anastesi, OK)
- Petugas Pelayanan Medik

10
PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/ 1


RSUD KAREL
SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Tetap Direktris RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
20 JANUARI 2014

dr. K. Notanubun, M.Kes


NIP. 19631016 199803 2 002

Pengertian Pasien Rawat Jalan adalah pasien poliklinik yang tidak memerlukan perawatan di
ruangan perawatan.
Tujuan Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang optimal bagi peserta BPJS, Jamkesda, dan
umum di RSUD KS Langgur.
Kebijakan Semua pasien yang memiliki kartu BPJS, Jamkesda, dan pasien umum yang
memerlukan obat dan BMHP, akan dilayani sesuai resep yang dibuat dokter.
Prosedur 1. Untuk pasien rawat jalan, pasien membawa resep yang ditulis oleh dokter ke apotek
(Resep pasien BPJS, Jamkesda dan Umum).
2. Petugas Farmasi (Apoteker/Asisten Apoteker) melakukan skrining atas resep yang
diterima meliputi:
 Pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu: nama dokter, tanggal
penulisan resep, tandatangan atau paraf dokter serta nama, alamat, umur, jenis
kelamin, dan berat badan pasien.
 Pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu bentuk sediaan, dosis, frekuensi,
kekuatan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat.
3. Konfirmasi ke dokter yang menuliskan resep apabila resep tidak terbaca, atau dosis
meragukan.
4. Jika obat dan BMHP yang diresepkan tidak tersedia di apotek maka dibuat copy resep
dan dapat ditebus di apotek luar.
5. Jika obat tersedia maka petugas apotek menyiapkan etiket yang mencantumkan
tanggal resep, nama pasien, nama obat, cara pakai serta petunjuk dan informasi
lainnya.
6. Petugas farmasi menyiapkan dan meracik obat sesuai Resep dokter. Obat dan BMHP
diserahkan ke petugas yang menyerahkan obat dan BMHP untuk diperiksa kembali
sebelum diserahkan ke pasien dengan disertai pemberian informasi.
7. Khusus untuk pasien umum, sebelum obat dan BMHP diserahkan oleh petugas
farmasi, melakukan pembayaran di kasir.
Unit Terkait - Dokter
- Apotek
- Petugas farmasi
- Kasir

11
PELAYANAN PASIEN RAWAT INAP

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/ 1


RSUD KAREL
SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Tetap Direktris RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
20 JANUARI 2014

dr. K. Notanubun, M.Kes


NIP. 19631016 199803 2 002

Pengertian Pasien Rawat Inap adalah pasien yang dirawat dalam ruangan perawatan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang optimal bagi pasien rawat inap di RSUD KS
Langgur.
Kebijakan Semua pasien rawat inap baik peserta BPJS, Jamkesda, dan Umum yang memerlukan
obat dan BMHP, akan dilayani sesuai resep yang dibuat dokter.
Prosedur 1. Untuk pasien rawat inap, keluarga pasien atau petugas di ruangan membawa resep
yang ditulis oleh dokter ke apotek (Resep pasien BPJS, Jamkesda dan Umum).
2. Petugas farmasi (Apoteker/Asisten Apoteker) melakukan skrining atas resep yang
diterima meliputi:
 Pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu: nama dokter, tanggal
penulisan resep, tandatangan atau paraf dokter serta nama, alamat, umur, jenis
kelamin, dan berat badan pasien.
 Pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu bentuk sediaan, dosis, frekuensi,
kekuatan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat.
5. Konfirmasi ke dokter yang menuliskan resep apabila resep tidak terbaca, atau dosis
meragukan.
6. Jika obat dan BMHP yang diresepkan tidak tersedia di apotek maka dibuat copy resep
dan dapat ditebus di apotek luar.
7. Jika obat dan BMHP tersedia maka petugas apotek menyiapkan etiket yang
mencantumkan tanggal resep, nama pasien, nama obat, cara pakai serta petunjuk dan
informasi lainnya.
8. Petugas Farmasi menyiapkan dan meracik obat sesuai Resep dokter. Obat dan BMHP
diserahkan ke petugas yang menyerahkan obat untuk diperiksa kembali sebelum
diserahkan ke keluarga pasien / petugas ruang dengan disertai pemberian informasi.
9. Petugas ruangan/ keluarga pasien yang membawa obat dan BMHP yang diberikan
oleh apotek kemudian menyerahkan ke petugas yang ada di ruangan untuk disimpan
dan dibagikan ke pasien sesuai dengan waktu pemberian obat.
Unit Terkait - Dokter
- Apotek
- Petugas farmasi
- Petugas Ruangan Perawatan

12
PELAYANAN OBAT NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/ 1


RSUD KAREL
SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Tetap Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Direktris RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
20 JANUARI 2014

dr. K. Notanubun, M.Kes


NIP. 19631016 199803 2 002

Pengertian Menyelenggarakan pendistribusian obat-obatan yang termasuk golongan narkotika


dan psikotropika bagi seluruh pasien RSUD KS Langgur.
Tujuan 1. Terciptanya tertib administrasi, guna menghindari penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika.
2. Memantau dan mendata pemakaian narkotika dan psikotropika di RSUD KS
Langgur.
Kebijakan 1. Untuk terlaksananya tertib administrasi, maka pelayanan narkotika dan psikotropika
dilaksanakan melalui resep dokter, ditulis tersendiri tidak digabung dengan item obat
yang lain dengan menyebutkan identitas yang jelas mengenai pasien (nama, umur,
alamat) dan dokter (nama, tanda tangan).
2. Resep yang telah dilayani oleh Instalasi Farmasi, disimpan dalam tempat penyimpanan
tersendiri.
Prosedur 1. Dokter menulis resep secara lengkap dengan mencantumkan nama dan alamat pasien,
kemudian mencantumkan tanda tangan.
2. Pasien menebus resep obat narkotika dan psikotropika di Apotek RSUD KS Langgur.
3. Petugas apotek meneliti kelengkapan resep sebelum memberikan pelayanan
selanjutnya.
4.Pemakaian obat narkotika dan psikotropika dicatat secara terpisah dan pengeluarannya
dihitung kemudian disesuaikan dengan stok awal obat yang dianfrak dari gudang
farmasi.
5. Instalasi farmasi membuat laporan bulan pemakaian narkotika dan psikotropika.
Unit Terkait Instalasi Farmasi

13
PENCATATAN DAN PELAPORAN PENGGUNAAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/ 1


RSUD KAREL
SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Tetap Direktris RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
20 JANUARI 2014

dr. K. Notanubun, M.Kes


NIP. 19631016 199803 2 002

Pengertian Merupakan suatu kegiatan pencatatan mutasi keluar dan masuk perbekalan farmasi di
instalasi farmasi. Hasil pencatatan berupa data yang selanjutnya dilaporkan kepada pihak
yang berkepentingan.
Tujuan Untuk memperoleh data penggunaan perbekalan farmasi di RSUD KS Langgur sehingga
memudahkan monitoring penggunaannya.
Kebijakan Pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk digital maupun manual. Dalam
melakukan pencatatan digunakan kartu stok.
Prosedur 1. Petugas apotek, ruangan, poliklinik, instalasi membuat permintaan (anfrakan)
perbekalan farmasi pada buku permintaan (anfrakan) ke gudang Farmasi.
2. Petugas gudang farmasi melayani permintaan/ anfrakan berdasarkan buku
permintaan.
3. Mutasi keluar dan masuk perbekalan farmasi dicatat dalam kartu stok.
4. Petugas gudang farmasi mengkompilasi data mutasi perbekalan farmasi untuk
dibuatkan laporan bulanan penggunaannya.
5. Setiap obat dan alkes BMHP yang masuk, yang kosong dan tanggal kadaluarsa
pendek di informasikan ke para dokter dan dilaporkan ke direktris.
Unit Terkait Apotek
Petugas farmasi
Petugas ruangan/ poliklinik/ Instalasi

14
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PERBEKALAN FARMASI SERTA
PELAYANAN KEFARMASIAN

RSUD KAREL No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/ 1


SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Tetap Direktris RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
20 JANUARI 2014

dr. K. Notanubun, M.Kes


NIP. 19631016 199803 2 002

Pengertian Proses pelaksanaan pelayanan perbekalan farmasi mulai dari perencanaan, penerimaan,
pemakaian dan evaluasi.
Tujuan Untuk mengetahui kelancaran pengawasan penggunaan yang terstruktur dan
berkesinambungan, dirancang untuk menjamin penggunaan obat secara rasional.
Kebijakan Merupakan program pengawasan penggunaan yang terstruktur dan berkesinambungan,
dirancang untuk menjamin penggunaan obat secara rasional.
Prosedur 1. Merencanakan pembagian tugas harian untuk kelancaran tugas.
2. Melaksanakan tertib administrasi pemakaian perbekalan farmasi dan permintaan
perbekalan farmasi
3. Mengatur dan menjaga semua perbekalan farmasi yang ada dilingkungan unit
kerjanya, agar selalu dalam keadaan baik, lengkap, aman serta siap pakai.
4. Mengadakan hubungan kerja sama dengan unit kerja terkait, dalam rangka tertib
administrasi dan pengendalian perbekalan farmasi serta mutu pelayanan kefarmasian
di lingkungan rumah sakit.
5. Evaluasi terhadap pembagian tugas harian, evaluasi penyimpanan dan
pendistribusian obat agar selalu dalam keadaan baik.
6. Mengevaluasi pelaksanaan SPO.
7. Mengawasi semua kegiatan di Instalasi Farmasi sesuai dengan program kerja masing-
masing.
Unit Terkait - Instalasi farmasi

15
PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/ 1


RSUD KAREL
SADSUITUBUN
Langgur

Prosedur Tetap Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Direktris RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
20 JANUARI 2014

dr. K. Notanubun, M.Kes


NIP. 19631016 199803 2 002

Pengertian Merupakan kegiatan pemusnahan perbekalan farmasi yang sub standar dan penghapusan
perbekalan farmasi milik/kekayaan negara yang sudah tidak layak pakai baik karena
rusak maupun kadaluwarsa dalam tertib administrasi sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor : 1539/MENKES/SK/XI/2003, tentang Petunjuk Tata Cara
Penghapusan dan Pemanfaatan Perbekalan farmasi Milik/Kekayaan Negara di
lingkungan Departemen Kesehatan RI.
Tujuan 1. Untuk mengefisienkan penggunaan tempat penyimpanan perbekalan farmasi medis
dimana perbekalan farmasi yang sudah kadaluwarsa diusulkan untuk dimusnahkan.
2. Untuk mencegah penggunaan sediaan-sediaan yang kadaluwarsa terutama obat-obatan
yang bisa membawa dampak buruk bagi penderita/pasien.
Kebijakan Pemusnahan perbekalan farmasi yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam
pelayanan dan telah kadaluwarsa seperti obat dan perbekalan farmasi lainnya,
mengikuti prosedur yang berlaku.
Prosedur 1. Perbekalan farmasi yang rusak/kadaluwarsa dikeluarkan dari tempat
penyimpanannya dan dicatat pengeluarannya dari kartu stok perbekalan farmasi.
2. Perbekalan farmasiyang rusak/kadaluwarsa tersebut di kemas dalam karton dan
ditutup rapi dan diberi label yang mencantumkan :
- Nama perbekalan farmasi
- Tanggal kadaluwarsa
- Jumlah perbekalan farmasi
- Sumber anggaran
3. Membuat berita acara pemusnahan perbekalan farmasi dan diberitahukan ke direktris.
4. Melakukan Pemusnahan perbekalan farmasi.
5. Berita acara tersebut dibuatkan tembusannya ke Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Maluku Tenggara, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan arsip.
Unit Terkait Instalasi farmasi
Direktris RSUD KS Langgur
Dinas Kesehatan Maluku Tenggara
Dinas Kesehatan Propinsi

16
STANDAR PELAYANAN OPERASIONAL
INSTALASI FARMASI RSUD KAREL SADSUITUBUN LANGGUR

NO
NAMA STANDAR PELAYANAN OPERASIONAL HALAMAN
DOKUMEN
Perencanaan pengadaan perbekalan farmasi farmasi
Penerimaan perbekalan farmasi farmasi
Penyimpanan perbekalan farmasi farmasi
Distribusi obat dan bahan habis pakai
Pelayanan obat emergensi di UGD
Pelayanan obat narkotik dan psikotropik
Pelayanan pasien Jamkesmas
Pelayanan pasien Askes
Pelayanan pasien Umum
Pencatatan dan pelaporan penggunaan perbekalan farmasi
Pengawasan dan pengendalian mutu perbekalan farmasiserta pelayanan
kefarmasian
Pemusnahan perbekalan farmasi dan penghapusan barang di gudang
farmasi

17
STANDAR OPERASIONAL PELAYANAN
INSTALASI FARMASI RSUD KAREL SADSUITUBUN LANGGUR
2014

NO
NAMA STANDAR PELAYANAN OPERASIONAL HALAMAN

STANDAR PROSEDUR
DOKUMEN
Perencanaan pengadaan perbekalan farmasi farmasi 1
Penerimaan perbekalan farmasi farmasi 2
Penyimpanan perbekalan farmasi farmasi 3

OPERASIONAL
Distribusi obat dan bahan habis pakai
Pelayanan obat emergensi di UGD
Pelayanan obat narkotik dan psikotropik
4
5
7
Pelayanan pasien BPJS 8

FARMASI
Pelayanan pasien Jamkesda
Pelayanan pasien Umum
Pencatatan dan pelaporan penggunaan perbekalan farmasi
10
12
14
RSUD KAREL SADSUITUBUN LANGGUR
Pengawasan dan pengendalian mutu perbekalan farmasiserta pelayanan
kefarmasian
15

Pemusnahan perbekalan farmasi dan penghapusan barang di gudang 16


farmasi

INSTALASI FARMASI
18

Anda mungkin juga menyukai