Anda di halaman 1dari 27

RSU PIRU SELEKSI/PEMILIHAN OBAT OLEH KOMITE FARMASI DAN TERAPI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


III. 01/2013. 01/2013 01
TANGGAL TERBIT : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru

PROSEDUR
TETAP

1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001
Seleksi/pemilihan obat adalah proses memilih obat berdasarkan kebutuhan pasien di RS
PENGERTIAN
untuk kemudian ditetapkan untuk disediakan oleh apotek RS.
Seleksi/pemilihan obat bertujuan untuk mengatur penyediaan obat di apotek RS
TUJUAN
sehingga penggunaan obat dapat dikendalikan.
1. Komite Farmasi dan Terapi menetapkan obat-obat apa yang disediakan oleh apotek
RS melalui formularium RS.
KEBIJAKAN
2. Formularium ini dibuat dengan meminta masukan dari semua dokter yang ada di
lingkungan RS.
1. Komite Farmasi dan Terapi membuat daftar nama obat-obat yang telah tersedia di
apotek RSUD Piru.
2. Nama obat-obat tersebut kemudian diedarkan ke sejawat dokter dan diminta
masukannya mengenai obat apa yang perlu disediakan apotek RS.

PROSEDUR 3. Tiap dokter kemudian mengumpulkan usulannya ke Komite Farmasi dan Terapi.
4. Komite Farmasi dan Terapi mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan usulan
tersebut dan menentukan obat apa yang akan masuk dalam formularium.
5. Setelah dicapai kata sepakat mengenai obat-obat apa yang akan masuk dalam
formularium, kemudian formularium dibuat dan akan dievaluasi setiap tahun.
Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT Dokter
Komite Farmasi dan Terapi

1
PERENCANAAN PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI

RSUD PIRU No. DOKUMEN : No. Revisi : Halaman :


III. 01/2013. 02
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru

PROSEDUR
TETAP

1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga
PENGERTIAN
perbekalan farmasi dalam rangka pengadaan.
1. Untuk mengetahui jenis dan jumlah kebutuhan farmasi.
2. Menjamin tersedianya barang-barang farmasi yang dibutuhkan secara optimal.
TUJUAN
3. Menjamin efisiensi penggunaan anggaran farmasi secara optimal.
4. Mencegah terjadinya kekosongan barang farmasi yang dibutuhkan dalam rumah sakit.
Untuk memenuhi kebutuhan barang yang keperluannya sangat mendesak (cito)
permintaannya bisa langsung dibuat oleh pemakai dengan mengkoordinasikan dengan
KEBIJAKAN
Instalasi Farmasi. Barang-barang yang diadakan berdasarkan kontrak kerja sama
perencanaannya diatur dalam perjanjian kontrak tersebut.
1. Mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan perencanaan, mencakup :
nama barang, merek, distributor dan harga.
2. Membuat tabulasi harga dari bahan-bahan farmasi yang ditawarkan.
3. Menganalisa data barang-barang farmasi dari data tabulasi, dan menetapkan data yang
akan digunakan dalam pembuatan perencanaan.
PROSEDUR
4. Meminta usulan kebutuhan bahan farmasi dari masingh-masing unit.
5. Mengolah data usulan kebutuhan dari masing-masing unit.
6. Menganalisa hasil pengolahan data kebutuhan dari seluruh unit.
7. Menentukan jumlah kebutuhan barang farmasi untuk seluruh unit.
8. Menyusun rencana kebutuhan barang farmasi bulanan, triwulan dan tahunan.
Apotek dan Gudang
UNIT TERKAIT
Panitia pengadaan/pemesanan

PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI

RSUD PIRU
No. DOKUMEN : No. Revisi : Halaman :
III. 01/2013
2
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru
PROSEDUR
TETAP

1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001
Memesan barang farmasi sesuai kebutuhan dengan harga termurah yang diperoleh dari
PENGERTIAN
tabulasi dan penawaran harga dari beberapa rekanan.
1. Mengadakan barang farmasi sesuai kebutuhan.
TUJUAN
2. Mencegah terjadinya kekosongan barang farmasi di instalasi farmasi.
Terjadinya perbekalan farmasi yang bermutu dalam jumlah dan waktu yang tepat, sesuai
KEBIJAKAN spesifikasi dan fungsinya secara berdaya guna dan berhasil guna. Pengadaan barang bisa
dengan cara membeli, membuat atau dapat dari sumbangan, droping maupun hibah.
1. Memesan obat/perbekalan farmasi berdasarkan kebutuhan rumah sakit.
2. Memesan obat/perbekalan farmasi pada perusahaan-perusahaan farmasi melalui surat
pesanan.
3. Menerima obat/perbekalan farmasi harus disesuaikan dengan surat pesanan.
PROSEDUR
4. Menerima obat/perbekalan farmasi perlu diperhatikan tanggal kadaluarsa, minimal
tanggal kadaluarsa 2-5 tahun kemudian.
5. Apabila tanggal kadaluarsa kurang dari 2 tahun, maka diinformasikan ke distributor
yang bersangkutan.
Panitia Pengadaan Barang
UNIT TERKAIT Panitia Pemeriksa Barang
Apotek

RSUD PIRU PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI


No. DOKUMEN : No. Revisi : Halaman :
III. 01/2013

PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


TETAP Direktur RSUD Piru

3
1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy
NIP. 19610801 199010 1 001
PENGERTIAN Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi sesuai dengan pesanan.
Menerima perbekalan farmasi yang dipesan dan memeriksa apakah perbekalan yang
TUJUAN
datang sesuai dengan yang dipesan.
Semua penerimaan perbekalan farmasi harus diperiksa apakah sesuai dengan yang
KEBIJAKAN
dipesan.
1. Perbekalan farmasi diterima oleh panitia pemeriksa, diperiksa kesesuaian perbekalan
yang datang dengan pesanan dan menandatangani faktur dengan nama jelas, tanggal
penerimaan dan stempel.
2. Panitia pemeriksa perbekalan farmasi menyerahkan ke petugas penerima barang di
apotek.
3. Petugas apotek menerima dan memeriksa kembali perbekalan tersebut serta mencatat
dalam buku penerimaan perbekalan farmasi.
PROSEDUR
4. Petugas menerima perbekalan, menandatangani faktur, tanggal penerimaan dan
stempel.
5. Petugas penerima perbekalan mengarsipkan faktur, kemudian memberi nomor urut.
6. Petugas penerima perbekalan menyerahkan barang ke petugas gudang, kemudian
petugas gudang mencatat barang yang diterima pad kartu stok.
7. Petugas penerima perbekalan di gudang mencatat pada buku penerimaan perbekalan
gudang.
Panitia Pemeriksa Barang

UNIT TERKAIT Urusan Perbekalan Farmasi


Apotek

RSUD PIRU PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI

No. DOKUMEN : No. Revisi : Halaman :


III. 01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru

PROSEDUR
TETAP

1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001

4
Merupakan kegiatan penyimpanan perbekalan farmasi di dalam ruang penyimpanan
PENGERTIAN
berdasarkan sistem FIFO dan FEFO dengan memperhatikan sifat barang.
1. Menjamin mutu tetap baik.
2. Memudahkan dalam pencarian.

TUJUAN 3. Memudahkan pengawasan persediaan/stock serta barang kadaluarasa.


4. Menjamin keamanan dari kecurian/kehilangan dan kebakaran.
5. Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat.
Agar perbekalan farmasi tersimpan dengan baik, aman, terjamin kualitas dan
KEBIJAKAN
kuantitasnya..
1. Barang farmasi yang sudah diperiksa oleh bagian penerima barang disimpan
dengan baik dengan memperhatikan :
- Sifat barang
- Bentuk sediaan
- Ukuran
- Alfabet
2. Mencatat setiap perbekalan pada kartu stok dan buku penerimaan gudang.
PROSEDUR
3. Menyimpan barang farmasi dengan baik di dalam rak dengan sistem FIFO dan
FEFO.
4. Untuk obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus dan terkunci.
5. Obat yang mudah terbakar, seperti alkohol disimpan dalam ruangan tersendiri.
8. Mengecek setiap mutasi pada kartu stock.
Apotek
UNIT TERKAIT
Sub Urusan Penyimpanan

DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI


No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
RSUD PIRU III. 01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru
PROSEDUR
TETAP

1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001
Merupakan proses penyerahan perbekalan farmasi kepada pasien atau unit yang
PENGERTIAN
membutuhkan sesuai dengan permintaan.
TUJUAN Mendistribusikan barang secara cepat dan tepat.

5
Untuk memperlancar distribusi obat dan bahan habis pakai maka petugas
KEBIJAKAN ruangan/poliklinik dapat langsung meminta ke apotek dengan membawa buku
permintaan barang yang sudah ditandatangani oleh kepala ruangan / poliklinik.
1. Menerima permintaan BHP dan obat dari unit pemakai.
2. Meneruskan permintaan BHP dan obat ke penanggung jawab gudang.
3. Menerima barang dari penanggung jawab gudang.
PROSEDUR
4. Mencatat jumlah barang yang diberikan ke dalam buku permintaan barang.
5. Menyediakan BHP ruangan dan poliklinik ke perawat ruangan/poliklinik
dan mendistribusikan obat dan BHP pasien rawat inap ke semua ruangan.
Apotek
UNIT TERKAIT Gudang farmasi
Urusan distribusi

PELAYANAN OBAT EMERGENSI DI UGD


RSUD PIRU
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
III. 01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru
PROSEDUR
TETAP

1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001
Melayani permintaan obat-obat yang diperlukan untuk penderita dalam
PENGERTIAN
keadaan emergensi.
TUJUAN 1. Menanggulangi kegawatdaruratan.
2. Memperlancar pelayanan obat dan bahan habis pakai bagi penderita

6
emergensi di UGD.
Semua pasien yang masuk UGD yang memerlukan obat dan bahan habis pakai
KEBIJAKAN
akan dilayani sesuai resep yang dibuat dokter jaga UGD.
1. Semua pasien UGD yang memerlukan obat dan BHP akan dilayani oleh
apotek.
2. Petugas farmasi (Apoteker/tenaga teknis farmasi) memberikan obat dan
BHP sesuai dengan resep yang dibuat oleh dokter.
PROSEDUR 3. Petugas ruangan UGD/keluarga pasien membawa/menerima obat yang
diberikan oleh petugas apotek.
4. Petugas ruangan UGD memberitahu pasien yang akan pulang/pindah dari
UGD untuk menyelesaikan pembayaran pemakaian obat/BHP di apotek
sebelum pindah.
Apoteke
UNIT TERKAIT
Petugas UGD

PELAYANAN OBAT NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA


RSUD PIRU
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
III. 01/2013

Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


Direktur RSUD Piru

PROSEDUR
TETAP

1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001
Menyelenggarakan pendistribusian oabt-obat yang disebut golongan narkotika dan
PENGERTIAN
psikotropika bagi seluruh pasien RSUD Piru.
1. Terciptanya tertib administrasi, guna menghindari penyalahgunaan narkotika dan

TUJUAN spikotropika.
2. Memantau dan mendata pemakaian narkotika dan psikotropika di RSUD Piru.
KEBIJAKAN 1. Untuk melaksanakan tertib administrasi, maka pelayanan narkotika dan
psikotropika dilaksanakan melalui resep dokter dengan menyebutkan identitas yang

7
jelas mengenai pasien (nama, umur, alamat) dan dokter (nama, alamat, tanda
tangan).
2. Resep yang telah dilayani oleh apotek, disimpan dalam bendel tersendiri dan
dilaporkan sesuai peraturan yang berlaku.
1. Dokter menulis resep secara lengkap dengan mencantumkan nama dan alamat
pasien, kemudian mencantumkan tanda tangan.
2. Pasien menebus resep obat narkotika dan psikotropika di apotek RSUD Piru.
3. Petugas apotek meneliti kelengkepan resep sebelum memberikan pelayanan
selanjutnya.
PROSEDUR
4. Pemakaian obat narkotika dan psikotropika harus dicatat dengan peraturan yang
berlaku.
5. Instalasi farmasi membuat laporan bulanan pemakaian narkotika dan psikotropika.
6. Instalasi farmasi mengirimkan laporan bulanan narkotika dan psikotropika ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat.
Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT
Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat

PELAYANAN PASIEN PESERTA ASKES


RSUD PIRU
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
III. 01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru

PROSEDUR
TETAP

1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001
PENGERTIAN
TUJUAN Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang optimal bagi peserta ASKES

KEBIJAKAN Pelayanan pasien peserta AKSES yang lebih optimal.


PROSEDUR 1. Pasien datang dengan menunjukan kartu peserta ASKES dan membawa
rujukan dari dokter atau Puskesmas.
2. Pasien meminta keterangan jaminan pelayanan dari kantor ASKES
terdekat.
3. Dokter menulis permintaan obat pada resep ASKES.
4. Resep diserahkan ke petugas apotek.
5. Petugas meneliti kelengkapan resep dan memberitahukan kepada keluarga
8
pasien bila ada obat yang harus dibayar yaitu obat yang tidak ditanggung
PT. ASKES (tidak termasuk dalam DPHO ASKES).
6. Petugas menyediakan obat dan BHP yang diminta dan menyerahkannya
kepada pasien atau keluarga pasien.
Apotek
UNIT TERKAIT
Kantor ASKES

PELAYANAN PASIEN JAMKESMAS


RSUD PIRU
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
III. 01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru

PROSEDUR
TETAP
1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy
NIP. 19610801 199010 1 001
Pasien JAMKESMAS adalah pasien tidak mampu yang bisa menunjukan kartu peserta
PENGERTIAN
Jamkesmas.

TUJUAN Terselanggaranya pelayanan kesehatan yang optimal bagi peserta Jamkesmas.

KEBIJAKAN Pelayanan pasien peserta Jamkesmas yang lebih optimal.

PROSEDUR 1. Untuk pasien rawat inap, kartu identitas jamkesmas harus diserahkan pada saat
masuk rumah sakit atau selambat-lambatnya dua hari setelah masuk RS. Bila kartu
tersebut diserahkan setelah masa tersebut maka prosedur pelayanan ini berlaku
terhitung sejak penyerahan kartu identitas jamkesmas.
2. Dokter menulis obat dan BHP di kartu obat pasien.
3. Keluarga pasien membawa kartu obat ke apotek.
4. Petugas apotek menyiapkan permintaan obat dan BHP untuk pemakaian 3 hari.
5. Apabila menjelang hari libur (misalnya hari minggu) maka obat akan disediakan
untuk pemakaian 2 hari (sabtu dan minggu).
6. Kepada pasien yang akan pulang, diberi obat sebagai bekal di rumah untuk

9
kebutuhan maksimal 3 (tiga) hari dan menjadi satu kesatuan dari kebutuhan obat
rawat inap pasien yang bersangkutan.
7. Bagi pasien rawat jalan, obat dapat langsung diambil di apotek.
8. Pemakaian obat untuk pasien jamkesmas rawat jalan dengan penyakit kronis
diberikan maksimal untuk pemakaian 15 hari.

Dokter
UNIT TERKAIT Perawat ruangan
Apotek

PENCATATAN DAN PELAPORAN PENGGUNAAN PERBEKALAN


RSUD PIRU
FARMASI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
III. 01/2013
Tanggal terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSU Piru
PROSEDUR
TETAP

1 Januari 2013 Dr. Michel A. Siwabessy


Nip. 19610801 199010 1 001
PENGERTIAN Untuk mengetahui banyaknya penggunaan perbekalan farmasi di rumah sakit.
TUJUAN Untuk memperoleh data penggunaan perbekalan farmasi apotek RSUD Piru.
Pencatatan dan pelaporan penggunaan perbekalan farmasi apotek dimaksudkan
KEBIJAKAN untuk mempermudah pengontrolan pertanggungjawaban penggunaan
perbekalan farmasi.
1. Petugas ruangan/poliklinik membuat permintaan (amprahan) perbekalan
farmasi pada buku permintaan (amprahan) ke apotek.
2. Petugas apotek melayani permintaan (amprahan) poliklinik dan ruangan
PROSEDUR berdasarkan buku permintaan.
3. Petugas apotek setiap bulan membuat laporan mutasi obat/barang farmasi.
4. Petugas apotek mengkompilasi data mutasi obat dan barang farmasi untuk
dibuatkan laporan bulanan pemakaian obat/barang farmasi.
Gudang medis
UNIT TERKAIT Urusan distribusi
Petugas ruangan/poliklinik

10
RSU PIRU ADMINISTRASI DAN PENGARSIPAN DI INSTALASI FARMASI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


III. 01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSU Piru

PROSEDUR
TETAP

1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001
Merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang pelayanan kefarmasian,

PENGERTIAN kemudian disajikan dalam bentuk laporan tentang pengelolaan kefarmasian, baik
sebagai laporan harian, bulanan, triwulan maupun tahunan.
1. Mendapatkan data/laporan yang lengkap untuk perencanaan selanjutnya.
2. Sebagai data pembantu dalam : penyusunan anggaran, pembelian perbekalan

TUJUAN farmasi, perhitungan unit cost pelayanan kesehatan.


3. Monitoring penggunaan perbekalan farmasi.
4. Menilai kinerja pelayanan kefarmasian.
Menyelenggarakan suatu rangkaian pekejaan yang meliputi : penerimaan surat masuk,
KEBIJAKAN
pengiriman surat keluar, pengarsipan surat, dan pengarsipan resep.
1. Urusan administrasi menerima surat masuk, mencatat ke buku surat masuk.
2. Urusan administrasi membuat konsep surat.
3. Urusan administrasi mencatat surat keluar pada buku surat keluar.
4. Urusan administrasi memberikan surat keluar ke TU rumah sakit.

PROSEDUR 5. Urusan administrasi menyimpan surat masuk.


6. Urusan administrasi menyimpan dokumen/laporan.
7. Urusan administrasi menyimpan lembar resep.
8. Urusan administrasi memberi nomor surat keluar.
9. Urusan administrasi mengetik dokumen laporan.
UNIT TERKAIT Urusan administrasi

11
Kepala instalasi farmasi

RSU PIRU PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PERBEKALAN FARMASI


SERTA PELAYANAN KEFARMASIAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


III. 01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru
PROSEDUR
TETAP
1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy
NIP. 19610801 199010 1 001
Proses pelaksanaan pelayanan perbekalan barang farmasi mulai dari
PENGERTIAN
perencanaan, pembelian/pengadaan, penerimaan, pemakaian dan evaluasi.
Untuk mengetahui kelancaran pemakaian barang/perbekalan farmasi di instalasi
TUJUAN
farmasi.
Merupakan program pengawasan penggunaan yang terstruktur dan
KEBIJAKAN
berkesinambungan, dirancang untuk menjamin penggunaan obat secara rasional.
1. Merencanakan pembagian tugas harian untuk kelancaran tugas.
2. Melaksanakan tertib administrasi pemakaian barang dan permintaan barang
farmasi.
3. Mengatur dan menjaga semua barang farmasi yang ada di lingkungan unit
kerja, agar selalu dalam keadaan baik, lengkap, aman serta siap pakai.
4. Mengadakan hubungan kerja sama dengan unit kerja terkait, dalam rangka

PROSEDUR tertib administrasi dan pengendalian perbekalan farmasi serta mutu


pelayanan kefarmasian di lingkungan rumah sakit.
5. Evaluasi terhadap pembagian tugas harian, evaluasi penyimpanan dan
pendistribusian obat agar selalu dalam keadaan baik.
6. Evaluasi pelaksanaan SPO.
7. Mengawasi semua kegiatan di instalasi farmasi sesuai dengan program kerja
masing-masing.
Urusan perbekalan farmasi
UNIT TERKAIT Urusan distribusi
Urusan pelayanan apotek

12
PENGHAPUSAN BARANG DI GUDANG MEDIS

RSU PIRU No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


III. 01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru
PROSEDUR
TETAP
1 Januari 2013
dr. Michel A. Siwabessy
NIP. 19610801 199010 1 001
Melaksanakan penghapusan barang milik/kekayaan negara yang sudah tidak layak pakai
baik karena rusak maupun kadaluarsa dalam tertib administrasi sesuai dengan
PENGERTIAN Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1539/MENKES/SK/XI/2003, tentang Petunjuk
Tata Cara Penghapusan dan Pemanfaatan Barang Milik/Kekayaan Negara di lingkungan
Departemen Kesehatan RI.
1. Mengurangi beban anggaran pemeliharaan apabila sudah rusak masik diusahakan
untuk dipakai.
TUJUAN 2. Untuk mengefisienkan penggunaan tempat penyimpanan barang-barang medis
dimana barang-barang yang sudah kadaluarsa diusulkan untuk dihapuskan.
3. Untuk mencegah penggunaan sediaan-sediaan yang kadaluarsa terutama obat-
obatan yang bisa membawa dampak buruk bagi penderita/pasien/pemakai.
Penghapusan barang rusak, busuk dan kadaluarsa seperti obat dan perbekalan farmasi
KEBIJAKAN lainnya, mengikuti prosedur yang berlaku dan telah mendapat persetujuan dari Dinas
kesehatan Propinsi Maluku, Kota Ambon dan BPOM.
1. Barang farmasi yang rusak/kadaluarsa dikeluarkan dari tempat.
2. Barang farmasi yang rusak/kadaluarsa tersebut dikemas dalam karton dan ditutup
rapat diberi label yang mencantumkan :
- Nama barang
- Tanggal kadaluarsa
- Jumlah barang
- Sumber anggaran
PROSEDUR 3. Membuat undangan ke BPOM untuk menghadirkan seorang petugas sebagai saksi
pada saat pemusnahan perbekalan farmasi.
4. Memberi berita acara pemusnahan perbekalan farmasi
5. Berita acara tersebut dilanjutkan ke kepala instalasi untuk disetujui dan direktur
untuk diketahui.
6. Berita acara tersebut dibuatkan tembusannya ke Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala BPOM dan arsip.
UNIT TERKAIT Direktur RSUD Piru
Instalasi Farmasi

13
BPOM

PELAYANAN FARMASI MELALUI SISTEM SATU PINTU

RSUD PIRU No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


III. 01/2013
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh

TETAP Direktur RSU Piru

1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001
Farmasi rumah sakit bertanggungjawab atas semua pekerjaan pelayanan
PENGERTIAN kefarmasian di rumah sakit sesuai SK Direktur Jenderal Pelayanan Medik nomor.
0428/YANMED/RSKS/1989.
Mengontrol kerja apotek lain selain apotek Instalasi farmasi RS yang ada di
TUJUAN
rumah sakit.
KEBIJAKAN
1. Instalasi Farmasi mengadakan quality control terhadap penjualan obat-obat di
ruangan/bangsal.
2. Quality control dilakukan dengan mengedarkan questioner dan mengadakan
PROSEDUR
observasi.
3. Evaluasi dibuat setelah questioner diisi dan observasi dilaksanakan.
4. Pengisian questioner dan observasi ini dilakukan tiap 6 bulan.
Kepala Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT
Direksi Rumah Sakit

14
RSUD PIRU PENANGGULANGAN KONTAMINASI BAHAN-BAHAN
BERBAHAYA

No. DOKUMEN :
No. Revisi : Halaman :
III. 01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru
PROSEDUR
TETAP

1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001
Suatu prosedur kerja bagi pekerja yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia

PENGERTIAN berbahaya, cairan-cairan yang mudah terbakar dan bahan lainnya yang mempunyai
resiko yang besar terhadap kesehatan keselamatan kerja.
Mencegah kemungkinan pekerja terkontaminasi sediaan berbahaya terutama
pekerja yang berkaitan langsung dengan sediaan tersebut. Kalau terjadi
TUJUAN
kontaminasi pada pekerja harus dilakukan tindakan-tindakan berupa pertolongan
pertama yang selanjutnya bila perlu dirujuk ke dokter.
Menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja yang berhubungan langsung dengan

KEBIJAKAN bahan-bahan berbahaya serta mencegah terjadinya akibat yang lebih serius apabila
terjadi kontaminasi bahan-bahan berbahaya.
1. Bila terjadi suatu kontaminasi, maka harus dilakukan suatu tindakan
pertolongan pertama untuk penyelamatan, seperti :
a. Formalin, H2O2, jika terkontaminasi pada kulit, segera cuci/bilas dengan
air yang mengalir.

PROSEDUR b. Alkohol, jika tertelan maka beri kopi tubruk atau emetik dengan mustard
satu sendok makan dalam air atau garam dapur.
2. Bila dengan pertolongan pertama masih belum dapat tertangani, maka dirujuk
ke UGD.
3. Dokter UGD menangani tindak lanjut dari hasil pertolongan pertama.
Gudang medis

UNIT TERKAIT K3RD


UGD

15
EVALUASI KINERJA PEGAWAI INSTALASI FARMASI
RSUD PIRU
No. DOKUMEN : No. Revisi : Halaman :
III. 01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru

PROSEDUR
TETAP

1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001
Evaluasi kinerja pegawai Instalasi Farmasi dibagi 2 yaitu evaluasi harian dan evaluasi

PENGERTIAN tahunan. Evaluasi ini dibuat untuk meningkatkan pelayanan Instalasi Farmasi terhadap
pasien yang ada di lingkungan rumah sakit.
Untuk memperbaiki kinerja yang dipandang kurang baik, dengan memberikan masukan
TUJUAN
guna peningkatan kinerja pegawai Instalasi Farmasi.
Evaluasi kinerja pegawai dilakukan secara rutin meliputi evaluasi harian dan tahunan
KEBIJAKAN
dengan mengacu pada prosedur penilaian DP3.
1. Kepala Instalasi melakukan pengawasan terhadap setiap pegawai Instalasi Farmasi
sesuai dengan prinsip pengawasan melekat untuk penilaian kinerja pegawai.
2. Kepala Instalasi mengunpulkan seluruh pegawai instalasi farmasi untuk sosialisasi
tata cara yang dipakai dalam penilaian kinerja pegawai.

PROSEDUR 3. Penilaian akan dilakukan dalam bentuk evaluasi harian dan tahunan.
4. Yang dinilai pada evaluasi harian adalah absensi meliputi jam masuk –pulang dan
kehadiran.
5. Yang dinilai pada evaluasi tahunan adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung
jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama prakarsa, dan kepemimpinan.
Kepala Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT
Pegawai Instalasi Farmasi

PENGENDALIAN PEMAKAIAN SEDIAAN FARMASI DI RUANGAN


RAWAT INAP
RSU PIRU
No. DOKUMEN : No. Revisi : Halaman :

16
III. 01/2013.
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru
PROSEDUR
TETAP

1 Januari 2013 dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001
PENGERTIAN Proses pemantauan pemakaian sediaan farmasi secara efektif dan efisien.
1. Menjamin pemakaian sediaan farmasi secara efektif dan efisien
TUJUAN 2. Mencegah pemborosan pemakaian sediaan farmasi
3. Menjamin efisiensi penggunaan anggaran farmasi secara optimal.
KEBIJAKAN Notulen rapat pejabat struktural, kepala instalasi bersama direktur RSUD Piru
1. Setiap ampul, vial dan botol infus bekas dari pasien Jamkesmas, Askes dan
Umum diletakan di dalam wadah khusus yang disiapkan oleh ruangan
masing-masing.
2. Setiap jam 08.30 pagi kecuali hari libur, petugas apotek akan memeriksa
ampul, vial dan botol infus bekas tersebut dan dicocokan dengan jumlah
sediaan farmasi yang diresepkan.
PROSEDUR
3. Setiap diperiksa ampul, vial dan botol infus bekas tersebut disatukan
dengan sampah medis ruangan.
4. Pada hari libur ampul, vial dan botol infus bekas tetap dikumpulkan dan
akan diperiksa oleh petugas apotek setelah masuk kerja.
5. Petugas apotek membuat pencatatan dan pelaporan secara periodik dari tiap
rungan.
Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
IPSRS

2. STANDAR PELAYANAN OPERASIONAL PELAYANAN KEFARMASIAN INSTALASI


FARMASI RSUD PIRU

NO. NAMA STANDAR PELAYANAN OPERASIONAL HALAMAN


DOKUMEN
VI.5.2.1 Pengkajian resep

17
VI.5.2.2 Dispensing

VI.5.2.3 Pemantauan dan pelaporan efek samping obat

VI.5.2.4 Pelayanan informasi obat

VI.5.2.5 Pelayanan konseling obat

VI.5.2.6 Pengkajian penggunaan obat

PENGKAJIAN RESEP
RSUD PIRU
No. DOKUMEN : No. Revisi : Halaman :
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
TETAP Direktur RSUD Piru

18
dr. Michel A. Siwabessy
NIP. 19610801 199010 1 001
Merupakan kegiatan menilai resep yang dilakukan terhadap semua resep yang masuk ke
PENGERTIAN
instalasi farmasi
Untuk melihat penggunaan obat generik, non generik, esensial, obat di luar
TUJUAN
formularium, penulisan resep yang sesuai syarat administrasi dan syarat farmasi.
1. Setiap resep yang masuk dinilai kelengkapan resepnya.

KEBIJAKAN 2. Setiap resep dinilai penulisan obat generik, non generik, obat esensial dan obat
diluar formularium dari tiap resep.
1. Resep yang masuk ke instalasi farmasi diterima oleh tenaga farmasi.
2. Petugas apotek yang menerima resep melihat kelengkapan resep.
3. Mengisi form data pengkajian resep.
4. Bila kelengkapan resep telah lengkap, resep kemudian disiapkan, bila kelengkapan
resep belum lengkap, konfirmasi kembali ke dokter penulis resep.

PROSEDUR 5. Obat kemudian disiapkan, diserahkan kepada pasien oleh tenaga farmasi dan
diinformasikan cara minum obatnya.
6. Resep yang telah dilayani kemudian dinilai penulisan obat generik, non generik dan
penulisan obat di luar formularium.
7. Data ini kemudian dikumpulkan dan disimpan untuk menjadi sumber informasi
mengenai penggunaan obat di rumah sakit.
Instalasi Farmasi

UNIT TERKAIT Sub Pelayanan Resep


Panitia Farmasi dan Terapi

DISPENSING
RSU PIRU
No. DOKUMEN : No. Revisi : Halaman :

Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


Direktur RSUD Piru

PROSEDUR
TETAP

dr. Michel A. Siwabessy


NIP. 19610801 199010 1 001

19
PENGERTIAN Merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap validasi, interpretasi,
menyiapkan/meracik obat, memberikan label/etiket dan penyerahan obat dengan
pemberian informasi obat.
TUJUAN Mendapatkan dosis yang tepat dan aman dan meningkatkan kepatuhan pasien
minum obat.
KEBIJAKAN Tenaga farmasi baik apoteker maupun asisten apoteker yang terlibat langsung
dalam menerima resep sampai menyerahkan obat dan memberikan informasi
kepada pasien.
PROSEDUR 1. Tenaga farmasi menerima resep dari pasien.
2. Dilihat kelengkapan resep tersebut apakah telah memenuhi syarat
administrasi dan farmasi. Bila kelengkapannya belum lengkap, dapat
dikonfirmasi ulang ke dokter penulis resep.
3. Membubuhkan stempel koordinasi resep, stempel ini kemudian diparaf oleh
tiap-tiap orang yang terlibat dalam proses menyiapkan resep tersebut.
4. Tenaga farmasi menginterpretasi resep tersebut, kemudian menghitung
dosisnya dan meraciknya bila obat dalam bentuk puyer. Bila obatnya adalah
obat jadi maka obat langsung disiapkan.
5. Obat yang telah siap, kemudian diberi etiket.
6. Sebelum diserahkan ke bagian penyerahan obat, obat diperiksa kembali.
7. Bagian penyerahan obat menyerahkan obat ke pasien disertai informasi
mengenai cara menggunakan obat.
UNIT TERKAIT Sub Urusan Pelayanan Resep

PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT


RSUD PIRU
No. DOKUMEN : No. Revisi : Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Piru

PROSEDUR
TETAP
dr. Michel A. Siwabessy
NIP. 19610801 199010 1 001
Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendata kejadian efek
PENGERTIAN
samping akibat penggunaan obat pada pasien rawat inap.
Memperoleh data yang akurat mengenai kejadian efek samping obat di rumah
TUJUAN
sakit
KEBIJAKAN Kegiatan monitoring efek samping obat dimaksudkan untuk mendapat data yang
berkaitan dengan efek samping obat, selanjutnya data ini dapat menjadi
20
masukan bagi dokter dalam memberikan terapi pada pasien.
1. Kepala Instalasi Farmasi mensosialisasikan monitoring efek samping obat
pada dokter dan para medis di rumah sakit.
2. Staf farmasi klinik menyiapkan formulir monitoring efek samping obat.
3. Formulir ini kemudian dibagi-bagikan ke semua bangsal dan perawat yang
merawat pasien diminta untuk mengisi formulir tersebut bila ada dugaan
efek samping obat pada pasien.
PROSEDUR
4. Perawat bangsal menghubungi instalasi farmasi bila formulir tersebut telah
diisi.
5. Apoteker akan ke bangsal untuk mengambil formulir efek samping tersebut.
6. Selanjutnya laporan ini akan diteruskan ke DITBINFARKOMNIK
Kementrian Kesehatan, pusat MESO di BPOM Jakarta dan diinformasikan
ke dokter dan para medis.
Dokter

UNIT TERKAIT Staf Farmasi Klinik


Perawat Ruangan

PELAYANAN INFORMASI OBAT

RSUD PIRU No. DOKUMEN : No. Revisi : Halaman :

Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


Direktur RSUD Piru

PROSEDUR
TETAP
dr. Michel A. Siwabessy
NIP. 19610801 199010 1 001
Melakukan penyebaran informasi mengenai obat yang benar dan tepat yang diperlukan
PENGERTIAN
baik oleh dokter, para medis, pasien maupun keluarga pasien.
1. Pasien mendapat informasi praktis tentang obat.
TUJUAN
2. Menambah pengetahuan tentang obat bagi dokter dan para medis

KEBIJAKAN Memberikan informasi dalam profil obat dan penggunaannya.


PROSEDUR 1. Memberikan jawaban pertanyaan tentang obat, baik secara lisan maupun tertulis ke
pasien, keluarga pasien, dokter, para medis dan tenaga kesehatan lainnya.
2. Memberikan informasi obat pada pasien rawat inap pada saat mendistribusikan obat
ke ruangan.

21
3. Mencatat semua pertanyaan dan jawaban yang diberikan.
4. Melengkapi pustaka tentang obat.
5. Membuat brosur, poster dan news leter tentang penggunaan obat secara praktis.
6. Membuat buletin tengang obat dan Drug Related Problem.

UNIT TERKAIT Dokter, para medis, pasien dan keluarga, serta semua pihak yang memerlukan informasi.

PELAYANAN KONSELING OBAT


RSUD PIRU
No. DOKUMEN : No. Revisi : Halaman :

Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


Direktur RSUD Piru

PROSEDUR
TETAP
dr. Michel A. Siwabessy
NIP. 19610801 199010 1 001
Merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasikan dan memberikan

PENGERTIAN solusi masalah pasien rawat inap maupun rawat jalan yang berkaitan dengan penggunaan
obat.
1. Memberikan informasi yang benar tentang obat yang akan diminum selama di rumah
sakit.

TUJUAN 2. Memberikan kenyamanan/keamanan bagi penderita rawat jalan dalam menggunakan


obat di rumah.
3. Memotivasi penderita untuk tetap mematuhi aturan pemakaian obatnya.
Proses konseling difokuskan pada upaya untuk memberi masukan tentang hal yang

KEBIJAKAN berkaitan dengan obat kepada penderita untuk meningkatkan penggunaan obat yang benar
serta kepatuhan pasien melaksanakan regimen obat.
PROSEDUR 1. Petugas apotek menyeleksi penderita yang harus diberikan konseling dengan melihat
22
jumlah obat yang diterima pasien. Bila obat yang diterima lebih dari 4 jenis, maka
pasien tersebut diarahkan ke ruang konseling.
2. Membuat profil pasien dan profil pengobatan.
3. Petugas di ruang konseling memberikan konseling mengenai indikasi, cara minum,
efek samping dan interaksi obat.
4. Untuk pasien rawat inap yang akan pulang, dilakukan konseling pada saat
menyerahkan obat yang akan dibawa pulang oleh pasien.
5. Petugas konseling mengarsipkan hasil konseling pasien rawat jalan maupun rawat
inap.
UNIT TERKAIT Konselor, pasien dan keluarganya

PENGKAJIAN PENGGUNAAN OBAT


RSU PIRU
No. DOKUMEN : No. Revisi : Halaman :

Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


Direktur RSUD Piru

PROSEDUR
TETAP
dr. Michel A. Siwabessy
NIP. 19610801 199010 1 001
Merupakan program evaluasi penggunaan obat untuk menjamin obat-obat yang
PENGERTIAN
digunakan sesuai indikasi, efektif dan aman bagi pasien.

TUJUAN Mendapatkan gambaran mengenai pola penggunaan obat di rumah sakit.


Pengkajian penggunaan obat dilakukan dengan menilai setiap obat yang diberikan
KEBIJAKAN
dokter ke pasien rawat inap.
1. Resep yang masuk ke instalasi farmasi diterima oleh tenaga farmasi.
2. Obat kemudian disiapkan dan diserahkan oleh tenaga farmasi ke pasien.

PROSEDUR 3. Resep yang telah dilayani kemudian dibuat pengkajian obatnya.


4. Data ini kemudian dikumpulkan dan disimpan untuk menjadi sumber informasi
mengenai penggunaan obat di rumah sakit.
Urusan Farmasi Klinik
UNIT TERKAIT
Sub Urusan Pelayanan Resep

23
FORMULIR PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT Kode Sumber Data :
PENDERITA :
Nama (singkatan) Umur : Suku : Berat badan : Pekerjaan :
................. ...... ..... ........... .............
Kelamin (beri tanda X) : Penyakit utama : Kesudahan (beri tanda X) :
Pria Sembuh
Wanita : Meninggal
Hamil Sembuh dengan gejala sisa
Tidak hamil Belum sembuh
Tidak tahu Tidak tahu
Penyakit/kondisi lain yang menyertai (beri tanda X) :
Gangguan ginjal Kondisi medis lainnya
Gangguan hati Faktor industri, pertanian,
Alergi kimia, dll
EFEK SAMPING OBAT (E.S.O)
Bentuk/menifestasi ESO yang terjadi : Saat/tanggal mulai Kesudahan ESO (beri tanda X) :
terjadi : Tanggal : ................
Sembuh
Meninggal
Sembuh dengan gejala sisa
Belum sembuh
Tidak tahu
Riwayat E.S.O yang pernah dialami :

OBAT
Beri tanda Pemberian
Nama Bentuk X untuk Indikasi
(Nama dagang/pabrik) sediaan obat yang Cara Dosis/waktu Tgl. mula Tgl. akhir penggunaa
dicurigai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

24
Keterangan tambahan (misalnya : kecepatan timbulnya efek samping Data laboratorium (bila ada)

obat, reaksi setelah obat dihentikan, pengobatan yang diberikan

untuk mengatasi ESO)


........., tgl...........20..
Tanda Tangan Pelapor

(..................)

25
STANDAR PELAYANAN OPERASIONAL
INSTALASI FARMASI RSUD PIRU

1. STANDAR PELAYANAN OPERASIONAL PERBEKALAN FARMASI RSUD PIRU

NO
NAMA STANDAR PELAYANAN OPERASIONAL HALAMAN
DOKUMEN
VI.5.1.1 Seleksi/pemilihan obat oleh Komite Farmasi dan Terapi 1
VI.5.1.2 Perencanaan pengadaan perbekalan farmasi 2
VI.5.1.3 Pengadaan perbekalan farmasi 3
VI.5.1.4 Penerimaan perbekalan farmasi 4
VI.5.1.5 Penyimpanan perbekalan farmasi 5
VI.5.1.6 Pengemasan kembali 6
VI.5.1.7 Distribusi obat dan bahan habis pakai 7
VI.5.1.8 Pelayanan obat emergensi di UGD 8
VI.5.1.9 Pelayanan obat narkotika dan psikotropika 9
VI.5.1.10 Pelayanan Pasien Peserta ASKES 10
VI.5.1.11 Pelayanan pasien jamkesmas 11
VI.5.1.12 Pencatatan dan pelaporan penggunaan perbekalan farmasi 12
VI.5.1.13 Administrasi dan pengarsipan di Instalasi Farmasi 13
Pengawasan dan pengendalian mutu perbekalan farmasi serta pelayanan
VI.5.1.14 14
kefarmasian
VI.5.1.15 Penghapusan barang di gudang farmasi 15
VI.5.1.16 Pelayanan farmasi melalui sistem satu pintu 16
VI.5.1.17 Penanggulangan kontaminasi bahan-bahan berbahaya 17
VI.5.1.18 Evaluasi kinerja pegawai instalasi farmasi 19
VI.5.1.19 Pengendalian pemakaian sediaan farmasi di ruang rawat inap 20

26
27

Anda mungkin juga menyukai