Anda di halaman 1dari 10

Nomor : 041/UKP/PUSK-TJ/I/2023

Revisi ke : -
Berlaku Tanggal : 23/01/2023

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN FARMASI

Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh :


Ketua Tim Managemen Mutu Kepala UPTD Puskesmas Tanah Jawa

Dwi Evryany, S. Farm., Apt dr.Widya Stuty Saragih


NIP. 198804042019032009 NIP. 198011222011012010

PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TANAH JAWA
TAHUN 2023
PELAYANAN FARMASI

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :1/9

UPTD dr.Widya S Saragih


PUSKESMAS NIP.
TANAH JAWA 198011222011012010

1. Pengertian Pelayanan farmasi adalah pelayanan langsung dan bertanggung


jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien

2. Tujuan meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tanah Jawa Nomor:


404/PUSK-TJ/SK.TU/I/2020 tentang Kebijakan Penunjang
Pelayanan Klinis

4. Referensi 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2009 nomor 144, tambahan Lembatan Negara
Republik Indonesia nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
tahun 2014, tentang Puskesmas;
3. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 26
tahun 2020, tentang standar pelayanan kefarmasian di
Puskesmas
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/IX/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
5. Alat dan Bahan 1. ATK
2. Obat
6. Prosedur/ A. PROSEDUR TETAP PENERIMAAN RESEP
Langkah-langkah
1. Petugas farmasi Menerima resep dan melakukan skrining
resep :
a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu :
nama dokter, nomor surat izin praktik (SIP),
paraf/tandatangan dokter, tanggal penulisan resep,
nama obat, jumlah obat, aturan pakai, nama, umur,
berat badan, jenis kelamin dan alamat/no. telp pasien.

b. Pemeriksaan kesesuaian farmaseutik, yaitu bentuk


sediaan, dosis, potensi, inkompatibilitas, cara dan lama
penggunaan obat.

c. Pertimbangan klinik seperti kesesuaian indikasi, alergi,


efek samping,interaksi dan kesesuaian dosis.

2. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya


dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan
memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya, bila
perlu meminta persetujuan setelah pemberitahuan.
B. PROSEDUR TETAP PERACIKAN OBAT
1. Membersihkan tempat dan peralatan kerja.

2. Mengambil obat/bahan obat dari wadahnya dengan


menggunakan alat yang sesuai misalnya sendok/spatula,
nama dan jumlah obat sesuai yang diminta, memeriksa mutu
secara organoleptis dan tanggal kadaluarsa obat.

3. Untuk sediaan :

a. Sirup kering

Memberikan sediaan sirup kering disertai penjelasan berapa


mL air yang harus ditambahkan untuk melarutkan sediaan
sirup kering

b. Untuk sediaan obat racikan, langkah – langkah sebagai


berikut :

- Menghitung kesesuaian dosis

- Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan sesuai


dengan kebutuhan

- Menyiapkan dan mengambil obat sesuai kebutuhan

- Tidak mencampur antibiotika dengan obat lain dalam 1 (satu)


sediaan

- Menghindari penggunaan alat yang sama untuk


mengerjakan sediaan yang mengandung beta laktam dan
non beta lactam

- Menggerus obat yang jumlahnya sedikit terlebih dahulu, lalu


digabungkan dengan obat yang jumlahnya lebih besar,
digerus sampai homogen.

- Membagi obat dengan merata.

- Mengemas racikan obat sesuai dengan permintaan dokter

- Puyer tidak disediakan dalam jumlah besar sekaligus.

4. Menuliskan nama pasien, tanggal, nomor dan aturan pakai


pada etiket yang sesuai dengan permintaan dalam resep
dengan jelas dan dapat dibaca. Etiket putih untuk obat dalam,
etiket biru untuk obat luar, dan label kocok dahulu untuk
sediaan emulsi dan suspensi.

5. Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai


permintaan pada resep, lalu memasukkan obat ke dalam
wadah yang sesuai agar terjaga mutunya.

C. PROSEDUR TETAP PENYERAHAN OBAT

1. Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah dan cara


penggunaan obat dengan permintaan pada resep.

2. Memanggil dan mereidentifikasi pasien dengan mencocokkan


nama, tanggal lahir, atau alamat pasien.

3. Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat (PIO)

4. Memastikan bahwa pasien telah memahami cara penggunaan


obat.

D. PROSEDUR TETAP PELAYANAN INFORMASI OBAT

A. Dalam Pelayanan Resep :

Memberi informasi kepada pasien saat penyerahan obat, terdiri


dari :

1. Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat


digunakan dalam sehari, apakah di waktu pagi, siang, sore atau
malam. Dalam hal ini termasuk apakah obat diminum sebelum
atau sesudah makan.

2. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih


ada atau harus dihabiskan meskipun sudah terasa sembuh. Obat
antibiotika harus dihabiskan untuk mencegah timbulnya
resistensi.

3. Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan


keberhasilan pengobatan. Oleh karena itu pasien harus
mendapat penjelasan mengenai cara penggunaan obat yang
benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat oral,
obat tetes mata, salep mata, obat tetes hidung, obat semprot
hidung, tetes telinga, suppositoria dan krim/salep rektal dan tablet
vagina.

4. Efek yang akan timbul dari penggunaan obat, misalnya


berkeringat, mengantuk, kurang waspada, tinja berubah warna,
air kencing berubah warna dan sebagainya.

5. Hal-hal lain yang mungkin timbul, misalnya interaksi obat


dengan obat lain atau makanan tertentu dan kontraindikasi obat
tertentu dengan diet rendah kalori, kehamilan dan menyusui.

B. Menerima dan menjawab pertanyaan :

1. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis, langsung


atau tidak langsung dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak
bias, etis dan bijaksana melalui penelusuran literatur secara
sistematis untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.

2. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat


secara sistematis

C. Menyediakan dan memasang poster, booklet, leaflet yang


berisi informasi obat pada tempat yang mudah dilihat oleh pasien

E. PROSEDUR TETAP PENANGANAN OBAT RUSAK ATAU


KADALUARSA

1. Mengidentifikasi obat yang sudah rusak atau kadaluarsa

2. Memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dan disimpan pada


tempat terpisah dari penyimpanan obat lainnya

3. Membuat catatan nama, no. batch, jumlah dan tanggal


kadaluarsa obat yang rusak dan/atau kadaluarsa yang
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas

4. Melaporkan pada UPTD.IFK dan Dinas Kesehatan Kabupaten


terkait jenis obat yang kadaluarsa untuk menunggu pemusnahan
dari Gudang Farmasi Kabupaten

F. PROSEDUR TETAP PENCATATAN DAN PENYIMPANAN


RESEP

1. Mencatat jumlah resep harian

2. Mengelompokkan resep berdasarkan urutan, tanggal

3. Mencatat dan mengelompokkan resep narkotik/psikotropik

4. Menyimpan resep pada tempat yang ditentukan secara


berurutan berdasarkan tanggal agar memudahkan dalam
penelusuran kembali.

G. PROSEDUR TETAP PEMUSNAHAN RESEP

1. Memusnahkan resep yang telah tersimpan selama minimal 3


(tiga) tahun

2. Tata cara pemusnahan:

a. Resep narkotika dihitung lembarannya

b. Resep lain ditimbang

c. Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar

3. Membuat berita acara pemusnahan sesuai dengan format


terlampir yang disaksikan oleh 2 (dua) orang dari instansi terkait
dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas

4. Mengirimkan berita acara pemusnahan resep ke Dinas


Kesehatan dan UPTD IFK dengan tembusan Balai POM setempat

7. Diagram Alir
A. Penyerahan Resep

kelengkapan administratif resep,


Petugas farmasi yaitu : nama dokter, nomor surat Pemeriksaan kesesuaian
Menerima izin praktik (SIP), farmaseutik, yaitu bentuk
paraf/tandatangan dokter, tanggal
resep dan penulisan resep, nama obat, sediaan, dosis, potensi,
melakukan jumlah obat, aturan pakai, nama, inkompatibilitas, cara dan
umur, berat badan, jenis kelamin lama penggunaan obat
skrining dan alamat/no. telp pasien

Pertimbangan klinik Jika ada


seperti kesesuaian keraguan
indikasi, alergi, efek dikonsultasikan
samping,interaksi dan kepada dokter
kesesuaian dosis penulis resep

B. PERACIKAN OBAT

Membersihkan tempat Mengambil obat sesuai jenis dan untuk sirup kering, jelaskan kepada
dan peralatan kerja jumlah yang diminta pasien cara merekonstitusi sediaan

untuk puyer, petugas


menyesuaikan dosis yang ditulis Memeriksa kembali
Menuliskan nama pasien, tanggal,
dengan umur atau berat badan jenis dan jumlah obat
nomor dan aturan pakai pada
pasien, tidak mencampur antibiotik sesuai permintaan
etiket
dengan obat lain, membagi obat resep
secararata

C. PENYERAHAN OBAT
Memeriksa kembali Memanggil dan mereidentifikasi
kesesuaian antara pasien dengan mencocokkan
jenis, jumlah dan cara nama, tanggal lahir, atau alamat
penggunaan obat pasien

Memastikan bahwa
Menyerahkan obat disertai pasien telah
pemberian informasi obat (PIO) memahami cara
penggunaan obat.

D. PELAYANAN INFORMASI OBAT

Memberi informasi kepada


pasien saat penyerahan obat,
terdiri nama sediaan, dosis dan Menerima dan menjawab pertanyaan
cara pakai, indikasi, kontra mengenai informasi obat
indikasi, efek samping, dan
penyimpanan

Menyediakan dan memasang


poster, booklet, leaflet yang
berisi informasi obat pada
tempat yang mudah dilihat
oleh pasien

E. PENANGANAN OBAT RUSAK ATAU KADALUARSA


Memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dan
Mengidentifikasi obat yang
disimpan pada tempat terpisah dari
sudah rusak atau kadaluarsa
penyimpanan obat lainnya

Melaporkan pada UPTD.IFK


dan Dinas Kesehatan
Membuat catatan nama, no. batch, jumlah
Kabupaten terkait jenis obat
dan tanggal kadaluarsa obat yang rusak
yang kadaluarsa untuk
dan/atau kadaluarsa
menunggu pemusnahan dari
Gudang Farmasi Kabupaten

F. PENCATATAN DAN PENYIMPANAN RESEP

Mengelompokkan resep berdasarkan urutan,


Mencatat jumlah resep harian
tanggal

Menyimpan resep pada


tempat yang ditentukan secara
Mencatat dan mengelompokkan resep
berurutan berdasarkan tanggal
narkotik/psikotropik
agar memudahkan dalam
penelusuran kembali.

G. PEMUSNAHAN RESEP
Memusnahkan
resep yang telah Resep narkotika dihitung
Resep dihancurkan, lalu
tersimpan selama lembarannya dan Resep
minimal 3 (tiga) lain ditimbang
dikubur atau dibakar
tahun

Mengirimkan berita
Membuat berita acara acara pemusnahan
pemusnahan sesuai dengan format resep ke Dinas
terlampir yang disaksikan oleh 2
(dua) orang dari instansi terkait
Kesehatan dan UPTD
dan ditandatangani oleh Kepala IFK dengan
Puskesmas tembusan Balai POM
setempat

8. Hal-hal yang 1. Apakah pasien sudah mengerti atau belum


harus
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Ruang Obat
10.Dokumen 1. Resep
Terkait

11.Rekaman Yang
NO Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan
Historis diubah
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai